BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

dokumen-dokumen yang mirip
TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB II. LANDASAN TEORI

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Prosedur Pengetesan Injektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b.

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber. kerja motor diesel.com

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL

MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL


TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE. Aep Surahto. Abstrak

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktek Motor Diesel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM )

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

BAB III ANALISIS KASUS

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

1. EMISI GAS BUANG EURO2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

contoh makalah teknik mesin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP. Oleh : Aep Surahto ABSTRACT

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 ZAINUL ARISMAN HIDAYAT

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 7 PENCATUAN BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

4. Prosedur Perawatan Umum Isuzu Panther

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting adalah sistem bahan bakar. Peranan pokoknya adalah menyediakan kebutuhan bahan bakar sebagai salah satu unsur proses pembakaran, agar terjadi proses pembekaran. Seperti telah diketahui motor diesel merupakan bagian dari mesin pembangkit tenaga, dan masuk dalam kelompok mesin pembakaran dalam. Dalam proses pembangkitan tenaga, motor diesel melakukan proses pembakaran didalam silinder. Salah satu unsur yang diperlukan agar proses pembakaran terjadi, adalah tersedianya bahan bakar yang diperlukan. Tugas dan fungsi sistem bahan bakar adalah menyediakan bahan bakar dan dapat dijabarkan secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Mengukur jumlah bahan bakar 2. Mengabutkan bahan bakar 3. Mengatur timing injection 4. Mengatur awal dan akhir injeksi

Fungsi pertama sistem bahan bakar adalah mengukur jumlah bahan bakar. Kebutuhan jumlah bahan bakar pada mesin sangat bervariasi, mulai dari tanpa bahan bakar hingga untuk beban maksimum. Kebutuhan tanpa bahan bakar pada motor diesel diperlukan saat mesin dimatikan. Cara ini untuk menghilangkan salah satu unsur dari proses pembakaran, yaitu bahan bakar untuk mematikan mesin. Sementara kalau pada motor bensin, untuk mematikan mesin juga menghilangkan salah satu unsur proses pembakaran yaitu bunga api pada busi, maka yang dihilangkan adalah unsur bahan bakarnya. Dengan menghentikan pengiriman bahan bakar, maka didalam mesin tidak akan ada proses pembakaran atau mesin tidak akan beroperasi. Gambar 3.1. Proses injeksi bahan bakar Sumber : Teknologi Motor Diesel. Sukoco, M.pd. Zainal Arifin, MT : Alfabeta, 2008 Kebutuhan bahan bakar yang lainnya mulai dari mesin saat putaran idle, hingga putaran tinggi, akselerasi, variasi beban saat kecepatan tetap karena kondisi yang tak terkendali oleh handle gas. Semua itu dilakukan oleh pompa injeksi melalui komponen utamanya dan komponen pendukung. Pengaturan jumlah bahan bakar pada pompa injeksi ada dua macam yaitu menggunakan

sistem helix dan slip ring. Untuk mengatasi beban yang tak terduga variasinya, menggunakan fungsi governor. Fungsi ke-dua adalah mengabutkan bahan bakar (solar) kedalam silinder. Pengkabutan adalah proses memecah bahan bakar menjadi butiran kecil-kecil atau sering di-istilahkan sebagai proses atomisasi. Proses ini dimaksudkan agar bahan bakar mudah menjadi uap, atau berubah bentuk dari bentuk cair menjadi bentuk gas. Perubahan ini untuk membantu agar bahan bakar dapat bereaksi dengan udara (O 2 ) yang menjadi syarat untuk bisa terjadi proses pembakaran yang baik. Di samping itu, persyaratan proses pembakaran adalah terjadinya homogentitas campuran udara bahan bakar. Homogentitas berarti kerataan campuran diseluruh ruangan didalam silinder. Sementara proses pemasukan bahan bakar hanya terjadi pada satu tempat yaitu diujung pengabut. Oleh karena itu, proses penekanan bahan bakar harus dapat mencapai dua kondisi yaitu kabutan yang memungkinkan siap berubah menjadi uap, sedangkan kondisi yang lainnya adalah bahan bakar harus dapat dilempar hingga menyebar keseluruh ruangan didalam silinder.

