Y u s t i a n s i S. O l e h Y u s t i a n i S.

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik

BAB IV ANALISIS APLIKASI METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH RAUDLOTUL MUTA ALIMIN SUKOLILAN PATEBON KENDAL

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

PENGUATAN MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM DENGAN PENYULUHAN KURIKULUM KTSP UNTUK GURU MADRASAH DINIYAH DI MDTA MAMBAUL HIKAM SRAMBAH PROPPO, PAMEKASAN

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35A TAHUN 2015 TENTANG

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

BAB VI PANDANGAN PIMPINAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KALIMANTAN SELATAN TENTANG MODERNISASI EVALUASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

Lampiran II Exekutive Summary EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH (PPS)

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Mengumpulkan data profil Pondok Pesantren Ma dinul Ulum. Ma dinul Ulum Campurdarat dan Madrasah Diniyah Tanwirul Qulub

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

TOTAL QUALITY CONTROL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut G.R. Terry

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penyajian data dan analisa data yang telah penulis lakukan

BAB III METODE PENILITIAN

STANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. pada tanggal 6 Juli 1968 berdasarkan SK Menteri Agama No.124 dengan nomor

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V PENUTUP. telah dibahas. Berdasarkan analisis penelitian tentang pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin. santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

PENDIRIAN & PENGELOLAAN MI PERSATUAN ISLAM

Analisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ 2011

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat 11.

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan

DEPARTEMEN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM. Bagian Perencanaan dan Data

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR

H. Pengelolaan Program

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir ini sekaligus bab penutup peneliti akan mengemukakan tiga

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

--BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN. Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan

STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB III STANDAR PROSES

BAB 1 PENDAHULUAN. saling bekerja sama dalam meningkatkan kualitas kerja agar menghasilkan output yang

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari jawaban responden

DEPARTEMEN AGAMA R.I SETDITJEN PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

Y u s t i a n s i S. Penelitian Implementasi Manajemen Kurikulum pada Madrasah diniyah sirojut tholibin tamansari Pamekasan, madura O l e h Y u s t i a n i S. Abstract: Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Pondok Pesantren Tamansari in performing learning process refer to Religion Department s curriculum and curriculum arranged by this Pondok Pesantren. The Madrasah implemented curriculum management covering several procesess, namely planning, organizing, learning process, supervision, monitoring, and evaluation. In implmenting the curriculum, there are several supporting and obstracting factors. Supporting factors include teachers, silaturahmi forum, madrasah exercise laboratory, and muhafadoh team. And obstracting factors are limited educational facilities. Key Words: Implementation, Management, Curriculum Pendahuluan Lembaga pendidikan pondok pesantren telah terbukti turut bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa. Pada saat ini masih banyak pesantren-pesantren yang mempertahankan sistem pendidikannya dengan model tradisi pendidikan klasik. Pesantren-pesantren tersebut cenderung menamakan dirinya sebagai pesantren salaf. Model pendidikan yang dipakai sebagai bahan pembelajaran berkaitan erat dengan kitab-kitab klasik tulisan ulama salaf, yang popular dengan sebutan kitab kuning, kitab-kitab kuning ini, diklasifikasikan dalam bentuk kurikulum yang diberikan kepada anak didik atau siswa secara individual menurut kemampuannya.(hasyim, 1988: 90) Dengan adanya perkembangan prasarana sarana yang lebih memadai, pendidikan di pesantren salaf banyak yang menerapkan sistem pembelajaran klasikal sebagaimana pendidikan klasikal pada umumnya. Di samping itu dunia pendidikan pesantren telah membuka diri dengan menerapkan pengetahuan umum dalam pembelajarannya. Perkembangan yang dialami pesantren-pesantren tersebut merupakan salah satu wujud dari respon modernisasi pendidikan. Diterapkannya sistem pendidikan klasikal pada pondok pesantren, diperlukan seperangkat kurikulum yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang akan menentukan proses dan hasil pendidikan. Dengan manajemen kurikulum yang lebih baik, akan terwujud suatu pembelajaran yang baik, Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009 99

