BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dimana dinamika korelasi antara faktor faktor resiko dengan efek dipelajari dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu (Notoatmojo, 2010). B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November - Desember 2015. C. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak berusia 6 24 bulan (579 anak) yang berada di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dipilih untuk studi, dan anggota sampel dari penelitian disebut subjek. Sampel penelitian diambil secara consecutive sampling dengan mengambil sampel yang memenuhi kriteria tertentu hingga diperoleh sejumlah sampel (Supriyadi, 2014) dengan kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi a. Anak tidak sedang dalam perawatan medis saat penelitian. b. Bertempat tinggal di Kecamatan Sape dan tidak sedang merantau. c. Anak yang berusia sesuai KPSP. 2. Kriteria eksklusi a. Anak menderita kelainan congenital atau cacat fisik. b. Anak pindah rumah / pindah puskesmas pada saat penelitian berlangsung. 30
Kriteria Responden (ibu dari subjek penelitian) a. Mempunyai anak usia 6 24 bulan b. Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape. Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. c. Tidak buta huruf. Besar jumlah minimal sampel penelitian menggunakan rumus perhitungan Slovin sebagai berikut (Notoatmojo, 2003): N n = 1 + N (d 2) n = besar sampel N = Besar populasi d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang di inginkan Dengan menggunakan d = 0,1, N = 579, maka perkiraan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah : 579 n = 1 + 579 (0,1) 2 n = 85.27 Maka besar sampel minimal yang diperlukan menjadi n = 85 sampel. D. Variabel penelitian 1. Variabel Bebas : Pola asuh makan, dan Status gizi 2. Variabel Terikat : Perkembangan anak 3. Variabel potensi perancu : Pendidikan ibu, Pekerjaan ibu, Asupan zat gizi dan Infeksi 31
E. Definisi Operasional 1. Pola asuh makan Suatu kegiatan pemilihan dan pemberian makanan pada anak usia 6-24 bulan setiap hari yang mencakup jenis makanan, frekuensi pemberiannya, waktu pertama kali pemberian ASI dan MP-ASI. a. Jenis makanan Berbagai macam dan bentuk makanan yang diberikan pada anak yaitu ASI, PASI, sari buah / bubu tepung, bubur saring, nasi tim, makanan utama (makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan susu / ASI). 1) Sesuai apabila makanan yang diberikan sesuai usia anak (Kemenkes, 2011): Usia 6-8 bulan : ASI, Makanan lumat (bubur susu, bubur saring, sari buah, bubur tepung), sayuran, lauk pauk, biskuit, yang dilumatkan. Usia 9-11 bulan : ASI, makanan lembek (bubur biasa), roti, nasi tim, sayuran, lauk-pauk. Atau makanan yang dicincang yang mudah ditelan anak. Usia 12-24 bulan : ASI, Makanan keluarga nasi, sayuran, lauk-pauk, buahbuahan serta makanan selingan lainnya. 2) Tidak sesuai apabila selain ketentuan diatas. Alat ukur : Kuesioner pola asuh makan anak (Lampiran 3) Cara Pengukuran : Melakukan wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner untuk mengetahui jenis makanan yang dikonsumsi anak. Skala Data : Nominal 32
b. Frekuensi makan Menyatakan berapa kali pemberian makanan pada anak dalam sehari. 1) Tepat apabila sesuai pedoman Kemenkes (2011) Usia 6-8 bulan : Makanan lumat diberikan 2-3 kali sehari Usia 9-11 bulan : Makanan lembik diberikan 3-4 kali sehari Usia 12-24 bulan : Makanan keluarga diberikan 3-4 kali sehari 2) Tidak tepat apabila selain ketentuan diatas. Alat ukur : Kuesioner pola asuh makan anak (Lampiran 3) Cara Pengukuran : Melakukan wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner untuk mengetahui frekuensi makan anak. Skala Data : Nominal c. Waktu pertama kali pemberian ASI Waktu pertama kali anak mendapat asupan ASI. 1) Baik : Bila anak segera disusui setelah melahirkan 2) Tidak baik : Bila anak tidak disusui segera setelah melahirkan Alat ukur : Kuesioner pola asuh makan anak (Lampiran 3) Cara Pengukuran : waktu pertama kali pemberian ASI diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner. Skala Data : Nominal 33
