BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci: Pupuk Organik Kotoran Sapi, Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau.

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Sumber : Nurman S.P. (

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

JURNAL SAINS AGRO

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Keberhasilan Pertumbuhan dan produksi kacang hijau sangat bergantung pada ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, selain unsur hara dalam tanaman kita juga perlu melakukan pemupukan, pengaruh pupuk tersebut akan lebih berhasil guna bagi tanaman apabila memperhatikan dosis, macam dan waktu pemberian. Pengaruh pemberian pupuk phonska kacang hijau dapat dilihat pada beberapa indikator rata-rata pertumbuhan dan produksi yang diantaranya : 1.1.1 Tinggi Tanaman Pertumbuhan tanaman pada awal penanaman di lapangan menunjukan respon tumbuh tinggi tanaman yang cukup baik dengan tersedianya kebutuhan air. Dari hasil pengamatan tinggi tanaman rekapitulasi F hit pada umur 30 hari setelah tanam ditidak berpengaruh nyata pada perlakuan pupuk dan kelompok sehingga tidak dilakukan uji lanjut BNT, sedangkan pada umur 60 hari setelah tanam berpengaruh nyata pada taraf α=5%. Pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 60 HST pada perlakuan P 2 dengan dosis pupuk 3,5 Ton/Ha menunjukan hasil tetinggi sebesar 72,10 cm dan perlakuan pupuk yang terendah ada pada P 0 yaitu dengan perlakuan tanpa pupuk. Tabel 2.Rata-rata pertumbuhan tinggi Kacang hijau selama pengamatan Rataan Tinggi Tanaman Kacang Hijau (cm) Perlakuan Pupuk Kandang Ton/ha 30 HST 60 HST Tanpa pupuk 18,53 tn 37,67 * b 1,5 20,80 42,00 ab 3,5 31,93 72,10 a 5,5 24,27 59,33 ab BNT 5% - 13,33 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap tinggi tanaman jagung. tn : tidak nyata

80 Tinggi Tanaman (cm) 70 60 50 40 30 20 10 0 P0 P1 P2 P3 30 HST 60 HST Perlakuan Gambar 1. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Hijau (cm) selama pengamatan 1.1.2. Jumlah Polong setiap Tangkai (Polong) Hasil pengamatan pertumbuahan dan produksi kacang hijau pada indikator jumlah polong setiap tangkai rekapitulasi F hit pada umur 60 HST berpengaruh nyata taraf α=5% pada perlakuan pupuk sehingga dilakukan uji lanjut BNT jumlah polong setiap tangakai pada perlakuan P 2 dengan dosis pupuk 3,5 Ton/Ha menunjukan hasil tertinggi sebesar 77,67 polong dan perlakuan pupuk yang terendah ada pada P 0 yaitu dengan perlakuan tanpa pupuk. Tabel 3.Rata-rata Pertumbuhan dan Produksi Jumlah Polong setiap Tangkai Perlakuan pupuk Kandang Ton/ha Jumlah polong setiap tangkai Tanpa pupuk 39,67 * b 1,5 46,00 ab 3,5 77,67 a 5,5 61,67 ab BNT 5% 19,37 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap tinggi tanaman jagung. tn : tidak nyata

Jumlah Polong Setiap Tangkai (polong) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Perlakuan p0 p1 p2 p3 Perlakuan Gambar 2. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah Polong setiap Tangkai (Polong) 1.1.3. Panjang Polong (Cm) Hasil pengamatan pertumbuahan dan produksi kacang hijau pada indikator panjang polong rekapitulasi F hit pada umur 60 HST berpengaruh nyata taraf α=5% pada perlakuan pupuk sehingga dilakukan uji lanjut BNT, panjang polong pada perlakuan P 2 dengan dosis pupuk 3,5 Ton/Ha menunjukan hasil tertinggi sebesar 8,34 cm dan perlakuan pupuk yang terendah ada pada P 0 yaitu dengan perlakuan tanpa pupuk. Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan dan Produksi Panjang Polong Perlakuan pupuk Kandang Ton/ha Panjang Polong Tanpa pupuk 6,36 * b 1,5 7,68 a 3,5 8,34 a 5,5 7,53 a BNT 5% 1,26 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap tinggi tanaman jagung. tn : tidak nyata

