BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Umum Wilayah

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH

D A F T A R I S I Halaman

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB IV GAMBARAN UMUM

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

DAFTAR TABEL. Halaman

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Gambaran Umum Wilayah`

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

DAFTAR TABEL. Halaman

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N


BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Daftar Tabel. Halaman

DAFTAR ISI PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 1. Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DESA - DESA DI WILAYAH KABUPATEN BANGGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

2.1. Geografis, Administrsi dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Banggai merupakan dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian rata-rata ± 84 meter di atas permukaan laut, Kabupaten Banggai terletak antara 122-124 Bujur Timur dan 0 22 2 41 Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Banggai adalah berupa daratan seluas 9.672,70 Km 2, jarak antara ibukota kabupaten ke ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dan kabupaten lain di Sulawesi Tengah - Luwuk - Palu = 610 Km - Luwuk - Parigi = 535 Km - Luwuk - Poso = 388 Km - Luwuk - Ampana = 248 Km - Luwuk - Banggai = 100 Km/66 Mil Laut - Luwuk - Salakan = 61 Km/38 Mil Laut - Luwuk - Bungku = 161 Km/106 Mil Laut Kabupaten Banggai memiliki keaneka ragaman kondisi alam, dimana terdapat pegunungan, dataran dan sungai-sungai yang masih sangat jernih serta pulau-pulau kecil yang tersebar mengelilingi wilayah kabupaten. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Banggai terdiri dari Sungai Balingara, Sungai Bunta, Sungai Toima, Sungai Lobu, Sungai Mentawa, Sungai Minahaki, Sungai Sinorang, Sungai Kalumbangan, dan Sungai Kintom. Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Banggai No Nama DAS Panjang (Km) Luas (Ha) 1 Balingara 142,50 52.500 2 Bunta 121,50 24.800 3 Toima 107,25 10.400 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 15

No Nama DAS Panjang (Km) Luas (Ha) 4 Lobu 160,50 21.850 5 Mentawa 142,50 26.350 6 Minahaki 382,50 67.875 7 Sinorang 142,00 28.000 8 Kalumbangan 55,25 167.175 9 Kintom 21,50 5.600 Sumber : RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 2032 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 16

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Banggai Sumber: RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 2032 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 17

2.1.2 Administrasi Kabupaten Banggai merupakan kabupaten yang terletak di bagian timur Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu kabupaten awal yang terbentuk di Sulawesi Tengah, yang kemudian sebagian wilayah kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Banggai Laut. Kabupaten Banggai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan dengan Teluk Tomini Sebelah Timur : Berbatasan dengan Laut Maluku Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Teluk Tolo dan Kabupaten Banggai Kepulauan Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali Kabupaten Banggai dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tanggal 1 April 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai Kepulauan maka secara yuridis wilayah Kabupaten Banggai telah terpisah dengan Kabupaten Banggai Kepulauan. Pada awal Tahun 2009 di Kabupaten Banggai terjadi pemekaran wilayah kecamatan, pada awalnya k ecamatan yang ada 7 kecamatan yang di mekarkan menjadi 13 kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut antara lain: Kecamatan Toili dan Kecamatan Toili Barat hasil pemekaran dari Kecamatan Batui, kemudian Kecamatan Luwuk Timur hasil pemekaran Kecamatan Luwuk, Kecamatan Masama, dan Lamala, hasil pemekaran dari Kecamatan Balantak dan Kecamatan Nuhon merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Bunta. Pada awal Tahun 2011 di Kabupaten Banggai terjadi lagi pemekaran wilayah kecamatan, dari 13 Kecamatan dimekarkan menjadi 18 kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut antara lain: Kecamatan Moilong hasil pemekaran dari Kecamatan Toili, kemudian Kecamatan Batui Selatan hasil pemekaran Kecamatan Batui, Kecamatan Simpang Raya, hasil pemekaran dari Kecamatan Bunta, Kecamatan Lobu BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 18

hasil pemekaran dari Kecamatan Pagimana dan Kecamatan Balantak Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Balantak. Pada awal Tahun 2012 di Kabupaten Banggai terjadi lagi pemekaran wilayah kecamatan, dari 18 kecamatan yang di mekarkan menjadi 23 kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut antara lain: Kecamatan Nambo hasil pemekaran dari Kecamatan Kintom dan Kecamatan Luwuk, kemudian Kecamatan Luwuk Selatan, dan Luwuk Utara hasil dari pemekaran Kecamatan Luwuk, Kecamatan Mantoh, hasil pemekaran dari Kecamatan Lamala dan Kecamatan Balantak Selatan, kemudian Kecamatan Balantak Utara hasil pemekaran dari Kecamatan Balantak. Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan di Kabupaten Banggai Luas Wilayah Nama Jumlah Jumlah No Administrasi Terbangun Kecamatan Desa Kelurahan (%) thd (Ha) (%) thd (Ha) total total 1 Toili 24 1 761,31 7,87 1.668,25 12,99 2 Toili Barat 17-993,67 10,27 1.515,25 11,80 3 Moilong 17-221,64 2,29 864,25 6,73 4 Batui Selatan 10-327,97 3,39 788,50 6,14 5 Batui 7 7 1.062,36 10,98 560,03 4,36 6 Kintom 11 3 428,72 4,43 187,00 1,46 7 Nambo 5 5 169,70 1,75 252,00 1,96 8 Luwuk Selatan 1 9 119,80 1,24 843,00 6,56 9 Luwuk 2 8 72,82 0,75 1.649,00 12,84 10 Luwuk Utara 9 2 246,08 2,54 661,40 5,15 11 Luwuk Timur 13-216,30 2,24 548,00 4,27 12 Masama 14-231,64 2,39 237,00 1,84 13 Lamala 12-220,66 2,28 276,00 2,15 14 Mantoh 10-226,00 2,34 211,00 1,64 15 Balantak Selatan 11-146,50 1,51 27,16 0,21 16 Balantak 10 3 196,46 2,03 39,25 0,31 17 Balantak Utara 10-143,60 1,48 30,92 0,24 18 Bualemo 19-862,00 8,91 1.013,45 7,89 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 19

