BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN ORANG TUA ASUH DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU ROHADI KALIWUNGU KENDAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disiplin diri pada anak. Lingkungan keluarga merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. adanya para karyawan yang memiliki kedisiplinan yang baik sebagai unsur

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POLA BIMBINGAN ORANG TUA ASUH DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU ROHADI KALIWUNGU KENDAL

Peneliti, Win Hally Sulubere. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MERANTI BERIMBA (MEMBINA RAKYAT PANTI BERSAMA RIMBAWAN) BIDANG KEGIATAN: PKM-M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Hukuman adalah menciptakan pribadi anak yang disiplin karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. semua orang, terutama menjadi guru maupun lingkungan masyarakat. Karena

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan hukuman menurut konsep ini, disiplin digunakan hanya bila anak

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

prestasi saat ini siswa cenderung dituntut oleh pihak sekolah untuk memenuhi target pencapaian prestasi, sehingga mereka cenderung jenuh terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

DESKRIPSI PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK ASYIYAH BUSTANUL ATFAL HUIDU UTARA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL

BIMBINGAN KONSELING. A. Tugas Staf Pembimbing Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Dalam Kamus Besar Indonesia (Depdikbud, 1998: 681) nakal adalah suka berbuat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sistematis dan terstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

SURAT PERJANJIAN KERJA

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENYAJIAN DATA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang demikian besar dalam suatu organisasi sangat

Studi Deskriptif Mengenai Self Control pada Remaja Mengenai Kedisiplinan di Panti Asuhan X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN ANAK DI DUKUH GALANG WOLU GALANG PENGAMPON WONOPRINGGO PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses

PELATIHAN BATIK TULIS SEBAGAI SARANA PENERAPAN KARAKTER DAN PENGETAHUAN SKILL PADA PANTI ASUHAN LMI DESA GULUN KECAMATAN TAMAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berpikir, kemampuan afektif merupakan respon syaraf simpatetik atau

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB VI PENUTUP. Yatim Dan Fakir Miskin Hikmatul Hayat Sumbergempol Tulungagung maka. 1. Pembinaan Kejujuran pada anak di Lembaga Panti Asuhan Anak

BAB I. saja kesukaran pada individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang. tuanya. Hal ini disebabkan karena masa remaja merupakan masa transisi

BAB. I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, kedisiplinan, kemandirian

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

Transkripsi:

67 BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN ORANG TUA ASUH DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU ROHADI KALIWUNGU KENDAL 1.1. Analisis Pola Asuh dan Bimbingan Orang Tua Asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal Setelah penulis melakukan penelitian tentang Pola Bimbingan Orang Tua Asuh Dalam Menanamkan Kadisiplinan Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal, maka sekarang saatnya untuk melakukan Analisis dari hasil penelitian yang penulis lakukan. Yang pertama adalah melakukan analisis tentang pola asuh yang di terapkan oleh pengasuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal. Menurut Rachmawati (2010: 8) pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan atau pun menghambat tumbuhnya kreativitas anak. Pola asuh orang tua terhadap anak sangat bervariasi. Ada yang pola asuhannya menurut apa yang dianggap baik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orang tua seperti itu dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan anak (Ali, 2011: 69). Menurut penulis, pola asuh yang diterapkan oleh orang tua asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal sangat berpengaruh

68 besar terhadap perilaku anak asuh dikehidupan sehari-hari atau yang akan datang. Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pola asuh yang diterapkan di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal adalah pola asuh demokratis. Hal ini dapat di lihat ketika ada sebuah permasalahan yang dihadapi oleh anak, pengasuh tidak langsung mengambil keputusan, tetapi selalu di musyawarahkan terlebih dahulu dengan anak. Seperti dalam bukunya Septiari (2012: 172) menyatakan bahwa dengan penerapan pola asuh demokratis orang tua tidak secara sepihak memutuskan berdasarkan keinginannya sendiri. Sebaliknya orang tua juga tidak begitu saja menyerah pada keinginan anak. Ada negosiasi antara orang tua dan anak sehingga dapat dicapai kesepakatan bersama. Jadi jelas bahwa pola asuh yang paling tepat diberikan kepada anak adalah pola asuh demokratis. Dengan pola asuh demokratis anak dituntut untuk lebih bisa mengembangkan dirinya. Tetapi dalam pengasuhan demokratis tetap harus ditegakkan aturan main mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak agar anak bisa mengontrol dirinya. Dari observasi yang telah lakukan, dalam Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal pengasuh tidak hanya menerapkan pola asuh demokratis saja, dalam keadaan tertentu pengasuh juga menggunakan pola asuh otoriter. Hal ini berlaku dalam pemberian hukuman atau sanksi, dalam pemberian sanksi pengasuh hanya menjalankan bentuk sanksi yang

69 telah disepakati bersama. Pengasuhan otoriter disini yaitu tidak ada negosiasi dalam pemberian sanksi. Karena jika anak salah maka anak harus diberi hukuman sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh anak-anak itu sendiri. Kemudian juga dalam hal kesehatan. Anak yang sakit harus segera diobati, karena hal ini berkenaan dengan keselamatan si anak, maka pengasuh juga bersikap otoriter. Karena biasanya anak merasa membebani orang tua asuh sehingga tidak mau merepotkan. Disinilah peran otoriter pengasuh dijalankan. Pola pengasuhan otoriter disini sesuai dengan pendapat Septiari (2012: 173) yang menyatakan bahwa dalam kondisi tertentu orang tua memang harus tegas bila berhubungan dengan keselamatan jiwa anak. Pada saat anak sedang sakit pun pola pengasuhan demokratis tidak dapat diterapkan sepenuhnya. Pertimbangan kesehatan anak menjadi yang utama. Untuk itu orang tua hendaknya memperhatikan seberapa berat dampak yang bakal ditimbulkan bila tetap menerapkan pola pengasuhan seperti yang biasanya. Dalam pengertian otoriter disini orang tua asuh tidak serta merta memaksakan kehendak pada anak, tetapi orang tua asuh tetap memperhatikan kebutuhan anak. Karena tujuan otoriter disini bukan sematamata keegoisan pengasuh, melainkan untuk menanamkan kedisiplinan anak agar menjadi lebih baik. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal menggunakan pola asuh demokratis dan otoriter dalam keadaan tertentu.

