HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MS.,MT.

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MT.,MS. POLYGON

Tujuan Khusus. Tujuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

Can be accessed on:

Can be accessed on:

Contohnya adalah sebagai berikut :

METODE PENGUKURAN TRIANGULASI

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

BAB II LANDASAN TEORI

Tata cara penentuan posisi titik perum menggunakan alat sipat ruang

1.Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran 2.Kontrol Jarak dan Sudut 3.Basik titik untuk pengukuran selanjutnya 4.

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Tinjauan Umum Deformasi

PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi

LOMBA CERDAS CERMAT MATEMATIKA (LCCM) TINGKAT SMP DAN SMA SE-SUMATERA Memperebutkan Piala Gubernur Sumatera Selatan 3 5 Mei 2011

Gambar Sket posisi sudut di sebelah kanan arah jalur ukuran polygon terbuka terikat

Gambar Penentuan sudut dalam pada poligon tertutup tak. terikat titik tetap P 3 P 2 P 5 P 6 P 7

II. BUMI DAN KOORDINAT

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi

Integral dan Persamaan Diferensial

METODE MENGIKAT KEBELAKANG

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus


LATIHAN SOAL ILMU UKUR TANAH. Oleh: YULI KUSUMAWATI, S.T., M.T.

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

c. 2 cara yang digunkan untuk memindahkan titik dari permukaan tanah;

METODA-METODA PENGUKURAN

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Antiremed Kelas 10 Matematika

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014

>> SOAL MATEMATIKA SMA KELAS X SEMESTER 2 << ( 100 SOAL MATEMATIKA )

ba - bb j Gambar Pembacaan benang jarak pada bak ukur

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Matematika Wajib

PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI

Dosen : Haryono Putro, ST.,SE.,MT.

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 1 MATEMATIKA SMP/MTs KABUPATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud yaitu:

6.1. Busur Lapangan. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah: Ilmu Ukur Tanah

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

TACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip

ARTI POSISI HORISONTAL TITIK

SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB III STATIKA FLUIDA

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

1. Jika f ( x ) = sin² ( 2x + ), maka nilai f ( 0 ) =. a. 2 b. 2 c. 2. Diketahui f(x) = sin³ (3 2x). Turunan pertama fungsi f adalah f (x) =.

PERSAMAAN GARIS. Dua garis sejajar mempunyai gradien sama, sehingga persamaan garis yang sejajar l dan melalui titik (3,4) adalah

1. Himpunan penyelesaian adalah {(x, y, z)}. Nilai dari y + z adalah... D. -4 E. -5

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2.

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT

TELAAH MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH I TRANSFORMASI GEOMETRI

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Tanah Homogen Isotropis

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 3B TAHUN 2010

4. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear x + y = 5 dan x - 2y = -4 adalah... A.{ (1, 4) }

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada Bab III dan Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2009

SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2008 MATEMATIKA SMA BAGIAN PERTAMA

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

BAB VIII PENGUKURAN DAN PEMETAAN HUTAN

Modul 10. Fungsi Trigonometri

BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PEMETAAN Gambaran Umum CV. Wiranta Bahana Raya

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

Untuk mencari akar-akar dari persamaan kuadrat, dapat menggunakan rumus :

Kesalahan Sistematis ( Systhematical error ) Kesalahan acak ( Random error ) Kesalahan besar ( Blunder )

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

BAB X PENGUKURAN DAN PEMETAAN HUTAN

UJIAN SARINGAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI MATEMATIKA DASAR FUNGSI KUADRAT. A. 1 B. 2 C. 3 D. 5 E. 7 Solusi: [D]

BAB II BESARAN VEKTOR

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Metode Titik Kontrol Horisontal 3.1. Metode Survei Klasik Gambar. Jaring Triangulasi

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

SUSUNAN KOORDINAT BAGIAN-1. Oleh: Fitria Khasanah, M. Pd

LAPORAN SURVEY TOPOGRAFI

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

PERSIAPAN TES SKL KELAS X, MATEMATIKA IPS Page 1

Transkripsi:

