BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terserang peyakit degenerative, Dinas Kesehatan kota Yogyakarta terus menerus

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Tingginya jumlah penduduk lansia di kota Yogyakarta mewajibkan pemerintah kota Yogyakarta melakukan intervensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi lansia. Menurunnya kondisi fisik dan mental lansia serta mudahnya terserang peyakit degenerative, Dinas Kesehatan kota Yogyakarta terus menerus melakukan inovasi dalam bentuk kebijakan untuk meningkatkan status kesehatan lansia. Penduduk lansia di Yogyakarta yang diketahui masih produktif dianggap sebagai peluang pemerintah untuk menggencarkan upaya promotif dan preventif. Sebagai wujud keseriusan pemerintah kota Yogyakarta dalam peningkatan pelayanan bagi lansia, pada tahun 2013 didirikanlah sarana pelayanan kesehatan lansia yang bersifat promotif dan preventif. Adanya Rumah Sehat Lansia dimaksudkan untuk meningkatkan pemberian informasi dan konsultasi tentang kesehatan secara lebih terarah dan komprehensif kepada kelompok lansia di kota Yogyakarta. Pelayanan Rumah Sehat Lansia memberikan kemudahan akses lansia untuk mendapatkan pelayanan konsultasi kesehatan khususnya geriatri agar tetap sehat dan bugar sehingga berdampak positif pada peningkatan derajat kesehatan lansia di kota Yogyakarta. Terdapat empat pelayanan di Rumah Sehat Lansia yang bersifat promotif 158

2 dan preventif. Empat pelayanan tersebut adalah pelayanan konsultasi dokter spesialis, konsultasi gizi dan perawat, konsultasi psikologi dan senam sehat lansia. Berdasarkan penelitian mengenai efektivitas pelaksanaan program Rumah Sehat Lansia dengan melihat dari keberhasilan program, keberhasilan sasaran, tingkat input dan output, kepuasan terhadap program dan pencapaian tujuan secara menyeluruh dapat disimpulkan bahwa. 1. Pelayanan konsultasi dokter spesialis berjalan efektif dari segi ketepatan sasaran yaitu lansia dengan usia diatas 60 tahun, ketepatan jadwal pelaksanaan, jumlah kunjungan yang cukup tinggi, tenaga medis yaitu dokter didatangkan langsung dari RSUD. Dr. Sardjito yaitu dokter Probo dengan keahlian yang memadahi, tidak ada hambatan dalam anggaran, lansia puas dengan pelayanan konsultasi dokter spesialis karena mendapatkan banyak manfaat yaitu perasaan gembira dan meningkatnya pengetahuan dan informasi kesehatan lansia. Pelayanan konsultasi gizi dan perawat berjalan cukup efektif. Pelayanan ini bukan menjadi program unggulan sehingga, sumber daya manusia terbatas. Hanya terdapat dua tenaga medis (perawat dan konsultan gizi) yang merangkap sebagai pengurus administrasi sehingga pelayanan ini tidak berjalan maksimal. Lansia yang hadir dalam pelayanan tersebut dalam kategori sedikit. Namun, adanya keterbatasan dalam sumber daya dan jumlah pengunjung tidak menjadikan pelayanan ini sepenuhnya buruk. Terdapat manfaat dan 159

3 kepuasan terhadap program oleh lansia yang sering mengikuti pelayanan tersebut. Lansia sangat puas dengan fasilitas, pelayanan yang diberikan tenaga medis sehingga ada perasaan gembira dan memotivasi lansia untuk periksa kesehatan kembali. Manfaat yang diterima lansia juga memberikan perubahan sikap dan kebiasaan lansia menuju kondisi yang lebih sehat. 2. Pelayanan senam sehat lansia RUSELA berjalan efektif. Dalam pelaksanaannya terdapat sumber daya manusia yaitu instruktur dan pengurus yang saling berkoordinasi dan memadahi dalam segi kualitas dan kuantitas. Pelayanan ini tepat sasaran, tepat dalam waktu pelaksanaan atau jadwal dan jumlah peserta selalu melebihi dari jumlah peserta yang dianggarkan oleh Dinas Kesehatan. Sarana dan prasarana pelayanan cukup memadahi walaupun terdapat keterbatasan lahan senam namun itu bukan suatu kendala yang berarti karena lansia merasa nyaman melakukan pelayanan tersebut. Lansia merasa puas karena mendapatkan manfaat dari pelayanan senam sehat lansia berupa kebugaran, bertambahnya relasi sesama lansia dan berkembangnya kemampuan sosial mereka di komunitas. Selain itu, solidaritas tercipta dengan sesama lansia berupa pemberian dana sosial yang mereka kumpulkan melalui infaq sukarela setiap minggunya. Dana sosial tersebut diberikan sebagai tali kasih pada anggota lansia yang sakit dan meninggal. 3. Pelayanan konsultasi psikologi berjalan tidak efektif. Pelayanan tersebut bukan menajdi pelayanan utama dalam Rumah Sehat Lansia. Pelaksanaan 160

