DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN

Laki-laki Perempuan Jumlah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI USAHATANI OLEH PETANI SAYURAN DI DESA WAIHERU KOTA AMBON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner.

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Kabupaten Kupang dan Kecamatan Kupang Tengah

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. yaitu metode pengamatan atau penyelidikan secara kritis untuk memperoleh

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

BAB VIII PENUTUP. 8.1 Kesimpulan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota gapoktan Mandiri Jaya di Desa Cikarawang memiliki rata-rata umur sebesar 48 tahun, dengan umur termuda berusia 25 tahun dan umur tertua berusia 90 tahun. Dengan rata-rata umur tersebut, maka dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar petani yang tergabung dalam anggota gapoktan Mandiri Jaya tergolong dalam usia produktif. Desa Cikarawang memiliki jumlah petani terbanyak pada usia paruh baya (30 tahun-50 tahun) dan memiliki jumlah petani yang kecil untuk usia muda (30 tahun ke bawah). Petani muda yang tergabung dalam gapoktan semakin sedikit dan keterdedahan terhadap media komunikasinya pun kurang karena mereka enggan untuk mendalami pertanian sebagai pekerjaan utama. Petani muda yang tergabung dalam gapoktan biasanya terpaksa menggarap sawah karena tidak ada pekerjaan lain dan desakan pemenuhan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat. Sedikitnya generasi penerus untuk pertanian di Desa Cikarawang, menyebabkan berkurangnya pengurus yang dapat melanjutkan kepengurusan organisasi maupun sistem pertanian yang ada di Desa Cikarawang. Hal tersebut terjadi karena, sebagian pemuda maupun pemudi desa lebih memilih untuk bekerja di luar sektor pertanian. Sementara itu, petani yang masih tersisa di Desa Cikarawang sudah semakin menua dan daya fisik serta kemampuan dalam mengelola pertanian semakin berkurang sehingga menyebabkan kurangnya produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani dan tidak adanya regenerasi dalam kepengurusan gapoktan. Tabel 5 Deskripsi karakteristik individu petani menurut umur, lama bertani, penguasaan lahan pertanian dan akses terhadap media komunikasi Nilai Nilai Standar Karakteristik individu Rata-rata minimum maksimum deviasi Umur (tahun) 48 25 90 14 Lama bertani (tahun) 23 2 67 16 Penguasaan lahan pertanian (m 2 334 ) 120 10000 3561 2 Akses terhadap media komunikasi (media) 5 2 7 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan mempunyai rata-rata dalam lama bekerja menjadi petani sebesar 23 tahun. Hal tersebut berarti sebagian besar dari petani anggota gapoktan Mandiri Jaya memiliki pengalaman dalam mengelola pertanian yang cukup lama, sehingga informasi pertanian yang dimilikinya sudah sangat banyak. Lama bertani responden yang paling rendah adalah dua tahun dan lama bekerja sebagai petani paling tinggi adalah 67 tahun. Berdasarkan data tersebut, dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan sudah berpengalaman dalam bertani. 1.58 6

