PROFIL KESEHATAN KOTA SAMARINDA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

Juknis Operasional SPM

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PROFIL DINAS KESEHATAN

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

Transkripsi:

PROFIL KESEHATAN KOTA SAMARINDA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya penyusunan Profil Kesehatan Kota Samarinda 2015. Profil Kesehatan Kota Samarinda merupakan salah satu media publikasi dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Samarinda. Profil ini disusun berdasarkan laporan-laporan dari seluruh bidang yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Samarinda dan informasi dari sebagian besar sarana kesehatan yang ada di Kota Samarinda, untuk itu Kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Kota Samarinda 2015. Profil Kesehatan Kota Samarinda 2015 ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Profil ini akan kami terima dengan baik. Akhir kata Kami berharap agar Profil Kesehatan Kota Samarinda 2015 ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak. Samarinda, Juni 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda drg. Nina Endang Rahayu, M.Kes NIP. 19620118 198703 2 007 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN i ii iv vii viii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. MANFAAT 3 D. RUANG LINGKUP 3 BAB II GAMBARAN UMUM A. KONDISI GEOGRAFIS 5 B. SEJARAH 6 C. KEADAAN PENDUDUK 8 D. KEADAAN EKONOMI 12 E. KEADAAN PENDIDIKAN 13 BAB III KEADAAN DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA MORTALITAS 14 1. Angka Kematian Bayi (AKB) 14 2. Angka Kematian Ibu (AKI) 15 B. ANGKA MORBIDITAS 16 1. Penyakit Menular 16 2. Penyakit PD3I 21 ii

3. Demam Berdarah Dengue (DBD) 22 4. Diare 23 C. ANGKA STATUS GIZI 24 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL (K1 DAN K4) 25 B. PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DENGAN KOMPETENSI KEBIDANAN 26 C. IBU HAMIL KOMPLIKASI YANG DITANGANI 27 D. PELAYANAN IBU NIFAS 28 E. PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS 29 F. PELAYANAN KESEHATAN BAYI 30 G. BERAT BADAN LAHIR BAYI 30 H. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 31 I. KELUARGA BERENCANA 32 BAB V KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN 35 B. TENAGA KESEHATAN 36 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 36 BAB VI PENUTUP 37 iii

DAFTAR GAMBAR BAB II Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Samarinda 5 Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kota Samarinda Tahun 2011-2015 9 Gambar 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Kelompok Umur Kota Samarinda Tahun 2015 10 Gambar 2.4 Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kota Samarinda Tahun 2015 11 Gambar 2.5 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 12 Gambar 2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Ijazah Tertinggi Menurut Jenis Kelamin di Kota Samarinda Tahun 2015 13 BAB III Gambar 3.1 Angka Lahir Mati di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 15 Gambar 3.2 Angka Kematian Ibu di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 16 Gambar 3.3 Jumlah Kematian Ibu per Kecamatan di Kota Samarinda Tahun 2015 16 Gambar 3.4 Jumlah Kasus Baru TB BTA+ di Kota Samarinda 18 Gambar 3.5 Jumlah Kasus HIV per Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Samarinda Tahun 2015 19 Gambar 3.6 Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita di Kota Samarinda Tahun 2015 20 Gambar 3.7 Jumlah Kasus Baru Kusta di Kota Samarinda Tahun 2015 21 iv

Gambar 3.8 Jumlah Kasus DBD per Kecamatan di Kota Samarinda Tahun 2015 22 Gambar 3.9 Jumlah Kasus Diare yang ditangani di Kota Samarinda Tahun 2015 23 Gambar 3.10 Jumlah Balita Gizi Buruk di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 24 BAB IV Gambar 4.1 Persentase Pelayanan Program Bumil di Kota Samarinda Tahun 2015 25 Gambar 4.2 Persentase Persalinan Ibu ditolong Tenaga Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2011-2015 26 Gambar 4.3 Jumlah Ibu Hamil Komplikasi yang ditangani Kota Samarinda Tahun 2012-2015 27 Gambar 4.4 Persentase Persalinan ditolong Nakes dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kota Samarinda Tahun 2015 28 Gambar 4.5 Jumlah Kunjungan Neonatus KN1 dan KN3 Kota Samarinda Tahun 2011-2015 29 Gambar 4.6 Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi di Kota Samarinda Tahun 2015 30 Gambar 4.7 Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kota Samarinda Tahun 2015 31 Gambar 4.8 Persentase ASI Eksklusif pada Bayi di Kota Samarinda Tahun 2015 32 Gambar 4.9 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kota Samarinda Tahun 2015 33 v

Gambar 4.10 Persentase Peserta KB Aktif di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 33 Gambar 4.11 Persentase Jenis KB pada Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif Kota Samarinda Tahun 2015 34 vi

DAFTAR TABEL BAB II Tabel 2.1 Pembagian Kelurahan Menurut Kecamatan di Kota Samarinda 7 BAB V Tabel 5.1 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Samarinda Tahun 2015 35 Tabel 5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Samarinda Tahun 2015 36 vii

