BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TEGAL TIMUR Jln. Flores No. 35 Telp. : ( 0283 ) Tegal

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh AGUS SAMSUDRAJAT J

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. luas wilayah dan jumlah penduduknya. (solokotakita.org)

DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI PEMICUAN STOP JENTIK SEBAGAI UPAYA TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH (DB)

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG FKM UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

BAB VI. Semaki dan Kelurahan Sorosutan dalam penulisan laporan ini, dapat ditarik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pendamping (aktivis LSM) Kelompok sasaran (anggota masyarakat) Tujuan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah se

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara mendalam (indepth interview) dan didukung dengan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

PEDOMAN WAWANCARA. Lampiran 1. Pedoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terserang peyakit degenerative, Dinas Kesehatan kota Yogyakarta terus menerus

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lalang 40 % ini dikategorikan kurang berperan, PKK berperan penting sebagai

BAB IV KESIMPULAN. Setelah dilakukan wawancara dan pembahasan mengenai kinerja Dinas

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa proses difusi, inovasi dan adopsi motor trail pada komunitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop,

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi

PENDAHULUAN. Jumlah Penderita/Meninggal Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

Seminar Nasional Mewujudkan Kemandirian Kesehatan Masyarakat Berbasis Preventif dan Promotif ISBN:

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG PADA ACARA LAUNCHING PROGRAM SMS GATEWAY DI KABUPATEN SEMARANG

Tabal hasil wawancara. Table 1. latihan dalam organisasi

Salah satu bekal yang berguna bagi usaha memasyarakatkan inovasi atau ide-ide baru adalah pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana inovasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI KEPALA KELUARGA TERHADAP PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI DESA NGEMPLAK KECAMATAN KARTASURA

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA URUSAN PEMBANGUNAN DESA DALAM MEWUJUDKAN PEMBERDAYAAN MASYAKARAT DESA

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan terhadap perubahan dan penyesuaian paradigma dan praktek

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN KAJIAN EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NO. 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DIKOTA SEMARANG

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. LXI selama 1 bulan pada tanggal 24 Januari 22 Februari 2017 di Dusun

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Komunikasi Minat Utama Manajemen Komunikasi

BAB II DESKRIPSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL. 1. Sejarah Perkembangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. agar berperan secara aktif serta partisipatif.

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

SOSIALISASI KESEHATAN KERJA DAN PEMBENTUKAN POS UKK PERCONTOHAN. Upaya Kesehatan kerja meliputi sektor formal dan informal dan

PERAN ORGANISASI BRAJA JATI DALAM PENGEMBANGAN DEMOKRASI DAN DEMOKRASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

I. PENDAHULUAN. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN SAMPAH PADA MASYARAKAT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

IDENTIFIKASI PELUANG-PELUANG PERBAIKAN INOVATIF

BAB VI KESIMPULAN. Di masa Orde Baru, komunikasi pembangunan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: HAFSHAH RIZA FAWZIA J

I. Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari serangkaian data yang diperoleh di lapangan baik melalui wawancara terhadap narasumber maupun hasil penelitian selama penelitian, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses atau tahapan-tahapan yang terjadi pada pendifusian dan pengadopsian program Pemicuan Stop Jentik oleh masyarakat RW 14 dan RW 33 sesuai dengan teori Rogers, yakni pengetahuan, bujukan, putusan, implementasi, dan pemastian. Proses difusi inovasi dan adopsi program Pemicuan Stop Jentik yang terjadi di wilayah Kelurahan Kadipiro RW 14 berjalan namun dengan hasil yang kurang maksimal dan banyak hambatan. Mayoritas dari mereka masih belum mengerti esensi dan penerapan program Pemicuan Stop Jentik, sehingga pendifusian program Pemicuan Stop Jentik di RW 14 masih belum mampu memberikan kesadaran bagi warga RW 14, karena sedikitnya warga yang paham dan melakukan program Pemicuan Stop Jentik. Sedangkan untuk proses difusi inovasi program Pemicuan Stop Jentik di wilayah RW 33 berjalan cukup lancar, menghasilkan sikap sadar kebersihan demi terhindarnya demam berdarah dengan melakukan seluruh kesepakatan-kesepakatan program, pengadopsian pun dilaksanakan hampir seluruh warga RW 33. 195

196 2. Dalam keberjalanan proses difusi dan adopsi program Pemicuan Stop Jentik, banyak faktor pendukung dan pengambat yang mengiringi. Faktor pendukung keberhasilan program Pemicuan Stop Jentik adalah: a. Bahasa yang digunakan oleh petugas dalam menjelaskan materi mudah untuk dimengerti. b. Adanya dukungan dari Kepala Dinas Kesehatan, pihak kelurahan, serta dari Puskesmas dan kader. c. Keingintahuan masyarakat menganai program baru tentang Demam Berdarah karena merasa daerahnya endemis DB. d. Peran tokoh masyarakat dan kader yang mampu mempengaruhi sikap dan perilaku warga. Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut: a. Fasilitator yang kurang berkompeten untuk memicu masyarakat. b. Belum kompaknya antara pihak-pihak internal dari innovator untuk mendifusikan program Pemicuan Stop Jentik. c. Waktu yang kurang sinkron antara waktu yang dimiliki oleh petugas dengan waktu yang dimiliki oleh warga sehingga sulit bertemu saat sosialisasi atau pertemuan. d. Kesibukan warga yang membuat mereka kesulitan untuk menjalankan kesepakatan yang mereka buat. e. Masih kurang sadarnya masyarakat akan arti penting kebersihan. f. Faktor keterbatasan daya ingat bagi warga.