70 Setelah melakukan analisis tentang pola asuh, sekarang penulis akan menganalisis tentang pola bimbingan yang dilakukan oleh pengasuh kepada anak asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal. Berbeda dengan pola asuh yang diterapkan setiap hari, bimbingan di PAY Rohadi dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu pada hari sabtu malam minggu. Bentuk bimbinganya adalah bimbingan kelompok, tetapi apabila ada anak yang dirasa perlu untuk diberikan bimbingan khusus, maka akan dilakukan bimbingan individu kepada anak yang bersangkutan. Proses bimbingan tidak hanya dilakukan pada malam minggu saja. Apabila diperlukan maka akan diberikan bimbingan tambahan sesuai dengan kebutuhan anak asuh. Karena pada dasarnya pemberian bimbingan dilakukan untuk membantu anak. Seperti yang dikemukakan oleh Surya (1988: 12) menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang di bimbing agar mencapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Dalam proses bimbingan ini pengasuh tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak asuh, melainkan hanya membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak, seperti memberikan masukan dan pengarahan. Karena pada dasarnya yang harus menyelesaikan masalah anak adalah anak itu sendiri. Tugas seorang pengasuh hanya membantu. Seperti dalam bukunya Gunarsa (2007: 12) meyatakan bahwa seorang

71 pembimbing yang baik tidak menentukan jalan yang akan ditempuh seseorang, melainkan hanya membantu dalam menemukan dan menentukan sendiri jalan yang akan ditempuhnya. Menurut penulis, pemberian bimbingan yang dilakukan oleh pengasuh maupun pengurus kepada anak asuh sudah cukup baik. Tetapi masih kurang efektif. Hal ini disebabkan karena minimnya kemampuan pengasuh dalam memberikan bimbingan kepada anak. Sehingga apa yang disampaikan kurang bisa dicerna dengan baik oleh anak. Akibatnya tidak sedikit anak yang masih melakukan pelanggaran kedisiplinan walaupun sudah di beri bimbingan tentang kedisiplinan. Dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan pengasuh, karena pengasuh sudah memberikan yang terbaik yang pengasuh bisa kepada anak asuh. 1.2. Analisis Kedisiplinan Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal Tujuan utama penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana peran pengasuh dalam menanamkan kedisiplinan anak asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal. Yang akan penulis analisis sekarang adalah tentang kedisiplinan anak di Panti Asuham Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal. Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan

72 pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya (Semiawan, 2009: 27). Dari observasi yang penulis lakukan, dapat dikatakan bahwa kedisiplinan anak asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal sudah cukup baik. Hal ini dapat di lihat ketika mereka melakukan kegiatan, kemudian juga dalam menjalankan peraturan juga cukup baik. Hanya saja ada beberapa anak yang memang sulit untuk diarahkan. Ketika ada pengasuh di dalam Panti, mereka cenderung menurut dan mau mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal yang ada. Tetapi ketika pengasuh sedang tidak di Panti, anak merasa bebas sehingga kadang kedisiplinan mereka tidak terkontrol. Usia rata-rata anak Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal adalah 16 tahun, jadi bisa dikatakan anak tersebut telah memasuki masa remaja. Penerapan disiplin yang paling efektif bagi remaja adalah disiplin demokratis karena remaja telah mampu berfikir analitis, mereka tahu perbuatan yang baik dan yang buruk serta mampu mengungkapkan pendapatnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, untuk meningkatkan disiplin anak, yaitu dengan teknik demokratis. Teknik ini dilakukan dengan memberikan penjelasan-penjelasan, pengertian yang dilakukan melalui pemberian layanan pembelajaran. Melalui pemberian layanan ini anak akan lebih mampu mengarahkan diri, mengedalikan diri, serta memiliki kesadaran diri dalam hal kedisiplinan. Dengan teknik demokratis anak mampu melakukan hal yang benar tanpa ada yang mengawasi

73 (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114585-cara menanamkan-disiplin/#ixzz2m5oymtpy. 30/05/2013/ pukul: 12.22 Wib) Berdasarkan uraian diatas cara disiplin yang paling tepat digunakan oleh orang tua asuh adalah disiplin demokratis. Pada disiplin ini didasari falsafah bahwa disiplin bertujuan mengembangkan kendali atas perilaku sendiri sehingga dapat melakukan apa yang benar, meskipun tidak ada penjaga yang mengancam dengan hukuman bila melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan. Pengendalian internal atas perilaku ini adalah hasil usaha anak untuk berperilaku menurut cara yang benar dengan memberi penghargaan. Dari penelitian yang penulis lakukan, kedisiplinan anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal masih perlu ditingkatkan, karena masih banyaknya anak yang kurang sadar dengan adanya peraturan. Pemberian hukuman atau sanksi belum begitu berpengaruh. Hal ini dapat di lihat ketika anak mendapat sanksi, tidak membuat anak menjadi jera. Anak masih banyak yang melanggar dan mengulangi kesalahan yang sama.