PENGUKURAN POLIGON Pengukuran dan Pemetaan Hutan : HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH DAN JARAK Y φq Dq Q(Xq,Yq) θq P(X,Y) φq = Azimuth/arah P ke Q 0 X θq Dq = Azimuth/arah Q ke P = Jarak dari P ke Q P(X,Y) = Koordinat ttk P Q(Xq,Yq) = Koordinat ttk Q 1

METODE MENGIKAT KEBELAKANG Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan engukuran sudut ada titik yang tidak diketahui koordinatnya kita namakan enentuan titik dengan cara mengikat ke belakang. Ketentuan yang harus dienuhi adalah dierlukan aling sedikit tiga titik engingat yang sudah diketahui koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang akan ditentukan koordinat tsb. Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali menematkan instrumen, yaitu ada titik yang akan kita cari tersebut. Terdaat dua cara erhitungan yang kita kenal, yaitu Metode Collins dan Cassini. 3 A. METODA COLLINS A B P D C 2

B. METODA CASSINI B C A M P N 4. CARA MENGIKAT KEBELAKANG PADA CARA MENGIKAT KEBELAKANG, ALAT UKUR DIDIRIKAN PADA TITIK YANG AKAN DITENTUKAN POSISINYA, P( X P, Y P ). ALAT UKUR DIGUNAKAN UNTUK MENGAMATI TITIK-TITIK TETAP YANG SUDAH DIKETAHUI KOORDINATNYA, SEHINGGA TITIK IKAT YANG DIPERLUKAN MINIMAL TIGA BUAH TITIK TETAP A ( X A, Y A ), B ( X B, Y B ) DAN C ( X C, Y C ) - DARI TITIK P DIUKUR SUDUT APB () DAN JARAK D AP - DARI TITIK P DIUKUR SUDUT BPC () DAN JARAK D BP P (x,y )? A (x a,y a ) d ab B (x b,y b ) d bc C (x c,y c ) 3

METODE MENGIKAT KEMUKA Pada dasarnya metode mengikat kemuka adalah enentuan sebuah titik yang akan dicari koordinatnya melalui 2 (dua) buah titik yang sudah diketahui koordinatnya. Misalnya kita akan menentukan koordinat titik R yang diukur dari Titik P(X;Y) dan Titik Q(Xq;Yq). Alat ditematkan di kedua titik yang sudah diketahui. q r P qr (X;Y) d q d r Q (Xq;Yq) d qr q R? 7 MENGIKAT KEMUKA P (x,y )? d a Rumus rumus yang digunakan : Menentukan azimut : 1. untuk azimut A-P 2. untuk azimut B-P tg tg a b x xb y y A (x a,y a ) x xa...(1) y y a b......(2) d ab d b B (x b,y b ) Dari ersamaan (1 dan 2 ) diatas daat diuraikan menjadi : y tg y tg x x......(3) y tg a b a y tg b a b x a x......(4) b Persamaan ((3) xb dikurangi xa ) yatgersamaan a ybtgb (4), didaatkan y......(5) tg tg a b 4

SETELAH Y P DIDAPATKAN MAKA DARI PERSAMAAN (1) DIPEROLEH : x x y y ) tg......(6) a ( a a AP DAN BP DITENTUKAN DENGAN AB DARI GARIS AB tg ab x y b b x y a a ab a? P A B b? = ab +180 0 + POLYGON Definisi Polygon : Polygon adalah serangkaian garis berurutan yang anjang dan arahnya telah ditentukan dari engukuran laangan. Poligon berasal dari kata Poli berarti banyak dan gonos yang berarti sudut arti sebenarnya : rangkaian titik-titik secara berurutan, Ada 2 (dua) macam bentuk oligon, yaitu : Poligon Terbuka : oligon yang tidak memunyai syarat geometris Poligon Tertutu : oligon yang memunyai syarat geometris menentukan osisi horizontal banyak titik, dengan cara menghubungkan titik satu dengan titik lainnya sehingga membentul kerangka dasar, osisi atau koordinat titik-titik oligon harus diketahui atau ditentukan secara teliti karena akan digunakan sebagai ikatan detail. 5

