BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal.

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial serta antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan atauran dari suatu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela

APLIKASI TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DALAM MASYARAKAT INDONESIA. Oleh Yoseph Andreas Gual

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA BERPIKIR Kerangka Berpikir

Kapita Selekta Sosial

BAB II KAJIAN TEORI. pula pada kehidupan antara umat beragama. 1

BAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON. (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON. paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

BAB I PENDAHULUAN. Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA (FIA UB) TERHADAP SOCIAL IMPACT RENCANA PEMBANGUNAN GAZEBO FIA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Ketergantungan Melemahkan Kemandirian. koran Kompas edisi 18 September 2007, bahwa setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Policy Brief Menghidupkan Keberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Bantul. Disajikan oleh: Rusman R. Manik

Parentingdan perpustakaan.keenam, TA ABAH melakukan advokasi atau upaya untuk mendapatkan pengakuan ataupun dukungan dari pemerintah dan elit

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memanfatkan sumber daya alam lokal. Aliran fungsionalisme struktural atau

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

MENCOBA MENGULAS KETAHANAN SOSIAL

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses. perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2.

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS. (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi kemiskinan (Studi di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri,

PARADIGMA KEBIDANAN. By: Basyariah Lubis, SST, MKes

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini

SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM)

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA. bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan sebelum memasuki pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

Konsep Dasar Dalam Sistem Sosial Budaya. Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-3

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

Hubungan Penerapan Bahasa Indonesia dengan Pengembangan Kepribadian Peserta Didik PAUD Kualu Ceria

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. penerbit buku. Dari keseluruhan jumlah itu, ada 800 yang dinyatakan sebagai

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Menurut Wahyudi (Ruwiyanto,1994:10), peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan,sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisai diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran,tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Stres peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak. Menurut William J.(Goode,1985:98) tentang penyesuaian individu terhadap perannya dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu: 1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang diharapkan. 2. konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya. 3. Kejelasan budaya dan harapannya terhadap perilaku dan perannya. 4. Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidakselarasan.

Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan peran,baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini,biasanya disebut dengan transisi peran. 2.2 Konsep Perkembangan Diri Meskipun proses belajar bermasyarakat berlangsung seumur hidup namun menurut Mead secara bertahap individu mengalami proses pembentukan konsep diri yang menghubungkan mereka dalam kehidupan mereka yang sedang berlangsung baik dalam keluarga mereka dengan kelompok-kelompok lain. Dalam konteks level masyarakat yang lebih spesifik Mead membahas sejumlah hal tentang institusi sosial. Secara luas mead mendefinisikan institusi sosial sebagai respon bersama dalam komunitas. Dan yang lebih spesifik lagi,ia mengatakan bahwa seluruh komunitas bertindak terhadap individu pada situasi tertentu secara identik. Pendidikan adalah proses ketika kebiasaan umum komunitas diinternalisasikan pada diri aktor. Pendidikan adalah satu proses esensial,karena menurut pandangan Mead,orang maupun anggota asli komunitas tidak memiliki diri kecuali mereka dapat merespon diri mereka sendiri sebagaimana dilakukan oleh komunitas yang lebih besar. Untuk melakukannya,orang harus menginternalisasikan sikap umum komunitas. 2.3 Stuktural Fungsional Tallcot Parson Bahasan tentang fungsionalisme struktural akan dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem tindakan yang dikenal dengan skema AGIL.

Parson yakin bahwa ada empat fungsi penting yang diperlukan oleh semua sistem, diantaranya, adaptation (A), goal (G), integration (I),latency (L) atau pemeliharaan pola. Secara bersama sama keempat imperative fungsional ini dikenal sebagai skema AGIL. Agar tetap bertahan (survive), suatu sistem harus memiliki fungsi ini : a. Adaptation (adaptasi), sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya. b. Goal attainment (Penyampaian tujuan), sebuah sistem harus mendefenisikan dan mencapai tujuan utamanya. c. Integration (integrasi), sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A,G,L). d. Latent Pattern Maintenance (latensi atau pemeliharaan pola), sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki,baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. 2.4 Petani Perempuan Petani perempuan adalah sosok perempuan pedesaan baik yang dewasa maupun muda. Petani perempuan dari setiap daerah mempunyai masalah yang sama yaitu tingkat hidup yang rendah dan jumlah keluarga yang relative besar,tingkat pendidikan dan kesempatan belajar kurang,pengetahuan dan