Implementasi Manajemen Kurikulum pada Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Tamansari Pamekasan, Madura berkualitas bagi peserta didik sehingga terwujud pula sumber daya manusia yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi manajemen kurikulum pada Madrasah Diniyah di Pesantren Salaf Sirojut Tholibin Tamansari, Pamekasan Madura, serta mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat implementasi manajemen di madrasah tersebut. Kajian Teoritis Sebuah kurikulum yang telah dikembangkan tidak akan berarti jika tidak diimplementasikan, dalam arti digunakan secara aktual di sekolah. Keberhasilan manajemen kurikulum terutama ditentukan oleh aspek perencanaan dan strategi implementasinya. Implementasi kurikulum sebagai bagian integral dalam pengembangan kurikulum membutuhkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan prosedur serta pendekatan dalam manajemen. Dengan kata lain, tanpa pemberdayaan konsepkonsep manajemen secara tepat guna, maka implementasi kurikulum tidak berlangsung secara efektif. Dalam studi manajemen terdapat berbagai pandangan yang merumuskan definisi manajemen dengan titik tekan yang berbeda-beda. Salah satu rumusan operasional adalah bahwa manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. (Hamalik, 2007: 16) Implementasi kurikulum sebagai bagian integral dalam pengembangan kurikulum membutuhkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan prosedur serta pendekatan dalam manajemen. Implementasi kurikulum memuat pelaksanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengawasan, sistem penunjang serta komunikasi dan monitoring yang efektif.(hamalik, 2007: 18) Semua jenis perencanaan kurikulum terjadi pada semua tingkat pendidikan dan disesuaikan dengan tingkatan kelas. Secara umum, sebuah perencanaan kurikulum yang realistis di susun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut; (1) perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman para siswa, (2) perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan keputusan tentang konten dan proses, (3) perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu atau topik, (4) perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok, (5) perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan, (6) perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.(hamalik, 2007: 172) Program supervisi bertujuan untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar mengajar yang relevan, dan efektif melalui peningkatan kemampuan guru, penyusunan program-program pengajaran dan penyampaian pengajaran kepada para siswa. Secara khusus program supervisi bertujuan untuk menghasilkan berbagai program kurikulum antara lain : (1) Program pengajaran yang meliputi susunan tujuan instruksional dengan tujuan instruksional khusus, susunan materi dan kegiatan pembelajaran, alat dan sarana penunjang pembelajaran (2) Pembinaan kemampuan professional guru secara berencana efektif dan terus menerus yang diselenggara dalam bentuk pertemuan secara berkala, bahan bacaan, peraturan dan sebagainya, (3) program khusus bagi guru. 100 Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009

Y u s t i a n s i S. Contoh membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.(hamalik, 2007: 194) Sistem monitoring atau pemantauan kurikulum adalah suatu sistem pengumpulan dan penerimaan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat dan lengkap tentang pelaksanan kurikulum yang dilaksanakan secara sangkil dan mangkus melalui langkah-langkah yang tepat dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau yang ahli dan berpengalaman untuk mengetahui permasalahan yang diambil dalam kurikulum.(hamalik, 2007: 220) Metode Penelitian Sasaran penelitian ini adalah Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Taman Sari yang berlokasi di Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang diterapkan meliputi wawancara, pengamatan dan telaah dokumen. Hasil Penelitian Dalam bab ini penulis mencoba menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasan berkenaan dengan implementasi manajemen kurikulum madrasah diniyah. Hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan meliputi beberapa aspek, yaitu meliputi aspek keberadaan kurikulum, perencanaan implementasi kurikulum madrasah, kegiatan pembelajaran, pelaksanaan monitoring, dan evaluasi. Berikut ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan dimaksud. 1. Keberadaan Kurikulum Pada Madrasah Diniyah Salafiah Ula dan Wustho yang telah mengikuti program pengembangan wajib belajar pendidikan dasar, kurikulum yang digunakan sebagai acuan kegiatan belajar mengajar adalah kurikulum dari Departemen Agama, dikombinasikan dengan kurikulum yang ditetapkan oleh pondok pesantren. Sedangkan Madrasah Diniyah Tingkat Ulya murni kurikulum yang digunakan sebagai acuan kegiatan pembelajaran adalah kurikulum yang disusun atau ditetapkan oleh Pondok Pesantren Taman Sari. Kurikulum Pondok Pesantren Taman Sari telah mengalami perubahan kearah penambahan dan penyempurnaan. Pada awal berdirinya pondok pesantren, madrasah yang dikelola baru dalam bentuk Madrasah Diniyah Ibtidaiyah. Kurikulum yang digunakan sebagai acuan kegiatan pembelajaran adalah kurikulum yang dibuat oleh pesantren bersangkutan. Kemudian pada tahun 1980, berdiri Madrasah Diniyah Tsanawiyah. Dengan demikian pesantren perlu menyusun kurikulum untuk pedoman pembelajaran Madrasah Diniyah Tsanawiyah. Selanjutnya pada tahun 1995 pondok pesantren mendirikan Madrasah Diniyah Aliyah atau disebut Tarbiyatul Mu allimin. Dengan keberadaan Madrasah Diniyah Aliyah tersebut, maka pihak pondok pesantren menyusun kurikulum baru sebagai acuan kegiatan belajar mengajar pada Madrasah Diniyah Aliyah tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 2003 pesantren ini menyambut baik program wajib belajar yang telah dicanangkan oleh pemerintah dengan mengimplementasikan program tersebut. Mulai tahun 2003 pesantren Tsanawiyah telah memasukkan pelajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam pendidikan Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009 101