Panjang Polong (cm) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Perlakuan P0 P1 P2 P3 Gambar 3. Rata-rata Pertumbuhan dan Produksi Panjang Polong (cm) 1.1.4. Produksi Polong Persample Tanaman (g) Hasil pengamatan produksi kacang hijau pada indikator produksi persample tanaman yang diambel pada lima sampel tanaman rekapitulasi F hit pada saat panen berpengaruh nyata taraf α=5% pada perlakuan pupuk sehingga dilakukan uji lanjut BNT, produksi persample pada perlakuan P 2 dengan dosis pupuk 3,5 Ton/Ha menunjukan hasil tertinggi sebesar 9,33 cm dan perlakuan pupuk yang terendah ada pada P 0 yaitu dengan perlakuan tanpa pupuk. Tabel 5. Rata-rata Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau persample Perlakuan pupuk Kandang Ton/ha Produksi Persample Tanpa pupuk 4,13 * b 1,5 5,60 b 3,5 9,33 a 5,5 5,00 b BNT 5% 2,016 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap tinggi tanaman jagung. tn : tidak nyata

produksi persampel (g) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 perlakuan p0 p1 p2 p3 Gambar 4. Rata-rata Produksi Kacang Hijau persample tanaman (gr) 4.2. Pembahasan penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu bagian pertumbuhan yang menunjukan adanya perubahan karakter agronomi suatu vairetas tanaman dan untuk menunjang pertumbuhan tersebut perlu ditambahan pupuk berupa pupuk kadang. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang bisa memperbaiki kesuburan tanah, selain itu pupuk kandang juga mempunyai unsur hara yang cukup untuk merangsang pertumbuhan tinggi tanaman dan mudah di resap oleh akar yang digunakan untuk proses penyusunan metabolisme di dalam tubuh tumbuhan. Banyaknya unsur hara di terkadung dalam pupuk kadang tergantung dari jenis hewan dan jenis makanan yang dimakan. Berdasarkan hasil penelitian Pemberian pupuk kandang bepengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 60 HST dan tidak berpengaruh nyata saat tanaman berumur 30 HST. Dari keempat perlakuan yang diberikan P 3 dengan dosis 3,5 ton/ha mendapatkan hasil terbaik dengan tinggi tanaman mencapai 72,10 cm dan hasil terrendah ada di perlakuan P 0 tanpa pupuk yang hasilnya berkisar 37,67 cm. Dilihat dari data rataan tinggi tanaman kacang hijau penggunaan pupuk organik kotoran sapi dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi yang cukup

baik, selain itu penggunaan pupuk tersebut bisa mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimi. Adanya keragaan penampilan pertumbuhan tinggi tanaman yang diberikan ada pada perbedaan dosis pupuk setiap peralakuan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aria Bara dan M. A. Chozin (2009), mengenai Pengaruh dosis pupuk kandang dan frekuensi pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (zea mays l) di lahan kering, menyimpulkan Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman. Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (tanpa pupuk kandang). Pada umur 2-6 MST, dosis pupuk kandang 15 ton/ha memberikan hasil yang berbeda terhadap tinggi tanaman namun pada dosis 5 dan 10 ton/ha, tinggi tanaman tidak berbeda nyata. Pada umur 8 dan 9 MST, ketiga dosis pupuk kandang tidak memberikan pengaruh berbeda tetapi nilai rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada 9 MST (129.02 cm) di peroleh dari tanaman yang diberi pupuk kandang dengan dosis 15 ton/ha. Hasil penelitian Widiyanti Eny dan Maya Melati (2009), mengenai pengaruh residu pupuk kandang sapi dan guano terhadap produksi kedelai (glycine max (l.) merr) panen muda dengan budidaya organik. Perlakuan residu pupuk kandang sapi dan residu pupuk berpengaruh tidak nyata pada peubah tinggi tanaman. Perlakuan residu pupuk guano berpengaruh cenderung nyata pada saat tanaman berumur 7 MST. Perlakuan residu pupuk guano dengan dosis 108 kg/ha menghasilkan tinggi tanaman paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan residu pupuk guano lainnya pada setiap minggu. Tinggi tanaman kedelai dengan budidaya konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tanaman kedelai pada semua perlakuan residu pupuk kandang dan residu pupuk guano. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ikmal (2009), dengan judul Respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max L.) Terhadap pemberian pupuk kandang kotoran sapi, berdasarkan hasil penelitiannya pengamtan dan daftar sidik ragam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 35 HST dengan dosis optimum 13,98 kg/plot dengan tinggi tanaman sebesar 54,38 cm.