Luas Wilayah Nama Jumlah Jumlah No Administrasi Terbangun Kecamatan Desa Kelurahan (%) thd (Ha) (%) thd (Ha) total total 19 Paguimana 31 3 957,34 9,90 440,00 3,43 20 Lobu 10-138,44 1,43 96,00 0,75 21 Bunta 18 4 579,00 5,99 429,00 3,34 22 Simpang Raya 12-243,69 2,52 241,00 1,88 23 Nuhon 20-1 107,00 11,45 269,00 2,09 Jumlah 293 45 9 672,70 100,00 12.846,46 100,00 Sumber: RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 2032 Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Nuhon dengan luas ± 1.107,00 Ha atau seluas 11,45 % dari luas kabupaten. Terluas kedua adalah Kecamatan Batui dengan luas 1.062,36 Ha atau seluas 10,98 % dari luas kabupaten sedangkan Kecamatan Toili Barat ± 10,27 % dari luas Kabupaten merupakan wilayah Kecamatan terluas ketiga. Berdasarkan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012, Wilayah Administrasi Kabupaten Banggai terbagi menjadi 23 kecamatan, masing-masing kecamatan tersebut terbagi menjadi beberapa wilayah administrasi di bawahnya yaitu desa. Sehingga tahun 2013, terdapat 293 desa dan 45 Kelurahan dan 2 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) di wilayah Kabupaten Banggai. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 20

Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Banggai Sumb Sumber: RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 2032 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 21

2.1.3 Kondisi Fisik a. Topografi Dilihat dari kondisi topografi Kabupaten Banggai didominasi oleh kawasan perbukitan dengan kategori kemiringan lereng curam (25-40%) sangat curam (>40%) sebesar 325.183,87 Ha atau sekitar 36.22 % dari jumlah keseluruhan. Sedangkan untuk kemiringan lereng yang termasuk kategori landai agak curam curam (15-25%) sebesar 213,856.75 Ha atau sekitar 23,82% dari jumlah keseluruhan. Kemiringan lereng yang termasuk kategori datar landai (8-15%) seluas 167,901.22 Ha atau sekitar 18,70 % dari jumlah keseluruhan. Terakhir, yang termasuk kategori sangat datar (0-8%) seluas 190,874.07 Ha atau sekitar 21,26 % dari jumlah keseluruhan. Berdasarkan kondisi topografi tersebut, dapat diketahui bahwa lahan datar di Kabupaten Banggai terbatas sehingga lahan yang dapat dijadikan kawasan budidaya juga menjadi terbatas. Desa-desa di Kabupaten Banggai pada umumnya terletak pada ketinggian kurang dari 500 m di atas permukaan laut dengan bentuk permukaan tanah didominasi oleh daratan dan perbukitan. Pada desa tersebut terdapat juga pegunungan, namun dengan jumlah persentase yang lebih kecil dibandingkan dengan daratan dan perbukitan. Desa yang terletak pada ketinggian 500 700 m di atas permukaan laut, pada umumnya didominasi oleh bentuk permukaan tanah yang terdiri dari perbukitan atau pegunungan. Sedangkan untuk desa yang terletak pada ketinggian lebih besar dari 700 m di atas permukaan laut, pada umumnya memiliki bentuk permukaan tanah yang didominasi oleh pergunungan. b. Geologi / Keadaan Tanah Batuan di Kabupaten Banggai terdiri atas batuan-batuan berumur sangat tua yang terdiri dari kompleks ofiolit berumur Mesozoikum, batuan sedimen berumur Tersier, batuan terumbu koral yang terangkat, dan endapan aluvial yang paling muda. Jenis tanah pada umumnya dipengaruhi oleh batuan dasarnya, sehingga kondisi geologi kawasan setempat sangat berpengaruh terhadap terbentuknya tanah. Kondisi jenis tanah di Kabupaten Banggai didominasi oleh jenis Litolit dan Podsolic yang masing-masing 32,25 % dan 35,03 % dari jumlah keseluruhan Kabupaten Banggai. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 22

Keadaan jenis tanah beberapa tempat didominasi oleh tanah kapur. Pada daerah-daerah tertentu didominasi oleh tanah podsolic merah kuning. Satuan tanah yang mendominasi terdiri dari rendzina tua yang tertutup oleh lapisan podsolic merah kuning dari podsolic kuning. Di pantai-pantai yang landai terdapat endapan aluvial yang berasal dari laut yang terdiri dari pasir dan tanah pasir. c. Hidrologi Kabupaten Banggai dialiri 9 buah sungai besar. Sungai-sungai ini merupakan sumber air baku yang dimanfaatkan secara langsung di wilayah perdesaan dan sumber air PAM yang sudah diolah untuk Kota Luwuk. Untuk itu, keberadaan sungai-sungai ini nantinya dilindungi melalui penerapan kawasan perlindungan setempat yaitu sempadan sungai. Selain air permukaan, Kabupaten Banggai juga memiliki potensi air bawah tanah, dalam bentuk Cekungan Air Tanah, yaitu Cekungan Air Tanah (CAT) lintas Kabupaten CAT Topo dan dalam Kabupaten CAT Tomeang, CAT Luwuk, dan CAT Sobol. d. Keadaan Iklim Rata-rata curah hujan selama kurun waktu 2007 2011 yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk di Kabupaten Banggai berkisar antara 77,8 190,6 mm. Dengan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April sampai Juli, sedangkan curah hujan yang terendah terdapat pada bulan Agustus sampai Februari. Rata-rata hari hujan 14-18 hari perbulan. Beberapa kondisi ekstrim terjadi yaitu curah hujan tertinggi pada Tahuin 2010 pada bulan Desember (284,9 mm) dan tahun 2011 terjadi pada bulan Februari (303,9 mm). Suhu udara maksimum rata-rata selang 2007 2011 tercatat 29,6 C 33,1 C, Suhu udara minimum 21,7 C - 24,8 C. Suhu maksimum yang pernah terjadi yaitu pada bulan Februari 2010 (36,0 C). Sedangkan suhu minimum yang pernah terjadi yaitu Bulan Mei dan Nopember 2010. Suhu udara rata-rata pada stasiun Meteorologi Bubung Luwuk tahun 2007-2011 adalah 26,8 C 28,2 C. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 23

Kelembaban udara di Kabupaten Banggai cukup tinggi selama lima tahun dari tahun 2007 2011 dengan rata-rata 74,9 % 79,7 %. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari tahun 2007 2011 adalah 53,3% - 63%. 2.2. DEMOGRAFI a) Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Data Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012, jumlah penduduk Kabupaten Banggai Tahun 2011 mencapai 329.609 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun pada Tahun 2007 2011 adalah 3,40 %, dengan kepadatan penduduk 34 jiwa/km². Berdasarkan proyeksi, jumlah penduduk pada Tahun 2032 di perkirakan berjumlah 619.333 jiwa. Jumlah dan komposisi tenaga kerja terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada Tahun 2011, di Kabupaten Banggai terdapat 228.331 penduduk usia kerja, yang terdiri atas 116.275 Laki-laki dan 112.056 perempuan. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja. TPAK Kabupaten Banggai pada Tahun 2011 sebesar 73,08 %. b) Proyeksi Penduduk Kabupaten Banggai Untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Banggai sampai dengan akhir tahun perencanaan yaitu Tahun 2018 akan digunakan pendekatan Aritmetic Rate of Growth berdasarkan pada angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Banggai sebesar 1,5 % per tahun untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Banggai hingga Tahun 2018. Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten Banggai pada Tahun 2019 adalah sebesar 368.086 jiwa. Selengkapnya jumlah penduduk dan kepadatannya 3 5 tahun terakhir dan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Banggai dapat dilihat pada tabel di bawah ini: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 24