Implementasi Manajemen Kurikulum pada Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Tamansari Pamekasan, Madura pesantren; dan pengajaran kitab-kitab klasik tetap dilestarikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren mempersiapkan kader-kader ulama. Kurikulum pada Madrasah Diniyah murni yang ditetapkan pondok pesantren, sejak awal berdiri sampai saat ini selalu dilestarikan dan telah terbukti keberhasilannya. Telah relatif banyak pondok pesantren ini menghasilkan ustadz-ustadz madrasah, kader ulama, guru, lembaga pengajian dan para khatib Jum at. Mereka merupakan pribadi-pribadi yang berkualitas dijiwai oleh semangat untuk menyebarluaskan dan memantapkan keimanan masyarakat muslim menuju terbentuknya khairul ummah. 1 Kurikulum pada pondok pesantren ini dibuat berdasarkan pada kitab-kitab klasik. Kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren ini dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok menurut cabang ilmu, yaitu sharof, nahwu atau bahasa Arab, ushul fiqih, fiqih, tauhid, tasawuf, tajwid, hadits, ulum al-hadits, tarikh, tajwid, ulum at-tafsir. Pada tingkat diniyah ibtidaiyah atau ula, maka kitab yang dipergunakan adalah kitab-kitab dasar. Tingkat Wustho, kitab-kitab yang dipergunakan adalah kitab-kitab tingkat menengah. Dalam penyusunan kurikulum ditentukan terlabih dahulu judul kitab-kitabnya, kemudian ditentukan batas-batas atau hudud yang harus dicapai dalam waktu tertentu dan tingkat tertentu. 2. Perencanaan Implementasi Kurikulum Madrasah Dalam penulisan perencanaan implementasi kurikulum di Madrasah dikemukakan beberapa unsur yang berkenaan dengan hal tersebut, yakni meliputi perencanaan kurikulum, jenis atau bentuk perencanaan kurikulum, perencanaan fasilitas belajar dan kalender pendidikan sebagai pelaksanaan pendidikan. Berikut ini dikemukakan tiap tiap unsur dimaksud. a. Perencanaan Kurikulum Pada dasarnya pendidikan pesantren mengutamakan pada aspek keagamaan, dengan metode klasiknya. Hingga sekarang kurikulum yang dipakai sebagai acuan kegiatan belajar mengajar adalah buku-buku klasik karya ulama salaf, yang di Indonesia populer dengan nama Kitab Kuning. Kitab-kitab kuning yang dipakai di madrasah diniyah pondok pesantren, dikelompokan menurut disiplin ilmu seperti bidang akhlaq, kitab yang digunakan sebagai acuan pembelajaran antara lain akhlaqul lil banin dan taisirul akhlaq. Bidang fiqih kitab yang digunakan ini dalam pembelajaran antara lain mabadil fiqhiyyah, fath al-um dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah pondok pesantren ini memperluas pengelolaan pendidikan, dalam merencanakan kurikulum untuk menyempurnakan kurikulum yang telah dilestarikan selama bertahun-tahun, dilakukan dalam suatu musyawarah bernama Forum Silaturrahmi, Forum Silaturrahmi tersebut beranggotakan pengasuh pondok pesantren, pengurus pondok pesantren, kepala-kepala madrasah dan para ustadz. Dalam forum silaturrahmi tersebut permasalahan yang berkenaan dengan kurikulum dimusyawarahkan bersama seperti sikap pondok pesantren merespon program pengembangan wajib belajar 1 Data tentang keberadaan kurikulum diperoleh melalui wawancara dengan KH. Abdul Wasik HZ selaku pengasuh pondok pesantren pada tanggal 19 Juni 2008 102 Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009