(a) (b) Gambar 3.2. (a) Bentuk kabutan bahan bakar kasar, (b) kabutan halus. Sumber : Teknologi Motor Diesel. Sukoco, M.pd. Zainal Arifin, MT : Alfabeta, 2008 Kedua kondisi tersebut sebenarnya secara alami saling bertentangan. Apabila bentuk kabutan diperhalus agar cepat/mudah berubah menjadi uap, namun kondisi ini akan menghambat proses penetrasi. Semakin halus kabutan, maka daya jangkau penetrasi bahan bakar akan semakin lemah. Sebaiknya semakin kasar kabutan, maka daya jangkau penetrasi akan semakin jauh. Kondisi kabutan yang halus akan menyebabkan bahan bakar terlalu banyak berkumpul disekitar ujung pengabut, hal ini berarti homogenitas tidak tercapai (seperti gambar 3.2b). bila ini terjadi maka, uap bahan bakar ada yang tidak mendapatkan oksigen yang memadai, dampaknya gas buang akan semakin banyak mengandung asap hitam. Dan ini merupakan kerugian proses pembakaran, sebab terdapat karbon yang tidak memproduksi panas.

Sementara bila pengabutan kasar, penyebaran bahan bakar akan baik namun proses penguapan akan terhambat. Dampaknya hasil pembakaran akan terdapat barupa asap hitam pekat. Inipun kerugian proses pembakaran karena terdapat karbon yang tidak menghasilkan kalor. Oleh karena itu, setiap motor diesel akan berbeda-beda tekanan pengabutannya, hal ini karena beberapa pertimbangan, diantaranya jenis pengabut, tekanan kompresi, turbolensi, kecepatan mesin, dan kapasitas mesin. Melalui sebuah pengamatan atau penelitian yang cermat, akhirnya ditentukan besarnya tekanan pengabutan dari mesin tersebut. Tekanan inilah yang terbaik untuk mesin tersebut seperti terlihat pada (gambar 3.2a). Tekanan bahan bakar diatur pada injector/pengabut, yaitu dengan mengatur besarnya tegangan pegas pengabut. Fungsi ke-tiga mengatur timing injeksi. Timing injection diatur melalui ikatan baut antara body pompa injeksi dengan blok mesin. Cara ini mirip dengan yang digunakan pada motor bensin, yaitu dengan mengatur posisi distributor. Timing injeksi yang lebih awal akan menyebabkan terjadinya detonasi, yaitu tekanan yang melonjak sebelum waktunya. Kondisi ini disebabkan karena saat bahan bakar di-injeksikan, temperatur udara hasil kompresi belum memenuhi syarat untuk membakar bahan bakar. Sehingga saat bahan bakar mulai terbakar sudah terjadi jumlah yang lebih banyak. Hal ini yang menyebabkan tekanan didalam silinder mendadak tinggi. Fungsi ke-empat, mengatur awal dan akhir injeksi, atau bahan bakar diinjeksikan dalam periode waktu tertentu. Hal ini karena untuk mempersiapkan bahan bakar agar dapat terbakar dengan baik, dimana waktunya sangat singkat, yaitu diakhir langkah kompresi.

Apabila bahan bakar diinjeksikan kedalam silinder sekaligus, maka akan terjadi detonitasi, dan ini sangat tidak menguntungkan. Oleh karena itu, proses penginjeksian secara periodik ini agar proses pembakaran dapat terjadi secara bertahap, namun tentunya tidak boleh melebihi batas yang ditentukan. Batas tersebut adalah terjadinya kecepatan ekspansi ruang oleh gerakan piston ke-tmb. Bila ini terjadi, maka proses pembakaran tidak akan dapat menaikkan tekanan tersebut piston. Kondisi ini tentunya merupakan kerugian yang harus dihindarkan. Oleh karena itu, pada proses penginjeksian bahan bakar pada motor diesel dibatasi akhir injeksinya. 3.2. Penyemprotan bahan bakar Penyemprotan bahan bakar kedalam silinder dilaksanakan dengan menggunakan sebuah alat yang dinamai penyemprotan bahan bakar. Disamping beberapa persyaratan lain yang dilakukan, bahan bakar yang disemprotkan itu harus habis terbakar sesuai dengan prestasi yang diharapkan. Dapat dkatakan fungsi penyemprot bahan bakar adalah : 1. Memasukan bahan bakar kedalam silinder sesuai dengan kebutuhan. 2. Mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat pengabutan yang diminta. 3. Mendistribusikan bahan bakar untuk memperoleh pembakaran sempurna dalam waktu yang ditetapkan. Tekanan udara didalam silinder sudah sangat tinggi ketika bahan bakar di semprotkan. Dengan sendirinya tekanan penyemprotan haruslah lebih tinggi dari tekanan udara tersebut.