30 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan rata-rata memiliki luas lahan sebesar 3342 m 2. Berdasarkan data tersebut, dapat dideskripsikan bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya, sebagian besar mengarap lahan dengan luas lahan yang cukup luas. Dengan luas lahan yang cukup luas, pada umumnya petani menanam lebih dari satu jenis tanaman untuk memaksimalkan lahan pertanian agar menjadi efisien dan keuntungan yang didapatkan juga semakin besar. Sedangkan untuk lahan sempit, petani biasanya hanya menanam satu jenis tanaman saja misalnya tanaman ubi atau singkong. Lahan pertanian di Desa Cikarawang sebagian besar ditanami oleh sayuran, jambu kristal, padi, umbi-umbian dan biji-bijian. Sistem pertanian yang digunakan di Desa Cikarawang saat ini adalah sistem tanam dengan cara tumpang sari dan jajar legowo. Lahan pertanian tersempit yang digarap oleh responden adalah seluas 120 m 2 dan lahan terluas adalah lahan dengan luas 10000 m 2. Tanah dengan luas lahan yang sempit biasanya merupakan tanah milik pribadi dan diolah secara pribadi oleh pemilik tanah yaitu petani. Sementara itu, tanah dengan luas lahan yang cukup luas, ada yang milik pribadi petani dan biasanya peninggalan dari keluarga yang sudah digarap secara turun temurun, serta ada juga tanah dengan lahan luas yang merupakan lahan garapan dan memiliki hak bukan milik petani penggarap. Media komunikasi yang terdapat di Desa Cikarawang adalah televisi, radio, koran atau majalah pertanian, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu dengan penyuluh dan internet. Responden di Desa Cikarawang, rata-rata dapat mengakses lima media komunikasi. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya memiliki akses yang cukup banyak terhadap media komunikasi. Akses media komunikasi tersedikit adalah sebanyak dua media komunikasi dan akses media komunikasi terbanyak yaitu tujuh media komunikasi. Menurut sebagian besar responden menyatakan bahwa jaringan media komunikasi di Desa Cikarawang sudah layak. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya sumber informasi yang dapat ditemui oleh petani dengan mudah dan jaringan serta fasilitas telekomunikasi yang cukup memadai, membuat petani di Desa Cikarawang dapat mudah dalam memperoleh informasi mengenai pertanian dan mereka dapat memilih media komunikasi yang dianggap dapat sesuai dengan kebutuhanya. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan lebih sering mengakses media komunikasi yaitu televisi. Hal tersebut disebabkan, televisi merupakan media audio visual sehingga membuat petani lebih memahami informasi yang disampaikan melalui media tersebut, terutama informasi mengenai pertanian. Selain itu, petani anggota gapoktan sebagian besar telah memiliki televisi, sehingga akses terhadap televisi lebih mudah dibandingkan dengan akses terhadap media komunikasi lainnya. Media komunikasi yang paling sedikit diakses oleh petani anggota gapoktan adalah internet. Dalam hal ini, petani anggota gapoktan kurang dapat menggunakan internet, sehingga mereka hanya sebagian kecil yang mengaksesnya untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian. Kurangnya akses petani anggota gapoktan disebabkan oleh petani anggota gapoktan tidak memiliki sarana untuk mengakses informasi melalui internet, petani tidak bisa menggunakan internet dan petani menganggap bahwa media lain cukup menambah informasi mengenai pertanian kepada mereka, sehingga internet dianggap kurang terlalu diperlukan oleh petani.

31 Tabel 6 Jenis-jenis media komunikasi yang digunakan oleh anggota gapoktan Mandiri Jaya Media komunikasi Jumlah (orang yang mengakses) Jumlah (%) TV 34 18.9 Radio 24 13.3 Koran 22 12.2 Seminar 25 13.9 Rapat 33 18.3 Penyuluh 32 17.8 Internet 10 5.6 Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 57.1 persen anggota gapoktan berjenis kelamin laki-laki yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan anggota gapoktan perempuan yang memiliki jumlah 42.9 persen. Persentase petani lakilaki lebih tinggi dari pada petani perempuan dalam gapoktan, disebabkan oleh sebagian petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di Desa Cikarawang sebagian besar tidak bekerja sebagai petani atau menjadi ibu rumah tangga yang memiliki tugas memasak, mengasuh anak, dan menyiapkan bekal makan siang suaminya di sawah. Selain itu, petani laki-laki di Desa Cikarawang lebih aktif dalam mencari informasi mengenai pertanian, sehingga mereka bergabung dalam gapoktan, sedangkan petani wanita tidak banyak tergabung di gapoktan seperti petani laki-laki karena mereka biasanya hanya membantu suaminya di sawah dan kurang aktif dalam mencari informasi mengenai pertanian. Petani laki-laki lebih banyak yang tergabung dalam gapoktan karena merekalah yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani, sedangkan petani perempuan hanya bertugas untuk membantu suaminya di sawah. Sementara itu, petani perempuan pasif dalam mencari informasi karena mereka dapat memperoleh informasi dari suaminya. Status lahan adalah status dari kepemilikan lahan yang digarap oleh petani saat penelitian dilangsungkan. Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa sebanyak 80 persen tanah yang digarap oleh petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya merupakan tanah dengan status hak milik dan hanya 20 persen petani yang menggarap tanah milik orang lain atau tanah yang berstatus bukan milik pribadi. Tanah dengan status hak milik biasanya merupakan tanah peninggalan dari keluarga yang telah digarap secara turun temurun. Petani dengan status lahan hak milik, biasanya mengolah tanahnya sendiri dan hasil atau keuntungan yang didapatkanya dari mengolah sawah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang bersifat subsisten, jadi jika hasil pertaniannya melimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangganya, petani akan menjual hasil pertaniannya ke pasar. Sementara itu, petani dengan status lahan tidak hak milik, biasanya hanya menggarap lahan pertanian menggunakan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan untuk membagi keuntungan dari hasil pertanian yang diolahnya. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani dengan status kepemilikan lahan pertanian milik pribadi banyak yang tergabung dalam Gapoktan Mandiri Jaya.