DAFTAR LAMPIRAN Resume Profil Kesehatan Kota Samarinda Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Kota Samarinda Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kota Samarinda Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang Melek Huruf dan Ijazah tertinggi yang diperoleh menurut Jenis Kelamin Kota Samarinda Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Kasus Baru TB BTA+, seluruh Kasus TB, Kasus TB pada Anak, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000 penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ serta Keberhasilan Pengobatan menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Puskesmas Kota Samarinda Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis menurut Jenis Kelamin Kota Samarinda Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV menurut Jenis Kelamin Kota Samarinda Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda viii

Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 17 Persentase Penderita Kusta selesai berobat (Release From Treatment/RFT) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Kota Samarinda Kesakitan dan Kematian akibat Malaria menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Penderita Filariasis ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 18 Tahun menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Pemeriksaan Obesitas menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Samarinda Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 Jam Kota Samarinda Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda ix

Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Proporsi Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Kunjungan Neonatal menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, daan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG pada pada Bayi menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan ditimbang menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda x

Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & setingkat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan setingkat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Kota Samarinda Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Kota Samarinda Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kota Samarinda Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kota Samarinda Persentase Rumah Tangga berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (ber- PHBS) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Persentase Rumah Sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 59 Penduduk dengan Akses berkelanjutan terhadap Air Minum berkualitas (Layak) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kota Samarinda Penduduk dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat) menurut Jenis Jamban, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kota Samarinda xi

Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Samarinda Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) menurut Status Higiene Sanitasi Kota Samarinda Tempat Pengelolaan Makanan dibina dan diuji Petik Kota Samarinda Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Kota Samarinda Jumlah Sarana Kesehatan menurut Kepemilikan Kota Samarinda Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1 Kota Samarinda Jumlah Posyandu menurut Srata, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Samarinda Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menurut Kecamatan Kota Samarinda Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 Jumlah Desa Siaga menurut Kecamatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Kota Samarinda Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kota Samarinda xii

xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp. M(K) mengagendakan pembangunan kesehatan yang mewujudkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang semakin mantap, dalam artian bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan, di tempat pelayanan kesehatan yang terstandar, dilayani oleh tenaga kesehatan yang kompeten sesuai standar pelayanan dengan biaya terjangkau serta mendapatkan informasi yang kuat atas kebutuhan pelayanan kesehatannya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kebersamaan pemahaman semua pemangku kepentingan, komitmen yang kuat dan kepemimpinan yang konsisten baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Salah satu dari lima hal yang harus mendapat perhatian besar dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, yaitu ibu hamil, bayi dan balita, anak usia sekolah dan remaja, pasangan usia subur, serta penduduk berusia lanjut, khususnya di daerah populasi tinggi, terpencil, perbatasan, kepulauan, dan rawan bencana. Pembangunan Kesehatan Kota Samarinda merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : Upaya Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan, Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan, Manajemen dan Informasi Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 1

Visi pembangunan kesehatan kota Samarinda Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat. Masyarakat mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi masyarakat dimana masyarakat Samarinda menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Misi kesehatan dalam mewujudkan visinya yaitu : Membuat Rakyat Sehat. Dengan demikian Dinas Kesehatan Kota Samarinda harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator pembangunan kesehatan yang dilaksanakan bersama masyarakat termasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat baik fisik, sosial, maupun mental/jiwanya. Sebagai penjabaran dari visi tersebut maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya. Untuk memberikan gambaran situasi kesehatan di wilayah Kota Samarinda dibuatlah suatu dokumen Profil Kesehatan Kota Samarinda dan diterbitkan setiap tahun. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 ini menggambarkan situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan), Sumber Daya Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan) di Kota Samarinda pada tahun 2015. B. Tujuan Tujuan penyusunan profil Dinas Kesehatan Kota Samarinda secara umum adalah menyediakan data dan informasi bagi masyarakat dan sebagai salah satu indikator bagi penilaian pembangunan kesehatan di kota Samarinda. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 2

Sedangkan tujuan khusus penyusunan profil Dinas Kesehatan Kota Samarinda adalah : 1. Meningkatkan akses mutu pelayanan kesehatan 2. Meningkatkan pelaksanaan desentralisasi kesehatan 3. Meningkatkan kondisi lingkungan yang sehat 4. Meningkatkan perilaku masyarakat hidup sehat C. Manfaat Manfaat penyusunan profil Dinas Kesehatan Kota Samarinda adalah sebagai berikut : a. Sebagai salah satu upaya Dinas Kesehatan Kota Samarinda untuk menyediakan informasi publik. b. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program tahunan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda. c. Dapat digunakan untuk penyusunan rencana program Dinas Kesehatan Kota Samarinda kedepannya. d. Sebagai bahan masukan bagi program terkait dalam pencapaian target program. D. Ruang Lingkup 1. Jenis Data / Informasi Data yang dikumpulkan untuk penyusunan profil Kesehatan Kota Samarinda adalah : a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi. b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan data status gizi. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 3

