PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

Transkripsi

1 PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

2 PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) RITA SARI D1A ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

3

4 PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.)Merill) Rita Sari 1), Prof. Dr. Ir. Mapegau, M.S 2), Ir. Mukhsin, M.P 3) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Jurusan Aroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian dilaksanakan dengan tujuan Mengetahui dan mempelajari pengaruh frekuensi pemberian pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill). Penelitian dilaksanakan di Teaching dan Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Desa Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, dengan ketinggian tempat 35 m di atas permukaan laut. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan September Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu frekuensi pemberian pupuk nitrogen yang terdiri dari 3 taraf, yaitu N 1 pemberian pupuk nitrogen satu kali pada saat tanam, N 2 pemberian pupuk nitrogen dua kali pada saat tanam dan umur 15 HST, N 3 pemberian pupuk nitrogen tiga kali pada saat tanam, umur 15 HST dan umur 30 HST. Setiap perlakuan diulang sebanyak 7 kali sehingga terdapat 21 petak percobaan. Data dianalisis secara statistika dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil)taraf α=5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberian pupuk nitrogen berpengaruh terhadap tinggi tanaman, luas daun total, berat kering tanaman, jumlah bintil akar, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman namun tidak berpengaruh terhadap berat 100 biji dan hasil ton ha -1. Pemberian pupuk nitrogen dua kali memberikan pertumbuhan terbaik dengan hasil 2,19 ton ha -1. Kata kunci : Kedelai, frekuensi, pupuk nitrogen PENDAHULUAN Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) adalah jenis tanaman pangan yang tergolong pada tanaman polong-polongan dan termasuk tanaman pangan ketiga setelah padi dan jagung. Selain itu kedelai merupakan komoditas palawija yang kaya akan protein nabati, suatu zat yang sangat diperlukan dalam peningkatan gizi masyarakat karena selain aman bagi kesehatan juga relatif murah dibandingkan sumber protein hewani. Dengan pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan baku industri kedelai dapat dijadikan olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai dan lain sebagainya (Sudaryanto dan Swastika, 2007). Produktivitas kedelai di Jambi masih perlu ditingkatkan. Masalahnya budidaya tanaman kedelai di Provinsi Jambi umumnya dilakukan di lahan yang didominasi oleh ultisol yang salah satunya ketersediaan unsur hara yang 1

