V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

Sekapur Sirih. Palembang, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Palembang H. TARJONO SANTOPAWIRO NIP

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN ALANG-ALANG LEBAR DAN KECAMATAN SEMATANG BORANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai

BAB III STUDI KASUS. III.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lahat

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Presiden Republik Indonesia,

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kota Palembang Sumatera Selatan

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1988 TENTANG

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Sumatera Selatan

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB IV GAMBARAN UMUM

Kecamatan Selat Nasik

Sekapur Sirih. Martapura, 11 Agustus 2010 Kepala BPS OKU Timur, Ir. DJONI NIP

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN


METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB III PENYAJIAN DATA

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

V. GAMBARAN UMUM. Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II DESKRIPSI WILAYAH KOTA BATURAJA. Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kota Baturaja Kabupaten

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001(pengganti

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SEI. INJAB KELURAHAN TERKUL. luas wilayah Hektar (Ha). Secara georafis, Kelurahan

10. BATANG SYSTEM 6. BENDUNG SYSTEM 12. BORANG SYSTEM SMB AIRPORT SUKARAME DISTRICT a 4b 3 ILIR TIMUR 1 DISTRICT 4.

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB III KOTA PALEMBANG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Palembang Kota Palembang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Kota Palembang terletak antara 2 52' - 3 5' Lintang Selatan dan 104 37' - 104 52' Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata delapan meter dari permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin b) Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir c) Batas Timur : Kabupaten Banyuasin d) Batas Barat : Kabupaten Banyuasin Luas wilayah Kota Palembang adalah 400,61 km 2 dengan jumlah penduduk yaitu 1.455.284 jiwa, terdiri dari 16 kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Gandus (68,78 km 2 ), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Ilir Barat II (6,22 km 2 ). Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Ilir Timur I (10677,85 jiwa/ km 2 ), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Sematang Borang (625,88 jiwa/km 2 ). Palembang memiliki 107 jumlah kelurahan dengan 946 rukun warga (RW) dan 4.018 unit organisasi rukun tetangga (RT). Lokasi penelitian berada di tiga kecamatan yaitu di Kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan Gandus dan Kecamatan Ilir Timur II (Lampiran 4). Pada Tabel 4 ditunjukkan luas daerah dan pembagian wilayah administrasi menurut kecamatan di kota Palembang. 44

Tabel 4. Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2010 No Kecamatan Luas (km 2 ) Persentase terhadap Luas Jumlah Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT Palembang (%) 1 Ilir Barat II 6,220 1,55 7 52 208 2 Gandus 68,780 17,17 5 35 163 3 Seberang Ulu I 17,440 4,35 10 96 450 4 Kertapati 42,560 10,62 6 51 265 5 Seberang Ulu II 10,690 2,67 7 67 254 6 Plaju 15,170 3,79 7 66 218 7 Ilir Barat I 19,770 4,93 6 65 297 8 Bukit Kecil 9,920 2,48 6 39 196 9 Ilir Timur I 6,500 1,62 11 72 264 10 Kemuning 9,000 2,25 6 51 201 11 Ilir Timur II 25,580 6,39 12 94 364 12 Kalidoni 27,920 6,97 5 41 226 13 Sako 18,040 4,50 4 77 249 14 Sematang Borang 36,980 9,23 4 23 108 15 Sukarami 51,459 12,85 7 68 347 16 Alang-alang Lebar 34,581 8,63 4 49 208 Jumlah/Total 400,61 100,0 107 946 4.018 Sumber : BPS Kota Palembang, 2011 Letak Kota Palembang cukup strategis sebagai jalur transportasi karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera, dan terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera yang juga berfungsi sebagai sarana transportasi air dan perdagangan antar wilayah. 5.1.1 Kondisi Sungai Musi Dari segi kondisi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi dua bagian besar disebut Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Studi ini dilakukan di dua wilayah tersebut karena diduga pencemaran Sungai Musi terjadi di sepanjang Sungai, mulai dari hulu hingga hilir. Sungai Musi merupakan sungai terbesar di Sumatera dengan panjang mencapai 750 km dengan kedalaman mencapai 25 meter yang dapat dilalui kapal-kapal besar. Air sungai Musi mengalir dari anak-anak sungai besar mulai dari Jambi dan Bengkulu sehingga dijuluki sebagai Venice from the East. Sungai Musi disebut juga Batanghari 45