c. Data Kesehatan Lingkungan dan perilaku Hidup Sehat Masyarakat, yang meliputi data air bersih, data rumah sakit, data tempat umum, dan data perilaku hidup sehat. d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfaatan Rumah Sakit, Pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan gakin, data penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan lainnya. e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data tenaga kesehatan, data obat dan perkebalan kesehatan, serta data pembiayaan kesehatan. f. Data lainnya. 2. Sumber Data a. Catatan kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. b. Catatan kegiatan Rumah Sakit. c. Catatan kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda termasuk unit Pelaksana Teknis Kesehatan Kota Samarinda termasuk Gudang Farmasi. d. Catatan Dokumen Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda. e. Catatan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Samarinda. f. Catatan Kegiatan dari Bidang-bidang yang berhubungan dengan data yang di perlukan Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 4

BAB II GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis, Kota Samarinda terletak pada posisi 0 o 21 18-1 o 09 16 LS dan 116 o 15 16-117 24 16 BT. Kota ini terbelah oleh Sungai Mahakam, dan memiliki wilayah dengan luas total 718,00 km 2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Batas utara : Kec. Muara Badak dan Tenggarong 2. Batas timur : Kec. Anggana, Muara Badak dan Sanga-Sanga 3. Batas selatan : Kec. Loa Janan, Kutai Kartanegara 4. Batas barat : Kec. Tenggarong Seberang dan Muara Badak Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Samarinda Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur udara antara 20 o C - 34 o C dengan curah hujan rata-rata 1980 mm/tahun dengan kelembaban udara rata-rata 85 %. Kontur geografis terdiri Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 5

dari derah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 m - 200 m dari permukaan laut. B. Sejarah Kota Samarinda dibentuk dan didirikan pada tanggal 21 Januari 1960, berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953, Lembaran Negara No. 97 Tahun 1953 tentang Pembentukan daerah-daerah Tingkat II Kabupaten/kotamadya di Kalimantan Timur. Semula Kodya Dati II Samarinda terbagi dalam 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Ilir dan Samarinda Seberang. Kemudian dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Kalimantan Timur No. 18/SK/TH-Pem/1969 dan SK No. 55/TH-Pem/SK/1969, terhitung sejak tanggal 1 Maret 1969, wilayah administratif Kodya Dati II Samarinda ditambah dengan 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Palaran, Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Samboja (luas sekitar 2.727 km²). Saat ini pembagian kecamatan di Samarinda tidak termasuk Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Samboja, ketiganya masuk dalam Kabupaten Kutai Kartanegara. Setelah PP No. 38 Tahun 1996 terbit, wilayah administrasi Kodya Dati II Samarinda mengalami pemekaran, semula terdiri dari 6 kecamatan menjadi 10 kecamatan, yaitu: 1. Kecamatan Sungai Kunjang 2. Kecamatan Samarinda Ulu 3. Kecamatan Samarinda Utara 4. Kecamatan Samarinda Ilir 5. Kecamatan Samarinda Seberang 6. Kecamatan Palaran 7. Kecamatan Samarinda Kota 8. Kecamatan Sambutan 9. Kecamatan Loa Janan Ilir 10. Kecamatan Sungai Pinang Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 6

Samarinda : Berikut pembagian Kelurahan menurut Kecamatan di wilayah Kota Tabel 2.1 Pembagian Kelurahan menurut Kecamatan di Kota Samarinda No. Kecamatan Kelurahan 1. Palaran Rawa Makmur Handil Bakti Simpang Pasir Bantuas Bukuan 2. Samarinda Seberang Mesjid Tenun Mangkupalas Baqa Sei. Keledang Gunung Panjang 3. Loa Janan Ilir Sengkotek Harapan Baru Rapak Dalam Simpang Tiga Tani Aman 4. Sei. Kunjang Loa Bakung Loa Buah Karang Asam Ulu Karang Asam Ilir Lok Bahu Teluk Lerong Ulu Karang Anyar 5. Samarinda Ulu Air Putih Bukit Pinang Air Hitam Gunung Kelua Sidodadi Dadimulya Jawa Teluk Lerong Ilir 6. Samarinda Kota Bugis Karang Mumus Pelabuhan Pasar Pagi Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 7

7. Samarinda Ilir 8. Sambutan 9. Samarinda Utara 10. Sungai Pinang Sungai Pinang Luar Sidomulyo Sungai Dama Sidodamai Pelita Selili Sungai Kapih Makroman Pulau Atas Sindang Sari Sambutan Sempaja Utara Sempaja Timur Sempaja Selatan Sempaja Barat Sei. Siring Budaya Pampang Tanah Merah Lempake Gunung Lingai Bandara Temindung Permai Sungai Pinang Dalam Mugirejo C. Keadaan Penduduk Pertumbuhan penduduk di kota Samarinda terjadi baik karena pertumbuhan alami maupun karena urbanisasi dan imigrasi. Apabila dibandingkan dengan daerah Tingkat II lainnya di Kalimantan Timur, maka kota Samarinda merupakan salah satu kota yang tertinggi pertumbuhan penduduknya. Hal ini terjadi karena kota Samarinda memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 8