Tujuan Pengukuran Polygon : Tujuan engukuran olygon adalah menetakan koordinat dari titik sudut yang diukur. Sedangkan data yang diukur adalah : Besar, sudut sudutnya. Panjang sisi sisinya. Fungsi Pengukuran Polygon Fungsinya adalah : Untuk membuat kerangka Pengukuran titik teta ( bench mark ). Pengukuran rencana jalan raya, kereta ai, irigasi, daerah industri, erumahan. Sebagai dasar untuk temat elaksanaan engukuran yang lainnya. 6

Bentuk Pengukuran Polygon Polygon tertutu/keliling Polygon terbuka Polygon tertutu/keliling Titik awal dan titik akhir meruakan titik yang sama. Untuk engukuran sudut yang dilaksanakan sudut luar, maka kesalahan daat dikontrol dari engukuran karena jumlah sudut luar dari segi n harus sama dengan (2 n + 4) 90 0 atau (n + 2) 180 0. Sedangkan untuk engukuran sudut yang dilaksanakan sudut dalam, maka kesalahan engukuran daat dikontrol, dimana jumlah sudut dalam harus sama dengan (2n 4) 90 0 atau (n - 2) 180 0. Dimana n adalah banyaknya sudut. U P1 P2 P6 SUDUT LUAR P3 P5 P4 Titik ertama sama dengan titik akhir 7

U P1 P2 P6 SUDUT DALAM P3 P5 P4 Titik ertama sama dengan titik akhir POLIGON TERTUTUP B(x b,y b ) α ba α ab 4 1 3 β 4 β 1 2 β oβa A (x a,y a ) A dan B βa, β1, β2...dst β 3 β 2 β 5 5 β β 8 6 8 β 7 6 7 : Titik ikat yang diketahui koordinatnya : sudut dalam Syarat sudut : β = ( n 2 ) * 180 0, aabila yang diukur adalah sudut dalam β = ( n + 2 ) * 180 0, aabila yang diukur adalah sudut luar 8

Polygon Terbuka Titik ertama tidak sama dengan titik akhir Polygon terbuka Bebas Pada olygon ini dalam engukuran sudut dan jarak tidak daat dikontrol. Dalam engukuran ini tidak memerlukan ketentuan tentang letaknya dalam eta maka, tidak daat memerlukan hitungan. Hitungan dalam emetaannya, jadi cuku diukur anjang sisi dan besar sudutnya. U P1 P2 P3 Titik ertama tidak sama dengan titik akhir P4 P5 9

Polygon Terbuka terikat sebagian Dalam engukuran olygon terbuka terikat sebagian harus memenuhi syarat sebagai berikut : Satu titik harus diketahui koordinat. Satu sisi harus diketahui sudut jurusannya. Dua buah titik harus diketahui koordinatnya. MACAM-MACAM POLIGON Poligon Terbuka ab βb A (x a,y a ) β1 12 23 B (x b,y b ) d b1 1(x 1,y 1 ) d12 β2 d 23 2 (x A dan B titik ikat awal 2,y 2 ) Q dan R titik ikat akhir ab azimut awal rq azimut akhir Sudut ukuran β βb, β1, β2,..βr Jarak ukuran d db1, d12,..d3r Syarat sudut : β = (α akhir α awal ) + n. 180 o β3 3 34 Q (x q,y q ) d 3R βr rq R (x r,y r ) 10

Maka untuk memenuhi syarat ertama harus memilih sebuah titik teta (becnh mark) sebagai salah satu titik olygon yang sudah ada koordinatnya, dengan tujuan memudahkan erhitungan titik berikutnya. Sedangkan untuk memenuhi syarat kedua sebelum memulai engukuran hendaknya theodolite diarahkan dahulu ke titik teta lainnya agar daat dihitung sudut jurusannya dari 2 buah titik yang berkoordinat. Untuk olygon jenis ini besar sudut dan jarak yang berukur tidak daat dikoreksi secara analitis. U P2 P3 P1(x,y) P4 P5 11

P2(x,y) P3 P1(x,y) P4 P5 Polygon Terbuka Terikat Semurna Mengukur olygon terbuka terikat semurna, titik teta awal dan titik teta akhir harus sudah diketahui koordinat dan sudut jurusannya. Dari titik teta itulah engukuran diarahkan ketitik lain kemudian diukur sudut-sudut ada titik tersebut, sehingga mendaatkan sisi sudut jurusan yang berhubungan. Untuk jenis olygon ini sudut mauun jarak daat dikoreksi secara analitis. 12