Secara teoritis pendapat Rivaie (Ikmal, 2009) menjelaskan bahwa biasanya pemberian pupuk kandang sapi selalu diikuti peningkatan hasil tanaman. Pengingkatan hasil tanaman tersebut tergantung pada beberapa faktor, seperti tingkat kematangan pupuk kandang sapi sendiri, sifat-sifat tanah, cara aplikasi, dan sebagainya. Pengaruh dari pupuk kandang sapi terhadap hasil tanaman dapat disebabkan oleh pengaruh yang menguntungkan terhadap sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sejalan dengan pendapat Mulyani dan Kartasapoetra (Ikmal, 2009) bahwa penggunaan pupuk kandang sapi yang diberikan secara teratur kedala tanah dapat meningkatkan daya menahan air, sehigga terbentuk air tanah yang bermanfaat, karena akan memudahkan akar-akar tanaman menyerap unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangannya. 4.1.2 Jumlah Polong setiap Tangkai Pengamatan secara kualitatif di lapangan menunjukan bahwa polong yag dihasilkan yaitu besar dan berisi, tapi jumlah cabang yang tumbuh belum tentu semua mampu meghasilkan buah atau polong. Berdasarkan hasil penelitian Pemberian pupuk kandang bepengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong setiap tangkai. Dari keempat perlakuan yang diberikan P 3 dengan dosis 3,5 ton/ha mendapatkan hasil terbaik dengan jumlah polong mencapai 77,67 polong dan hasil terrendah ada di perlakuan P 0 tanpa pupuk yang hasilnya berkisar 39,67 polong. Adanya keragaan penampilan pertumbuhan jumlah polong setiap tangkai yang diberikan ada pada perbedaan dosis pupuk setiap peralakuan. Hal ini terlihat bahwa pada usur hara yang dikandung oleh kotran sapi, hara tersedia cukup untuk pertumbuhan tanaman Kacang hijau baik vegetatif maupun generatif. Akibatnya ukuran polong pada yang menggunakan kotoran sapi, kacang hijau lebih besar dibandingkan ukuran polong pada perlakuan tanpa pupuk sama sekali. Searah dengan penelitian yang lakukan oleh Ikmal (2009), dengan berdasarkan hasil pengamatan dan daftar sidik ragam jumlah polong per tanaman sampe, pemberian pupuk kandang kotoran sapi padat berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman sampel dengan optimum sebesar 17,70 kg/plot denga jumlah plong per tanaman sebesar 221,55 polong. Hasil penelitian

Ghulamahdi Munif dan Nuraeni (2009), dalam penelitianya yang benrjudul Pengaruh genotip dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai panen muda di lahan kering, menyatakan bahwa dosis pupuk kandang nyata mempengaruhi jumlah polong isi per tanaman, tetapi tidak nyata mempengaruhi bobot basah bimas per petak, bobot basah biomas per tanaman, bobot basah polong per petak, dan bobot basah polong per tanaman. Dosis pupuk kandang nyata meningkatkan jumlah polong isi per tanaman. Jumlah polng isi per tanaman tertinggi diperoleh pada dosis pupuk kandang 2 ton/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan dosis pupuk kandang 1 dan 4 ton/ha. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Samuli La Ode at al.,(2012) tentang produksi kedelai (glycine max l. merrill) pada berbagai dosis bokashi kotoran sapi di Sulawesi Tengah menyimpulkan Pemberian bokashi kotoran sapi mampu meningkatkan jumlah cabang produktif dan jumlah polong pada tanaman kedelai, hal ini disebabkan karena bokashi kotoran sapi selain memperbaiki kondisi tanah juga mampu mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga pada dosis 10 t ha-1 memberikan hasil yang terbaik. Unsur phospat yang terdapat pada bokashi kotoran sapi mampu mempercepat pendewasaan tanaman sehingga pada dosis B2 memberikan jumlah cabang produkktif dan jumlah poling yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bokashi kotoran sapi pada berbagai dosis berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang produktif, jumlah polong, jumlah polong hampa, bobot 100 biji kering dan produksi total yang tertinggi. Indikasi ini menunjukkan bahwa pemberian bokasi kotoran sapi didalam tanah, dapat memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah, dan optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani oleh Nasir (Samuli La Ode at al. 2012). Secara teoritis menurut Harjadi (Pardono, 2009) tingkat tanggapan tanaman terhadap pupuk sebagian berhubungan dengan kapasitas produksi dari tanah yang ditentukan oleh ketersediaan hara dan kondisi tanah dalam jangka panjang. Tanaman yang ditanam pada tanah-tanah berkapasitas produksi rendah