Jumlah Penduduk Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kota Samarinda Tahun 2011-2015 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Jumlah penduduk kota Samarinda cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2015 tercatat penduduk di kota Samarinda sebanyak 988.943 jiwa. Dengan rasio antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan sebesar 109,44. Jumlah penduduk laki-laki mencapai 52,25 % atau sebesar 516.765 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan 47,75 % atau sebesar 472.178 jiwa dari total penduduk seluruhnya. Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin berdasarkan kelompok umur dapat dilihat sebagai berikut. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 9

Kelompok Umur Gambar 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Kelompok Umur Kota Samarinda Tahun 2015 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 perempuan laki-laki 0 20000 40000 60000 80000 Jumlah Penduduk Berdasarkan gambar 2.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk kota Samarinda pada tahun 2015 adalah penduduk dalam usia produktif, dewasa atau usia kerja. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup. Kondisi ini menuntut kebijakan peningkatan dibidang kesehatan. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 10

Kepadatan Penduduk (km²) Gambar 2.4 Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kota Samarinda Tahun 2015 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Kecamatan Pada gambar 2.4 dapat disimpulkan bahwa penyebaran penduduk di 10 Kecamatan di kota Samarinda tidak merata. Penduduk terbanyak ada di kecamatan Samarinda Ulu, dengan tingkat kepadatan 6982 jiwa per km 2. Sedangkan kecamatan Samarinda Utara yang memiliki wilayah terluas dihuni sekitar 115.367 jiwa penduduk dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 503 jiwa per km 2. Ketimpangan antara luas wilayah dan jumlah penduduk yang ada juga terlihat pada kecamatan Palaran dan kecamatan Sambutan, kedua kecamatan tersebut memiliki wilayah yang luas, dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Diharapkan pemerintah dapat meratakan penyebaran penduduk dari kecamatan-kecamatan yang padat penduduknya, ke wilayah kecamatan yang kurang penduduknya. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di kota Samarinda, sehingga seluruh masyarakat kota Samarinda dapat terpenuhi haknya dibidang kesehatan secara merata. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 11

D. Keadaan Ekonomi Potensi perekonomian Kota Samarinda dari tahun ke tahun cukup berkembang dengan pesat dari berbagai sektor bisnis, dengan banyaknya di bangun perumahan dan hotel hotel. Selain industri menengah, juga memiliki potensi industri rumah tangga atau produk kerajinan rakyat seperti : batu-batuan (kristal, kecubung, dan lain-lain), rotan (topi seraung, lampit, dan lain-lain), peralatan dan hiasan tradisional (mandau, patung, manik-manik, dan lain-lain), serta pakaian tradisional (sarung Samarinda, batik Kaltim, dan lain-lain). Kota Samarinda juga menyimpan potensi perekonomian melalui sektor pariwisata, diantaranya : Air terjun Tanah Merah, Kebun Raya Samarinda, Cagar Budaya Suku Dayak, Mesjid Tua Samarinda Seberang, serta potensi Wisata di sepanjang Sungai Mahakam. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dituntut mempunyai daya saing yang memerlukan Sumber Daya Manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi. Untuk itu diperlukan pelayanan kesehatan yang merata. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, merupakan dorongan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan penduduk miskin. Sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan diperlukan adanya jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat, khususnya bagi masyarakat miskin. Berikut gambaran jumlah peserta jaminan kesehatan di kota Samarinda tahun 2015 : Gambar 2.5 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 Jaminan Kesehatan Nasional Jamkesda 57% 43% Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 12

Jumlah Penduduk Dari 988.943 penduduk Samarinda pada tahun 2015, sekitar 57 % merupakan peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), 43 % termasuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional. E. Keadaan Pendidikan Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan, sebab masyarakat yang berpendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Gambar 2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Ijazah Tertinggi Menurut Jenis Kelamin di Kota Samarinda Tahun 2015 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Laki-laki Perempuan Ijazah tertinggi Penduduk kota Samarinda yang berumur 10 tahun ke atas sebesar 99,51 % merupakan penduduk yang melek huruf. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penduduk di kota Samarinda tahun 2015 terbanyak memiliki ijazah SMA/MA, disusul penduduk yang memiliki ijazah SD, SMK, SMP/MTs, dan SMA/MA. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 13

BAB III KEADAAN DERAJAT KESEHATAN Untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan) dan keadaan status gizi. Pada Bab ini, derajat kesehatan masyarakat kota Samarinda digambarkan melalui Angka Mortalitas (AKB dan AKI), Angka Morbiditas (Angka Kesakitan beberapa penyakit), serta Status Gizi pada bayi dan balita. A. Angka Mortalitas Mortalitas dapat diartikan sebagai kejadian kematian pada suatu masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat tertentu yang dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Selain itu dapat pula digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Pada tahun 2015 jumlah kematian bayi yang terjadi di kota Samarinda sebanyak 53 dari 18.514 kelahiran hidup, sehingga didapatkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 3 per 1.000 kelahiran hidup. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 14