5 rendah.dengan demikian tanah ultisol di Provinsi Jambi yang luasnya mencapai ha atau 42,56% memerlukan pengelolaan yang tepat, agar dapat digunakan sebagai lahan pertanian diantaranya dengan pemberian unsur hara melalui pemupukan dan pemberian bahan anorganik (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2007). Salah satu usaha yang dilakukan agar mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik adalah dengan meningkatkan kesuburan pada tanah dilakukan dengan cara pemupukan yang dilakukan untuk memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pupuk anorganik nitrogen dalam bentuk Urea sudah menjadi kebutuhan pokok bagi petani khususnya di Indonesia karena dianggap dapat langsung meningkatkan produktivitas. Pupuk nitrogen merupakan unsur hara penting bagi tumbuhan, kandungan nitrogen dalam jaringan tumbuhan tinggi per berat kering jaringan adalah 1.5%. Nitrogen penting bagi pertumbuhan dan reproduksi tanaman. Unsur nitrogen tidak dapat diganti dengan unsur lain. Kebutuhan akan unsur nitrogen bersifat langsung dan bukan hasil efek tidak langsung (Risnawati., 2010). Hasil penelitian tentang tanggap tanaman kedelai terhadap pemupukan nitrogen sejauh ini belum konsisten, baik dosis maupun waktu pemberiannya. Pemupukan urea pada kedelai yang umum dilakukan adalah satu kali, yaitu pada saat tanam. Dengan cara ini produksi kedelai khususnya pada tingkat petani masih relatif rendah,rata-rata produktivitas nasional kedelai 1,3 ton ha -1 dengan kisaran 0,6-2,0 ton ha -1, sedangkan di tingkat penelitian telah mencapai 1,7-3,2 ton ha -1, tergantung pada kondisi lahan dan teknologi yang diterapkan (Edisonet al., 2013). Rendahnya produksi diduga karena pemberian urea satu kali tidak dapat memenuhi nitrogen pada tanaman kedelai. Karena nitrogen bersifat mudah menguap dan mudah tercuci. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Teaching dan Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Desa Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, dengan ketinggian tempat 35 m di atas permukaan laut. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan September 2017.Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu benih kedelai Varietas Anjasmoro, pupuk kandang sapi, pupuk Urea, pupuk SP36, pupuk KCl, Decis 25 EC, dan Dithane M-45.Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, meteran, tugal, mistar, ajir, bambu, jaring, timbangan, oven. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu frekuensi pemberian pupuk nitrogen yang terdiri dari 3 taraf, N 1 : Nitrogen Diberikan Satu Kali (Saat tanam), N 2 : Nitrogen Diberikan Dua Kali (Saat tanam dan Umur 15 HST), N 3 : Nitrogen Diberikan Tiga Kali (Saat tanam, umur 15 dan 30 HST). Pemberian pupuk (Urea) N 1 diberikan pada saat tanam sesuai perlakuan 100 kg/ha, pada N 2 diberikan pupuk pada saat tanam sebanyak 50 kg/ha dan pada umur 15 HST diberikan kembali 50 kg/ha dengan jarak ±10 cm dari kiri dan kanan lubang tanam, begitupula dengan N 3 diberikan pupuk saat tanam 33,3 kg/ha, umur 15 HST 33,3 kg/ha dan umur 30 HST sebanyak 33,3 kg/ha. Sedangkan pupuk SP36 dan KCl diberikan semua petakan pada saat tanam dengan dosis rekomendasi yaitu 100 kg/ha dan 50 kg/ha. 2

6 Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, luas daun total, bobot kering tajuk, jumlah bintil akar per tanaman, jumlah polong pertanaman,jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji, hasil ton ha -1.Untuk mempelajari pengaruh perlakuan terhadap variabel yangdiamati, data diamati secara statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Tinggi tanaman dan luas daun tanaman kedelai menurut frekuensi pemberian pupuk Nitrogen. Frekuensi Pemberian Pupuk Nitrogen Tinggi Tanaman (cm) Luas daun Total (cm 2 ) Satu kali 66,24 ab 1375,86 a Dua kali 70,71 a 1243,75 ab Tiga kali 64,62 b 1191,11 b Keterangan: Angka-angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Tabel 2. Bobot kering tajuk (g) dan jumlah bintil akar per tanaman kedelai menurut frekuensi pemberian pupuk Nitrogen Frekuensi Pemberian Pupuk Nitrogen Bobot Kering Tajuk (g) Jumlah Bintil Akar Per Tanaman Satu kali 9,10 a 70,43 a Dua kali 6,49 a 55,36 ab Tiga kali 6,09 b 45,50 b Keterangan: Angka-angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Tabel 3. Jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman kedelai menurut frekuensi pemberian pupuk Nitrogen Frekuensi Pemberian Pupuk Nitrogen Jumlah Polong Per Tanaman Jumlah Polong Berisi Per Tanaman Satu kali 93,40 a 89,43 a Dua kali 81,97 b 79,60 a Tiga kali 82,26 a 79,06b Tabel 7. Berat 100 biji (g) dan hasil ton ha -1 tanaman kedelai menurut frekuensi pemberian pupuk Nitrogen Frekuensi Pemberian Pupuk Nitrogen Berat 100 Biji (g) Hasil Ton ha -1 Satu kali 18,04 b 1,77 b Dua kali 20,34 a 2,19 a Tiga kali 19,14 ab 2,12 ab Keterangan: Angka-angka dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. 3