Tabel 2.3 : Jumlah penduduk dan kepadatannya 3-5 tahun terakhir Nama Kecamatan Tingkat Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan Tahun Tahun Tahun Kepadatan Penduduk Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Toili 30.048 30.179 30.716 31.284 31.783 - - - - 8.717 2,95 0,44 1,78 1,84 1,60 39,47 39,64 40,35 41,09 41,75 Toili Barat 20.705 20.923 20.708 21.091 21.419 - - - - 5.950 2,62 1,05-1 1,85 1,56 20,84 21,06 20,84 21,23 21,56 Moilong 16.909 17.025 18.097 18.432 18.716 - - - - 5.007 0,28 0,69 6,30 1,85 1,54 76,08 76,29 76,81 83,16 84,44 Batui 14.300 14.608 14.725 14.997 15.223-3.665 3.630 3.597 3.716 5,42 2,15 0,80 1,85 1,51 13,46 13,75 13,86 14,12 14,33 Batui Selatan 11.941 12.196 12.847 13.085 13.280-379 405 405 430 1,28 2,14 5,34 1,85 1,48 36,41 37,19 39,17 39,90 40,49 Bunta 18.387 18.707 18.277 18.615 18.902 - - - - 5.197 2,99 1,74-2,30 1,85 1,54 31,76 32,31 31,57 32,15 32,65 Nuhon 17.366 17.631 17.866 18.217 18.498 - - - - 5.212 3,22 1,53 1,45 1,85 1,57 15,69 15,93 16,16 16,46 16,71 Simpang Raya 13.394 13.657 13.589 13.685 14.047 - - - - 3.494-1 1,96-0,50 1,85 1,50 54,96 56,04 55,76 56,79 57,64 Kintom 13.421 13.627 13.023 13.254 9.767 - - - - 3.959 3,42 1,53-4,4 1,85 1,43 25,01 25,87 26,27 25,1 22,78 Luwuk 31.002 31.757 33.867 34.493 35.047 - - - - 9.883 1,29 2,44 6,64 1,85 1,61 425,7 436,1 465,1 473,7 481,3 Luwuk Timur 11.412 11.526 10.557 10.752 10.907 2.987 3.027 2.776 2.827 2.887-1,00-8,4 1,85 1,44 52,76 53,29 48,81 49,71 50,43 Luwuk Utara 11.877 12.168 15.393 15.679 15.918 - - - - 4.123 2,45 26,5 1,86 1,52 48,26 29,45 62,55 63,72 64,69 Luwuk Selatan 17.015 17.430 20.594 20.973 21.299 - - - - 6.506 3,05 2,44 1,82 1,84 1,55 142 145,5 171,70 175,1 177,8 Nambo 7.348 7.496 7.622 7.761 7.864 - - - - 2.451 1,33 45,73 46,34 Pagimana 21.334 21.609 22.223 22.634 22.988 - - - - 7.022 1,12 1,28 2,84 1,84 1,56 22,28 22,57 23,21 23,64 24,01 Bualemo 17.096 17.229 16.968 17.067 17.547 - - - - 4.500-1,5 0,58 2,81 20,00 20,00 19,00 20,00 Lobu 3.094 3.378 3.428 3.384 3.416 - - - - 993 9,18 1,48-3,1 1,84 0,95 24,4 24,76 24,00 24,44 24,67 Lamala 6.246 6.279 6.017 6.128 6.206 - - - - 1.803 0,53-4,2 1,84 1,27 29,67 29,83 28,01 28,12 Masama 11.153 11.238 10.517 10.711 10.866 - - - - 3.378 2,64 3,44 0,76-6,4 1,45 48,15 48,51 45,4 46,42 46,91 Mantoh 6.493 6.613 6.699 - - - - 1.855 1,85 1,30 28,73 29,26 29,64 Balantak 5.581 5.616 5.320 5.417 5.482 - - - - 1.673 0,63-5,3 1,82 1,20 27,02 27,19 27,35 27,86 28,00 Balantak Selatan 4.682 4.719 4.455 4.537 4.588 - - - - 1.564 1,45 0,79-5,6 2,30 1,12 31,96 32,21 30,41 30,97 31,32 Balantak Utara 3.606 3.628 3.980 4.055 4.099 - - - - 1.236 0,61 1,85 2,22 28,55 JUMLAH 307.917 312.626 327.282 332.864 334.561 Catatan: *Untuk Tahun 2012 itu berdasarkan Proyeksi bersifat sementara Sumber: BPS Kabupaten Banggai 2012 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 25