32 Tabel 7 Distribusi karakteristik individu petani menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status kepemilikan lahan Karakteristik Individu Jumlah (orang) Jumlah (%) Jenis kelamin Laki-laki 20 57.1 Perempuan 15 42.9 Tingkat pendidikan Tidak tamat SD 2 5.7 SD/Sederajat 14 40 SMP/Sederajat 4 11.4 SMA/Sederajat 12 34.3 Perguruan tinggi 3 8.6 Status kepemilikan lahan Milik 28 80 Bukan milik 7 20 Tingkat pendidikan merupakan jenjang responden dalam menempuh pendidikan formal saat pengisian kuesioner. Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya sebanyak 40 persen berpendidikan hingga SD dan sebanyak 34.4 persen petani yang berpendidikan sampai SMA. Selain itu, terdapat data bahwa terdapat 11.4 persen petani dengan pendidikan SMP, terdapat 5.7 persen petani yang berpendidikan sampai Perguruan Tinggi dan sebanyak 8.6 persen petani yang pendidikannya Tidak Tamat SD. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya masih memiliki pendidikan yang rendah dan hanya sedikit petani dengan pendidikan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan data bahwa sebagian besar petani hanya tamatan SD dan hanya sedikit sekali petani yang mengenyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi. Deskripsi Keterdedahan Petani Terhadap Media Komunikasi Keterdedahan Petani terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Frekuensi dan Lama Petani dalam Mengakses Media Komunikasi Keterdedahan petani terhadap media komunikasi dapat dilihat dari frekuensi petani dalam mengakses media komunikasi dalam satu bulan saat penelitian, serta lama petani dalam mengakses media komunikasi dalam sekali akses. Dalam hal ini, keterdedahan media komunikasi yang akan dibahas adalah keterdedahan terhadap televisi, radio, koran atau majalah, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh dan mengakses internet. Semua informasi yang diakses melalui media tersebut, difokuskan kepada informasi mengenai pertanian. Jadi keterdedahan media yang dimaksud adalah mengakses media komunikasi untuk memperoleh informasi mengenai pertanian. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa keterdedahan petani anggota gapoktan terhadap keseluruhan media komunikasi adalah 25.45 jam. Akses terhadap

33 media komunikasi secara total memiliki akses terendah yaitu 0 jam dan akses tertinggi yaitu 136.5 jam pada akses selama satu bulan saat penelitian. Hal tersebut menandakan bahwa akses sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang untuk keseluruhan media komunikasi memiliki banyak variasi. Keterdedahan terhadap media komunikasi dapat dipengaruhi oleh lama bertani petani. Pada umumnya, semakin lama pengalaman bertani, maka informasi yang petani punya semakin banyak dan komplek, oleh karena itu, mereka jarang mencari informasi karena sebagian informasi yang disampaikan oleh media komunikasi sudah mereka ketahui lewat pengalaman bertaninya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak AND, salah satu anggota gapoktan yang mempunyai jabatan sebagai sekretaris dalam gapoktan Mandiri Jaya, mengatakan bahwa: Saat ini, petani yang sudah lama bertani tidak mudah begitu saja percaya dengan informasi yang disampaikan oleh media mana pun. Hal tersebut karena, apa yang disampaikan oleh media belum tentu benar dan dapat diterapkan dalam pertanian saya. Oleh karena itu, saya lebih percaya pada pengalaman saya selama ini menjadi petani. Saya bertani dengan cara yang diajarkan oleh keluarga saya dan selama ini hal tersebut masih berjalan dengan baik. Tabel 8 Deskripsi keterdedahan media komunikasi oleh petani Keterdedahan media Nilai Nilai Standar Rata-rata komunikasi minimum maksimum deviasi Keterdedahan terhadap televisi 20.9 9.54 0 120 (jam) Keterdedahan terhadap radio 2.5 1.27 0 10 (jam) Keterdedahan terhadap koran 6.2 6.28 0 36 (jam) Keterdedahan terhadap seminar 11.9 5.71 0 63 pertanian (jam) Keterdedahan terhadap rapat 2.66 3.49 0 10 gapoktan (jam) Keterdedahan dalam bertemu 4.6 2.79 0 24 penyuluh (jam) Keterdedahan terhadap internet 0.91 0.26 0 5 (jam) Keterdedahan total (jam) 25.45 0 136.5 27.9 Pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan memiliki rata-rata keterdedahan terhadap televisi sebesar 9.54 jam. Selain itu, responden juga memiliki keterdedahan terhadap televisi dengan nilai terendah sebesar 0 jam dan nilai tertinggi sebesar 120 jam. Hal tersebut berarti sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu televisi untuk mengakses informasi pertanian masih dalam taraf rendah. Rendahnya petani dalam mengakses media komunikasi disebabkan karena beberapa hal yaitu sebagian besar petani sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani mau pun pekerjaan sampingan lainnya, waktu tayangan televisi yang membahas mengenai pertanian juga terkadang bentrok dengan waktu kerja petani. Selain itu, setelah bekerja umumnya petani kelelahan