7 Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa frekuensi pemberian pupuk nitrogen berpengaruh terhadap tinggi tanaman, luas daun total, berat kering tajuk, jumlah bintil akar per tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman namun tidak berpengaruh terhadap berat 100 biji dan hasil ton ha -1. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian nitrogen sebanyak dua kali yaitu pada saat tanam dan umur 15 HST menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 70,17 cm, Hal ini diduga karena pemberian pupuk nitrogen satu kali pada saat tanam tidak mencukupi kebutuhan tanaman, karena tanaman masih banyak memerlukan unsur hara untuk pertumbuhan. Sedangkan frekuensi pemberian pupuk nitrogen satu kali memiliki luas daun terluas yaitu 1375,86 cm 2. Hal ini dikarenakan adanya nitrogen yang dapat mempercepat proses fotosintesis sehingga pembentukan organ daun menjadi lebih cepat, dan konduktivitas stomata terhadap CO 2 dan laju respirasi. Meskipun diketahui bahwa hara nitrogen dalam daun tidak secara langsung berperan didalam fotosintesis, tetapi unsur ini adalah penyusun khlorofil yang telah diketahui sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan tanaman merupakan suatu proses yang ditandai dengan bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Penambahan ini disebabkan oleh bertambahnya ukuran organ tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan total luas daun sabagai akibat dari metabolisme tanaman yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan di daerah penanaman seperti suhu, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya matahari, air, serta nutrisi dalam tanah. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman tersebut (Sitompul dan Guritno, 1995). Luas daun total menggambarkan proses fotosintesis yang berlangsung. Semakin besar luas daun total maka proses fotosinteis yang berlangsung semakin tinggi, sehingga hasil fotosintat yang terbentuk akan semakin banyak (Wibowo et al 2012). Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa bobot kering tajuk yang tertinggi yaitu pada frekuensi pemberian pupuk nitrogen satu kali yaitu 9,10 g. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen yang banyak mendorong translokasi karbohidrat dari organ penyimpan (tajuk) ke organ pengguna seperti biji. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross., (1992 dalam Mapegau, 2007) bahwa selain berperan sebagai penyusun khlorofil, nitrogen juga berperan dalam translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain. Dalam hal ini nitrogen berperan dalam perombakan karbohidrat menjadi protein sehingga mampu mempercepat pemuatan (phloem loading) dan pembongkaran (phloem unloading) dalam proses translokasi karbohidrat (Noggle dan Fritz., 1983 dalam Mapegau, 2007). Pada jumlah bintil akar per tanaman tertinggi diperoleh pada frekuensi pemberian pupuk nitrogen satu kali yaitu 70,43.Hal ini diduga kandungan nitrogen yang tinggi dapat menurunkan jumlah bintil karena; 1) nitrogen yang tinggi dapat menghambat pembentukan IAA sehingga tidak terjadi pembengkakan pada akar; 2) menghambat produksi lektin sebagai sarana yang dapat membentu melekatnya bakteri dengan akar; 3) menekan pembentukan benang infeksi yang berfungsi sebagai pemendu bagi bakteri untuk mencapai sel korteks; 4) menghambat enzim nitrogenese karena terjadi gangguan pada pembentukan ATP, sedangkan ATP merupakan sumber energi dalam pembentukan bintil akar Sprent (1984) dan Berrie dkk., (1987 dalam Mapegau, 2007). 4