Angka Lahir Mati Gambar 3.1 Angka Lahir Mati di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 4 3.5 2012, 3.8 3 2013, 2.9 2.5 2011, 2.5 2 1.5 2015, 1.5 1 0.5 2014, 0.7 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Dilihat dari gambar di atas angka lahir mati pada tahun 2015 mengalami peningkatan secara signifikan. Angka lahir mati pada tahun 2011 sebesar 2,5. Pada tahun 2012 naik menjadi 3,8. Angka lahir mati tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 2,9. Pada tahun 2014 menurun menjadi 0,7. Sedangkan angka lahir mati tahun 2015 naik menjadi 1,5. 2. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain per 100.000 kelahiran hidup. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 15

Kecamatan AKI Gambar 3.2 Angka Kematian Ibu di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 140 120 2012, 120 100 80 2015, 76 2011, 66 2013, 69 60 2014, 50 40 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Angka Kematian Ibu di kota Samarinda tahun 2015 sebesar 76 per 100.000 kelahiran hidup menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding dengan AKI pada tahun 2014 yakni 50 per 100.000 kelahiran hidup. Gambar 3.3 Jumlah Kematian Ibu per Kecamatan di Kota Samarinda Tahun 2015 Sei. Pinang Smd Utara Sambutan Smd Ilir Smd Kota Smd Ulu Sei. Kunjang Loa Janan Ilir Smd Seberang Palaran 35 Thn 20-34 Thn < 20 Thn 0 1 2 3 4 Jumlah Kematian Ibu Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 16

Dari gambar 3.3 dapat dilihat bahwa Angka Kematian Ibu tahun 2015 didominasi kematian ibu usia 20-34 tahun yang masuk dalam kategori kematian ibu bersalin. Penyebaran kasus kematian ibu terbanyak ada di kecamatan Samarinda Ilir. B. Angka Morbiditas Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu. Jenis penyakit yang terdapat di kota Samarinda pada tahun 2015 gambarannya dapat terlihat sebagai berikut : 1. Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah Di tahun 2015 penemuan kasus TB BTA (+) di kota Samarinda sebanyak 462 kasus, terdiri dari 301 kasus pada laki-laki dan 161 kasus pada perempuan. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 17

Kecamatan Gambar 3.4 Jumlah Kasus Baru TB BTA+ di Kota Samarinda Tahun 2015 Sei. Pinang Smd Utara Sambutan 16 23 31 52 Smd Ilir Smd Kota Smd Ulu Sei. Kunjang Loa Janan Ilir Smd Seberang Palaran 16 22 10 7 18 6 10 23 7 13 30 38 42 98 0 20 40 60 80 100 Jumlah Kasus P L Dari Gambar 3.4 menunjukkan kasus TB BTA+ paling banyak ditemukan di Kecamatan Samarinda Ulu, menyusul kasus terbanyak kedua tercatat ditemukan di Kecamatan Samarinda Utara. Samarinda Ulu sebagai Kecamatan dengan kepadatan penduduk terbesar di Kota Samarinda, hal ini menjadi penyebab utama meningkatnya penyebaran kasus TB BTA+ di wilayah tersebut. Dari keseluruhan kasus baru, jumlah laki-laki yang menderita TB BTA+ lebih banyak dibanding dengan jumlah kasus pada perempuan. Persentase penderita laki-laki sebesar 65% dibanding penderita perempuan yang hanya 35% pada kasus baru TB BTA+. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 18

Kelompok Umur b. HIV/AIDS Gambar 3.5 Jumlah Kasus HIV per Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Samarinda Tahun 2015 50 TAHUN 25-49 TAHUN 20-24 TAHUN 15-19 TAHUN 5-14 TAHUN P L 4 TAHUN 0 50 100 150 200 Jumlah Kasus Dari gambar 3.5, dapat dilihat bahwa kasus HIV terbanyak ditemukan pada kelompok umur 25-49 tahun. Laki-laki lebih banyak mengidap HIV dibanding perempuan. Kecuali jumlah kasus HIV pada kelompok umur 15-19 tahun, tercatat perempuan lebih banyak yang mengidap HIV dibanding laki-laki, hal ini patut menjadi perhatian kita semua dikarenakan usia 15-19 tahun adalah usia anak pada tingkat pendidikan SMP dan SMA. Semoga dengan semakin maraknya penyuluhan tentang bahaya seks sejak dini, dapat menekan jumlah kasus HIV di kalangan remaja. Kasus AIDS di Samarinda tahun 2015 sebanyak 152 kasus, dengan jumlah kematian karena AIDS pada tahun 2015 sebanyak 35 kasus. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 19