34 sehingga tidak sempat menonton televisi dan semakin sedikitnya televisi yang menyiarkan program pertanian menyebaabkan petani kesulitan dalam memperoleh informasi pertanian, sehingga petani menggunakan televisi sebagai sarana hiburan. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa rata-rata petani anggota gapoktan memiliki keterdedahan terhadap radio sebesar 1.27 jam. Nilai akses radio terendah adalah 0 jam dan nilai akses radio tertinggi adalah 10 jam. Hal tersebut berarti, keterdedahan petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang terhadap media komunikasi radio masih dalam taraf rendah. Rendahnya akses petani dalam mendengarkan radio disebabkan oleh beberapa hal yaitu, petani tidak mempunyai waktu untuk mendengarkan radio karena sibuk dengan pekerjaannya, petani sudah kelelahan dalam bekerja sehingga tidak bisa mendengarkan radio, sebagian besar petani tidak punya radio atau radionya sudah rusak sehingga tidak bisa dipakai, dan saat ini program radio yang menyiarkan informasi mengenai pertanian semakin sedikit jumlahnya sehingga petani kurang tertarik dalam mengakses media ini. Selain itu, radio hanya bisa di dengarkan dan petani tidak dapat melihat hasil dari penjelasan lewat radio sehingga sebagian besar petani menggunakan radio untuk hiburan seperti mendengarkan musik dan lainnya. Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa rata-rata keterdedahan terhadap koran atau majalah yang membahas informasi pertanian oleh petani anggota gapoktan sebesar 6.28 jam. Selain itu, nilai terendah dalam mengakses koran atau majalah mengenai informasi pertanian adalah 0 jam dan nilai tertinggi dalam akses terhadap koran adalah 36 jam. Berdasarkan data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa keterdedahan petani di Desa Cikarawang terhadap koran masih pada taraf rendah. Rendahnya akses petani dalam membaca koran mengenai pertanian disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah tidak adanya penjual koran di desa dan jika ingin membeli koran, petani harus ke kota terlebih dahulu sehingga, jarang petani yang membaca koran dan mendapatkan informasi pertanian dari koran. Selain itu, petani juga masih banyak yang buta huruf dan faktor usia yang menyebabkan petani kurang mampu dalam membaca koran dengan baik. Berdasarkan Tabel 8, petani anggota gapoktan memiliki rata-rata keterdedahan terhadap seminar pertanian sebesar 5.71 jam. Nilai terendah keterdedahan terhadap seminar pertanian yaitu 0 jam dan nilai tertinggi dalam keterdedahan terhadap seminar pertanian adalah 63 jam. Hal tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang kurang terdedah terhadap seminar pertanian. Rendahnya keikutsertaan petani dalam seminar pertanian di sebabkan oleh sibuknya petani dalam pekerjaannya, waktu seminar yang sering kali bentrok dengan pekerjaan petani dan petani kurang dalam mendapatkan informasi mengenai penyelenggaraan acara seminar pertanian. Berdasarkan Tabel 8, keterdedahan terhadap rapat gapoktan oleh petani anggota gapoktan memiliki rata-rata sebesar 3.49 jam. Nilai terendah keterdedahan terhadap rapat gapoktan adalah 0 jam dan nilai tertinggi dalam keterdedahan terhadap rapat gapoktan adalah 10 jam. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi rapat gapoktan dengan taraf rendah. Hal tersebut disebabkan karena, rapat gapoktan lebih banyak dihadiri oleh penggurus saja, dan sedikit melibatkan anggota gapoktan. Anggota gapoktan dilibatkan dalam rapat gapoktan saat acara penting saja seperti persiapan lomba maupun acara besar lainnya. Selain itu, anggota