Kelebihan tekanan itu juga diperlukan untuk memperoleh kecepatan penyemprotan (kecepatan bahan bakar ke-luar dari penyemprotan) tertentu, yaitu sesuai dengan derajat pengabutan yang di-inginkan. Dengan sendirinya kontruksi dan harga sistem penyemprotan bertambah mahal, sesuai dengan tekanan penyemprotan yang digunakan. Ada beberapa macam penyemprotan (nozzle) : dua diantaranya, yang banyak digunakan pada motor diesel modern adalah nozzle katup jarum dan nozzle pasak, seperti pada gambar 3.3) (a) (b) Gambar 3.3. (a) Jenis nozzle katup jarum, (b) nozzle pasak. Sumber : Motor Bakar Torak. Wiranto Arismunandar : ITB Bandung, 1988 Kedua jenis nozzle ini berbeda bentuk ujung katupnya. Kabut bahan bakar yang keluar dari nozzle katup jarum berbentuk kerucut sedangkan dari nozzle pasak berbentuk selubung kerucut. Nozzle katup jarum dapat berlubang satu atau lebih, berdiameter sangat kecil kira-kira 0,25 mm /lebih sedikit.

Diameter lubang nozzle pasak bisa sampai 3mm. Boleh dikatakan, nozzle katup jarum pada umumnya digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar terbuka sedangkan nozzle pasak banyak digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar kamar muka. Tekanan penyemprotan dihasilkan oleh pompa bahan bakar tekanan tinggi. Melalui pipa tekanan tinggi yang berdiameter antara 1,5 4 mm (bergantung pada jumlah bahan bakar yang harus disemprotkan) bahan bakar mengalir kepenyemprot dan akhirnya masuk ke ruang tekanan didalam nozzle. Didalam nozzle, katup menutup lubang nozzle karena adanya gaya pegas yang besarnya dapat diatur sesuai dengan tekanan penyemprotan yang dikehendaki. Apabila gaya bahan bakar yang ada didalam ruang tekanan tersebut lebih besar daripada gaya pegas, katup nozzle akan terangkat sehingga lubang nozzle terbuka. Dengan kecepatan tinggi mengalirlah bahan bakar kedalam silinder melalui lubang nozzle. Jadi, bahan bakar barulah dapat masuk kedalam ruang bakar apabila tekanannya cukup besar untuk melawan gaya pegas yang menekan katup nozzle itu.

3.3. Spesifikasi Kubota RD 65 H No Model RD 65 H 1 Jumlah Silinder 1 2 Isi Silinder cc 376 3 Tenaga Kontinyu HP/rpm 5.5/2200 4 Tenaga Maksimum HP/rpm 6.5/2200 5 Sistem Pembakaran Pengakabutan Langsung ( Direct Injection ) 6 Sistem Starting Manual Engkol 7 Jenis Bahan Bakar Solar 8 Sistem Pelumasan Oli Diedarkan Dengan Pompa Trochoid 9 Jenis Minyak Pelumas SAE 40 10 Sistem Pendingin Hopper 11 Isi Air Pendingin Lt 8.5 12 Isi Tangki Bahan Bakar Lt 7.5 13 Isi Minyak Pelumas Lt 2 14 Berat Mesin kg 70

3.4. Analisa Gangguan Sistem Injeksi Dan Cara Mengatasinya 1. Pengecekan permulaan Sebeleum melekukan perbaikan atas gangguan (trouble shooting) periksalah hal-hal tersebut : a. Periksalah semua saluran bahan bakar dari kemungkinan bocor atau cacat. b. Periksalah saat penginjeksian. c. Periksalah penyemprotan nozzle. Kendorkan fitting antara pemegang katup delivery dan pipa tekanan tinggi dan kemudian setiap pemegang katup dari kemungkinan bocor. Jika bocor, katup pemberi tidak berfungsi sebagaimana mustinya. d. Periksalah pompa pengisi bahan bakar. Longgarkan fitting terhadap rumah pompa, jalankan pompa priming. Bahan bakar harus mengalir dalam jumlah berlebihan melalui selang. e. Periksalah apakah control rack bergerak dengan halus. Bukalah tutup control rack, kemudian doronglah control rack kedalam pompa dan lepaskan. Control rack harus kembali lembut. f. Periksalah ruangan eleman pompa dari kemungkinan berkarat atau cacat. g. Periksalah viskositas dan banyaknya minyak pelumas.