keterampilan yang sangat terbatas dan tertinggal dalam usaha tani,kurangnya sikap positif terhadap kemajuan baik karena adat,agama,maupun kebiasaan hidup. Perempuan dalam proses pendidikan dipedesaan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang adil belaka,tindakan mengajar,mendorong perempuan dipedesaan untuk berpartisipasi dalam pendidikan merupakan suatu tindakan yang efisien. Ikut sertanya perempuan pada umumnya dalam pendidikan berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi. Perempuan memegang peran penting sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai jenis pekerjaan dari yang berat sampai yang ringan,seperti mengatur rumah tangga,memasak,mencuci,mengasuh dan mendidik anak. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi disektor pertanian,maka petani perempuan perlu meningkatkan pengetahuan,keterampilan sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari segala jenis sumber daya yang ada disekitarnya berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Karena itu,kemajuan yang dicapai perempuan jaman sekarang dapat dijumpai pada banyak kaum hawa ini sebagai motor penggerak pembangunan di bidang pertanian,seperti kelompok tani,dalam kegiatan program peningkatan produksi pertanian,dalam kegiatan pasca panen produksi pertanian. Termasuk mengandung beban kerja di rumah tangga seperti mengambil air,mencari kayu bakar,memasak,menjual hasil panen,mendidik anak-anaknya,sebagai ibu rumah tangga dan mengabdi pada suaminya.

2.5 Anak Usia Dini Sebagai individu, Anak Usia Dini adalah suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok yang unik. Sebagai mahluk sosiokultural, ia perlu tumbuh dan berkembang dalam suatu setting social tempat ia hidup dan perlu diasuh dan di didik sesuai dengan harapan masyarakatnya. Anak Usia Dini mengalami suatu proses perkembangan yang mendasar dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa usia dini dapat memberikan pengaruh yang membekas dan berjangka lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya. Menurut Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya Didactica magna menyatakan bahwa perkembangan anak dan pendidikannya dipengaruhi oleh aspek pengajaran. Tahun-tahun pertama anak usia dini (sejak lahir-6 tahun) disebut sebagai periode sekolah ibu,karena hampir semua usaha bimbingan pendidikan (ditambah perawatan dan pemeliharaan) berlangsung ditengah keluarga. Terutama sekali aktivitas ibu sangat menentukan kelancaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak (Singgih,2000). 2.6 Pendidikan Anak Usia Dini Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah tercapainya perkembangan anak yang sehat dan optimal serta dimilikinya kesiapan dan berbagai perangkat keterampilan hidup yang diperlukan untuk proses perkembangan dan pendidikan anak selanjutnya. Karena anak merupakan bagian dan sekaligus generasi penerus masyarakat,maka pertumbuhan dan perkembangan yang diraih oleh anak tentunya harus sejalan dengan nilai-nilai,norma-norma dan harapan masyarakat.

Fungsi-fungsi Pendidikan Anak Usia Dini : 1. Pengembangan sebagai potensi anak. 2. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma kehidupan. 3. Pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapkan. 4. Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar. 5. Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif. Berbagai gerakan,kesepakatan dan ketetapan perundangan baik secara internasional maupun regional telah semakin memuluskan jalan kea rah lebih diperhatikannya hak-hak anak usia dini,termasuk hak akan pendidikannya. Bahkan secara yuridis formal,dengan disahkannya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Indonesia telah memiliki pijakan yang lebih kuat untuk melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (Depdiknas-UPI,2004) 2.7 Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini yang masih sangat sarat dengan berbagai permasalahan dan tantangan diatas disebabkan oleh keterbatasan kapasitas yang kita miliki dan belum maksimalnya pendayagunaan berbagai potensi yang ada. Misalnya,pada pihak pemerintah telah banyak kebijakan dan program yang ditetapkan dan program yang berkaitan dengan pelayanan perkembangan anak usia dini. Namun masih kurang mantap dan terkoordinasi dalam implementasinya.akibatnya,berbagai program pelayanan Pendidikan Anak

Usia Dini tidak berdampak maksimal terhadap peningkatan kualitas perkembangan anak.(temuan Tim Peneliti PAUD,1998) Secara kelembagaan,pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui tiga jalur,yakni jalur pendidikan formal (seperti Taman Kanak-kanak),jalur pendidikan non formal (seperti Kelompok Bermain dan Tempat Pengasuhan/penitipan Anak),jalur pendidikan informal (dalam keluarga dan masyarakat). Namun dari ketiga jalur pendidikan tersebut,penulis lebih memfokuskan pada jalur pendidikan yang ketiga yaitu jalur informal,dimana peran Petani Perempuan yang menjadi fokus penelitian ini. 2.8 Defenisi Konsep 2.8.1 Defenisi Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. (Singarimbun 1989:33). Konsep sangat diperlukan dalam penelitian agar dapat menjaga masalah atau menjadi pembatasan masalah dan menghindarkan timbulnya kesalahan-kesalahan defenisi yang dapat mengaburkan penelitian. Yang dimaksud peran petani perempuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini adalah segala kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh petani perempuan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petani perempuan pada kegiatan pendidikan anak usia dini di desa Tanjung bunga.