Koreksi sudut ada olygon macam ini adalah sebagai berikut : Pada elaksanaan engukuran yang didaat β sebelah kanan maka sudut daat dikoreksi : β = α awal α akhir + n. 180 Sedangkan bila engukuran didaat β sebelah kiri maka sudut daat dikoreksi : β = α akhir α awal + n. 180 β = jumlah sudut terukur β β β β SUDUT β KANAN 13

U P1(x,y) β P2 β P3 β P4 β P5 U SUDUT β KIRI Titik ertama tidak sama dengan titik akhir P6 Syarat Pembuatan Titik Polygon a) Dalam menentukan jumlah titik olygon, harus berdasarkan ada fungsi olygon. b) Bentuk olygon diusahakan tidak terlalu banyak sudut. c) Jarak dari setia titik titik olygon diusahakan mendekati sama dan tidak terlalu endek. d) Diusahakan tidak membentuk sudut lanci. 14

Syarat Penematan Titik Polygon : Memudahkan untuk elaksanaan engukuran. Titik olygon harus diilih ada daerah yang mudah dibidik secara langsung. Untuk memudahkan mencari titik olygon, usahakanlah titik olygon tersebut terletak dekat dengan obyek obyek yang mudah dikenal, misalnya : ohon, tiang listrik dan lain lain. Pengukuran Sudut : Untuk mendaatkan engukuran sudut yang teliti engukuran dilaksanakan minimum 2 kali, yaitu : Pengukuran sudut datar osisi biasa ( osisi I ). Pengukuran sudut datar osisi luar biasa ( osisi II ) semakin banyak bacaan sudut yang diambil, maka kita daat membandingkan bacaan sudut yang aling teliti ( lihat contoh tabel bacaan sudut datar dibawah ). 15

No. Ttk Target Bacaan sudut Besaran sudut Biasa Luar biasa Biasa Luar biasa Ratarata Ket 03 05º30 40 185º30 41 01 105º14 30 105º14 28 105º14 29 02 110º45 09 290º45 09 01 274º53 06 94º53 06 02 124º53 06 124º53 08 124º53 07 03 39º46 12 219º46 14 Pengukuran Jarak Untuk menghitung koordinat, maka dibutuhkan jarak mendatar dari setia sisi olygon, dibandingkan dengan engukuran sudut, engukuran jarak biasanya lebih sulit. Untuk mencaai hasil yang teliti dierlukan engukuran beberaa kali minimal 2 kali engukuran. Alat untuk mengukur jarak harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di laangan, sedangkan alat yang digunakan adalah rol meter, otis (substensbar), EDM (Electrinic Distance Meter). 16

Perhitungan Polygon Untuk erhitungan koordinat titik, dibutuhkan beberaa hal sebagai berikut : U A α A-P d Misalnya harus ditentukan letak titik P dari titik A yang telah diketahui koordinatnya, maka yang erlu ditentukan lebih dahulu adalah ARAH dari titik A ke titik P Untuk menentukan dimana letaknya titik P ada arah itu, dierlukan JARAK antara titik P ke titik A untuk diketahui, dimisalkan jarak sama dengan d Maka diarah AP dibuat jarak sebesar d sehingga letak titik P dan titik A daat diketahui Jadi untuk menentukan letak titik lainnya, dierlukan unsur-unsur : Arah/sudut jurusan/azimuth Jarak. Suatu arah ditentukan dengan sudut yang : Dimulai dari arah utara geografis. Diutar searah dengan jalannya jarum jam. Diakhiri ada arah yang bersangkutan. 17

Sudut jurusan/azimuth ini diberi tanda α, bila ini memgenai arah titik A ke titik P, maka sudut jurusan dari A ke P ditulis dengan α. A.P. Dengan demikian unsur-unsur yang dierlukan menjadi : Sudut jurusan α Jarak d. Cara Menghitung Azimuth U P4 A P3 P1 B Gambar Polygon Terikat. P2 18