2. Trouble shooting 3.4.1. Engine Tidak Dapat Dihidupkan Tabel.3.1. Trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Gangguan pada injection pump a. Plunger macet/aus b. Control rack macet c. Delivery valve macet d. Tapet aus (roll) e. Camshaft aus 2 Gangguan pada injection nozzle a. Needle valve macet/ lubang jarum nozzle tersumbat (penjelasan dibawah tabel trouble shooting). b. Valve opening pressure terlalu rendah (penjelasan dibawah tabel trouble shooting). c. Injection orifice tersumbat Bersihkan.

d. Nozzle bocor (penjelasan dibawah tabel trouble shooting). 3 Fuel tank kosong Isi bahan bakar 4 Fuel pipa tersumbat (bocor pada sambungan) 5 Udara /air terperangkap dalam fuel sistem Keluarkan udara/air yang terperangkap (penjelasan dibawah tabel trouble shooting). 6 Fuel filter kotor Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam pengetesan ini yaitu : Gangguan yang terjadi pada injection nozzle memiliki beberapa kemungkinan yang sudah dijelaskan dalam tabel trouble shooting diatas. Perbaikan yang dilakukan jika terjadi permasalahan pada salah satu bagian dalam injection nozzle diperlukan proses pemeriksaan.

Proses pemeriksaan yang harus dilakukan dari masing-masing bagian dalam injection nozzle yaitu : 1. Pemeriksaan needle valve/jarum nozzle Gambar.3.4. memeriksa needle valve Sumber : < http://images.google.co.id > Apabila terjadi gangguan pada needle valve, harus dilakukan beberapa langkah pemeriksaan, yaitu : a. Bersihkan dan rendam nozzle dengan bensin b. Geser needle untuk memastikan bahwa pergerakannya cukup halus c. Tarik vertikal ke-atas needle valve sekitar 1/3 langkah atau 1,5 mm dan apakah valve tersebut terjatuh akibat beratnya sendiri. d. Bila tidak kembali, maka injection nozzle harus diganti.

2. Pengujian dan penyetelan injection pressure Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menguji nozzle adalah : a. Pada saat menguji nozzle, janganlah mengarahkan pengabutan bahan bakar ke-arah orang yang sedang memeriksa atau melihat proses penyetelan, akan tetapi nozzle diarahkan ke-bawah. b. Saat terjadi pengabutan bahan bakar pada nozzle, jangan menahan lubang nozzle dengan jari tangan karena tekanan pengabutan sangat kuat. Sebelum mengadakan pengujian dan penyetelan injection preassure, nozzle dipasang pada nozzle tester dan dioperasikan beberapa kali untuk mengeluarkan udara yang ada dalam nozzle tester tersebut. Langkah selanjutnya yaitu : a. Operasi nozzle tester dengan tekanan manual yang telah ditentukan untuk mencapai standar injection pressure (300 kg/cm 2 ). b. Jika injection pressure belum memenuhi standar yang dibutuhkan, maka perlu menambah atau mengurangi shim dalam nozzle. Perubahan ketebalan shim 0,05 mm, akan merubah injection pressure 5 kg/cm 2. Setelah memasang shim pada nozzle, periksa kembali injection pressure pada nozzle tersebut hingga mencapai angka yang dibutuhkan.