Y u s t i a n s i S. pendidikan dasar, dengan cara pesantren mengimplementasikan kurikulum Departemen Agama di samping tetap menggunakan kurikulum pondok pesantren. Dalam forum tersebut direncanakan pula untuk mengganti beberapa kitab yang dirasakan sulit dipahami oleh para santri dengan kitab-kitab yang lebih mudah dipahami para santri. Kitab-kitab yang digunakan sebagai acuan pembelajaran di pondok pesantren Taman Sari sebagian mengacu kepada kitab yang digunakan dalam pembelajaran di pondok pesantren Sidogiri Pasuruan. Di samping perencanaan kurikulum tersebut, dalam forum silaturrahmi dimusyawarahkan pula tentang rencana penyelenggaraan kegiatan ekstra kurikulum kursus bahasa Inggris, bahasa Arab, kursus seni kaligrafi, kursus berpidato dan sebagainya. Pada saat ini perencanaan yang dimusyawarahkan tersebut telah terealisasi. Forum silaturrahim membahas pula tentang pengirim tenaga guru, perekrutan tenaga guru dan mutasi guru dengan tujuan untuk meningkatkan SDM para guru. Di pondok pesantren ini ditetapkan suatu ketentuan atau peraturan bahwa santri yang telah menamatkan pendidikan pada jenjang tingkat ulya, yang bersangkutan harus mengikuti atau wajib menjadi guru bantu di lembaga pendidikan di luar pondok pesantren Taman Sari, selama dua tahun. Dalam forum silatuirrahmi tersebut dimusyawarahkan pula rencana perekrutan tenaga guru yang akan mengampu mata pelajaran pada Madrasah Diniyah Salafiyah, dan perekrutan guru yang akan mengajar pada kegiatan ekstra kurikuler kursus bahasa. Di dalam forum silaturrahmi direncanakan tentang fasilitas belajar mengajar berupa antara lain pengadaan kitab-kitab sebagai koleksi perpustakaan madrasah. Pengadaan kitab-kitab tersebut antara lain diperoleh dari instansi atau lembagalembaga pendidikan seperti dari Departemen Agama, Arab Saudi dan sebagainya. Rencana tentang fasilitas belajar mengajar berkenaan dengan pengadaan buku/ kitab untuk perpustakaan pada saat ini telah terealisasikan. b. Bentuk Perencanaan Implementasi Kurikulum Perencanaan implementasi kurikulum yang selama ini diterapkan di pondok pesantren Taman Sari adalah penyusunan program tahunan. Penyusunan program tahunan tersebut berbentuk Hudud kitab atau batas kitab. Hudud kitab dimaksud mengemukakan tentang jenis mata pelajaran, kelas dan materi yang harus ditempuh atau diselesaikan dalam pembelajaran pada semester I dan semester II dalam satu tahun pelajaran. Disusun pula rencana pembelajaran ekstra kurikuler yang harus dilaksanakan dalam satu tahun pelajaran mendatang. 3. Pengorganisasian dan Koordinasi dalam Implementasi Kurikulum Madrasah a. Pengorganisasian Setelah perencanaan tersusun langkah berikutnya dalam melaksanakan kegiatan implementasi kurikulum pendidikan di Madrasah adalah mengadakan pembagian tugas dan wewenang diantara para pengelola kegiatan pendidikan tersebut sehingga menimbulkan berbagai hubungan keorganisasian. Kegiatan pendidikan di Madrasah Diniyah Taman Sari dilaksanakan oleh pengasuh pondok pesantren, Kepala Madrasah, para guru dan Tata Usaha. Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009 103

Implementasi Manajemen Kurikulum pada Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Tamansari Pamekasan, Madura Kegiatan pendidikan tersebut dipimpin oleh pengasuh pondok pesantren, sebagai pemimpin tertinggi. Pengasuh pondok dibantu oleh kepala-kepala madrasah. Dalam menjalankan tugasnya kepala madrasah dibantu beberapa ustadz yang menangani bidang kurikulum, sarana prasarana, Humas, kesiswaan dan tata Usaha. b. Koordinasi Agar kegiatan pendidikan berjalan dengan lancar sesuai dengan program atau rencana yang telah ditentukan, maka perlu adanya koordinasi antar pengelola pendidikan di Pondok pesantren ini. Koordinasi dilakukan dalam bentuk musyawarah. Musyawarah diselenggarakan secara rutin setiap bulan sekali pada tanggal 5 Hijriyah. Para peserta musyawarah adalah pengasuh pondok pesantren, pengurus pondok, para ustadz dan team Labsoma. Musyawarah didahului dengan istighosah. Dalam forum tersebut masing-masing unsur menyampaikan laporan kegiatannya selama satu bulan beserta masukan-masukan dan kendala yang mungkin menjadi permasalahan. Dalam forum inilah diharapkan segala permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan atau kegiatan pendidikan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam forum ini pengasuh pondok pesantren selalu berkenan menyampaikan pengarahannya demi kebaikan, kemajuan dan kelestarian pondok pesantren. Koordinasi dilakukan pula dalam bentuk rapat atau pertemuan yang diselenggarakan pada setahun sekali secara rutin oleh para ustadz, pengasuh, pengurus pondok, dan team labsoma untuk mengevaluasi dan menentukan kembali hudud atau batas kitab sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di pondok pesantren. 4. Pelaksanaan pembelajaran a. Praktek pembelajaran Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal dari individu maupun faktor eksternal dari lingkungan. Pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir atau disebut dengan pre test, proses dan post test. Demikian halnya di madrasah ini pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan ketiga kegiatan tersebut. b. Model pembelajaran Pada saat penelitian ini dilakukan di madrasah Diniyah Pondok Pesantren Taman Sari menerapkan beberapa model pembelajaran seperti bentuk klasikal, bandongan, hafalan dan bahtsul masail. Pembelajaran model klasikal diterapkan pada tahun 2003, pada saat pondok pesantren menerapkan atau mengikuti pragram Wajar Dikdas dengan nama Madrasah Diniyah Salafiyah. Madrasah Diniyah Salafiyah terdiri atas dua satuan pendidikan, yaitu Madrasah Diniyah Salafiyah tingkat ula dan wustho. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu siswa 104 Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009