4 pelayanan konsultasi psikologi masih on call. Tidak terdapat jadwal khusus untuk pelayanan tersebut sehingga jarang sekali ada lansia yang mengikuti pelayanan tersebut. Psikolog dalam pelayanan ini juga masih meminjam psikolog di Puskesmas Umbulharjo I. Psikolog di wilayah umbulharjo I hanya terdapat 1 orang saja dan beliau harus menangani puskesmas umbulharjo I dan pelayanan konsultasi psikologi Rumah Sehat Lansia terabaikan. Fasilitas ruangan konsultasi yang seharusnya dirancang untuk menjaga privasi pasien masih belum tersedia. Pelaksanaan program Rumah Sehat Lansia dalam pemenuhan pelayanan kesehatan lansia di kota Yogyakarta sudah cukup lengkap dalam rancangan program yang dimilikinya. Secara keseluruhan, pelaksanaan program dapat dikatakan cukup efektif dengan alasan terdapat dua pelayanan yang berjalan efektif yaitu pelayanan konsultasi dokter spesialis dan senam sehat lansia, satu pelayanan berjalan cukup efektif yaitu pelayanan konsultasi gizi dan perawat dan satu pelayanan yang berjalan sama sekali tidak efektif. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua pelayanan Rumah Sehat Lansia yang efektif dan satu pelayanan cukup efektif, sehingga pelaksanaan program Rumah Sehat Lansia dalam pemenuhan pelayanan kesehatan lansia dapat dikatakan cukup efektif. 161

5 2. Saran Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis data dan penemuan fakta di lapangan, maka peneliti menyampaikan saran yang dibutuhkan untuk menangani kendala dan kekurangan yang terjadi agar pelaksanaan program Rumah Sehat Lansia dapat berjalan lebih baik, yakni sebagai berikut: 1. Secara umum, permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program Rumah Sehat Lansia adalah kuantitas input. Input merupakan salah satu dari sub sistem pelayanan kesehatan seperti sumber daya manusia/pengurus, pasien, sarana prasarana, dan dokter/psikolog. Dalam pelaksanaan Rumah Sehat Lansia, sumber daya manusia/pengurus dan khususnya psikolog perlu ditambah. Perlunya menambahkan jumlah sumber daya manusia sebagai pengurus harian Rumah Sehat Lansia bertujuan agar pelayanan Rumah Sehat Lansia dapat beroperasi setiap hari. Tenaga medis yang selama ini menjadi pegurus aktif Rumah Sehat Lansia dapat melaksanakan pelayanan konsultasi gizi dan perawat dengan maksimal. Penambahan psikolog agar bisa stand by untuk melakukan pelayanan Rumah Sehat Lansia tanpa on call juga sangat diperlukan agar pelayanan dapat berjalan efektif. Sarana dan prasarana yang merupakan salah satu input dari pelayanan Rumah Sehat Lansia sejauh ini sudah cukup lengkap, hanya saja terdapat keinginan lansia untuk memiliki taman lansia atau lahan 162

6 untuk melakukan senam sehat lansia sendiri di lahan milik Rumah Sehat Lansia yang berada di belakang gedung. Selama ini senam sehat Lansia dilakukan di jalan raya sehingga mengganggu lalu lintas warga Sorosutan di pagi hari. Sempat dilakukan public hearing oleh Walikota Yogyakarta, Hariyadi Suyuti namun belum ada tindak lanjut dalam pembangunan taman lansia dan lahan senam lansia. 2. Perlu digencarkan lagi upaya peningkatan kesadaran lansia terhadap kesehatan sehingga lansia memiliki antusias untuk datang ke Rumah Sehat Lansia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggerakan kader-kader kelompok lansia di masyarakat. Kaderkader kelompok lansia diharapkan dapat aktif dan rutin melakukan sosialisasi kesehatan lansia dengan materi yang menarik lansia. Selama ini, pasien Rumah Sehat Lansia khususnya pasien pelayanan konsultasi dokter spesialis merupakan kiriman/delegasi puskesmas setiap kecamatan di Yogyakarta sehingga perlu sosialisasi langsung untuk mengembangkan sasaran atau pasien pelayanan Rumah Sehat Lansia. Jadi, ketika ada kesadaran masing-masing lansia dalam hal kesehatan, Rumah Sehat Lansia dapat melayani lansia mandiri. Dengan peningkatan kesadaran kesehatan lansia akan berdampak pula pada peningkatan 163

7 jumlah kunjungan lansia sehingga pelaksanaan Rumah Sehat Lansia dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. 3. Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Saran penulis untuk penelitian selanjutnya adalah pemilihan isu berbeda seperti gender karena hasil temuan lapangan menunjukkan hanya sedikit lansia laki-laki yang mengikuti pelayanan kesehatan di Rumah Sehat Lansia. Isu menarik yang perlu dikaji selanjutnya yaitu pengorganisasian komunitas senam sehat lansia yang meningkatkan kemampuan sosial dan solidaritas lansia. Dalam penelitian ini, unit analisisnya adalah lansia sehingga peneliti dituntut untuk bisa menangkap jawaban yang tersirat dan mengantisipasi jawaban lansia agar tidak melebar. 164