Sumber: BPS Kabupaten Banggai 2012 diolah oleh Pokja Sanitasi Tahun 2014 Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Tingkat Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Pddk Pertumbuhan Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Toili 32.751 33.246 33.748 34.258 34.776 8.982 9.118 9.256 9.396 9.538 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 43,02 43,67 44,33 45,00 45,68 Toili Barat 22.071 22.405 22.743 23.087 23.436 6.131 6.224 6.318 6.413 6.510 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 22,21 22,55 22,89 23,23 23,59 Moilong 19.286 19.577 19.873 20.174 20.479 5.159 5.237 5.317 5.397 5.479 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 87,01 88,33 89,66 91,02 92,40 Batui 15.687 15.924 16.164 16.409 16.657 3.829 3.887 3.946 4.005 4.066 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 14,77 14,99 15,22 15,45 15,68 Batui Selatan 13.684 13.891 14.101 14.314 14.531 443 450 457 463 470 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 41,72 42,36 43,00 43,65 44,30 Bunta 19.478 19.772 20.071 20.374 20.682 5.355 5.436 5.518 5.602 5.686 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 33,64 34,15 34,66 35,19 35,72 Nuhon 19.061 19.349 19.642 19.939 20.240 5.371 5.452 5.534 5.618 5.703 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 17,22 17,48 17,74 18,01 18,28 Simpang Raya 14.475 14.694 14.916 15.141 15.370 3.600 3.655 3.710 3.766 3.823 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 59,40 60,30 61,21 62,13 63,07 Kintom 10.064 10.217 10.371 10.528 10.687 4.080 4.141 4.204 4.267 4.332 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 23,48 23,83 24,19 24,56 24,93 Luwuk 36.114 36.660 37.214 37.777 38.348 10.184 10.338 10.494 10.653 10.814 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 495,94 503,44 511,04 518,77 526,61 Luwuk Timur 11.239 11.409 11.581 11.756 11.934 2.975 3.020 3.066 3.112 3.159 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 51,96 52,75 53,54 54,35 55,17 Luwuk Utara 16.403 16.651 16.902 17.158 17.417 4.249 4.313 4.378 4.444 4.511 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 66,66 67,66 68,69 69,72 70,78 Luwuk Selatan 21.948 22.279 22.616 22.958 23.305 6.704 6.805 6.908 7.013 7.119 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 183,20 185,97 188,78 191,63 194,53 Nambo 8.103 8.226 8.350 8.476 8.605 2.526 2.564 2.603 2.642 2.682 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 47,75 48,47 49,21 49,95 50,70 Pagimana 23.688 24.046 24.409 24.778 25.153 7.236 7.345 7.456 7.569 7.683 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 24,74 25,12 25,50 25,88 26,27 Bualemo 18.081 18.355 18.632 18.914 19.199 4.637 4.707 4.778 4.850 4.924 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 20,98 21,29 21,61 21,94 22,27 Lobu 3.520 3.573 3.627 3.682 3.738 1.023 1.039 1.054 1.070 1.087 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 25,43 25,81 26,20 26,60 27,00 Lamala 6.395 6.492 6.590 6.689 6.790 1.858 1.886 1.914 1.943 1.973 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 28,98 29,42 29,86 30,32 30,77 Masama 11.197 11.366 11.538 11.712 11.889 3.481 3.533 3.587 3.641 3.696 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 48,34 49,07 49,81 50,56 51,33 Mantoh 6.903 7.007 7.113 7.221 7.330 1.911 1.940 1.970 1.999 2.030 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 30,54 31,01 31,47 31,95 32,43 Balantak 5.649 5.734 5.821 5.909 5.998 1.724 1.750 1.776 1.803 1.831 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 28,75 29,19 29,63 30,08 30,53 Balantak Selatan 4.728 4.799 4.872 4.945 5.020 1.612 1.636 1.661 1.686 1.711 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 32,27 32,76 33,25 33,76 34,27 Balantak Utara 4.224 4.288 4.352 4.418 4.485 1.274 1.293 1.312 1.332 1.352 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 29,41 29,86 30,31 30,77 31,23 JUMLAH 346.764 351.975 357.265 362.635 368.086 96.358 97.785 99.234 100.704 102.196 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 26

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu. Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut. Ket : Pt = Po e rt Pt = Jumlah Penduduk tahun t Po = Jumlah Penduduk tahun dasar r = laju pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu e = Bilangan eksponensial yang besarnya 2,718281828 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.3.1 Keuangan daerah Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah menganut prinsip anggaran berimbang dan dinamis. Jumlah penerimaan daerah untuk pembangunan daerah baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi sangat menentukan kinerja Pemerintah Kabupaten Banggai. Dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat Kabupaten Banggai didukung APBD yang jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan pendapatan rata rata pertahun sebesar 11,79 %. Sementara Pengeluaran dari tahun ke tahun masih menunjukkan sisi negatif dengan adanya defisit anggaran. Perkembangan APBD Kabupaten Banggai Tahun 2009 sampai Tahun 2013 tampak pada Tabel 2.5. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 27

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Banggai Tahun 2009 2013 No Realisasi Anggaran Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata2 pertumbuhan A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 630.106.818.255,10 675.358.217.476,21 781.606.353.949,71 862.445.269.272,67 1.010.143.628.728,81 11,79% a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 24.295.252.064,10 25.045.047.291,31 35.337.773.442,71 51.508.053.808,84 69.208.318.869,81 26,17% a.1.1 Pajak daerah 5.426.045.892,72 6.383.971.668,90 12.858.650.919,45 15.601.547.389,90 20.398.145.504,76 33,12% a.1.2 Retribusi daerah 9.744.345.542,32 12.227.869.182,95 16.428.085.308,87 27.595.172.382,22 37.579.873.952,85 33,74% a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang sah 752.216.445,26 1.092.442.291,79 1.664.664.913,62 552.552.720,00 1.558.458.450,08 18,21% a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 8.372.644.183,80 5.340.764.147,67 4.386.372.300,77 7.758.781.316,72 9.671.840.962,12 3,61% a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 534.518.223.970,00 561.520.981.992,00 603.142.421.709,00 685.239.107.771,00 824.979.902.529,00 10,85% a.2.1 Dana bagi hasil Pajak 27.373.842.942,00 34.195.672.404,00 31.775.650.903,00 36.411.570.055,00 37.447.216.086,00 7,83% a.2.2 Dana bagi hasil bukan Pajak 3.941.963.028,00 4.346.326.988,00 3.068.294.806,00 7.071.998.716,00 8.113.185.443,00 18,05% a.2.3 Dana alokasi umum 449.171.418.000,00 474.875.782.600,00 504.060.276.000,00 580.225.459.000,00 711.134.461.000,00 11,45% a.2.4 Dana alokasi khusus 54.031.000.000,00 48.103.200.000,00 64.238.200.000,00 61.530.080.000,00 68.285.040.000,00 5,85% a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 71.293.342.221,00 88.792.188.192,90 143.044.963.981,00 125.576.010.675,83 115.955.407.330,00 12,16% a.3.1 Hibah - - - - 159.935.400,00 - a.3.2 Dana darurat - - - - - - a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada Kabupaten/kota 15.106.077.821,00 14.896.240.560,90 23.659.894.641,00 26.816.121.675,83 22.051.625.830,00 9,46% a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 51.265.264.400,00 71.401.959.132,00 116.391.080.840,00 95.546.431.000,00 89.327.948.000,00 13,88% a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya 4.922.000.000,00 2.493.988.500,00 2.993.988.500,00 3.213.458.000,00 4.415.898.100,00-2,71% BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 28