35 gapoktan juga tidak memperoleh informasi mengenai pelaksanaan rapat sehingga petani tidak tahu dan tidak menghadiri rapat gapoktan. Berdasarkan Tabel 8, rata-rata petani anggota gapoktan memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi bertemu dengan penyuluh sebesar 2.79 jam. Nilai keterdedahan terhadap bertemu penyuluh terendah adalah 0 jam dan nilai keterdedahan terhadap penyuluh tertinggi adalah 24 jam. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterdedahan petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang terhadap pertemuan dengan penyuluh masih dalam taraf rendah. Rendahnya akses petani dalam bertemu dengan penyuluh disebabkan oleh penyuluh lapang untuk Desa Cikarawang yaitu Bapak Sulaiman meninggal dunia, sehingga tidak ada penyuluh lapang di desa dan belum ada pengganti penyuluh lapang dari pemerintah daerah. Kepergian penyuluh lapang meninggalkan kesedihan mendalam bagi petani karena selama ini, penyuluh tersebut sangat membantu petani dalam hal pertanian. Penyuluh pertanian melaksankan penyuluhan minimal dua kali dalam sebulan. Hal tersebut bisa jadi bertambah jika petani memerlukan bantuan dari penyuluh lapang. Waktu penyuluhan biasanya disesuaikan dengan petani melalui koordinasi antara gapoktan dengan penyuluh lapang. Saat ini belum ada penyuluh pengganti di Desa Cikarawang, oleh karena itu, petani memilih untuk bekerja secara mandiri menggarap sawahnya sambil menunggu adanya penyuuluh lapang yang baru. Berdasarkan Tabel 8, petani anggota gapoktan rata-rata memiliki keterdedahan terhadap internet sebesar 0.25 jam. Nilai keterdedahan terendah terhadap internet adalah 0 jam dan nilai keterdedahan tertinggi terhadap internet adalah 5 jam. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar petani di Desa Cikarawang jarang yang menggunakan media komunikasi internet untuk memperoleh informasi mengenai pertanian. Rendahnya akses petani dengan internet disebabkan oleh sebagian besar petani tidak merasa perlu mengakses internet dan belum mengetahui apa itu intenet, serta petani belum mempunyai pemahaman mengenai penggunaan internet. Petani lebih cenderung memilih media komunikasi lainnya karena mudah diakses oleh petani. Beberapa responden yang mengakses internet memiliki peralatan pendukung misalnya komputer, laptop dan modem. Situs yang pernah dikunjungi oleh responden yaitu situs mengenai buah naga dan okra, BP3K, dan situs mengenai gapoktan dari daerah lain. Informasi yang didapatkan dari internet adalah jenis-jenis buah naga dan manfaatnya dan manfaat okra sebagai obat darah tinggi. Keterdedahan terhadap Media Komunikasi Berdasarkan Penggunaan Media Komunikasi oleh Petani Keterdedahan petani terhadap media komunikasi selain dapat dilihat dari frekuensi petani dalam mengakses media komunikasi dalam satu bulan saat penelitian, serta lama petani dalam mengakses media komunikasi dalam sekali akses, juga dapat dilihat dari segi cara yang dilakukan petani dalam memperoleh informasi mengenai pertanian melalui media komunikasi. Dalam hal ini, keterdedahan media komunikasi yang akan dibahas adalah keterdedahan terhadap televisi, radio, koran atau majalah, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh dan mengakses internet. Semua informasi yang diakses melalui media tersebut, difokuskan kepada informasi mengenai pertanian. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu televisi untuk sarana hiburan dan