Kecamatan c. Pneumonia Gambar 3.6 Jumlah Penderita Pneumonia pada Balita di Kota Samarinda Tahun 2015 SUNGAI PINANG SAMARINDA UTARA SAMBUTAN SAMARINDA ILIR SAMARINDA KOTA SAMARINDA ULU SUNGAI KUNJANG P L LOA JANAN ILIR SAMARINDA SEBERANG PALARAN 0 50 100 150 200 250 300 350 Jumlah Penderita Kasus Pneumonia di kota Samarinda pada tahun 2015 sebanyak 1.089 kasus pada balita berjenis kelamin laki-laki, dan 724 kasus pada balita berjenis kelamin perempuan. Dari gambar 3.6 dapat dilihat bahwa kasus terbanyak ditemukan di wilayah kecamatan Sungai Kunjang. Persentase jumlah penderita pneumonia pada balita laki-laki lebih banyak dibanding jumlah penderita yang berjenis kelamin perempuan. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 20

Kecamatan d. Kusta Gambar 3.7 Jumlah Kasus Baru Kusta di Kota Samarinda Tahun 2015 SUNGAI PINANG SAMARINDA UTARA SAMBUTAN SAMARINDA ILIR SAMARINDA KOTA SAMARINDA ULU SUNGAI KUNJANG MB PB LOA JANAN ILIR SAMARINDA SEBERANG PALARAN 0 1 2 3 4 5 6 Jumlah Kasus Untuk kasus kusta di Samarinda pada tahun 2015 sebanyak 29 kasus. Jumlah ini total antara kusta kering maupun kusta basah. Kasus terbanyak ditemukan di wilayah kecamatan Samarinda Seberang. 2. Penyakit PD3I (Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) Untuk penyakit PD3I pada tahun 2015 dilaporkan hanya kasus campak. Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anakanak usia pra sekolah dan usia Sekolah Dasar (SD). Jika seseorang pernah Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 21

Kecamatan menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya. Kasus campak pada tahun 2015 di kota Samarinda dilaporkan sebanyak 49 kasus terdiri dari 20 laki-laki dan 29 perempuan. Kasus terbanyak ditemukan di wilayah kecamatan Samarinda Utara. 3. Demam Berdarah Dengue ( DBD) Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi dan merupakan penyakit yang bersumber dari nyamuk. Angka penemuan kasus Demam Berdarah dengue pada tahun 2015 sebanyak 1.541 kasus, dengan kematian sebanyak 9 kasus. Gambar 3.8 Jumlah Kasus DBD per Kecamatan di Kota Samarinda Tahun 2015 Sei. Pinang Smd Utara Sambutan Smd Ilir Smd Kota Smd Ulu Sei. Kunjang Loa Janan Ilir Smd Seberang Palaran meninggal perempuan laki-laki 0 20 40 60 80 100 120 140 Jumlah Penderita Pola penyebaran penyakit DBD pada tahun 2015. Penderita DBD di kota Samarinda tahun 2015 paling banyak ditemukan di wilayah Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 22

Jumlah Penderita Diare kecamatan Sungai Kunjang, menyusul kasus terbanyak kedua ditemukan di wilayah kecamatan Samarinda Ulu. Dilihat dari jenis kelamin penderita DBD, tercatat laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, dengan incident rate sebesar 162 per 100.000 penduduk. 4. Diare Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang disertai dengan kematian. Penyebaran penyakit diare disebabkan antara lain oleh kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi yang buruk, kondisi rumah yang kotor, serta sulitnya mendapatkan air bersih. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan semakin berbahaya jika terjadi pada bayi dan balita. Gambar 3.9 Jumlah Kasus Diare yang ditangani di Kota Samarinda Tahun 2015 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 laki-laki perempuan Kecamatan Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 23

Jumlah Kasus diare yang ditangani di Kota Samarinda pada tahun 2015 sebanyak 17.913 kasus. Kasus terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Palaran. C. Angka Status Gizi Pemantauan status gizi Balita di kota Samarinda pada tahun 2015 tercatat ada 65 Balita Gizi Buruk, terdiri dari 31 Balita laki-laki dan 34 Balita perempuan, dengan persentase perawatan balita gizi buruk mencapai 100%. Kasus gizi buruk balita terbanyak ditemukan di wilayah kecamatan Sungai Pinang, terbanyak kedua ditemukan di wilayah kecamatan Sungai Kunjang. Gambar 3.10 Jumlah Balita Gizi Buruk di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 80 70 60 50 53 71 65 40 30 20 10 21 30 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Jumlah Balita Gizi buruk meningkat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, kemudian pada tahun 2014 jumlahnya menurun secara signifikan, akan tetapi jumlah Balita gizi buruk meningkat kembali pada tahun 2015. Hal ini disebabkan sistim pelaporan dan koordinasi yang semakin baik antara petugas di kantor Dinas Kesehatan, Puskesmas dan kader kader Posyandu yang tersebar di seluruh wilayah kota Samarinda. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 24