No Realisasi Anggaran Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata2 pertumbuhan B Belanja (b1 + b.2) 638.360.005.275,00 656.336.356.549,00 739.070.657.318,00 839.838.042.992,90 997.822.717.774,90 11,17% b.1 Belanja Tidak Langsung 19.716.971.579,00 23.854.650.901,00 38.138.339.701,00 30.739.389.392,00 20.412.805.705,00 0,87% b.1.1 Belanja pegawai - - - - - - b.1.2 Bunga - - - - - - b.1.3 Subsidi 1.049.500.000,00 694.090.000,00 564.000.000,00 316.269.000,00 316.296.000,00-29,98% b.1.4 Hibah 11.029.381.800,00 11.444.981.500,00 19.144.323.867,00 8.761.546.798,00 3.954.500.000,00-25,64% b.1.5 Bantuan sosial 7.638.089.779,00 4.769.555.351,00 5.682.440.140,00 3.457.800.000,00 1.095.395.750,00-48.55% b.1.6 Belanja bagi hasil - 6.935.637.050,00 - - - - b.1.7 Bantuan keuangan - - 12.551.075.694,00 15.775.339.492,00 15.046.613.955,00 9,07% b.1.8 Belanja tidak terduga - 10.387.000,00 196.500.000,00 2.428.434.102,00-136% b.2 Belanja Langsung 618.643.033.696,00 632.481.705.648,00 700.932.317.617,00 809.098.653.600,90 977.409.912.069,90 11,43% b.2.1 Belanja pegawai 338.921.355.349,00 396.978.464.419,00 448.032.774.293,00 511.159.579.920,90 559.038.196.146,83 12,51% b.2.2 Belanja barang dan jasa 96.497.360.744,00 89.211.514.108,00 130.002.473.953,00 133.617.807.607,00 206.398.915.423,06 19,01% b.2.3 Belanja modal 183.224.317.603,00 146.291.727.121,00 122.897.069.371,00 164.321.266.073,00 211.972.800.500,01 3,64% C Pembiayaan 70.485.814.410,47 47.650.921.690,57 54.570.102.203,78 84.534.099.430,49 91.914.488.360,26 6,64% Surplus/(Defisit Anggaran) (78.739.001.430,37) (28.629.060.763,36) (12.034.405.572,07) (61.926.873.150,72) (79.593.577.406,35) 0,27% Sumber : DPKKAD Kabupaten Banggai, Realisasi APBD Kabupaten Banggai tahun 2009-2013 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 29

2.3.2 Belanja Modal Sanitasi Pendanaan subsektor sanitasi di Kabupaten Banggai belum menunjukkan konsistensi pendanaan setiap tahunnya, anggaran sektor sanitasi Tahun 2009 sekitar Rp 874.804.000,- Tahun 2010 Rp 2.477.580.000,- Tahun 2011 Rp 2.929.720.800,- Tahun 2012 Rp 7.814.364.844,- sementara Tahun 2013 pendanaan untuk program sanitasi hanya sebesar Rp 12.680.388.800,-. Dana Pendapatan dan Belanja Sanitasi masih sangat kurang dan masih sangat tergantung dengan kucuran dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan perkembangan Realisasi Anggaran Tahun 2009-2013, diperoleh data bahwa realisasi program sektor sanitasi terhadap total belanja pembangunan rata rata hanya mencapai 0,15 %, Subsektor yang mendapat alokasi pendanaan terbesar berturut-turut adalah subsektor drainase, persampahan dan selanjutnya subsektor drainase. Subsektor drainase dan persampahan memiliki alokasi anggaran yang cukup besar diantara dua sektor lainnya, hal ini disebabkan subsektor drainase membutuhkan dana yang besar untuk memperbaiki saluran air yang rawan terhadap banjir dan genangan dan program drainase untuk di saluran tersier di kawasan permukiman masih belum banyak dilakukan pemerintah. Serta subsektor persampahan juga membutuhkan dana yang besar untuk penanganan sampah. Subsektor Air Limbah dan PHBS tampak belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Banggai, mengingat sebagian masyarakat Banggai masih termasuk kategori pedesaan dimana masyarakat belum mendapatkan pelayanan yang maksimal dan belum ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri tentang pengolahan air limbah domestik dan PHBS. Rata-rata belanja sanitasi per penduduk baru sebesar Rp 10.387,00 per penduduk, hal ini tentu sangat kurang dari kondisi ideal yang diinginkan. Tabel 2.6 dan 2.7 di bawah ini memperlihatkan belanja sanitasi di Kabupaten Banggai. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 30

No SKPD Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Banggai Tahun 2009 2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata2 pertumbuhan 1 Dinas Cipta Karya 941.580.000 2.402.610.000 4.649.350.000 9.069.955.500 13.742.276.000 67,02% 1.a Investasi 874.804.000 2.267.610.000 2.604.100.000 6.552.953.000 10.804.291.000 62,84% 1.b operasional/pemeliharaan (OM) 67.500.000 135.000.000 2.045.250.000 2.517.002.500 2.937.985.000 94,33% 2 BPLH - 209.970.000 105.044.000 1.286.738.044 1.402.166.667 63,29% 2.a Investasi - 209.970.000 105.044.000 1.214.478.344 1.329.895.000 61,53% 2.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - 72.259.700 72.271.667 0,02% 3 Dinkes - - 280.046.840 62.548.500 571.246.300 35,64% 3.a Investasi - - 220.576.800 46.933.500 546.202.800 45,33% 3.b operasional/pemeliharaan (OM) - - 59.470.040 15.615.000 25.223.500-42,88% 8 Belanja Sanitasi (1+2+3) 941.580.000 2.612.580.000 5.034.440.840 10.419.242.044 15.715.688.967 70,37% 9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a) 874.804.000 2.477.580.000 2.929.720.800 7.814.364.844 12.680.388.800 66,85% 10 Pendanaan OM (1b+2b+3b) 67.500.000 135.000.000 2.104.720.040 2.604.877.200 3.035.480.167 95,15% 11 Belanja Langsung 618.643.033.696,00 632.481.705.648,00 700.932.317.617,00 809.098.653.600,90 977.409.912.069,90 11,43% 12 Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/11) 0,15% 0,41% 0,72% 1,29% 1,61% 0,84% 13 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/8) 92,91% 94,83% 58,19% 75,00% 80,69% 80,32% 14 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8) 7,17% 5,17% 41,81% 25,00% 19,31% 19,69% Sumber : Realisasi APBD Kabupaten Banggai tahun 2009-2013 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 31

Tabel 2.7: Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Banggai Tahun 2009 2013 No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbuhan 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 941.580.000 2.612.580.000 5.064.086.840 10.419.242.044 15.715.868.967 70,37% 1.1 Air Limbah Domestik - 49.995.000 1.252.146.840 1.208.851.500 564.223.500 60,59% 1.2 Sampah rumah tangga 234.080.000 882.585.000 2.063.840.000 5.656.625.044 6.211.472.667 81,96% 1.3 Drainase permukiman 707.500.000 1.680.000.000 1.721.100.000 3.553.765.500 8.932.970.000 63,29% 1.4 PHBS - - 27.000.000-7.202.800-2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 67.500.000-919.600.000 2.054.620.000 - - 2.1 DAK Sanitasi 67.500.000-919.600.000 2.054.620.000 - - 2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - - - 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - - 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - - 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi - - - - - - Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 874.080.000 2.612.580.000 4.144.486.840 8.364.622.044 15.715.868.967 72,23% Total Belanja Langsung 618.643.033.696,00 632.481.705.648,00 700.932.317.617,00 809.098.653.600,90 977.409.912.069,90 11,43% % APBD murni terhadap Belanja Langsung 0,14% 0,41% 0,59% 1,03% 1,61% 0,76% Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 2013 diolah Tahun 2014 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 32