Sembilan yang berarti sembilan sungai besar, yaitu Sungai Musi beserta delapan sungai besar yang bermuara di sungai Musi. Adapun delapan sungai tersebut yaitu : 1. Sungai Komering 5. Sungai Kelingi 2. Sungai Rawas 6. Sungai Lematang 3. Sungai Leko 7. Sungai Semangus 4. Sungai Lakitan 8. Sungai Ogan. Kota Palembang mempunyai 108 anak sungai dan terdapat empat sungai besar yang melintasinya. Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar ratarata 504 meter (lebar terpanjang 1.350 meter berada disekitar Pulau Kemaro, dan lebar terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II). Ketiga sungai besar lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter, Sungai Ogan dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai Keramasan dengan lebar ratarata 103 meter. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat sungai-sungai kecil lainnya terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase perkotaan (terdapat ± 68 anak sungai aktif). Sungai-sungai kecil tersebut memiliki lebar berkisar antara 3-20 meter. Pada aliran sungai-sungai tersebut ada yang dibangun kolam retensi, sehingga menjadi bagian dari sempadan sungai. Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum. 3 Kota Palembang juga dikenal sebagai kota industri dan kota perdagangan. Dari data Badan Lingkungan Hidup Daerah Palembang, 2011 terdapat sekitar 24 industri yang berada di pinggiran Sungai Musi (Lampiran 5). Industri tersebut 3 Keadaan Geografis. http://www.palembang.go.id. Diakses pada tanggal 19 maret 2012 46

bervariasi mulai dari industri crumb rubber, industri semen, penampungan batubara, pengilangan minyak, latex, industri kecap, pengalengan udang,industri gas oksigen dan nitrogen, depot penampungan BBM, pembangkit listrik dan stasiun kereta api. Tabel 5 menunjukkan jumlah industri besar menurut kecamatan di Kota Palembang. Tabel 5. Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Tenaga Kerja Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2010 No Kecamatan Industri Logam, Mesin, Kimia dan Aneka Industri Industri Hasil Pertanian dan Perikanan Industri Hasil Pertanian dan Perikanan Unit Usaha Tenaga Kerja Unit Usaha Tenaga Kerja Unit Usaha Tenaga Kerja 1 Ilir Barat II - - - - - - 2 Gandus 2 80 - - 7 1 946 3 Seberang Ulu I - - - - - - 4 Kertapati 2 737 1 26 3 972 5 Seberang Ulu II 1 92 - - - - 6 Plaju 1 30 - - 1 429 7 Ilir Barat I 2 23 1 12 - - 8 Bukit Kecil - - - - - - 9 Ilir Timur I 1 88 - - - - 10 Kemuning 1 7 - - - - 11 Ilir Timur II 1 89 1 463 3 487 12 Kalidoni 3 3 229 - - - - 13 Sako 4 687 - - - - 14 Sematang - - - - - - Borang 15 Sukarami 6 369 2 2455 1 28 16 Alang-alang Lebar 1 12 - - - - Jumlah/Total 25 5 443 5 2 956 15 3 862 Sumber : BPS Kota Palembang, 2011 5.2 Karakteristik Responden Karakteristik umum responden dari daerah hulu dan hilir didasarkan pada hasil survei yang telah dilakukan terhadap 70 RT. Variabel yang menjadi perhatian dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan, lama tinggal, jarak tempat tinggal dari 47