Y u s t i a n s i S. dalam memahami materi pelajaran. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, meliputi metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan praktik. c. Evaluasi Evaluasi terhadap proses dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik atau siswa dalam pembelajaran. Seluruh siswa di madrasah ini pada saat kegiatan pembelajaran terlibat secara aktif baik fisik maupun mental. Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa atau peserta didik. Evaluasi hasil belajar yang diterapkan di Madrasah Diniyah Taman Sari, adalah evaluasi berbasis kelas. Evaluasi berbasis kelas yang diterapkan meliputi ulangan harian, ulangan massal, ulangan semesteran dan ujian akhir. Ulangan harian terdiri atas seperangkat soal-soal yang dibuat oleh guru atau ustadz yang berhubungan atau berkaitan dengan materi-materi yang sedang dibahas. Tiap-tiap guru mata pelajaran membuat bahan atau soal untuk pelaksanaan ulangan harian tersebut. Ulangan atau tamrin massal diselenggarakan seminggu sebelum ulangan semesteran. Soal-soal tamrin dibuat oleh para ustadz mata pelajaran dengan cara dimusyawarahkan bersama. Mata pelajaran yang diikutkan tamrin massal adalah mata pelajaran fikih, nahwu, sorof, dan tauhid. Ulangan semester diselenggarakan dua kali dalam satu tahun pelajaran, ulangan semester I diselenggarakan pada bulan Rabiul awal dan ulangan semesteran II diselenggarakan pada bulan Rajab, Sya ban mulai 30 rajab sampai dengan 12 Sya'ban. Awal tahun pelajaran di madrasah ini dimulai bulan Syawal. Di madrasah ini terdapat suatu lembaga bernama laboratorium soal-soal madrasah atau disingkat LABSOMA. Labsoma dibentuk untuk menangani tugas yang terkait dengan kemadrasahan yakni proses pengadaan soal-soal madrasah mulai dari pembuatan, penulisan, penggandaan sampai dengan pemberian skor pekerjaan atau garapan siswa. Labsoma bertugas pula menetapkan model soal semesteran dengan memperhatikan buku-buku petunjuk pembuatan soal yang telah ditetapkan sesuai dengan kurikulum madrasah. Evaluasi hasil belajar yang diterapkan di madrasah di samping ulangan harian, ulangan massal, ulangan semesteran, ujian akhir, secara tertulis dan lisan, madrasah ini menerapkan evaluasi hasil belajar berbentuk menghafal atau disebut dengan mukhafadzah. Materi yang dihafalkan adalah materi dari kitabkitab nahwu sorof Alfiyah. Mukhafadzah dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam setahun; yakni pada setiap tiga bulan. Mukhafadzah pertama, pelaksanaannya pada awal bulan muharrom, muhkafadzah kedua dilaksanakan pada bulan Rabiul Tsani dan mukhafadzah ketiga dilaksanakan pada bulan Rajab. Ketentuan pelaksanaan mukhafadzah adalah bagi siswa yang tidak hafal pada mukhafadzah pertama maka melanjutkan pada mukhafadzah kedua. 5. Pelaksanaan Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi a. Supervisi Supervisi terhadap madrasah diartikan suatu usaha meningkatkan mutu Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009 105