Gambar.3.5. Alat penyetelan injeksi (pressure gauge) Sumber : < http://images.google.co.id > 3. Pengujian kebocoran nozzle Setelah nozzle terpasang pada nozzle tester, stel nozzle tester dengan tekanan yang telah ditentukan. Tekanan kemudian dinaikkan secara perlahan-lahan sampai mencapai tekanan pengujian. Setelah mencapai tekanan pengujian, periksa kebocoran bahan bakar pada ujung nozzle. Bila tidak ada kebocoran berarti nozzle dalam kondisi baik, akan tetapi kalau ada kebocoran berarti perlu diganti komponen didalam nozzle yang mengalami kerusakan. Gambar.3.6. alat pengetesan kebocoran nozzle (pressure gauge) Sumber : < http://images.google.co.id >

Gangguan lain yang terjadi pada trouble shooting ini yaitu udara yang terperangkap dalam fuel sistem. Cara mengeluarkan udara dalam sistem bahan bakar (air bleeding) yaitu : 1. Putar injection priming pump ke-arah kiri hingga kendor 2. Kendorkan air plug pada fuel filter 3. Gerakkan priming pump ke-atas dan ke-bawah (dipompakan) dengan tangan, untuk memasukkan bahan bakar hingga gelembung udara tidak lagi terdapat pada air plug. 4. Bila sudah tidak terdapat gelembung udara pada air plug, tekan priming pump ke-bawah dan putar searah jarum jam sampai benar-benar kembali pada posisi semula, kemudian kencangan air plug. 5. Setelah selesai melakukan air bleeding, bersihkan bahan bakar disekitar air plug pada fuel filter. 3.4.2. Mesin Dapat Dihidupkan Tetapi Kemudian Mati Tabel 3.2. Trouble shooting mesin dapat dihidupkan tetapi kemudian mati Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Fuel pipe tersumbat 2 Udara/air terperangkap dalam fuel sistem Keluarkan udara/air yang didalam terperangkap (seperti penjelasan pada

trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 3.4.3. Engine Knock (Pembakaran tidak normal) Tabel 3.3 Trouble shooting engine knock Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Injection timing terlalu maju Setel 2 Gangguan pada injection nozzle 1. Valve opening pressure terlalu Setel (penjelasan pada tinggi trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan). 2. Injection orifice tersumbat 3. Nozzle bocor Bersihkan. (penjelasan trouble pada shooting 3 Mutu bahan bakar Ganti engine tidak dapat dihidupkan)

Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya engine knock adalah injection timming yang terlalu maju. Injection timming harus di-stel sesuai urutan pengapian. Berikut cara penyetelan injection timming yang harus dilakukan : Gambar.3.7. Penampang pompa injeksi Sumber : < http://images.google.co.id > Posisi mulai disalurkannya bahan bakar (yakni posisi lubang tertutup) pada silinder adalah titik permulaan pengecekan tertutupnya lubang pada interval spesifikasi. Jika penambahan jarak plunger akan bergerak dari TMB ke-posisi lubang tertutup (yakni langkah awal) dan celah tapet berkurang. Menutupnya lubang untuk silinder tersebut terjadi apabila : a. Kedua tanda timming pada bagian drive (penggerak) dan bagian pompa dalam posisi sejajar. b. Plunger distel menurut langkah awal spesifikasi dari TMB. Penyetelan langkah awal dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi shim dengan menggunakan sepasang pemuntir. c. Celah tapet lebih dari 0,2 mm

Gambar.3.8. Tappet injector Sumber : < http://images.google.co.id > 3.4.4. Engine Exhaust Ber-asap Dan Knocking Gangguan yang terjadi dari gejala ini memiliki kemungkinan penyebab yang hampir sama dengan gejala engine knock. Tabel 3.4. Trouble shooting engine exhaust berasap dan knocking Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Gangguan pada injection pump 1. Injection timing tidak tepat Stel (penjelasan pada trouble shooting engine knock) 2. Plunger aus 3. Kerusakan delivery valve 2 Mutu bahan bakar rendah Ganti

3 Gangguan pada injection nozzle 1. Valve opening pressure terlalu rendah Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 2. Spring patah 3. Injection orifice tersumbat Ganti Bersihkan 3.4.5. Engine Out-put Tidak Stabil Tabel 3.5. Trouble shooting engine output tidak stabil Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Gangguan pada injection pump 1. Jangkauan gerak plunger tidak Ganti cukup 2. Plunger spring patah 3. Gerakan control rack tidak Ganti Periksa/ganti sempurna 4. Tapet aus gerakanya tidak Ganti sempurna 5. Delivery valve spring patah 6. Delivery valve holder kendor Ganti Kencangkan 7. Delivery valve tidak berfungsi Ganti dengan baik