industri terdekat, biaya kesehatan, biaya pengeluaran untuk memperoleh air bersih dan jenis penyakit yang sering dialami responden. 5.2.1 Jenis Kelamin Perbandingan jumlah responden laki-laki dan perempuan yaitu suami atau istri dalam sebuah rumah tangga pada penelitian ini jumlahnya tidak berbeda jauh. Jumlah responden laki-laki yaitu 36 orang, sedangkan responden perempuan sebanyak 34 orang. Persentase jumlah responden laki-laki berbanding perempuan adalah 51 persen berbanding 49 persen. Sebaran jenis kelamin responden dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin 5.2.2 Usia Tingkat usia responden bervariasi, dengan usia paling muda yaitu 20 tahun dan yang paling tua yaitu 74 tahun. Persentase tertinggi yaitu pada kelompok usia 43-55 tahun dengan persentase 34 persen. Responden dengan usia 17-29 tahun berjumlah 17 persen, usia 30-42 tahun berjumlah 30 persen, sedangkan usia 56-68 tahun berjumlah 17 persen dan usia 69-74 tahun berjumlah dua persen. Responden pada penelitian ini seluruhnya telah berstatus menikah dan memiliki tanggungan. Gambar 5 menjelaskan distribusi perbandingan usia responden. 48

Gambar 5. Sebaran Responden Menurut Umur 5.2.3 Pendidikan Formal Tingkat pendidikan diklasifikasikan berdasarkan lama tahun menempuh pendidikan formal dimulai dari jenjang tidak sekolah sampai dengan perguruan tinggi. Sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 46 persen. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) berjumlah 23 persen dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 17 persen. Sulit ditemui responden dengan pendidikan yang tinggi yaitu perguruan tinggi, sementara responden yang tidak pernah menempuh pendidikan formal sebesar 14 persen. Perbandingan persentase tingkat pendidikan responden dapat disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Sebaran Responden Menurut Pendidikan 49

5.2.4 Pekerjaan Jenis pekerjaan responden bervariasi mulai dari pegawai swasta, wiraswasta, nelayan dan buruh harian. Berdasarkan hasil survei, mata pencaharian responden terbanyak adalah sebagai wiraswasta dengan persentase sebesar 49 persen, diikuti oleh jenis pekerjaan buruh (43 %), pegawai swasta dan nelayan dengan persentase masing-masing empat persen. Sebaran jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Sebaran responden menurut jenis pekerjaan 5.2.5 Tingkat Pendapatan Sebagian besar responden mayoritas bekerjaan sebagai wiraswasta dan buruh. Hal ini berhubungan dengan tingkat pendapatan responden, dimana persentase kelompok pendapatan terbesar yaitu Rp 500.000,00 - Rp 1.500.000,00 sebesar 76 persen. Sebanyak 19 persen responden memiliki pendapatan Rp 1.500.001,00 - Rp 2.500.000,00. Sebanyak tiga persen responden memiliki pendapatan Rp 2.500.001,00 - Rp 3.500.000,00. sedangkan untuk pendapat kurang dari Rp 500.000,00 yaitu sebanyak satu persen, dan hanya satu persen saja responden yang memiliki pendapatan lebih besar dari Rp 3.500.000,00. Perbandingan distribusi tingkat pendapatan responden setiap bulannya dapat dilihat pada Gambar 8. 50

Gambar 8. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan 5.2.6 Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan yang dimaksud adalah tanggungan yang mencakup keluarga inti serta tanggungan yang bukan keluarga inti yang tinggal di rumah responden. Sebagian besar responden adalah rumah tangga dengan jumlah tanggungan sebanyak kurang dari sama dengan dua orang dengan persentase 60 persen. Sebanyak 14 persen responden dengan jumlah tanggungan empat orang, responden dengan jumlah tanggungan tiga orang sebanyak 13 persen. Jumlah tanggungan keluarga responden dengan jumlah lima orang memiliki persentase sembilan persen dan jumlah tanggungan keluarga lebih dari sama dengan enam orang dengan persentase empat persen. Perbandingan jumlah tanggungan responden dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Sebaran Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga 51

