BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN A. Analisis Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan Metode adalah salah satu hal yang terpenting dalam dunia pendidikan, dengan menggunakan metode yang tepat, maka pelajaran atau informasi yang disampaikan akan efektif. Metode sorogan adalah salahsatu metode tradisional yang masih digunakan di pondok pesantren-pondok pesantren Indonesia, karena dunia pesantren pada umumnya identik dengan kitab kuning, santri dianggap berhasil apabila bisa membaca kitab kuning. Metode sorogan adalah metode yang efektif dalam pembelajaran membaca kitab kuning. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan sistemya yaitu SCL (Student Center Learning) yaitu dimana seorang santri lebih aktif dalam pembelajaran belajar mengajar. Maka dari itu pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan merupakan metode yang tepat, karena dalam proses pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan santri dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 61

2 62 Proses pelaksanaan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon yaitu para santri menunggu pengajarnya datang, biasanya para santri menunggu pengajarnya datang, para santri memanfaatkan waktu menunggu dengan mempelajari kitab yang akan dibaca, dan santri nantinya akan maju satu persatu membaca kitab yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ini dengan tahapan seperti berikut: 1. Santri membaca kitab kuning dengan diawasi oleh staf pengajarnya. 2. Santri memaknai kitab kuning tersebut secara mufrodat dengan bahasa jawa. 3. Santri menerangkan susunan tata bahasanya (Nahwu dan Shorofnya). 4. Santri menerangkan maksud dari isi kitab yang telah dibaca. Metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin selain santri dituntut untuk bisa membaca kitab kuning santri juga dituntut untuk bisa memahami serta menerangkan materi yang telah dibaca, selain itu santri juga dituntut untuk bisa memahami tarkibdari kitab yang dibaca, serta santri dapat memperbanyak pengetahuan kosakata bahasa Arab (Mufrodat) dan juga mengetahui tata bahasa Arab (Nahwu dan Shorofnya) Dalam proses pembelajaran membaca kitab kuning menggunakan metode sorogan juga dilaksanakan evaluasi, ketika santri telah menyelesaikan sebuah kitab yang telah dibaca maka santri akan diberi pertanyaan-pertanyaan oleh pengajarnya, mengenai kitab yang dibaca.

3 63 Untuk mengetahui kemampuan santri dalam menguasai kitab kuning yang telah di pelajari, maka santri nantinya di akhir tahun. Santri akan diharuskan membuat makalah dengan materi yang ditentukan oleh pengajarnya, dan makalah dibuat dengan berbahasa Arab, setelah santri membuat makalah, kemudian santri mempresentasikan makalah yang telah dibuatnya, dengan di saksikan oleh wali santri. B. Analisis Waktu Pelaksanaan Metode Sorogan Metode sorogan merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca kitab kuning di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan, metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan dilakukan setiap hari kecuali hari selasa dan hari jumat, pada umumnya santri di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon juga bersekolah formal di yayasan Salafiyah Simbangkulon. Pembelajaran formal biasanya berakhir pada jam WIB, dengan jeda waktu dimanfaatkan oleh santri untuk beristirahat ataupun belajar untuk kegiatan selanjutnya. Sorogan dimulai setelah jamaah Sholat Ashar, yang mana jamaah Sholat Ashar dipimpin langsung oleh KH. Makhrus Khudhori (Pengasuh), setelah jamaah Sholat Ashar para santri menunggu para ustadz untuk melakukan kegiatan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan. Waktu setelah berjamaah Sholat Ashar merupakan waktu yang sangat tepat hal ini dikarenakan setelah pelajaran formal selesai masih ada jangka

