METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal.

Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode Populasi Kode Nama Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian Kepustakaan (library research) adalah metode penelitian yang dilakukan

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

LAMPIRAN 1 PERUSAHAAN FARMASI (SAMPEL PERUSAHAAN)

Rasio Rentabilitas Ekonomi Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

Tabel Kondisi Perkembangan Kebijakan Hutang (DER) pada Perusahaan Sektor Farmasi periode DVLA INAF KAEF KLBF MERK PYFA

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian investasi menurut Jogiyanto (2003) adalah penundaan konsumsi

METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

MEIDI PRATAMA Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

Model-model Keseimbangan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM KELOMPOK INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI. Oleh: ISNAINI MUBAROK NIM.

Nadya Destiyanti Putri

III METODE PENELITIAN. ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yaitu metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Ilona Cherie Darminto Devi Farah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

ARTIKEL ILMIAH OLEH: YANIWATI NIM:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nazir (1988: 30), jenis penelitian secara umum terbagi atas dua jenis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Farmasi yang Tercatat di BEI No.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL MARKOWITZ. Ina Hartono dan Emmy Indrayani

ANALISIS METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

Reni Susanti Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB III METODE PENELITIAN

Dua model keseimbangan:

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian suatu negara termasuk di Indonesia. Pasar modal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

METODE PENELITIAN. Indonesia, Bapepam, PT Indonesian Capital Market Electronic Library, dan internet

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE SPRINGATE KONVENSIONAL DAN METODE FUZZY SPRINGATE PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI Cahaya Santika Taqwa/

PENGAMATAN TERHADAP RETURN SAHAM CONSUMER GOODS INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE-INDEX MODELTAHUN Erma Yuliaty *

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research) (Nazir, 1998). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian terapan (applied research), yaitu penyelidikan yang hati-hati, sistematik, dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Penelitian mengenai valuasi saham perusahaan sektor farmasi ini menggunakan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). 3.2 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Sumber data sekunder dapat berupa catatan, laporan keuangan, dan situs di internet. Sumber data diperoleh

39 dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, dan situs penyedia data keuangan lain di internet. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Berikut adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek. Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI. No Nama Emiten Kode Saham 1 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 2 PT Indofarma (Persero) Tbk INAF 3 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 4 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 5 PT Merck Tbk MERK 6 PT Pyridam Farma Tbk PYFA 7 PT Schering Plough Indonesia Tbk SCPI 8 PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO 9 PT Taisho Pharmeutical Indonesia Tbk SQBB 10 PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC (Sumber : www.sahamok.com, 2014)

40 3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara purposive sampling artinya bahwa sampel yang memenuhi kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki oleh peneliti (Indriantoro, et al, 1999). Kriteria yang digunakan untuk memenuhi sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang telah go public dan sahamnya terdaftar di BEI periode 2009-2013. 2. Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan periode 2009-2013. 3. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS), harga saham, suku bunga SBI diketahui. 4. Indikator aktif dalam penelitian ini adalah masuk ke dalam 100 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar atau menunjukkan peningkatan kapitalisasi pasar selama periode penelitian. 5. Selain itu pernah masuk ke dalam indeks Kompas 100 selama periode penelitian, Indeks Kompas 100 adalah indeks yang berisi 100 saham yang memiliki tingkat likuiditas, kapitalisasi pasar, dan kinerja fundamental yang baik.

41 Berdasarkan kriteria yang telah dikehendaki, maka didapat lima perusahaan sektor farmasi yang memenuhi kriteria pemilihan sampel seperti yang ditunjukkan tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Sampel Penelitian. No Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 2 PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 3 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 4 PT Indofarma (Persero) Tbk INAF 5 PT Pyridam Farma Tbk PYFA Sumber : Data diolah 3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi tentang harga saham perusahaan sektor farmasi bulanan periode tahun 2009-2013, Indeks Harga Saham Individu (IHSI) bulanan periode tahun 2009-2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS), dan SBI bulanan periode tahun 2009-2013. 3.5 Definisi Operasional Definisi operasional adalah dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan cara pengukuran dari masing-masing variabel tersebut

42 (Aliza, 2014). Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Variabel Operasional. No Variabel Definisi Skala Pengukuran 1 Return Saham Hasil yang diperoleh dari investasi Rasio (Jogiyanto, 2003). 2 Risk free rate Tingkat suku bunga bebas risiko Data SBI Bulanan (Rf) yaitu tingkat hasil investasi bebas risiko (Keown, Martin, Petty, dan Scott, 2001). 3 Return Pasar Tingkat keuntungan kumulatif yang mencerminkan seluruh saham yang terdaftar di bursa. Return pasar digunakan sebagai standar evaluasi kinerja secara umum (Jogiyanto, 2003). Data IHSG Bulanan Sumber : Data diolah 3.6 Alat Analisis 3.6.1 Menghitung return saham dengan menggunakan persamaan (Samsul, 2006) R = IHSI t IHSI t 1 IHSI t 1

43 Keterangan: R = Return saham IHSI t = Indeks harga saham individu bulan t IHSI t 1 = Indeks harga saham individu sebelum bulan t-1 3.6.2 Menghitung return pasar dengan persamaan (Jogiyanto, 2003) Rm = IHSG t IHSG t 1 IHSG t 1 Keterangan: Rm = Return pasar IHSG t = Indeks harga saham gabungan bulan t IHSG t 1 = Indeks harga saham gabungan sebelum bulan t-1 3.6.3 Menghitung return sektoral dengan persamaan (Jogiyanto, 2003) Rs = IHSS t IHSS t 1 IHSS t 1 Keterangan: Rs = Return sektoral IHSS t = Indeks harga saham sektoral bulan t IHSS t 1 = Indeks harga saham sektoral sebelum bulan t-1