197 g. Beberapa warga yang sulit untuk diajak bekerja sama dalam menjalankan kesepakatan. h. Kurangnya sumber daya manusia untuk menjadi petugas PSN. 3. Selain itu Program Pemicuan Stop Jentik juga memenuhi lima karakteristik suatu inovasi seperti yang diungkapkan oleh Rogers, sehingga mudah diadopsi. Jika dilihat dari karakteristik inovasinya, yaitu keuntungan relatif, program ini merupakan program yang menguntungkan dalam hal ekonomi dan sosial. Dari segi kompatibilitas, Program Pemicuan Stop Jentik sesuai dengan norma-norma dan struktur sosial yang ada di dalam sistem sosial masyarakat Kadipiro. Dari segi kompleksitas, program ini tidaklah sulit untuk diterapkan meski dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala. Dari segi observabilitas, hasil dari pemakaian ini hanya bisa dilihat dan dirasakan oleh adopter saja dan juga bisa dirasakan oleh masyarakat lain. Namun untuk karakteristik observabilitas ini, antara RW 14 dan RW 33 memiliki perbedaan. Hanya RW 33 saja yang hasilnya bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat yang lainnya juga. B. Saran : 1. Dinas Kesehatan Surakarta bersama aparatnya yakni Puskesmas Gambirsari, perlu untuk memperbanyak intensitas pertemuan evaluasi. Selain bermanfaat untuk mengetahui apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki, juga untuk mengingatkan opinion leader untuk selalu melaksanakan program yang telah mereka sepakati sejak awal pertemuan.

198 2. Perlu keaktifan dan partisipasi yang lebih bagi para kader kesehatan (change agent) untuk selalu mengingatkan para warganya mengenai program dan informasi apa saja yang disampaikan dari Dinas Kesehatan. Juga perlu membuat catatan khusus bagi kader kesehatan agar tidak lupa menangkap informasi penting yang baru dari Dinas Kesehatan Surakarta. 3. Perlu adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai BHT yang merupakan bagian dari Pemicuan Stop Jentik, karena masih banyak warga yang belum mengenal BHT, bahkan yang pernah mendengar informasi BHT pun sudah tidak mengingat dengan jelas. 4. Pihak Dinas Kesehatan Surakarta perlu untuk menyamakan visi dan misi untuk pelaksanaan program Pemicuan Stop Jentik, mengingat masih belum tercapainya keserasian tujuan antara pihak-pihak internal Dinas Kesehatan itu sendiri. Karena belum serasinya visi dan misi dalam pihak internal itu sendiri berpengaruh pada output yang dihasilkan. Jika setiap bagian internal Dinas Kesehatan saling bekerjasama, maka akan tercapai hasil yang besar karena saling melengkapi dan memberikan dukungan. 5. Perlu diadakan pelatihan yang lebih untuk para fasilitator agar dapat menyampaikan materi yang mudah diingat dan mampu memberikan motivasi kepada warga agar mau melaksanakan program Pemicuan Stop Jentik. 6. Lebih diperbanyak koordinasi antara petugas dengan warga, agar dapat tercapai waktu yang tepat, sehingga banyak warga yang hadir dalam acara Pemicuan.

199 7. Perlu penambahan jumlah petugas PSN agar dalam pelaksanakan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) bisa saling menggantikan jika salah satu atau beberapa petugas PSN berhalangan. 8. Dinas Kesehatan Surakarta diharapkan mampu membuat inovasi untuk memotivasi kesadaran warga untuk membantu keberhasilan program Pemicuan Stop Jentik. Lomba-lomba kebersihan antar RW yang pernah dilakukan ternyata cukup memancing antusias warga. Inovasi-inovasi kegiatan seperti itu perlu untuk dilakukan lebih sering agar warga memiliki motivasi lain untuk selalu menjaga kebersihan. 9. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang meneliti keberlanjutan Program Pemicuan Stop Jentik di kedua daerah tersebut, RW 14 dan RW 33, atau meneliti keberjalanan Difusi program Pemicuan Stop Jentik di wilayah Surakarta yang lain, karena menurut hasil wawancara dengan pihak P2PL Dinas Kesehatan Surakarta, akan dilaksanakan program Pemicuan Stop Jentik di seluruh Kelurahan di Surakarta dengan perwakilan beberapa RW dari yang endemis. Atau perlu juga meneliti studi evaluasi efektivitas Program Pemicuan Stop Jentik di kalangan masyarakat Kelurahan Kadipiro.