Persentase BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat kota Samarinda yang optimal, berikut disajikan upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2015 oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda beserta jaringannya. A. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4) Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil adalah sebagai berikut : Gambar 4.1 Persentase Pelayanan Program Bumil di Kota Samarinda Tahun 2015 120.00% 100.00% 96.80% 95.10% 80.00% 78.75% 73.37% 60.00% 49.10% 40.00% 20.00% 14.50% 0.00% K1 K4 TT-1 TT2+ FE1 FE3 Program Pelayanan Kesehatan Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 25

Persentase Persentase pemeriksaan ibu hamil K1 tahun 2015 dilaporkan mencapai 96,8%, sedangkan cakupan pemeriksaan ibu hamil K4 tahun 2015 dilaporkan mencapai 95,1%. Upaya pencegahan penyakit tetanus untuk ibu hamil dilakukan melalui vaksinasi TT ibu hamil. Pada tahun 2015 cakupan ibu hamil yang mendapatkan vaksinasi TT1 sebesar 14,5% sedangkan yang mendapatkan vaksinasi TT2+ sebesar 49,1%. Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu melahirkan. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil, di Kota Samarinda dilaksanakan melalui program pemberian tablet Fe kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama kehamilannya. Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi Fe1 di Kota Samarinda tahun 2015 sebesar 78,75% dan yang mendapatkan tablet besi Fe3 sebesar 73,37%. B. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan Gambar 4.2 Persentase Persalinan Ibu ditolong Tenaga Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2011-2015 120 104 96 100 82 80 81 80 60 40 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 26

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa persentase ibu bersalin yang ditolong Tenaga Kesehatan tahun 2015 mencapai 96 %. Dari 19.910 ibu hamil, 18.242 ibu hamil sudah mendapat pertolongan dari Tenaga Kesehatan. Capaian ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu terutama kematian pada saat persalinan. C. Ibu Hamil Komplikasi yang ditangani Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan perlindungan dan penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar atau rujukan. Gambar 4.3. Jumlah Ibu Hamil Komplikasi yang ditangani Kota Samarinda Tahun 2012-2015 55% 64% 89% 99% 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di Samarinda yang ditangani Nakes dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini sebagai salah satu indikator bahwa program pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan dinilai berhasil. Didukung oleh sistem pelaporan menggunakan aplikasi Sistem Kesehatan Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 27

Persentase Daerah (SIKDA) Samarinda, pelaporan komplikasi kebidanan di kota Samarinda pada tahun 2015 menjadi cepat dan akurat, karena dalam sistem tersebut memungkinkan petugas mengetahui riwayat pemeriksaan ibu hamil, baik di Puskesmas, Rumah Sakit maupun klinik dan atau rumah bersalin, sehingga indikasi ibu dengan resiko tinggi dapat dengan cepat tertangani. D. Pelayanan Ibu Nifas Nifas adalah periode mulai dari enam jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari kedepan setelah bersalin. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari keempat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Gambar 4.4. Persentase Persalinan ditolong Nakes dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kota Samarinda Tahun 2015 96% 85% 74% Persalinan ditolong Nakes Ibu Nifas mendapatkan Yankes Nifas Program Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 28

Persentase ibu bersalin yang ditolong Nakes sebesar 96 %, ibu nifas yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan Nifas sebesar 85 %, ada penurunan sebesar 11 % yang menunjukkan masih adanya perbedaan cakupan yang cukup besar antara persalinan ditolong tenaga kesehatan dan kunjungan nifas. Hal tersebut menandakan bahwa meski proses kelahirannya ditolong nakes, tetapi masih banyak ibu bersalin yang tidak melakukan kunjungan nifas ke fasilitas kesehatan disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu pasca melahirkan, serta faktor budaya yang tidak memperbolehkan ibu nifas keluar rumah sebelum 40 hari. E. Pelayanan Kesehatan Neonatus Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari. Pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Salah satu upaya kesehatan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Gambar 4.5 Jumlah Kunjungan Neonatus KN1 dan KN3 Kota Samarinda Tahun 2011-2015 KN3 KN1 T a h u n 2015 2014 2013 2012 2011 Persentase 82% 88% 89% 91% 93% 99% 101% 100% 80% 90% Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 29

Pelayanan Kesehatan Pada tahun 2015 Kunjungan Neonatus pertama (KN1) tercatat mencapai 88 % angka ini menurun jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2014 (91%). Kunjungan Neonatus tiga kali (Lengkap) pada tahun 2015, sebesar 82 %. Jumlah Kunjungan KN3 mengalami penurunan sebesar 6 %, dibanding dengan KN1. F. Pelayanan Kesehatan Bayi Gambar 4.6 Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi di Kota Samarinda Tahun 2015 Imunisasi Campak Bayi Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Bayi Mendapat Vitamin A 79% 80% 81% 82% 83% 84% 85% Persentase Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa persentase bayi yang mendapat vitamin A sebesar 84 %. Bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 82 %, serta bayi yang mendapat imunisasi campak sebesar 81 %. G. Berat Badan Lahir Bayi Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam waktu satu jam pertama setelah lahir. Jika dilihat dari hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, kelompok bayi kurang bulan (premature), yaitu bayi yang dilahirkan Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 30

Kecamatan dengan masa gestasi (kehamilan) < 37 minggu (<259 hari). Kedua, bayi cukup bulan, yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42 minggu (259-293 hari). Kelompok ketiga adalah bayi lebih bulan, yakni bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu (>294 hari). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya dapat terjadi pada bayi premature, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan pertumbuhan selama kehamilan. Gambar 4.7 Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kota Samarinda Tahun 2015 Sei. Pinang Smd Utara Sambutan Smd Ilir Smd Kota Smd Ulu Sei. Kunjang Loa Janan Ilir Smd Seberang Palaran 5 4 6 14 17 29 40 40 59 109 0 20 40 60 80 100 120 Jumlah Dari gambar 4.7 dapat dilihat jumlah BBLR di kota Samarinda paling banyak ditemukan di wilayah kecamatan Sambutan, terbanyak kedua terdapat di wilayah kecamatan Samarinda Utara. Jumlah BBLR paling sedikit ditemukan di wilayah kecamatan Samarinda Kota. H. Pemberian ASI Eksklusif ASI (Air Susu Ibu) mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 31

sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum, tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan mengganggu enzim di usus. Gambar 4.8 Persentase ASI Eksklusif pada Bayi di Kota Samarinda Tahun 2015 Bayi non ASI Eksklusif 28% Bayi diberi ASI Eksklusif 72% Saat ini semakin banyak masyarakat yang paham akan pentingnya ASI Eksklusif pada bayi, hal ini dapat dilihat dari gambar 4.8, persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif semakin banyak dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif. Semoga dengan adanya dukungan dari pemerintah, seperti penambahan fasilitas ruang laktasi di kantor-kantor dan tempat-tempat umum lain, dukungan Rumah Sakit, Klinik dan tempat bersalin lainnya, untuk menerapkan konsep Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan menerapkan konsep rawat gabung ibu dan bayi pasca persalinan, akan lebih meningkatkan jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif. I. Keluarga Berencana Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan caracara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 32

Persentase mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. Gambar 4.9 Persentase Peserta KB baru dan KB aktif di Kota Samarinda Tahun 2015 5% 50% 45% KB Baru KB Aktif Tidak diketahui Jumlah peserta KB baru di Kota Samarinda pada tahun 2015 sebanyak 8.232 orang, yaitu 4,6% dari 178.012 Pasangan Usia Subur (PUS). Peserta KB aktif tercatat sebanyak 79.767 orang atau 44,8% dari seluruh PUS. Gambar 4.10 Persentase Peserta KB Aktif di Kota Samarinda Tahun 2011-2015 80% 72% 71% 70% 61% 60% 50% 45% 40% 30% 26% 20% 10% 0% 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 33

Jumlah peserta KB tahun 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah peserta KB tahun 2014. Akan tetapi dilihat dari gambar 4.10 kecenderungan jumlah peserta KB dari tahun 2011-2015 mengalami penurunan, hal ini perlu menjadi perhatian khusus, karena apabila tidak ditanggulangi secara serius penurunan jumlah peserta KB ini akhirnya akan meningkatkan jumlah kelahiran yang berdampak pertumbuhan penduduk semakin pesat. Gambar 4. 11 Persentase Jenis KB pada Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif Kota Samarinda Tahun 2015 KB Baru 8% 92% KB Aktif 9% 91% Non MKJP MKJP 0% 20% 40% 60% 80% 100% Persentase Dari gambar 4.11 di atas untuk peserta KB Baru, terlihat bahwa 92% peserta KB Baru, memilih KB Non MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sedangkan 8 % memilih jenis MKJP. Pada peserta KB Aktif persentase KB Non MKJP sebesar 91%, sedangkan 9% sisanya memilih MKJP. Metode Kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB adalah suntikan, sedangkan metode pil merupakan metode terbanyak kedua yang dipilih oleh peserta KB baik yang aktif maupun yang baru. Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 34

BAB V KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan perlu ditingkatkan dan didayagunakan, sehingga dapat mendukung peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Sumber daya kesehatan meliputi pula penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta data dan informasi kesehatan. Untuk mendukung keberhasilan pencapaian cakupan program kesehatan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi sesuai kebutuhan. A. Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan di Kota Samarinda yang meliputi Puskesmas dan jajarannya, Rumah Sakit Pemerintah dan sarana lainnya ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 5.1 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota SamarindaTahun 2015 No. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum 9 2. Rumah Sakit Khusus 7 3. Puskesmas Rawat Inap 6 4. Puskesmas Non Rawat Inap 18 5. Puskesmas Keliling 24 6. Puskesmas Pembantu 41 7. Balai Pengobatan/Klinik 42 8. Praktik Dokter Perorangan 565 9. Bank Darah Rumah Sakit 1 10. Unit Transfusi Darah 1 11. Apotek 216 Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 35