36 menambah informasi. Sementara itu, anggota gapoktan yang mengakses televisi dapat mendapatkan informasi mengenai sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses televisi, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga yang tidak melakukan tindakan apapun yang mengindikasikan bahwa petani tersebut termasuk memiliki keterdedahan terhadap media komunikasi yang rendah karena tidak berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian. Stasiun televisi yang banyak diakses oleh petani terbagi menjadi dua yaitu televisi lokal seperti Megaswara, Elshinta, mau pun televisi nasional seperti TVRI, Trans TV, TV ONE dan SCTV. Program siaran televisi yang biasa diakses oleh petani yaitu profil desa, lumbung padi, berita mengenai pertanian, penyuluhan dan pengendalian hama serta pengolahan produk pertanian. Petani menggunakan televisi untuk hiburan dan menambah pengetahuan petani seperti menambah pengetahuan mengenai pertanian. Petani lebih banyak menggunakan televisi sebagai media untuk hiburan karena saat ini, stasiun televisi di Indonesia sebagian besar menayangkan acara hiburan dan semakin sedikit stasiun televisi yang menayangkan acara untuk pertanian. Informasi yang disampaikan melalui media televisi sangat berguna bagi petani yaitu untuk menambah pengetahuan petani dalam hal pertanian seperti pengenalan varietas tanaman baru, pengolahan hasil pertanian dan pembibitan ikan. Beberapa kendala yang dihadapi petani untuk mengakses media komunikasi televisi yaitu mati listrik, cuaca buruk sehingga siaran terganggu, dan acara yang sebentar sehingga membuat petani sering kali ketinggalan untuk mengikuti acara yang disajikan dalam televisi. Hal yang dilakukan oleh sebagian besar petani jika tidak bisa memperoleh atau ketinggalan dalam menonton acara televisi mengenai program pertanian yaitu, dengan cara bertanya kepada teman sesama petani, ketua gapoktan dan mengakses media komunikasi lainnya untuk mendapatkan informasi. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu radio untuk sarana hiburan dan menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari radio. Sementara itu, melalui radio, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses radio, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Stasiun radio yang banyak didengarkan oleh petani di Desa Cikarawang yaitu Radio Ciawi, Radio Agri FM, Radio Elshinta dan Radio Megaswara FM. Program atau informasi yang banyak didengarkan oleh petani antara lain yaitu mengenai budidaya tanaman, pengenalan varietas tanaman baru, cara beternak hewan seperti ikan lele, sapi dan kambing, serta cara pemberantasan hama. Kendala yang dihadapi oleh petani dalam mengakses radio adalah cuaca buruk sehingga siaran terganggu dan siaran pertanian di radio waktunya bentrok dengan kegiatan petani, sehingga petani tidak sempat mendengarkan radio. Hal yang dilakukan petani agar tidak ketinggalan informasi pertanian dari radio adalah dengan cara bertanya kepada orang lain seperti teman sesama petani, ketua gapoktan maupun penyuluh pertanian serta menggunakan media komunikasi lain untuk memperoleh informasi pertanian yang dibutuhkan

37 Tabel 9 Fungsi media komunikasi, jenis-jenis informasi dan pemilihan media komunikasi lain anggota gapoktan Mandiri Jaya Media komunikasi (%) TV Radio Koran Seminar Gapoktan Penyuluh Internet Fungsi media komunikasi Hiburan 53.85 54.55 0.00 0.00 0.00 0.00 50.00 Menambah pengetahuan 46.15 45.45 100.00 93.75 91.67 94.12 50.00 Interaksi sosial (Silahturahmi) 0.00 0.00 0.00 6.25 8.33 5.88 0.00 Jenis-jenis informasi berdasarkan sektor mengenai pertanian Pertanian (varietas baru dan budidaya tanaman) 64.8 65.2 76.9 100.0 100.0 100.0 40.0 Peternakan 27.8 30.4 15.4 0.0 0.0 0.0 20.0 Perikanan 7.4 4.3 7.7 0.0 0.0 0.0 40.0 Pemilihan media komunikasi lain saat terjadi hambatan media komunikasi Bertanya kepada petani 66.04 67.57 76.92 92.59 92.59 86.21 100.00 Mengakses media lain 28.30 27.03 15.38 0.00 0.00 6.90 0.00 Tidak melakukan apapun 5.66 5.41 7.69 7.41 7.41 6.90 0.00 Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu koran atau majalah pertanian untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian. Sementara itu, melalui koran, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses koran, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Koran atau majalah pertanian yang biasa dibaca oleh petani yaitu Sinar Tani, Lingkar Kampus, Radar Bogor, Trubus, Republika dan lainnya. Informasi yang biasa diperoleh petani melalui koran yaitu informasi keberhasilan petani di daerah lain, cara bercocok tanam, penemuan varietas baru, harga produk pertanian dan informasi lainnya. Kendala yang dihadapi untuk mengakses koran atau majalah mengenai pertanian yaitu keterbatasan waktu petani dan jauhnya lokasi pembelian koran. Hal yang dilakukan agar petani tidak ketinggalan informasi melaui koran yaitu bertanya dengan orang lain dan mengakses media komunikasi lainnya. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu seminar pertanian untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari seminar dan sarana untuk silaturahmi dengan petani dari daerah lain. Sementara itu, melalui seminar