5.2.7 Lama Tinggal Rata-rata lama tinggal responden di sekitar industri yaitu 20,5 tahun, hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk adalah penduduk asli Kota Palembang yang sejak lahir sudah tinggal di sepanjang Sungai Musi. Responden dengan lama tinggal antara 16-25 tahun dengan persentase terbesar yaitu 24 persen, sementara responden dengan lama tinggal kurang dari sama dengan lima tahun sebanyak 23 persen. Responden dengan lama tinggal antara 6-15 tahun yaitu sebanyak 21 persen. Responden dengan lama tinggal antara 26-35 tahun yaitu sebanyak 16 persen sedangkan untuk responden dengan lama tinggal lebih dari sama dengan 36 tahun juga sebanyak 16 persen. Sebaran jenis dapat lama tinggal responden dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Sebaran Responden Menurut Lama Tinggal 5.2.8 Jarak Tempat Tinggal dari Industri Terdekat Di sepanjang Sungai Musi banyak terdapat industri yang menggunakan Sungai Musi sebagai jalur transportasinya, dan tidak dapat dipungkiri bahwa limbah industri tersebut telah mencemari air sungai. Hasil survei pada responden diketahui bahwa 33 responden (47 %) berada didekat industri pupuk, kelapa sawit, dan industri minyak hanya berjarak < 500 m. Tempat tinggal responden dengan jarak 500-1500 m berjumlah 25 orang dengan persentase 36 persen dengan 52

industri terdekat yaitu industri karet, minyak dan pupuk. Sementara responden dengan jarak tempat tinggal antar 1501-2500 m dengan industri sebanyak 12 orang (17 %), dengan industri terdekat yaitu industri pupuk, karet dan minyak. Persentase responden berdasarkan jarak tempat tinggal dengan industri terdekat dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Sebaran Responden Menurut Jarak Tempat Tinggal dari Industri Terdekat 5.2.9 Kenyamanan Tempat Tinggal Meskipun terjadi perubahan lingkungan, namun kebanyakan responden merasa terbiasa dengan kondisi tersebut. Hal itu dapat dilihat dari persentase responden yang merasa biasa saja dengan pencemaran akibat kegiatan industri sebesar 73 persen. Responden yang merasa nyaman sebanyak 19 persen, tidak nyaman sebesar tujuh persen dan sangat tidak nyaman hanya satu persen saja. Hal ini juga dipengaruhi karena sebagian responden biasanya memperoleh sembako dari industri setiap tahunnya, sehingga mereka merasa itu cukup sebagai ganti rugi atas eksternalitas negatif yang mereka terima selama ini dari kegiatan industri. Persentase responden berdasarkan kenyamanan tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 12. 53

Gambar 12. Sebaran Responden Menurut Kenyamanan Tempat Tinggal 5.2.10 Jenis Penyakit yang Sering Dialami Berdasarkan hasil survei di lapangan, jenis penyakit yang paling sering dialami oleh responden adalah penyakit kulit /gatal-gatal sebanyak 26 orang (37 %). Selanjutnya yaitu penyakit influenza sebanyak 21 responden (30 %), penyakit diare dengan jumlah responden 14 orang (20 %). Jenis penyakit kulit/gatal-gatal dan diare diduga karena penggunaan air sungai yang telah tercemar. Hasil survei tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa air sungai yang dimanfaatkan langsung oleh responden telah mengalami penurunan kualitas. Jenis penyakit ISPA sebanyak dua responden (3 %) dan tiga responden (4%) penyakit lainnya, diantaranya pusing-pusing. Jenis penyakit batuk, influenza, dan ISPA diduga disebabkan oleh kondisi udara di sekitar tempat tinggal responden dalam keadaan kurang baik. Distribusi jenis penyakit yang sering dialami responden disajikan pada Gambar 13. 54

Gambar 13. Sebaran Responden Menurut Jenis Penyakit yang Sering Dialami 5.2.11 Biaya Pengeluaran untuk Memperoleh Air Bersih Pencemaran air Sungai Musi mengakibatkan masyarakat yang biasanya memanfaatkan air Sungai Musi secara langsung harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperoleh air bersih dan layak minum. Dari 70 responden diperoleh nilai rata-rata pengeluaran untuk memperoleh air bersih sebesar Rp. 76.028,00 per bulan per rumahtangga. 5.2.11 Biaya Kesehatan Akibat seringnya masyarakat terpapar oleh pencemaran industri, terutama akibat konsumsi air Sungai Musi membuat kesehatan masyarakat di pinggiran sungai menurun. Rata-rata biaya kesehatan yang dikeluarkan setiap bulannya yaitu Rp. 89.786,00 per bulan per rumahtangga. 55