8 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa frekuensi pemberian pupuk nitrogen satu kali meningkatkan jumlah polong dan polong berisi per tanaman dibandingkan dengan frekuensi pemberian pupuk nitrogen dua kali dan nitrogen tiga kali. Diperoleh jumlah polong per tanaman tertinggi yaitu 93,40, dan jumlah polong berisi per tanaman terbanyak yaitu 89,43. Pada umumnya periode pembentukan dan pengisian polong sangat dipengaruhi oleh unsur hara, air dan cahaya matahari yang tersedia (lama penyinaran). Cahaya matahari bagi tanaman merupakan sumber energi yang sangat diperlukan untuk pembentukan polong melalui proses fotosintesis, dan pupuk nitrogen yang diberikan telah mampu memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologis tanah sehingga akar tanaman dapat berkembang dengan baik dan dapat menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman selama pertumbuhannya. Berdasarkan hasil analisis ragam bahwa frekuensi pemberian pupuk nitrogen tidak berpengaruh terhadap bobot 100 biji dan hasil. Pada Tabel 4 terlihat bahwa bobot 100 biji tertinggi terdapat pada nitrogen dua kali yaitu 20,34 g. Pemberian pupuk nitrogen tidak mempengaruhi bobot 100 biji diduga karena faktor genetik dari tanaman tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lakitan., 2007 dalam Pangli 2014., bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Begitupula hasil yang diperoleh pada frekuensi pemberian pupuk nitrogen tertinggi yaitu 2,19 ton ha -1, tetapi secara keseluruhan frekuensi pemberian pupuk nitrogen telah memberikan hasil yang optimal apabila dibandingkan dengan deskripsi tanaman. Menurut Irawan., 2006 dalam Muzammil 2011., bahwa tanaman kedelai tumbuh baik pada curah hujan antara mm/bulan. Sedangkan selama penelitian pada fase generatif curah hujan pada bulan Juli antara 71 mm/bulan. Hal ini dapat diduga bahwa temperatur udara tinggi sehingga berpengaruh terhadap hasil tanaman kedelai. Selain itu tingginya hasil kedelai yang diperoleh pada pemberian nitrogen dua kali, karena nitrogen berperan dalam translokasi fotosintat. Dalam hal ini nitrogen berperan dalam perombakan karbohidrat menjadi protein sehingga mampu mempercepat pemuatan (phloem loading) dan pembongkaran (phloem unloading) dalam proses translokasi karbohidrat (Noggle dan Fritz., 1983 dalam Mapegau, 2007). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Frekuensi pemberian pupuk nitrogen berpengaruh terhadap tinggi tanaman, luas daun total, bobot kering tajuk, jumlah binti akar per tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi, tetapi tidak berpengaruh terhadap bobot 100 biji dan hasil. 2. Pemberian pupuk nitrogen dua kali memberikan pertumbuhan terbaik dengan hasil 2,19 ton ha -1. Saran Disarankan untuk menggunakan pemberian pupuk nitrogen dua kali dalam budidaya tanaman kedelai. 5

9 DAFTAR PUSTAKA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Laporan Tahunan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi. Edison, Denny Denmar, Dan Dewi Sri Nurchaini Model Pengembangan Produksi Benih Kedelai Pada Lahan Kering Di Kabupaten Tebo. Jambi. Mapegau Pengaruh Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau. Jurnal Agripura. Vol. 3. No 2 Hal Muzammil, D. Rusmawan, Dan Asmarhansyah Pengaruh Dosis Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Di Lahan Bekas Tambang Timah Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung. Pangli, M Pengaruh Jarak Tanaman Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine Max L Merril). Jurnal Agropet.Vol. 11 Nomor 1. Risnawati Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Beberapa Formula Pupuk Hayati Rhizobium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L) Merril) di Tanah Masam Ultisol. Skripsi Jurusan Biologi. Malang. Sitompul, S M dan B. Guritno, Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 367 hal. Sudaryanto, T dan Swastika, D. K. S Ekonomi Kedelai di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Suryanti, D., N. Susanti, Dan Hasanudin Waktu Aplikasi Pupuk Nitrogen Terbaik Untuk Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Varietas Kipas Putih Dan Galur ED. Jurnal Akta Agrosia. Vol 12 No. 2 hlm Wibowo, Setyastuti, Purwanti, rohmanti, rabaniyah Pertumbuhan dan hasil Benih Kedelai Hitam (Glycine max L. Merr) Malika yang ditanam secara Tumpang Sari dengan Jagung Manis (Zea mays kelompok saccharata). Vegetalika, Vol 1, No. 2, Hal