44 3.6.4 Mencari besarnya beta dari saham yang dianalisa Besaran beta saham yang dianalisa memiliki besaran yang berbeda, untuk mendapatkan beta maka dilakukan regresi sederana dengan menggunakan SPSS 17.0. Regresi dilakukan dari rumus CAPM yang telah diturunkan. Capital Asset Pricing Model dirumuskan sebagai berikut (Bodie et.all, 2006): Rs = Rf + (Rm Rf)βs E R Rf = (Rm Rf)β Y = X. β Keterangan: Rs/E(R) = Return ekspektasi sekuritas i Rf = Return aset bebas risiko (risk free rate) βs = Ukuran sensitivitas sekuritas i Rm =Return pasar yang diharapkan Penelitian valuasi saham (stock valuation) pada perusahaan farmasi ini menggunakan model CAPM (Capital Asset Pricing Model) karena model penilaian CAPM merupakan salah satu metode perhitungan estimasi yang dinilai paling objektif menilai kelayakan investasi (Nasuha, Dzulkirom, dan Zahroh, 2013). CAPM mengasumsikan bahwa pasar saham didominasi oleh investor yang terdiversifikasi, yang hanya mengkhawatirkan risiko pasar. Hal ini masuk akal dalam pasar saham dimana perdagangan didominasi oleh lembaga besar dan

45 bahkan kalangan kecil bisa melakukan diversifikasi pada biaya yang sangat rendah (Brealey, Myers, dan Marcus, 2007). 3.6.5 Value Saham CAPM sejatinya menghitung tingkat return wajar sebuah saham atau portofolio (required rate of return) sesuai dengan risikonya. CAPM membandingkan expected return dengan required return. Saham yang harus diburu tentu saja saham yang undervalued yaitu yang mempunyai E(R) diatas Rr (Frensidy, 2009). Jika saham memiliki tingkat return yang diharapkan oleh investor (expected return) lebih tinggi daripada tingkat return yang diestimasi, sekuritas tersebut merupakan sekuritas yang undervalued. Investor tersebut akan tergerak untuk membeli sekuritas tersebut sehingga diharapkan akan memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan apa yang telah diperkirakannya. Permintaan sekuritas akan naik sehingga harga akan terdorong naik juga, sebaliknya return sekuritas akan turun mendekati tingkat return yang diperkirakan. Sedangkan jika tingkat return yang diharapkan lebih rendah daripada yang return yang diestimasi, kondisi ini dinamakan overvalued. Maka investor akan berusaha menjual sekuritas tersebut. Jumlah penawaran sekuritas yang banyak tersebut menyebabkan harganya menjadi turun sehingga return sekuritas tersebut akan naik mencapai return yang disyaratkan (Alteza, 2010). Untuk menentukan letak suatu saham apakah undervalued atau overvalued maka dibutuhkan perbandingan dengan sektornya. Dalam penelitian ini digunakan garis SML sehingga dapat diketahui keputusan kondisi saham-saham perusahaan sektor

46 farmasi. SML adalah garis lurus yang menggambarkan hubungan antara expected return suatu sekuritas portofolio dengan betanya. Garis SML akan melalui dua titik, yaitu risk free asset, dan market portofolio. Risk free asset mempunyai return sebesar Rf dan beta sama dengan nol. Sedangkan market portofolio mempunyai return sebesar Rm dan beta sama dengan satu (Zubir, 2011). Setelah garis SML didapatkan, maka kondisi dari sekuritas yang diteliti akan bisa ditentukan kondisinya. Apabila sekuritas tidak terdapat pada garis pasar sekuritas, maka kondisi sekuritas tersebut dapat dikatakan terlalu mahal (overvalued) ataupun terlalu murah (undervalued). Jika tingkat return yang diharapkan oleh investor akan diperoleh lebih tinggi daripada tingkat return yang diestimasi, maka merupakan sekuritas yang undervalued. Sedangkan, jika sekuritas terletak di bawah garis SML maka dinamakan overvalued, karena sekuritas memberikan tingkat return yang diharapkan yang lebih rendah dari return yang disyaratkan (Alteza, 2010). 3.7 Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan melihat posisi sekuritas di garis SML (Security Market Line) dengan menempatkan sekuritas sesuai perhitungan expected return dan beta masing-masing sekuritas. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini adalah: 1. Menghitung return saham individu, expected return saham individu, risk free rate, return pasar, return sektoral periode 2009-2013 yang kemudian digunakan untuk menghitung beta saham individu dan beta industri farmasi.

47 Kemudian menghitung required return saham individu dan required return industri farmasi periode 2009-2013 dengan menggunakan model CAPM. 2. Membuat garis SML (Security Market Line) dengan melewati dua titik yaitu titik pertama Rf dengan beta sama dengan nol dan titik kedua Rm dengan beta sama dengan satu. Kemudian masukkan required return dan beta masing-masing sekuritas sesuai perhitungan dengan model CAPM untuk menentukan nilai wajar dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel. 3. Membuat garis SML (Security Market Line) seperti pada langkah kedua dengan memasukkan expected return dan beta dari masing-masing perusahaan farmasi yang dijadikan sampel. 4. H0 didukung jika sekuritas terletak di atas garis SML (Return yang diharapkan > Return yang disyaratkan = Undervalued) H1 didukung jika sekuritas terletak di bawah garis SML (Return yang diharapkan < Return yang disyaratkan = Overvalued)