Tabel 2.8: Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Banggai Tahun 2009 2013 No D e s k r i p s i Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata 1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 941.580.000 2.612.580.000 5.034.440.840 10.419.242.044 15.715.688.967 6.944.706.370 2 Jumlah Penduduk 312.626 327.282 332.864 334.561 339.617 329.390 Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Rp 3.012,00 Rp 7.983,00 Rp 15.125,00 Rp 31.143,00 Rp 46.275,00 Rp. 20.707,00 Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 2013 diolah Tahun 2014 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 33

, No 1 Retribusi Air Limbah SKPD Tabel 2.9: Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan (%) 1.a Realisasi retribusi 1.000.000 2.050.000 2.100.000 1.800.000 1.300.000 6,56% 1.b Potensi retribusi 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 0% 2 Retribusi Sampah 2.a Realisasi retribusi 188.276.000 189.753.000 201.834.000 190.870.000 224.274.000 4,37% 2.b Potensi retribusi 200.000.000 200.000.000 225.000.000 235.000.000 235.000.000 4,03% 3 Retribusi Drainase 3.a Realisasi retribusi - - - - - - 3.b Potensi retribusi - - - - - - 4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 189.276.000 191.803.000 203.294.000 192.670.000 225.574.000 4,39% 5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) 202.000.000 202.000.000 227.000.000 237.000.000 237.000.000 3,99% 6 Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) 0,94 0,95 0,90 0,81 0,95 0,91 Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 2013 diolah 2014 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 34

2.3.3 Perekonomian Daerah Kabupaten Banggai Struktur ekonomi menggambarkan kontribusi atau peranan masing-masing sektor dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks lebih jauh akan memperlihatkan bagaimana suatu perekonomian mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. Struktur ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah. Semakin maju perekonomian suatu daerah maka kontribusi sektor primer cenderung mengalami penurunan sedangkan sektor sekunder dan tersier menunjukkan peningkatan. Struktur ekonomi Kabupaten Banggai masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam atau masih berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian, kelautan dan sektor pertambangan dan penggalian yang menciptakan nilai tambah terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banggai. Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tergambar melalui pengerahan PDRB atas dasar harga konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga konstan cendrung menunjukkan perkembangan positif, hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dari tahun ke tahun. Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima oleh setiap penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses produksi, sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat secara umum. Pendapatan perkapita penduduk Banggai dari Tahun 2007 2012 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan seiringan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tercapai dari tahun ke tahun merupakan indikator untuk menilai kinerja suatu daerah dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan ekonominya dalam jangka panjang. Kondisi perekonomian Kabupaten Banggai terus mengalami peningkatan dan kemajuan yang berarti pada Tahun 2012, hal ini ditunjukan dari peningkatan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yang mencapai 6.482.465 rupiah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 5.151.011 rupiah. Untuk PDRB atas dasar harga konstan 2000 selama Tahun 2012 mencapai 2.737.508 rupiah mengalami peningkatan pula dari tahun sebelumnya 2.347.974 rupiah. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 35

PDRB Perkapita Tahun 2012 Kabupaten Banggai berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 19.376.032 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 15.627.642.- PDRB Perkapita Harga Konstan juga menunjukkan peningkatan dari Rp 7.123.515 meningkat menjadi Rp 8.182.389.- Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai Tahun 2011 sebesar 14,64 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 12,74 persen, dan naik menjadi 16,59% di Tahun 2012.Pertumbuhan ekonomi ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012 (9,27%) dan pertumbuhan ekonomi nasional (6,23%). Jika dilihat berdasarkan pertumbuhan masing-masing sektor, di Tahun 2012 pertumbuhan Sektor Bangunan/Konstruksi = 49,36% meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 45,63%, kemudian di susul sektor pertambangan dan penggalian yaitu 35,54%. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di Tahun 2011 pertumbuhan terbesar berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yaitu 55,81%, sementara sektor bangunan di urutan kedua (45,63%). Berdasarkan peranan sektoral perekonomian Kabupaten Banggai sampai saat ini masih didominasi sektor pertanian sebagai motor penggerak utama perekonomian daerah, di mana peranannya cenderung semakin melemah dari tahun ke tahun. Hal ini seiring menurunnya peranan subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Berdasarkan perkembangan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan terdapat tiga sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banggai. Peranan sektor pertanian Tahun 2012 mencapai 44,61 % dari total PDRB Kabupaten Banggai menurun dibandingkan tahun sebelumnya 47,71 %. Sedangkan sektor Konstruksi/bangunan berada di urutan kedua dengan peranan sebesar 12,66 %, sektor jasa-jasa berada di urutan ketiga dengan peranan sebesar 11,43%. Menurunnya peranan sektor pertanian secara tidak langsung berdampak terhadap perubahan peranan sektorsektor lainnya. Prospek perekonomian Kabupaten Banggai pada masa mendatang menunjukan semakin membaik seiring dengan peningkatan investasi baik oleh PMA dan PMDN dengan menggali berbagai potensi sumber daya alam yang ada. Berbagai kondisi yang ada seperti eksplorasi tambang BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 36

minyak dan gas bumi yang secara langsung nantinya memberikan nilai tambah terhadap perekonomian daerah, demikian pula sektor-sektor lainnya seperti perkebunan, perikanan, kehutanan, perdagangan dan lainnya. Perkembangan PDRB Harga Konstan, Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai Tahun 2009 sampai Tahun 2013 tampak pada Tabel 2.10. Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Banggai Tahun 2008-2013 No D e s k r i p s i Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 1.816.718 2.048.135 2.347.947 2.737.508 3.191.703 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 5.695.346 6.328.710 7.123.515 8.182.389 9.398.659 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 9,21 12,74 14,64 16,59 16,59 Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 2013 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.4.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah Kabupaten Banggai yang ingin di capai pada masa 20 tahun yang akan datang. Tujuan ini akan menjadi dasar dalam memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang, memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dan sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Banggai. Tujuan penataan ruang di rumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan, karakteristik wilayah, isu strategis serta kondisi obyektif yang di inginkan pada kurun waktu 2012-2032 mendatang. Kriteria tujuan tidak boleh bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi dan Nasional, jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan kriteria di atas, maka tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Banggai adalah untuk: Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Gerbang BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 37