Terlihat dari gambar diatas diumamakan titik olygon A dan B koordinatnya sudah diketahui maka azimuth A-B daat diketahui dengan cara : Azimuth A-B = tg. AB = Xb Xa Y Y b a Dengan diketahuinya azimuth AB dan sudut-sudut β B, β P1, β P2 dan seterusnya maka α B-P1 : α P1-P2: α P1-P2 dan seterusnya daat dicari sebagai berikut : α B. P1 =α A.B ±β B ± 180 α B. P1 =α A.B +β B - 180 α P1. P2 =α B.1 +β P1-180 α P2. P3 =α P1.2 +β P2-180 dan seterusnya dimana β = sudut terukur 19

Contoh Perhitungan Azimuth B P3 β A β P1 β P2 Diketahui : Polygon terikat seerti gambar diatas. Koordinat titik A:x = 2050,57 y = 6180,30 B:x = 2062,14 y = 6270,92 β A = 125 59 β P1 = 223 32 β P2 = 115 40 Ditanyakan : α A-P1 = α P1. P2 = α P2. P3 = 20

Jawab :α B-A = Tg = YA X Y X A B B 2050,57 2062,14 11,57 = 6180,30 6270,92 90, 62 α AB = 7 16 33 + 180 00 00 = 187 16 33 α A-P1 = α P1. P2 = α P2. P3 = Menghitung Koordinat Titik Lihat gambar halaman 1-8 Diumamakan sudut jurusan (α) dan jarak (s), karena titik koordinat awal sudah diketahui, maka koordinat titik selanjutnya daat diketahui dengan rumus : Koordinat X P1 = X B + S B.P1 Sinα B.P1 Sedangkan untuk Koordinat Y P1 = Y B + S B.P1 Cosα B.P1 21

Koreksi Disebabkan adanya kesalahan ada sudut-sudut yang diukur ( ) kesalahan ada royeksi di sumbu X (Fx) dari kesalahan ada royeksi disumbu y, untuk mengatasi kesalahan F α tidak daat erlu bagi rata ada semua sudut. Tetai adakalanya F α tidak daat dibagi habis dengan banyaknya sudut, maka koreksi sudut yang berlainan dengan koreksi yang telah dibulatkan diberikan keada sudut olygon yang memunyai kaki sudut terendek, karena engukuran kaki sudut yang endek kurang teliti disebabkan besarnya bayangan, sehingga mengarahkan garis ke titik tengah bayangan yang kelihatan besar itu menjadi sulit dan kurang teat. Sedangkan kesalahan Fx dan Fy dibagi ada absis x dan ordinat y. Cara koreksi sebagai berikut : Absisnya diberi koreksi : X1 = S. Fx S Dan ordinatnya diberi koreksi : X1 = dimana S = jarak S = jumlah jarak Fx = kesalahan absis x Fy = kesalahan ordinat y 22

Langkah kerja hitungan koordinat titik Jumlah sudut sudut yang diukur. Tentukan Fα dan berilah keada sudut sudut yang diukur. Hitunglah azimuth, berdasarkan sudut yang sudah dikoreksi. Hitunglah S. sinα dan S. cos α. Jumlahkan S. sinα dan S. cos α. Hitunglah F X dan F y keada absis dan ordinat titik olygon. Hitunglah koordinat titik olygon berikutnya karena : X 2 = X 1 + S. sin α 1-2 Y 2 = Y 1 + S. cos α 1-2 Contoh Perhitungan Polygon A. Polygon keliling/tertutu Hasil engukuran olygon tertutu sebagai berikut Koordinat titik P 1 = (2030,496,4638,964) α P1.P2 = 80 30 35 23

U P2 P1 109 43 20 117 10 15 120 20 51 P3 P6 140 34 10 114 20 27 P4 117 50 16 P5 Diketahui titik A (- 1.426,81, + 1.310,54 ) P (- 4.125,43,- 967,65 ) α = 30 45 15 β = 75 15 20 d a B (x b,y b )? Tentukan koordinat titik B ( Xb, Yb ). Penyelesaian. tg a x x a y y a y ( x b x ) y tg a tg a a a tg y tg b b b P (x a,y a )......(5) d ab d b A (x,y ) x x a ( y ya ) tg a......(6) 24

25