2 Gangguan pada injection nozzle 1. Gerakan needle valve tidak sempurna Periksa/ganti (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 2. Spring patah 3. Valve opening pressure tidak tepat Ganti Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 3 Udara/ air terperangkap dalam fuel sistem Keluarkan udara/ air yang terperangkap (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 4 Fuel filter kotor Bersihkan 5 Injection timming tidak tepat Stel (penjelasan pada trouble shooting engine knock) Salah satu gangguan yang terjadi pada injection pump adalah gerakan control rack yang tidak sempurna. Langkah control rack harus diperiksa untuk mengetahui kondisi rack masih baik/ tidak. Pemeriksaan langkah control rack yang harus dilakukan yaitu :

1. Lepaskan delivery valve spring dan stopper (dudukan per-spring) delivery valve holder a b Gambar.3.9. (a) melepas untuk pengecekan delivery valve. (b) penampang delivery valve Sumber : < http://images.google.co.id >. Workshop manual-sarana teknik, 1991 2. Berilah oli pada injection pump dan keluarkanlah semua angin dalam fuel sistem (air blending). 3. Tekan control rack ke-arah governor dengan penuh, kemudian lepaskan. Rack dalam keadaan baik jika dapat kembali dengan baik dan lancar. 3.4.6. Engine Out-put Terlalu Kecil Tabel 3.6. Trouble shooting engine output terlalu kecil Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Gangguan pada injection nozzle 1. Nozzle bocor

(penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 2. Spring patah 3. Injection orifice /lubang injeksi Ganti Bersihkan tersumbat 2 Gangguan pada injection pump 1. Plunger aus 2. Delivery valve rusak 3. Kerusakan delivery valve seat 4. Delivery valve holder kendor 3 Gangguan pada governor 1. Timming control bekerja pada putaran rendah menandakan governor spring lemah 2. Kesalahan posisi full load stopper Stel governor spring dengan mengencangkan adjusting nut. Stel fuul load stopper hingga mencapai nilai injection rate yang telah ditentukan dari masingmasing kecepatan. (gambar.3.9) 3. Control lever/tuas kontrol tidak Stel control lever yang tepat berhubungan dengan control rack dengan

perantara shackle dan arm. Rubahlah posisi control rack melalui control lever pada posisi mengakibatkan yang bahan bakar yang akan diinjeksikan menjadi bertambah. 4 Injection timming tidak tepat Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 5 Mutu bahan bakar rendah Ganti

3.4.7. Engine Tidak Mencapai Putaran Maksimum Tabel 3.7. Trouble shooting engine tidak mencapai putaran maksimum Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Gangguan pada governor 1. Tegangan governor spring terlalu lemah Stel governor spring dengan mengencangkan adjusting nut. 2. Posisi control lever tidak tepat Stel (penjelasan seperti trouble shooting engine output terlalu kecil). 2 Gangguan pada injection nozzle 1. Injection orifice /lubang injeksi Bersihkan tersumbat 2. Nozzle bocor Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 3 Valve opening pressure terlalu rendah Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan)

3.4.8. Putaran Maksimum Terlalu Tinggi Tabel 3.8. Trouble shooting putaran maksimum terlalu tinggi Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab 1 Gerakan injection pump rack tidak sempurna Perbaikan Periksalah/ (penjelasan trouble ganti pada shooting engine output tidak stabil) 2 Gangguan pada governor 1. Tegangan governor spring terlalu kuat Stel governor spring dengan mengendorkan adjusting nut. 3.4.9. Tidak Normalnya Injection Pump Tabel 3.9. Trouble shooting injection pump tidak normal Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991 No Kemungkinan penyebab Perbaikan 1 Gangguan pada injection pump 1. Plunger macet, bengkok/ aus 2. Control pinion kendor 3. Dudukan plunger spring tidak tepat 4. Delivery valve holder terlalu kencang Perbaiki Dikurangi