Timur Sulawesi Tengah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pengembangan pertanian dan pengembangan kelautan yang berkelanjutan. Rumusan tujuan penataan ruang sebagaimana yang disampaikan pada sub di atas dibangun berdasarkan arahan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, pola ruang dikategorikan atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pusat Kegiatan Berdasarkan RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, sistem permukiman/pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Banggai adalah meliputi Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) Pusat kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Kawasan Promosi (PPKp) atau Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Wilayah Pengembangan Berdasarkan arahan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032 wilayah pengembangan Kabupaten Banggai terdiri atas: Wilayah Pengembangan di Kabupaten Banggai No Nama Wilayah Pengembangan Cakupan Wilayah 1. Wilayah Pengembangan - Kecamatan Bualemo Timur (WP I) - Kecamatan Balantak - Kecamatan Balantak Selatan - Kecamatan Balantak Utara - Kecamatan Mantoh - Kecamatan Masama - Kecamatan Lamala 2. Wilayah Pengembangan - Kecamatan Pagimana Tengah (WP II) - Kecamatan Luwuk - Kecamatan Luwuk Selatan - Kecamatan Luwuk Utara - Kecamatan Luwuk Timur - Kecamatan Nambo BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 38

No Nama Wilayah Pengembangan Cakupan Wilayah 3. Wilayah Pengembangan - Kecamatan Nuhon Utara (WP III) - Kecamatan Simpang Raya - Kecamatan Bunta - Kecamatan Lobu 4. Wilayah Pengembangan - Kecamatan Toili Barat Selatan (WP IV) - Kecamatan Toili - Kecamatan Moilong - Kecamatan Batui - Kecamatan Batui Selatan - Kecamatan Kintom Sumber : RTRW Kabupaten Banggai 2012-2032 Kawasan Strategis Kabupaten Dalam arahan RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, terdapat beberapa kawasan Strategis di Kabupaten Banggai yang terdiri atas Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi dan kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 39

Peta 2.3 : Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banggai Sumber : RTRW Kabupaten Banggai BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 40

Peta 2.4 : Rencana Pola Ruang Kabupaten Banggai Sumber : RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 41

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi). 2.5. Sosial Budaya 2.5.1. Kondisi Pendidikan Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap penduduk, bahkan setiap penduduk berhak untuk dapat mengenyam pendidikan, khususnya penduduk usia sekolah (7-18 tahun). Kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidik (guru) yang memadai. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Banggai dan Departemen Agama Kabupaten Banggai diketahui ada 374 Sekolah Dasar (SD/MI) dengan 2.438 guru dan 49.406 murid, untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP/MTs) ada 126 sekolah dengan 1.386 guru dan 18.697 murid sedangkan untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMU/SMK/MA) ada 61 sekolah dengan 1.307 guru dan 13.380 murid. Adapun fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Banggai dapat dilihat pada tabel berikut ini: BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 42

Tabel 2.11: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Banggai Jumlah Sarana Pendidikan No Kecamatan Umum Agama SD SLTP/SMP SMA SMK MI MTs MA 1 Toili Barat 20 6 1-2 7 1 2 Toili 24 9 1 3 6 2 4 3 Moilong 16 2 - - - 2 1 4 Batui 13 4 2-1 2 1 5 Batui Selatan 16 3 - - 2 2 2 6 Bunta 21 5 2-3 2 1 7 Nuhon 21 4 1 1 4 1-8 Simpang Raya 13 3 1-4 2-9 Kintom 12 1 1 1 1 3 2 10 Luwuk 14 8 7 4 1 3 1 11 Luwuk Timur 21 5-1 - 1-12 Luwuk Utara 12 3-2 2 1 1 13 Luwuk Selatan 6 - - 3-1 1 14 Nambo 9 2-1 - - - 15 Pagimana 33 8 1-1 1 1 16 Bualemo 29 6 1 2-3 2 17 Lobo 8 2 1 - - - - 18 Lamala 11 3 2 - - 1-19 Masama 13 4 1-1 1 1 20 Mantoh 8 5 - - - - - 21 Balantak 11 3 1 - - 1 1 22 Balantak Selatan 10 2 - - - - - 23 Balantak Utara 5 2 - - - - - Jumlah 346 90 23 18 28 36 20 Sumber : Kabupaten dalam Angka Tahun 2013 2.5.2. Jumlah Penduduk Miskin Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu persen penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa bekerjasama dengan BPS pada setiap tahun dalam rangka penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) oleh pemerintah pusat. Kedua jenis data tersebut berbeda dalam beberapa hal. Pertama, data SUSENAS adalah hasil survei, tanpa nama dan tanpa alamat. Tujuannya untuk memantau persen penduduk miskin setiap 3 tahun. Alat ukurnya juga berbeda, yaitu pola konsumsi masyarakat, yang kemudian disimpulkan menjadi kilokalori. Bila konsumsi per orang dibawah 2100 kilokalori per hari maka dikategorikan sebagai penduduk miskin. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 43

Dari delapan tujuan Milinium Development Goals (MDG s), komponen pertama adalah; Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Target secara nasional pencapaian MDGs poin pertama adalah : Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015. Untuk mendukung target tersebut, maka ditetapkan dua indikator target yaitu : 1) Penurunan Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari. 2) Penurunan Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional. Nasional menargetkan pencaapain MDGs pada tahun 2015, maka Kabupaten Banggai wajib menargetkan pada tahun 2015 juga. Berdasarkan data kondisi rumah tangga miskin di Kabupaten Banggai yang bersumber dari hasil badan statistik menunjukkan penduduk miskin terkonsentrasi pada Kecamatan Pagimana dengan jumlah 1.100 KK 2.972 Jiwa, Kecamatan Bualemo dengan jumlah 834 KK 2.581 Jiwa, Kecamatan 687 KK 2.975 Jiwa, lebih jelasnya jumlah KK miskin dan penyebarannya di Kabupaten Banggai dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.12: Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) Jiwa 1 Toili 421 1.846 2 Toili Barat 562 1.852 3 Moilong 591 1.715 4 Batui 291 893 5 Batui Selatan 301 896 6 Bunta 372 1.403 7 Nuhon 738 1.962 8 Simpang Raya 314 1.098 9 Kintom 417 1.283 10 Luwuk 687 2.975 11 Luwuk Timur 460 1.637 12 Luwuk Utara 145 435 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 44

