BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa Bandingan dan Desa Masaran Kecamatan Bawang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis melalui 5P strategi pemberdayaan masyarakat yaitu pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan dengan rincian sebagai berikut: 1. Pemungkinan Dilakukan dengan kegiatan pemicuan oleh Sanitarian Puskesmas untuk merubah kebiasaan BABS, penentuan sasaran program, pemberdayaan masyarakat menjadi pengurus tingkat desa dan memberikan penyadaran kepada masyarakat bahwa mereka memiliki potensi untuk membuat jamban. Masyarakat antusias dalam mengikuti kegiatan terkait pemungkinan namun untuk hasil masyarakat mengakses jamban sehat masih kurang, hal ini dikarenakan kebiasaan BABS manyarakat yang sulit dirubah serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat sehingga mereka memanfaatkan kondisi lingkungan yang dekat dengan sungai, irigasi dan banyaknya kolam menjadi tempat BABS. 2. Penguatan Tahap penguatan dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, promosi, sosialisasi dan kampanye jamban sehat serta memenuhi kebutuahan yang 116

2 117 menunjang kemandirian masyarakat dengan pengalokasian anggaran dan pemberian stimulan jamban sehat. Tahap ini didukung dengan ketersediaan anggaran sedangkan hambatannya yaitu kondisi ekonomi masyarakat yang lemah sehingga pelaksanaan pembuatan jamban oleh masyarakat melalui pemberian stimulan jamban kurang lancar. 3. Perlindungan Tahap perlindungan dilakukan melalui kegiatan pendataan sasaran program, penyebarluasan informasi melalui siaran radio dan internet, serta adanya swadaya masyarakat dalam bentuk dana maupun tenaga. Dinas Kesehatan tidak membedakan warga berdasarkan tingkat ekonomi namun lebih mengutamakan pencapaian target akses jamban sehat oleh masyarakat. Melalui upaya tersebut masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses jamban sehat sehingga tidak ada diskriminasi. Upaya dilakukan mampu memberdayakan masyarakat untuk mengakses jamban sehat, namun dibutuhkan waktu yang lama untuk melawati beberapa tahap dalam pencapaian target. 4. Penyokongan Dinas Kesehatan memberi bimbingan bagi kader kesehatan dan pelatihan wirausaha sanitasi (WUSAN). Setelah adanya bimbingan, diberikan pendampingan saat perencanaan hingga pelaksanaan program serta dilakukan sosialisasi tentang adanya WUSAN sebagai dukungan kepada WUSAN. Dinas Kesehatan juga memberikan reward kepada daerah berupa material untuk membuat jamban dan Deklarasi Stop BABS

3 118 berdasarkan akses jamban sehat di daerah tersebut. Untuk menyokong masyarakat agar tidak jatuh dalam kedaan yang semakin lemah dan terpinggirkan diadakan paket-paket jamban yang dikelola oleh WUSAN. Tahap penyokongan didukung dengan hubungan lintas sektoral yang bagus dan adanya dukungan dari semua pihak mulai dari Bupati sampai dengan Kepala Desa. Kegiatan dalam tahap penyokongan ini sudah mampu membantu meningkatkan cakupan jamban sehat. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara berupa pengawasan program dalam kegiatan monitoring untuk pembuatan laporan. Monitoring dilakukan dengan cara mendata akses masyarakat terhadap jamban sehat dan mengingatkan masyarakat melalui kontrak berisi janji untuk membuat jamban. Monitoring bertujuan untuk menjamin terjadinya keseimbangan distribusi kekuasaan dalam masyarakat dan untuk menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang berusaha, ditandai dengan adanya pembagian tugas dalam tiap pelaksanaan program dan masyarakat diijinkan untuk menyampaikan kesulitan yang dialaminya untuk membuat jamban saat kegiatan monitoring sehingga program berjalan lancar dan masalah di masyarakat bisa diketahui.

4 119 B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pemberdayaan masyarakat oleh Dinas Kesehatan dalam akses jamban sehat peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Pemberian sanksi seperti teguran atau denda bagi warga yang masih melakukan kebiasaan BABS sesuai dengan kesepakatan seluruh warga. Pemberian sanksi ini yang bertujuan agar masyarakat merasa jera dan malu untuk melakukan BABS sehingga masyarakat berusaha mengakses jamban sehat. 2. Terkait kondisi ekonomi masyarakat yang berpengaruh pada kesulitan membuat jamban sehat walaupun sudah mendapat bantuan, Dinas Kesehatan diharapkan juga membantu masyarakat dalam pembangunan dengan menggunakan sistem arisan atau angsuran, bukan hanya masyarakat yang membuat jamban dari jasa WUSAN saja yang bisa membangun jamban sehat dengan sistem tersebut. Kedua saran yang diberikan oleh peneliti tersebut juga akan berpengaruh pada masalah waktu pencapaian target akses jamban sehat. Dengan adanya saksi yang memberikan efek jera kepada masyarakat dan kemudahan dalam pembangunan jamban sehat akan lebih memberdayakan masyarakat untuk mengakses jamban sehat sehingga waktu yang lama untuk mencapai target akses jamban sehat bisa berkurang. Terkait dengan banyaknya kegiatan dalam proses pemberdayaan masyarakat, untuk daerah-daerah seperti Desa Masaran yang memiliki jumlah kegiatan sedikit

5 120 diharapkan bisa memperbanyak kegiatan-kegiatan terkait pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat seperti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Desa Bandingan, sehingga proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat bisa berjalan dengan lebih baik.