5. Banyaknya injection kedalam silinder tidak tepat kekencangannya Stel 6. Plunger spring patah 7. Udara/ air terperangkap dalam fuel sistem Ganti Keluarkan udara/ air yang terperangkap (penjelasan trouble pada shooting engine tidak dapat dihidupkan). 2 Gangguan pada governor 1. Tegangan idling spring terlalu Stel tegangan idling lemah spring dengan mengencangkan adjusting nut. 2. Round nut kendor Kencangkan menggunakan dengan round nut wrench. Saat mengencangkan round nut, camshaft jangan sampai ikut berputar. 3. Idling set bolt tidak tepat Stel. 3 Fuel filter kotor Bersihkan 4 Injection timing tidak tepat Stel (penjelasan pada

trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan). 5 Gangguan pada injection nozzle 1. Injection orifice /lubang injeksi tersumbat 2. Spring rusak 3. Nozzle bocor Bersihkan Ganti (penjelasan trouble pada shooting engine tidak dapat dihidupkan). Salah satu gangguan pada injection pump adalah jumlah injeksi yang masuk kedalam ruang bakar tidak tepat. Perbaikan yang harus dilakukan adalah menyetel injeksi (yaitu plunger). Langkah-langkah penyetelannya yaitu : 1. Plunger dalam kondisi standar apabila mampu memompa sampai tekanan 300 kg/cm 2. 2. Tekanan akan berangsur turun dalam waktu lebih dari 6 detik, maka kondisi delivery valve bagus. 3. Jika plunger tidak mampu memompa sampai 150 kg/cm 2, maka plunger perlu dilakukan pengecekan. 4. Apabila plunger mampu memompa sampai 300 kg/cm 2, tapi tekanan langsung turun dalam waktu singkat (kurang dari 3 detik),

maka perlu di-cek delivery valve dan jika bocor bisa dilakukan laping atau pemeriksaan pada gesket delivery. Gangguan yang terjadi pada governor juga memiliki kemungkinan terjadi masalah engine yang tidak stabil, Penyetelan yang harus dilakukan yaitu : 1. Plunger dikendalikan oleh mekanikal governor dan dibatasi oleh fuel limiter untuk setting power, maka jika terjadi sedikit ke-ausan pada plunger. Maka power engine akan drop kemudian apabila tidak ada biaya untuk penggantian plunger, maka bisa dilakukan adjust fuel limiter mundur 1 putaran. Hal ini hanya boleh dilakukan oleh mekanik yang berpengalaman biasanya pemakaian lebih dari 2 tahun. Tangki BBM Silinder Filter Pompa injeksi Delivery valve Gambar.3.10. Sekema sistem pompa bahan bakar Sumber : < http://www.hiday-asyik.blogspot.com >

3.4.10. Perhitungaan gangguan sistem injeksi pada injektor nozzle normal Dik : P = 300 kgf/m 2 D = 5 mm (diameter badan jarum, normal) 0,8 mm (diameter ujung jarum, normal) R = 8,314 (kj/kmol.k) T = 500 o C = 773 o K Massa 1kgmol Mencari kecepatan aliran bahan bakar : v 1 = 0,916 m/s A 1. v 1 = A 2. v 2 Diameter badan jarum = 5 mm A 1 = ¼. π. D 2 = ¼. π. 5 2 = 19,63 mm 2 = 0,1963 m

Diameter ujung jarum = 0,8 mm A 2 = ¼. π. D 2 = ¼. π. 0,8 2 = 0,5 mm = 0,0005 m A 1. v 1 = A 2. v 2 0,1963 x 0,916 = 0,0005 x v 2 Jadi, v 2 = 2191,62 m/s 3.4.11. Perhitungaan gangguan sistem injeksi pada injektor nozzle abnormal Dik : P = 150 kgf/m 2 D = 4,9 mm (diameter badan jarum, normal) 0,4 mm (diameter ujung jarum, normal) R = 8,314 (kj/kmol.k) T = 500 o C = 773 o K Massa 1kgmol

Mencari kecepatan aliran bahan bakar : v 1 = 0,44 m/s A 1. v 1 = A 2. v 2 Diameter badan jarum = 5 mm A 1 = ¼. π. D 2 = ¼. π. 4,9 2 = 18,85 mm 2 = 0,1885 m Diameter ujung jarum = 0,4 mm A 2 = ¼. π. D 2 = ¼. π. 0,4 2 = 0,12 mm = 0,0012 m A 1. v 1 = A 2. v 2 0,1963 x 0,916 = 0,0005 x v 2 Jadi, v 2 = 69,11 m/s