Implementasi Manajemen Kurikulum pada Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Tamansari Pamekasan, Madura pengajaran dengan ditunjang oleh beberapa unsur seperti guru, sarana prasarana, kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian. Kepala madrasah dan pengasuh pondok pesantren merupakan supervisor utama terhadap kegiatan madrasah yang dipimpinnya. Supervisi dilakukan dalam berbagai bentuk antara lain kunjungan ke kelas-kelas, pembicaraan secara individual, diskusi atau musyawarah dan sebagainya. Pengasuh dalam melaksanakan supervisi, beliau mengunjungi ke kelas-kelas, baik kelas Diniyah Ula, Wustho maupun Ulya secara bergilir. Pengasuh melakukan kunjungan kurang lebih dua bulan sekali pada masing-masing kelas. Kunjungan kelas dilakukan pula terutama menjelang atau menghadapi ulangan semester dan ujian, dengan mengadakan wawancara kepada guru tentang pencapaian hudud kitab. Beliau mengamati pula para ustadz cara mengajar kepada para siswa dalam menyampaikan materi di luar kelas, seperti praktek wudhu, salat, merawat jenazah, menyembelih binatang dan sebagainya. Demikian pula, kepala masing-masing satuan pendidikan, yaitu kepala Madrasah Diniyah Ula, Wusto dan Ulya mengadakan supervisi terhadap madrasah yang dipimpinnya. Supervisi dilakukan pula oleh pengasuh pondok pesantren dalam rangka membina dan meningkatkan kemampuan guru sebagai komponen penting dalam upaya mencapai tujuan pondok pesantren. Hal ini dilakukan antara lain dengan memberikan izin dan memberi dukungan kepada para ustadz yang akan melanjutkan studi ke perguruan tingggi, mengirimkan beberapa ustadz untuk mengikuti pelatihan, seminar dan sebagainya. b. Monitoring dan evaluasi Monitoring dilakukan untuk mengetahui sejauh mana strategi tugas dilaksanakan. Monitoring dilakukan untuk mengetahui tahap-tahap penyesuaian target apakah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam perencanaan, dan monitoring dilakukan untuk mengetahui hambatan yang timbul yang menyebabkan tahapan target pendidikan belum tercapai. Kepala madrasah memonitoring, dengan cara menanyakan kepada para guru berkenaan dengan materi yang harus disampaikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Kepala madrasah memeriksa dengan menanyakan kepada siswa materi yang telah diberikan oleh guru, hal ini dilakukan untuk mengetahui pencampaian target kurikulum yang telah di tetapkan dalam hudud kitab pada tiap-tiap kelas pada satuan pendidikan. Karena ketidak tercapaian target kurikulum akan berpengaruh pada test atau ulangan semester atau tamrin massal. Monitoring dilakukan pula oleh kyai pengasuh pondok pesantren terhadap pencapaian target kurikulum per-mata pelajaran atau per-kitab kepada para guru. Apabila terdapat guru yang belum mencapai target sesuai jadwal dalam memberikan materi pelajaran, pengasuh akan memberikan peringatan atau menegur, dan memerintah agar guru memberikan tambahan jam pelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar dan ketercapaian target kegiatan yang telah ditentukan, dipengaruhi pula oleh guru dan siswa. Oleh sebab itu pengasuh dan kepala madrasah melakukan monitoring terhadap kehadiran guru dan siswa madrasah. 106 Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009