38 pertanian, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses seminar pertanian, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya dan ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Seminar pertanian yang diikuti oleh petani sebagian besar berasal dari IPB, ada juga seminar pertanian dari P2KP, Forum Petani Muda Indonesia dan sebagainya. Informasi yang diperoleh antara lain yaitu pengenalan tanaman pangan, varietas bibit tanaman baru, pengolahan tanaman dengan cara jajar legowo, informasi mengenai modal awal bisnis jambu kristal dan cara dalam memasarkan jambu kristal, dan lainnya sebagainya. Kendala dalam mengikuti seminar pertanian adalah waktu seminar yang terkadang bentrok dengan kegiatan petani dan kurangnya informasi mengenai penyelenggaraan seminar. Hal yang dilakukan petani agar tidak ketinggalan informasi mengenai pertanian yaitu bertanya dengan penyuluh dan bertanya kepada teman sesama petani. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu rapat gapoktan untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari rapat gapoktan dan sarana untuk silaturahmi dengan sesama petani anggota gapoktan. Sementara itu, melalui rapat gapoktan, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses rapat gapoktan, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya dan ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Rapat anggota gapoktan dilaksanakan minimal empat kali dalam sebulan. Dalam rapat gapoktan pada bulan saat penelitian, hal yang dibicarakan adalah mengenai PUAP, tanaman obat di pekarangan dan sistem tanam jajar legowo. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu bertemu penyuluh pertanian untuk menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari pertemuan dengan penyuluh dan sarana untuk silaturahmi dengan penyuluh pertanian. Sementara itu, melalui pertemuan dengan penyuluh pertanian, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian saja. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses penyuluh pertanian, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi dan ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anggota gapoktan mengakses media komunikasi yaitu internet untuk sarana hiburan dan menambah pengetahuan melalui informasi pertanian yang diperolehnya dari internet. Sementara itu, melalui internet, petani anggota gapoktan dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Selain itu dapat dilihat pula bahwa saat petani mengalami hambatan dalam mengakses internet, hal-hal yang dilakukan oleh petani agar tidak tertinggal informasi adalah dengan cara bertanya kepada petani lainnya, mengakses media komunikasi lainnya serta ada juga petani yang tidak melakukan tindakan apapun.

39 Deskripsi Perilaku Komunikasi Petani Perilaku interpersonal petani dapat dilihat dari bagaimana cara petani dalam berinteraksi dengan orang lain seperti interaksi petani dengan keluarganya, interaksi petani dengan petani lainnya dan interaksi petani dengan penyuluh pertanian. Keaktifan dalam berkomunikasi tersebut dapat ditunjukkan dengan cara petani dalam memberikan penjelasan mengenai informasi pertanian; kepuasan dengan pendapat orang lain; penerimaan pendapat serta saran dari orang lain; memberikan informasi, saran dan pendapat kepada orang lain; meminta informasi, saran dan memberi pendapat kepada orang lain; pernyataan enggan untuk membantu menjelaskan mengenai informasi pertanian; meminta penjelasan kepada orang lain mengenai informasi pertanian; dan pembelaan terhadap pendapat sendiri. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa perilaku komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata 61.2. Skor terendah perilaku komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan adalah 10 dan skor tertinggi perilaku komunikasi interpersonal petani adalah 132. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani anggota gapotan di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi interpersonal dengan orang lain dalam taraf sedang. Petani anggota gapoktan di Desa Cikarawang termasuk dalam petani yang terbuka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagian besar dari mereka, mau untuk mendengarkan, menjelaskan, memberi saran mau pun meminta saran atau pendapat kepada orang lain. Secara umum, petani di Desa Cikarawang termasuk aktif dalam berinteraksi dengan orang lain untuk membahs informasi mengenai pertanian yang didapatkan dari berbagai sumber informasi. Tabel 10 Deskripsi perilaku komunikasi petani secara interpersonal dan kelompok Klasifikasi Rata-rata Nilai minimum Nilai maksimum Perilaku komunikasi interpersonal petani Interaksi komunikasi dengan keluarga 9.43 0 24 9.4 Interaksi komunikasi dengan petani lain 31.49 6 44 8.31 Interaksi komunikasi dengan penyuluh 18 0 66 21.3 Total 61.2 10 132 30.56 Perilaku komunikasi kelompok petani 20.77 12 24 3.6 Standar deviasi Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa, petani anggota gapoktan memiliki rata-rata skor interaksi komunikasi interpersonal dengan keluarga sebesar 9.43. Skor minimum interaksi komunikasi dengan keluarga adalah 0 dan skor maksimum interaksi komunikasi dengan keluarga adalah 24. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi dengan keluarga untuk membahas mengenai informasi pertanian masuk pada taraf rendah. Rendahnya interaksi petani dengan keluarga untuk membahas mengenai pertanian disebabkan karena dalam satu keluarga, biasanya hanya kepala rumah tangga yang bekerja sebagai petani dan dialah yang paling mengerti mengenai permasalahan pertanian, sedangkan keluarga yang lain seperti istri maupun anak kurang memahami mengenai pertanian. Sebagian