No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) Jiwa 13 Luwuk Selatan 163 489 14 Nambo 268 804 15 Pagimana 1.100 2.972 16 Bualemo 834 2.581 17 Lobo 153 579 18 Lamala 508 1.761 19 Masama 346 1.053 20 Mantoh 253 759 21 Balantak 383 1.352 22 Balantak Salatan 440 1.370 23 Balantak Utara 315 945 Jumlah 10.062 32.660 Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2013 2.5.3. Jumlah Rumah Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media penularan penyakit di antara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Berdasarkan data Laporan Data Sarana Sanitasi Dasar (Rumah, Jamban) DINKES Kabupaten Banggai 2013, jumlah rumah yang ada di Kabupaten Banggai ada sebanyak 83.163 buah rumah yang tersebar di 23 Kecamatan dalam Kabupaten Banggai, Kecamatan yang memiliki rumah relative banyak adalah kecamatan Luwuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini : BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 45

Tabel 2.13: Jumlah Rumah Per Kecamatan No Nama Kecamatan Jumlah Jumlah Rumah Penduduk 1 Toili 7.975 31.783 2 Toili Barat 5.099 21.419 3 Moilong 4.616 18.716 4 Batui 3.716 15.223 5 Batui Selatan 3.249 13.280 6 Bunta 4.502 18.902 7 Nuhon 4.616 18.498 8 Simpang Raya 3.550 14.047 9 Kintom 2.425 9.767 10 Luwuk 8.756 35.047 11 Luwuk Timur 2.842 10.907 12 Luwuk Utara 4.034 15.918 13 Luwuk Selatan 5.188 21.299 14 Nambo 2.122 7.864 15 Pagimana 5.149 22.988 16 Bualemo 4.539 17.547 17 Lobu 810 3.416 18 Lamala 1.592 6.206 19 Masama 2.873 10.866 20 Mantoh 1.718 6.699 21 Balantak 4.152 1.475 22 Balantak Selatan 1.243 4.588 23 Balantak Utara 1.074 4.099 Jumlah 83.163 334.561 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 46

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai dalam menjalankan tugas dan kewajibannya telah menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, yaitu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Derah dan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor : 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah, Kabupaten Banggai telah menngesahkan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai dan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai tentang : BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 47

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai B U P A T I WAKIL BUPATI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI 1. Bidang Hukum dan Politik 2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan 3. Bidang Pembangunan 4. Bidang Kemasyarakatan 5. Bidang Keuangan & Ekonomi ASISTEN PEMERINTAHAN - Bagian Tata Pemerintahan - Bagian Hukum - Bagian Organisasi ASISTEN PEREKONOMIAN - Bagian Ekonomi - Bagian Pembangunan - Bagian Keuangan ASISTEN ADMINISTRASI UMUM - Bagian Umum - Bagian Perlengkapan - Bagian Protokol DINAS DAERAH 1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Sosial; 4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 5. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika; 6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 7. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; 8. Dinas Bina Marga dan Pengairan; 9. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang; 10. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah; 11. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 12. Dinas Pertanian; 13. Dinas Kelautan dan Perikanan; 14. Dinas Kehutanan; 15. Dinas Pertambangan dan Energi; 16. Dinas Perkebunan. LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. Inspektorat; 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa; 4. Badan Kepegawaian Daerah; 5. Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan; 6. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; 8. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; 9. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; 10. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. KECAMATAN KELURAHAN / DESA Sumber : Sekretariat Pokja Sanitasi Kabupaten Banggai BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 48

Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Banggai BUPATI BAPPEDA BPMPD DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DINAS KESEHATAN BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP Bidang Fisik dan Prasarana Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Bidang Penyehatan Lingkungan Bidang Permukiman Bidang Kebersihan dan Persampahan Bidang P2PL Bidang Pemantauan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan Bidang Pengawasan dan Pengendalian Keterangan: Mandat Tupoksi Langsung Mandat Tupoksi Tidak Langsung Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Banggai 2014 diolah 2.7 Komunikasi dan Media Pengelolaan sanitasi tidak pernah terlepas dari peranan media, eksistensi media dalam bentuk penyebarluasan informasi baik visual maupun audio visual masing-masing memiliki peranan yang berbeda namun memiliki tujuan dan sasaran yang sama yakni memberikan informasi dan himbauan kepada khalayak untuk terus berupaya meningkatkan kualitas hidup melalui pola hidup bersih dan sehat. Masyarakat diharapkan dapat lebih berperan dalam pengelolaan sanitasi terutama pada lingkungan rumah tangga. Karena lingkungan terkecil dalam bermasyarakat adalah lingkungan keluarga, jika dalam lingkungan keluarga sudah menjaga dan mengelola sanitasi dengan baik maka berpengaruh nyata terhadap tingkat kesehatan, kenyamanan serta estetika di lingkungan masyarakat yang ada. Tidak dapat dipungkiri lagi media memiliki peranan penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 49

Di Kabupaten Banggai, kampanye tentang tentang sanitasi masih sangat minim dilakukan, baik oleh pemerintah, swasta ataupun masyarakat. Adapun kegiatan komunikasi terkait sanitasi yang telah dilaksanakan di Kabupaten Banggai yaitu sebagaimana disajikan dalam tabel-tabel berikut ini. Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi Dinas Khalayak No Kegiatan Tahun Tujuan Kegiatan Pelaksana Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran 1 Pemicuan STBM 2008-2013 Dinas Kesehatan Meningkatkan peranserta masyarakat dalam penyediaan layanan sanitasi dan membiasakan PHBS dalam kehidupan seharihari. Masyarakat di Desa/Kelurahan prioritas yang menurut studi EHRA memiliki Indek Risiko Sanitasi Tertinggi. Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat itu menjijikan, memalukan dan membuat sakit, karenanya perlu kita perbaiki Terbatasnya tenaga fasilitator yang handal, membuat pemicuan di sejumlah RT kurang sukses, perlu sanitasi dan biasakan PHBS. peningkatan jumlah fasilitator handal. 2 Penyuluhan tata 2014 Dinas Siswa Sekolah Siswa-siswi Dengan Dampak dari cara Cuci Tangan Pendidikan Dasar mampu SD di 20 CTPS, kita kegiatan ini, Pakai Sabun dan Dinas dan mau sekolah terhindar dari ternyata dapat (CTPS) di Kesehatan melakukan CTPS dengan angka penyakit, dan menurunkan sekolah Dasar yang baik dan tidak masuk hidup lebih angka tidak benar. sekolah sehat. masuk sekolah karena diare karena diare. tertinggi. 3. Sosialisali STBM 2014 Dinas Untuk Masyarakat Dengan Dampak dari Kesehatan menurunkan umum dilakukan kegiatan angka kejadian kegiatan sosialisasi penyakit menular sosialisasi STBM dapat berbasis STBM setiap menurunkan lingkungan dan individu atau angka kesakitan barkaitan dangan masyarakat di kalangan BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 50