Y u s t i a n s i S. Evaluasi terhadap implementasi kurikulum oleh pengasuh pondok beserta para kepala madrasah dilaksanakan dalam bentuk musyawarah yang diselenggarakan pada setiap tahun, yaitu pada tanggal 16 Ramadan, yaitu pada saat akhir tahun pelajaran. Evaluasi program kurikulum atau program pendidikan berguna untuk mengetahui tentang sejauh mana para ustadz telah memahami dan menguasai kurikulum serta sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang telah ditentukan. 2 6. Pendukung dan Kendala dalam Implementasi Kurikulum a. Pendukung Guru/Ustadz Di lingkungan Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Taman Sari, kedudukan dan fungsi tenaga pengajar adalah sangat dominan. Semakin ahli tenaga pengajarnya, maka semakin berkualitas output atau para alumninya. Tenaga pengajar di madrasah ini mayoritas di rekrut dari para almuninya baik yang masih menetap di dalam pondok pesantren maupun yang berada di luar pondok pesantren. Para pengajar atau guru di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Taman Sari memandang bahwa kegiatan di pesantren merupakan ibadah kepada Allah, sehingga penyelenggaraan madrasah diniyah di pondok pesantren dilaksanakan secara sukarela yang dijadikan sebagai pengabdian kepada sesama dalam rangka mengabdi kepada Allah. Para ustadz terlihat kearifan dan kesederhanaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan dan kedisiplinan para guru dalam mengajar para siswa serta membimbing dan membina para siswa di luar jam pelajaran merupakan pendukung implementasi manajemen kurikulum di madrasah ini. Forum Silaturrahmi Di pondok pesantren ini terdapat forum silaturrahmi, yakni sebuah forum untuk membahas, memusyawarakan tentang pengelolaan pendidikan di madrasah. Di forum ini segala permasalahan pengelolaan pendidikan di musyawarahkan seperti membahas tentang pencapaian hudud kitab, evaluasi tentang keaktifan para guru dan siswa dalam pembelajaran dan evaluasi tentang kegiatan-kegiatan madrasah. Pembahasan di forum tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui kegiatankegiatan yang telah terlaksana dengan baik, sesuai dengan program dan kegiatan yang belum terlaksana serta perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah. Laboratorium Soal-soal Madrasah (Labsoma) Labsoma dibentuk khusus menangani tugas yang berkaitan dengan kemadrasahan yakni pengadaan soal-soal. Labsoma bertugas membuat soal-soal untuk tes atau ulangan massal, ulangan semester dan ujian akhir untuk semua tingkatan. Tim Muhafadah Lembaga ini dibentuk untuk menangani tugas yang terkait dengan 2 Data tentang supervisi, diperoleh melalui wawancara dengan pengasuh pondok, para ustadz dan santri pada tanggal 16, 17 dan 18 Juni 2008 Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009 107

Implementasi Manajemen Kurikulum pada Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Tamansari Pamekasan, Madura kemadrasahan, yaitu program evaluasi hasil belajar berupa tes muhafadah atau hafalan, mulai dari penentuan hudud atau batas materi muhafadah, penentuan mumtahim hingga pemberian nilai. Aspek guru atau ustadz, forum silaturrahmi madrasah, Labsoma dan tim muhafadah merupakan aspek yang sangat mendukung terhadap implementasi manajemen kurikulum di madrasah ini. b. Kendala Fasilitas Fasilitas yang memadai perlu dikembangkan, agar kurikulum yang telah direncanakan dapat dilaksanakan secara optimal. Pendayagunaan fasilitas dapat memperkaya khasanah belajar, serta dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas belajar siswa. Fasilitas dan sumber belajar di madrasah ini tergolong belum memadai. Sebagai contoh, koleksi buku dan kitab-kitab kuning di perpustakaan masih terbatas, sehingga para siswa bila akan memanfaatkan atau meminjam kitab masih harus menunggu giliran. Pembahasan Madrasah Diniyah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Tamansari didirikan pada tahun 1967. pondok tersebut dikategorikan sebagai lembaga pendidikan tradisional yang memiliki sistem pengajaran sebagaimana dikemukakan Zamakhsyari Dhofier, yaitu sistem pembelajarannya menerapkan model bandongan dengan literatur kitab-kitab kuning, model bahsul masail dan muhafadah. Pada tahun 2003 pondok tersebut menerapkan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Sehingga ijazah madin pondok pesantren diakui setara dengan SD/ MI, dan MTsN/SMP. Mulai tahun tersebut pondok pesantren memberlakukan pula kurikulum dari Departemen Agama. Pondok Pesantren Tamansari telah membuka diri untuk pelajaran umum. Hal ini berlangsung bukan saja karena tuntutan, namun karena kesadaran yang terbuka untuk dunia pesantren, mengingat peran dan potensi pesantren cukup besar bagi pembangunan bangsa. Kurikulum madrasah ini disusun berdasarkan kitab kuning. Perencanaan implementasi kurikulum diwujudkan dalam bentuk hudud kitab atau batas kitab yang harus disampaikan kepada para santri pada semester pertama dan kedua. Hudud batas kitab tersebut merupakan pegangan utama para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pada PP 19/2005 pasal 20 tentang standar pendidikan nasional menyebutkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Kurikulum yang telah diterapkan di madrasah ini, seperti pengembangan silabus, telah dikembangkan oleh beberapa guru mata pelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun kurikulum yang disusun oleh pondok pesantren agak sulit disusun secara sistematis dalam sebuah silabus, karena muatan dalam kitab-kitab kuning sangat padat. Kalender pendidikan madrasah selalu disusun setiap menjelang tahun pelajaran baru. Sebagaimana dikemukakan oleh E Mulyasa dalam buku Kurikulum Berbasis Kompetensi bahwa kalender pendidikan harus dibuat oleh sekolah karena dengan kalender pendidikan dapat terlihat berapa jam waktu efektif yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, waktu libur, waktu semester, ujian dan sebagainya. 108 Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009

Y u s t i a n s i S. Pengorganisasian sebagaimana proses pembagian kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, dan membebankan tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, mengalokasikan sumber daya serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan. Madrasah telah melakukan pengorganisasian sebagaimana dikemukakan oleh Nanang Fatah. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Para guru pada madrasah ini dalam kegiatan pembelajaran telah melakukan pre test, proses dan past test, sebagaimana dikemukakan oleh E Mulyasa dalam buku Implementasi Kurikulum 2004, evaluasi hasil belajar yang selama ini diterapkan, berbentuk penilaian berbasis kelas dan ujian berbasis sekolah sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan yang telah menerapkan evaluasi hasil belajar model kurikulum 2004. Pada umumnya, program supervisi bertujuan untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar yang relevan dan efektif melalui peningkatan kemampuan guru. Menurut Oemar Hamalik ruang lingkup program supervisi kurikulum disusun sesuai dengan tujuan dan fungsi program supervisi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Perencanaan dan pelaksanaan pengajaran yang meliputi dengan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di kelas. 2) Pengelolaan sekolah yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang relevan, efektif dan efisien sesuai dengan visi misi. 3) Pembinaan dan kemampuan guru dan staf sebagai komponen penting dalam upaya mencapai tujuan instruksional. Aspek-aspek dari program supervisi tersebut telah dilaksanakan oleh pengelola pendidikan di madrasah, yaitu pengasuh, dan kepala madrasah. Supervisi dilaksanakan oleh pengasuh dan kepala madrasah dengan mengadakan kunjungan secara rutin ke kelas-kelas untuk mengamati para guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Supervisi dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren dalam rangka pembinaan dan peningkatan SDM para guru dengan cara antara lain memberi ijin dan dukungan kepada para guru yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mengirimkan beberapa guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar pendidikan dan sebagainya. Dalam buku petujuk teknis madrasah diniyah dikemukakan bahwa monitoring dilakukan terhadap (1) pencapaian target kurikulum, (2) pencapaian target kegiatan madrasah, (3) kehadiran guru dan siswa, dan (4) penggunaan alat pendidikan dan buku teks pokok/penunjang. Berkenaan dengan keempat aspek yang harus dimonitoring tersebut, maka pengasuh dan kepala madrasah selaku supervisor telah melaksanakannya, sebagaimana dikemukakan dalam temuan hasil penelitian. Penutup Implementasi manajemen kurikulum telah dilaksanakan di Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Taman Sari. Implementasi manajemen kurikulum meliputi perencanaan kurikulum, pengorganisasian, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi. Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009 109

Implementasi Manajemen Kurikulum pada Madrasah Diniyah Sirojut Tholibin Tamansari Pamekasan, Madura Dalam implementasi manajemen kurikulum madrasah terdapat beberapa faktor pendukung dan kendala. Faktor pendukung dalam implementasi manajemen kurikulum, terdiri atas guru, keberadaan forum silaturrahmi, lembaga labsoma dan team mukhafadhah. Sedangkan faktor kendala dalam implementasi manajemen kurikulum adalah terbatasnya fasilitas pembelajaran. Rekomendasi Fasilitas yang memadai perlu dikembangkan, agar kurikulum yang telah direncanakan dapat dilaksanakan secara optimal. Pendayagunaan fasilitas dapat memperkaya khasanah belajar serta dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa. Adapun fasilitas pendidikan yang terdapat di madrasah ini sampai saat ini masih terbatas. Maka diharapkan kepada pemerintah agar berperan dalam pengadaan fasilitas pembelajaran yang sangat diperlukan madrasah. Daftar Pustaka Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Penerbit PT. Rosda Karya. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT. Remaja Rosdakarya Hasyim, Yusuf. 1988. Peranan dan Potensi Pesantren Dalam Pembangunan Dalam Dinamika Pesantren, Dampak Pesantren Dalam Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat, diterjemahkan oleh Sonhaji Saleh. Jakarta: Penerbit P3M Data tentang keberadaan kurikulum diperoleh melalui wawancara dengan KH. Abdul Wasik HZ selaku pengasuh pondok pesantren pada tanggal 19 Juni 2008 Data tentang monev diperoleh melalui wawancara dengan pengasuh, para ustad dan santri pada tanggal 15,16,17 Juni 2008 Data tentang pelaksanaan pembelajaran diperoleh melalui wawancara dengan para guru, santri dan pengamatan pada tanggal 17,18,19 Juni 2008 dan dokumentasi madrasah tentang data evaluasi 110 Jurnal Analisa Volume XVI, No. 01, Januari - Juni 2009