40 besar anak petani, jarang ada yang mau untuk meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai petani. Sedangkan istri, bertugas untuk membereskan urusan rumah tangga. Petani di Desa Cikarawang sering berada di luar rumah untuk bekerja, sehingga mereka lebih banyak berkomunikasi dengan teman sesama petani untuk membahas masalah pertanian. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa skor rata-rata interaksi komunikasi interpersonal petani anggota gapoktan dengan petani lain adalah 31.49. Skor terendah untuk interaksi komunikasi dengan petani lain adalah 31.49 dan skor tertinggi untuk interaksi komunikasi dengan petani lain adalah 44. Berdasarkan rata-rata tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi dengan petani lain dalam taraf rendah. Rata-rata skor interaksi interpersonal petani dengan teman petani di Desa Cikarawang menempati skor tertinggi dari keseluruhan jenis interaksi. Hal tersebut menggambarkan bahwa, sebagian besar interaksi komunikasi interpersonal petani terjadi antar sesama petani untuk membahas masalah pertanian. Penyebab seringnya interaksi interpersonal antar sesama petani disebabkan oleh tingginya intensitas pertemuan antar petani misalnya di sawah dan di rapat gapoktan untuk membahas masalah pertanian. Seringnya petani bertemu, mereka banyak yang saling bercerita mengenai permasalahan yang dihadapinya saat bertani dan mereka saling bertukar informasi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Komunikasi interpersonal petani dengan petani lainnya dapat dikatakan paling sering diantara jenis interaksi komunikasi lainnya. Berdasarkan Tabel 10, petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata dalam interaksi komunikasi dengan penyuluh sebanyak 18. Skor tertinggi interaksi komunikasi interpersonal petani dengan penyuluh adalah 0 dan skor tertinggi untuk interaksi interpersonal petani dengan penyuluh adalah 66. Rendahnya interaksi komunikasi petani dengan penyuluh disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah saat penelitian penyuluh pertanian untuk Desa Cikarawang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, perilaku komunikasi petani dengan penyuluh saat sebulan saat penelitian dapat dikatakan rendah. Interaksi komunikasi yang terjadi antara petani dengan penyuluh pada saat penelitian adalah mengenai sekolah lapang tanaman pangan terpadu (SNPTT). Setelah meninggalnya penyuluh, dan belum tersedianya penyuluh pengganti, maka petani di Desa Cikaarawang mengerjakan pertaniannya secara mandiri. Jika, petani menemui hambatan atau kesulitan dalam bertani, biasanya mereka berkonsultasi dengan teman sesama petani maupun ketua gapoktan Mandiri Jaya guna mendapatkan solusi mengenai permasalahan pertanian yang dihadapinya. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa petani anggota gapoktan memiliki skor rata-rata perilaku komunikasi dalam gapoktan sebesar 20.77. Skor terendah untuk perilaku komunikasi dalam rapat gapoktan adalah 12 dan skor tertinggi perilaku komunikasi petani dalam rapat gapoktan adalah 24. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang memiliki interaksi komunikasi dengan orang lain saat berjalannya rapat gapoktan, berada pada taraf sedang. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani di Desa Cikarawang mempunyai keaktifan yang sedang dalam berkomunikasi dengan anggota gapoktan lain saat rapat gapoktan. Keaktifan komunikasi tersebut dapat ditunjukkan dengan cara petani dalam melengkapii informasi anggota lainnya saat menjelaskan mengenai informasi pertanian; membuat lelucon saat rapat, penerimaan pendapat dari anggota gapoktan; penolakan terhadap pendapat anggota gapoktan lainnya; memberikan informasi, saran dan pendapat kepada anggota gapoktan lainnya; meminta informasi,

saran dan memberi pendapat kepada anggota gapoktan lainnya; pernyataan mau membantu menjelaskan mengenai informasi pertanian kepada anggota gapoktan; dan pembelaan terhadap pendapat sendiri saat rapat gapoktan. Bapak AB selaku ketua gapoktan Mandiri Jaya mengatakan bahwa: Petani anggota gapoktan bersemangat mengikuti rapat anggota untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian dan program-program pertanian yang diterapkan. Sebagian besar petani saat rapat aktif bertanya mengenai masalah PUAP. Ada sekitar 70 persen petani baik wanita maupun laki-laki yang aktif bertanya mengenai masalah PUAP. Saat rapat gapoktan, banyak petani yang saling bertukarr dan memberikan informasi mengenai informasi pertanian yang didapatkanya melalui berbagai sumber informasi dan saat berjalannya rapat, petani anggota gapoktan saling mendengarkan pendapat orang lain sehingga rapat dapat berjalan kondusif karena adanya rasa saling menghargai antar anggota gapoktan. 41