biasanya menunjukkan respon secara nyata pada pemupukan tingkatan rendah daripada pada tanah-tanah berkapasitas produksi tinggi. Sitompul dan Guritno (Pardono, 2009) menambahkan bahwa berat segar tanaman selain ditentukan ukuran organ-organ tanaman yang dipengaruhi oleh banyaknya timbunan fotosintat hasil fotosintesis juga ditentukan oleh kadar air dari bagian-bagian tanaman itu sendiri yang diserap oleh akar. Oleh sebab itu adanya perbedaan hasil berat segar brangkasan dimungkinkan juga dipengaruhi oleh kandungan air dalam organ tanaman. Pendapat Rinsema (Pardono, 2009) bahwa dengan pemberian pupuk yang tepat dalam hal macam, dosis, waktu pemupukan, dan cara pemberiannya akan dapat mendorong pertumbuhan dan peningkatan hasil tanaman baik kualitas maupun kuantitas. 4.1.3 Panjang Polong Berdasarkan hasil penelitian Pemberian pupuk kandang bepengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong setiap tangkai. Dari keempat perlakuan yang diberikan P 3 dengan dosis 3,5 ton/ha mendapatkan hasil terbaik dengan jumlah polong mencapai 8,34 cm dan hasil terrendah ada di perlakuan P 0 tanpa pupuk yang hasilnya berkisar 6,36 cm. Adanya keragaan penampilan pertumbuhan panjang polong yang diberikan ada pada perbedaan dosis pupuk setiap peralakuan. Searah dengan hasil penelitian Pardono (2009) tentang Pengaruh Pupuk Organik Air Kencing Sapi dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) di Kentingan Solo menyimpulkan bahwa Hasil pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, panjang polong, berat polong, berat brangkasan basah dan berat brangkasan kering menunjukkan pemupukan dengan air kencing sapi yang disemprotkan melalui daun pada setiap konsentrasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Perlakuan pupuk kandang dari kotoran sapi menunjukkan adanya beda nyata pada semua peubah yang diamati. pupuk organik kotoran sapi (pupuk kandang) berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang. Hasil penelitian Mahyuddin (2006) dengan judul pengaruh residu fosfor dan bahan organik terhadap Ph H 2 O,

KTK, Al-DD dan produksi kacang hijau setelah dua kali pertanaman padi pada lahan sawah tadah hujan di Sumatera Utara menyatakan bahwa hasil analisis menunjukan bahwa dosis fosfor dan pupuk kandang kotoran sapi serta interaksi kedua faktor perlakuan berpengaruh tidak nyata nyata terhadap panjang polong kacang hijau, namun ada kecenderungan bahwa dosis pupuk kandang sapi menghasilkan polong terpanjang diperoleh pada perlakuan O 2 (6000 kg/ha) yaitu ( 3000 kg/ha dan perlakuan O 0 (0 kg/ha) di duga panjang polong di pengaruh oleh sifat genetis tanaman. Secara teoritis penelitian ini sependapat dengan Setaiawan Budi Susilo (2010) pupuk kandang sapi mempunyai kandungan serat kasar tinggi, seperti selulosa. Hal ini ditandai dengan tingginya rasio C/N, di atas 40. Kondisi ini bisa menghambat pertumbuhan tanaman sehingga pemberian harus dibatasi. Untuk menurunkan tingginya kandungan C, bisa dilakkan dengan pengomposan. Pupuk kandang sapi juga dikenal mengandung air yang banyak. Russel (Ratri Desi Triyoga, 2003) juga menambahkan bahwa pemberian sodium karbonat pada kotoran sapi padat membunuh patogen E.cli dan benih-benih gulma yang tercampur dalam kotoran sapi. Sodium karbonta meningkatkan Ph kotoran sapi sehingga dapat meningkatkan aktifitas mikrba pengurai. Peningkatan mikroba pengurai mempercepat laju dekmposisi kotoran sapi. 4.1.3 Produksi Polong Persampel Tanaman (g) Berdasarkan hasil penelitian Pemberian pupuk kandang bepengaruh nyata terhadap parameter produksi persampel tanaman. Dari keempat perlakuan yang diberikan P 3 dengan dosis 3,5 ton/ha mendapatkan hasil terbaik dengan jumlah polong mencapai 9,33 g dan hasil terrendah ada di perlakuan P 0 tanpa pupuk yang hasilnya berkisar 4,13 g. Adanya keragaan produksi persampel tanaman yang diberikan ada pada perbedaan dosis pupuk setiap peralakuan. Searah dengan penelitian Ikmal (2009), dengan judul Respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max L.) Terhadap pemberian pupuk kandang kotoran sapi di Medan. Berdasarkan hasil pengamatan dan daftar sidik ragam jumlah polong per tanaman sampel pemberian pupuk kandang

kotoran sapi padat berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman sampel. Pemberian pupuk kandang kotoran sapi paat optimum sebesar 17.70 kg/plot dengan jumlah perplong tanaman sampel sebesar 221.55 plong. Secara teoritis sependapat Simatupang, et al.,(sahari Panut, 2005) Pemupukan yang efektif melibatkan persyaratan kuantitatif dan kualitatif. Persyaratan kuantitatifnya adalah dosis pupuk, sedangkan persyaratan kualitatifnya meliputi unsur hara yang diberikan dalam pemupukan relevan dengan masalah nutrisi yang ada, waktu pemupukan dan penempatan pupuk tepat, unsur hara dapat diserap tanaman, tanaman dapat menggunakan unsur hara yang diserap untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya (Indranada, 1986). Pemberian pupuk yang tepat jumlah akan memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil. Nasir (Samuli La Ode at al. 2012) pemberian bokasi kotoran sapi didalam tanah, dapat memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah, dan optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani.