BAB III LANDASAN TEORI. start. Persiapan alat. Dongkrak roda depan. Setting laser. Setting lavel. Sentering as. Sentering titk roda. setting.

dokumen-dokumen yang mirip
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment.

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram alir Berikut merupakan gambar diagram alur : Mulai. Kajian pustaka Studi Literatur

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB IV GEOMETRI RODA

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUATAN DAN DEVELOPMENT FRONT WHEEL ALIGNMENT (FWA) PADA MITSUBISHI LANCER SL SPESIFIKASI DRIFTING

BAB III BALANS RODA/BAN

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

SUSPENSI (suspension)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gambar 4.1 Seteering gear box

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. terjual lebih dari 7 juta unit di seluruh dunia. Generasi Pertama Lancer

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

teknologi yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. kendaraan antara 220 cm dan 350 cm. (Regulasi IEMC 2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. terjual lebih dari 7 juta unit di seluruh dunia. Generasi Pertama Lancer

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

POROS PENGGERAK RODA

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI

Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2

REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR

Urgensi Sporing Dan Balansing Roda Mobil Jenis Kendaraan Ringan

BAB II LANDASAN TEORI

WHEEL ALIGNMENT & ECS

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K

SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

Oleh : Michael.P.O.F Manalu NRP : Dosen Pembimbing : Dr Unggul Wasiwitono, ST, M.Eng

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN KOMUNITAS

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

ANALISA KINERJA SUDUT KEMUDI PADA KENDARAAN DUNE BUGGY POLITEKNIK NEGERI BATAM ABSTRAK ABSTRACT

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE

SISTEM PENGEMDALI KENDARAAN

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir

Sistem Suspensi pada Truck

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Mekanisme-mekanisme yang terdapat pada steering column adalah peredam benturan, tilt steering, steering lock, telescophic steering.

POROS PENGGERAK RODA

MODUL PRAKTEK CHASSIS & BODY MECHANICS

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

ANALISIS KERUSAKAN YANG TERJADI PADA KOMPONEN CHASIS DAN PEMINDAH DAYA MOBIL DI PT ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU TBK SURAKARTA

Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

SISTEM SUSPENSI & BAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun Oleh : Novriza, S.Pd

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB II LANDASAN TEORI


BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM KENDALI JARAK JAUH MINIATUR TANK TANPA AWAK

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI

CHASSIS. SISTEM KEMUDI 1. Uraian Bagian-bagian Utama Sistem Kemudi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN

PENGARUH PENDAYAGUNAAN LEMBAR KERJA (JOB SHEET) TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMERIKSAAN SISTEM KEMUDI SISWA KELAS XI PROGAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui karakteristik dari kendaraan tersebut, baik secara. subyektif maupun obyektif. Penilaian secara subyektif kendaraan

ABSTRAK

Apabila berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang

BAB VI Mesin Shaping I

9.28. Lampu road-holding position

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PENGEREMAN DAN GEOMETRI RODA PADA GOKART 150CC DOHC

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia

PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Flow chart start Persiapan alat Dongkrak roda depan Setting laser Setting lavel Sentering as Sentering titk roda setting selesai Gambar 3.1 Flow chart proses front wheel aligment(doc pribadi) 11

3.2 Teori Steering system atau sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah kendaraan sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua roda depan, meskipun dewasa ini telah dikembangkan sistem pengendalian keempat roda.walaupun demikian kendaraan harus dapat dikendalikan dengan mudah agar roda tidak terseret saat kendaraan sedang berbelok. Wheel alignment atau pengaturan posisi roda depan sangat berkaitan dengan pengendalian steering system. Hal ini dimaksudkan supaya : - Steering wheel dapat kembali lurus setelah berbelok. - Steering cenderung lurus kedepan meskipun steering wheel dilepas. - Tenaga yang digunakan memutar steering wheel lebih ringan. - Keausan ban dapat merata. Wheel Alignment atau di Indonesia orang lebih mengenal dengan sebutan Spooring. Adalah perawatan kendaraan pada kendaraan roda 4 atau lebih dengan tujuan agar ban lebih tahan lama karena terhindar aus pada sisi luar atau sisi bagian dalam. Selain itu tujuan dari Wheel Alignment adalah menyelaraskan kendaraan agar dapat berjalan lurus dan stir tidak menarik ke kiri atau kanan. Lakukanlah Wheel Alignment minimum 3 (tiga) bulan atau 10.000 km. Wheel Alignment ada tiga jenis istilah : 3.2.1. Camber Camber adalah kemiringan roda bagian atas kearah dalam/ luar terhadap garis sumbu vertikal jika kendaraan kita lihat dari depan. Besar sudut kemiringannya diukur dalam derajat. Bila kemiringan roda bagian atas ke arah luar disebut camber positif. Bila sudut camber positif terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian luar roda.camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan. Bila kemiringan roda bagian atas kearah dalam disebut camber negatif. Camber negatif membuat kendaraan cenderung lurus dan stabil. Bila sudut camber negatif terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian dalam roda. Camber negatif menyebabkan pengemudian berat. Camber negatif menyebabkan efek kebebasan bantalan roda 12

bertambah dan dapat memperbesar momen bengkok spindle... Bila garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal,maka disebut camber 0. Camber 0 dapat mencegah keausan ban yang tidak merata. Camber 0 menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang, menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak stabil. Lebih Jelasnya Bila Roda berposisi seperti; / \ = Camber Negatif ( Ban Aus ditelapak bagian dalam) \ / = Camber Positif ( Ban akan aus dibagian Luar )!! = Camber Nol Gambar 3.2 camber (hand book brigestone)...... 3.2.2. Toe Adalah perbedaan antara jarak bagian depan dan jarak bagian belakang roda kanan dan kiri bila kendaraan dilihat dari atas.bila bagian depan roda lebih kecil ke arah dalam dari pada bagian belakang roda (dilihat dari atas), ini disebut toe-in. sebaliknya susunan yang berlawanan disebut toe- 13

out.bila bagian depan roda sama dengan bagian belakang roda,disebut toe-0 Gambar 3.3 Toe (hand book brigestone)... Tujuannya agar pergerakan roda depan dan belakang paralel/sejajar relatif terhadap bidang pusat mobil (secara geometrik).terlalutoe-in atautoe-out ban akan menjadi cepat aus, handling kurang baik. Belok sedikit saja udah bunyi cit... cit... cit... kayak slip... 3.2.3. Caster Caster didefinisikan sebagai sudut yang terjadi antara sumbu vertikal splndle ban dengan sumbu steering. Sumbu Steering adalah garis yang menghubungkan antara BALL JOINT dengan dudukan shock breaker (bgian body) atau garis yang ditarik dari pusat lower arm dengan upper arm 3.2.3.1. caster positif dimana titik potong perpanjangan garis pin dengan jalan berada di depan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + di depan 0 ), dilihat dari samping kendaraan. 3.2.3.2. caster nol adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan jalan, segaris dengan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + segaris dengan 0 ) dilihat dari samping. 3.2.3.3. caster negatif adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan jalan berada di belakang titik pusat. persinggungan ban 14

dengan jalan ( - dibelakang 0 ), dilihat dari samping kendaraandibelakang titik pertemuan ban dan jalan... Gambar 3.4 caster (hand book brigestone)... Umumnya semua mobil dirancang untuk mempunyai POSITIVE CASTER. Ini bertujuan untuk mendapakan stabilitas handling, dalam arti kata roda depan akan berusaha memposisikan diri lurus dengan jalan (nggak oleng kekiri dan kekanan). Terlalu Positive akan berakibat pengendalian jadi susah dan berat serta bumpy...... 3.3. Proses front whell aligment Proses front wheel aligment di PT.Guna pratama dilakkukan oleh pihak ke 2 yang mana sudah dilakukan kontrak service, yaitu dengan Brigestone. 15

Gambar 3.5 persiapan alat (doc pribadi) Gambar3.6 persiapan alat(doc pribadi) 16

Gambar 3.7 persiapan alat(doc pribadi) Gambar 3.8 roda depan didongkrak (doc pribadi) 17

Gambar 3.9 set laser(doc pribadi) Gambar 3.10 leveling(doc pribadi) 18

Gambar 3.11 sentering as(doc pribadi) Gambar 3.12 sentering as(doc pribadi) 19

Gambar 3.13 sentering titik roda(doc pribadi) Gambar 3.14 sentering titik roda(doc pribadi) 20

Gambar 3.15 setting steering(doc pribadi) Gambar 3.16 setting steering awal(doc pribadi) 21

Gambar 3.17 setting steering selesail(doc pribadi) 22