d. Waktu pertama kali pemberian MP-ASI Waktu pertama kali anak mendapat asupan makanan selain ASI. 1) Baik : Bila anak berumur 6 bulan 2) Tidak baik : Bila anak berumur < 6 bulan Alat ukur : Kuesioner pola asuh makan anak (Lampiran 3) Cara Pengukuran : Waktu pertama kali pemberian MP-ASI diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner. Skala Data : Nominal 2. Status Gizi Suatu ukuran mengenai kondisi tubuh anak yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh agar terjadi perbaikan status gizi pada anak balita yang diukur dengan BB/U menurut WHO Growth Chart (2005). Gizi buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih : <- 3 SD : - 3 s/d <-2 SD : > - 2 s/d +2 SD : > +2 SD Alat ukur : Menggunakan dacin atau timbangan untuk mengukur berat badan anak dengan tingkat ketelitian 0,1 kg. Skala data : Ordinal 34
3. Perkembangan anak Bertambahnya kemampuan anak dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks yang dilihat berdasarkan KPSP / menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan. Alat ukur : Formulir kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) menurut umur yang diterbitkan oleh Kemenkes tahun 2010. Kategori perkembangan (Kemenkes, 2010). Baik : Apabila jawaban Ya sebanyak 9 atau 10 Kurang baik : Apabila Jawaban Ya sebanyak 7 atau 8. Buruk : Apabila Jawaban Ya sebanyak 6 atau kurang Cara Pengukuran : Melakukan wawancara dengan ibu responden menggunakan formulir KPSP Skala data : Ordinal 4. Pendidikan ibu Tingkat pendidikan formal terakhir ibu yang pernah diikuti dan diselesaikan sampai memperoleh ijazah Untuk mengetahui tingkat pendidikan responden diukur dengan mengkategorikan kedalam 3 jenjang yaitu : (Mahlia, 2009) Tinggi : Bila responden menamatkan Akademi / Perguruan Tinggi Menengah : Bila responden menamatkan SLTA/SMA Rendah : Bila responden tidak sekolah, tidak tamat SD, menamatkan SD Dan SLTP/SMP Alat ukur : Kuesioner 35
Cara Pengukuran : Pendidikan ibu diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner. Skala ukur : Ordinal 5. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan ibu baik dirumah ataupun diluar rumah dengan tujuan untuk menghasilkan uang atau barang untuk pemenuhan kebutuhan. Untuk mengetahui jenis pekerjaan ibu dilihat dari berapa lamanya waktu ibu mengasuh anaknya dalam satu hari yang terbagi menjadi 3 kategori (Mahlia, 2009). Bekerja diluar rumah : Bila ibu bekerja atau melakukan kegiatan rutin selain ibu rumah tangga diluar rumah (petani, PNS, pegawai swasta, pembantu) sehingga waktu ibu mengasuh anak < 10 jam sehari. Bekerja didalam rumah : Bila ibu bekerja melakukan kegiatan rutin selain ibu rumah tangga didalam rumah (pedagang, wiraswasta) sehingga waktu mengasuh anak = 10 jam sehari Tidak bekerja : Kegiatan rutinitas ibu hanya sebagai ibu rumah tangga sehingga waktu ibu mengasuh anak > 10 jam sehari. Alat ukur : Kuesioner Cara Pengukuran : Pekerjaan ibu diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner. Skala data : Ordinal 36
6. Asupan Zat gizi Jumlah energi, protein dan lemak dari makanan yang dikonsumsi oleh anak diperoleh dari hasil food recall 1x24 jam dengan cara bahan makanan yang dikonsumsi dihitung energi, protein dan lemaknya menggunakan program computer Nutrisurvey yang dinyatakan dalam satuan kilokalori, dan gram kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi, protein, dan lemak yang dianjurkan. Tingkat konsumsi energi dan protein digolongkan menjadi (Supriasa et al, 2002) Baik : 100% AKG Sedang : 80-99% AKG Kurang : 70-79% AKG Defisit : <70% AKG Skala Data : Ordinal 7. Infeksi Penyakit yang pernah diderita oleh anak dalam kurun waktu 1 bulan terakhir sampai dengan saat penelitian. Status infeksi pada ada dikategorikan menjadi (Nabuasa, 2011): Ada infeksi : Bila pernah menderita penyakt infeksi (Diare, ISPA, TBC, Cacar, Campak) Tidak ada infeksi : Bila tidak menderita diare, ISPA, TBC, Cacar Skala Data : Ordinal 37
F. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini meliputi : 1. Kuesioner untuk mengumpulkan data karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pola asuh makan anak. 2. Form foodrecall 1x24 Jam untuk mendapatkan data asupan zat gizi anak. 3. Formulir KPSP yang diterbitkan oleh Kemenkes (2010) untuk mengetahui perkembangan anak meliputi perkembangan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosial dan kemandirian. 4. Dacin / Timbangan berat badan untuk mengukur berat badan anak dengan tingkat ketelitian 0,1 kg. 38
G. Alur Penelitian Populasi Seluruh anak usia 6 24 bulan di Wilayah Puskesmas Plus Kecamatan Sape (N=579) Consecutive Sampling Sampel Anak usia 6 24 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (n=85) Pola asuh makan Status gizi Jenis makanan Frekuensi makan Waktu pertama kali pemberian ASI Waktu pertama kali pemberian MP-ASI BB/U Perkembangan anak menurut KPSP Analisis Data Gambar 3. 1. Alur penelitian hubungan pola asuh makan dan status gizi dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan. 39
H. Teknik Pengumpulan Data Dalam melaksanakan penelitian. Peneliti menggunakan data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara langsung dan observasi kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (Kuesioner) mengenai karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain serta pola asuh makan anak. Asupan zat gizi anak diperoleh dari wawancara menggunakan food recall 1x24 jam. Status gizi anak diketahui melalui pemeriksaan antropometri secara langsung. Pengukuran perkembangan anak dilakukan menggunakan formulir KPSP (kuesioner pra skrining perkembangan) dikeluarkan oleh Kemenkes (2010). I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS melalui langkah langkah berikut ini : a. Editing Bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian b. Coding yaitu mengklasifikasikan data responden menurut macamnya dengan cara memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan tanda kode tertentu. c. Tabulating yaitu mengelompokan data dan memasukkan data tersebut kedalam sebuah table untuk meringkas data sesuai dengan masing-masing sifat yang dimiliki dan mudah dibaca (Notoatmodjo, 2010). d. Entry data yaitu data yang telah siap untuk diolah dimasukan kedalam program pengolahan data. Selanjutnya hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif maupun analitik. 2. Analisis Data a. Analisis Univariat Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari data hasil pengukuran terhadap karakteristik responden serta mendapatkan gambaran variabel independen (Pola asuh makan, dan Status gizi), dan variabel dependen (Perkembangan anak). 40
b. Analisis Bivariat Dilakukan untuk mencari hubungan antar variable independen (Pola asuh makan, Status gizi), dengan variabel dependen (perkembangan anak). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi-square dan fisher exact pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), sehingga bila ditemukan hasil analisis statistik p<0,05 maka variabel tersebut dinyatakan berhubungan secara siginifikan. c. Analisis Multivariat Menurut Murti (2013) analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi logistik ganda dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) serta memperhitungkan variabel pola asuh makan dan status gizi. Analisis Multivariat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang valid dengan mengontrol variabel perancu yang dapat mempengaruhi hubungan pola asuh makan dan status gizi dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan 41