4 64 waktu bagi santri untuk bisa bersiap-siap dalam melakukan kegiatan pembelajaran selanjutnya. C. Analisis Materi yang Menggunakan Metode Sorogan Materi yang ada di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon banyak sekali, sebagian besar menggunakan literatur kitab kuning, namun dari semua materi yang diajarkan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan tidak semuanya menggunakan metode sorogan, sebelum santri dididik menggunakan metode sorogan, santri di uji terlebih dahulu pengetahuan tajwidnya oleh pengasuh pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan, yaitu KH. Makhrus Khudhori. Metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon digunakan untuk beberapa materi, daintara materi-mater yang menggunakan metode sorogan yaitu, 1. Tauhid dengan menggunakan kitab Aqidatu Awam Santri yang baru masuk pondok pesantren sebelum belajar membaca kitab dengan menggunakan metode sorogan terlebih dahulu di uji mengenai pengetahuan tajwid, jika santri belum mengetahui tentang tajwid maka santri harus mengaji tajwid terlebih dahulu dengan pengasuh pondok pesantren, jika santri sudah mengetahui tentang tajwid maka santri masuk kitab tingkat pertama yaitu kitab Aqidatul Awam. Kitab Aqidatul Awam menerangkan tentang tauhid, serta bahasa dari kitab Aqidatul Awam tidak terlalu sulit, maka kitab ini digunakan untuk santri tingkat petama membaca kitab kuning.

5 65 2. Shorof dengan menggunakan kitab Amtsilatut Tashrifiah Shorof merupakan tingkatan kedua materi kitab yang menggunakan metode sorogan, hal ini dikarenakan shorof menerangkan tentang tata bahasa Arab mengenai berubahnya lafadz Arab. Membaca kitab haruslah bisa menguasai materi shorof terlebih dahulu. Pondok pesantren Nurul Huda Banin materi shorof menggunakan kitab Amtsilatut Tashrifiyah, karangan KH. Khudhori Thabri yang mana beliau adalah pendiri pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon, materi Amtsilatut Tashrifiyah karangan KH. Khudhori Thabri merupakan kitab yang disertai bahasa Jawa sehingga mempermudah santri memahami materi kitab. 3. Nahwu dengan kitabnya Al-Jurumiyah Materi setingkat selanjutnya adalah materi Nahwu yang menerangkan tentang gramatika Bahasa Arab, materi nahwu menjadi posisi nomor tiga setelah shorof. Materi Nahwu tingkat pertama di pondok pesantren Nurul Huda Banin adalah Al-Jurumiyah. Kitab Al-Jurumiyah adalah kitab yang menerangkan tentang Nahwu dengan isi kitab yang singkat, dan mudah dipahami, serta susunan bahasa yang mudah, maka dari itu kitab ini adalah kitab Nahwu tingkat pertama yang digunakan di pondik pesantren Nurul Huda banin Simbangkulon.

6 66 4. Fiqih dengan menggunakan kitab Safinatun Najah Tingkatan kitab selanjutnya yaitu kitab Safinatun Najah. Kitab Safinatun Najah adalah kitab yang menerangkan tentang fiqih, kitab ini merupakan kitab tingkat pertama yang menerangkan tentang fiqih atau hukum-hukum Islam, membaca kitab ini harus mengetahui gramatika dan susunan bahasa Arab, Maka dalam membaca kitab ini berarti santri mengamalkan i si kitab Al-Jurumiyah dan kitab Al-Imrithi. Kitab fiqih ini menerangkan tentang fiqih ibadah dan bahasanya pun masih sederhana, maka dari itu kitab Safinatun Najah adalah kitab fiqih tingkatan pertama di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon. 5. Nahwu dengan kitabnya Al- Imrithi Setelah Al-Jurumiyah tingkatan selanjutnya adalah kitab Al- Imrtihi. Al- Imrithi merupakan kitab yang menerangkan nahwu atau gramatika Bahasa Arab tingkatan kedua di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon setelah Al-Jurumiyah, kitab ini berisi tentang nadzom-nadzom, dan materi kitab menerangkan apa yang belum ada di kitab Al-Jurumiyah 6. Fiqih dengan menggunakan kitab Fathul Qorib. Tingkatan kitab selanjutnya sekaligus tingkatan yang terakhir yaitu kitab Fathul Qorib. Kitab Fathul Qorib adalah kitab yang menerangkan tentang Fiqih atau hukum Islam, berbeda dengan Kitab Safinatun Najah kitab Fathul Qorib ini pembahasan fiqihnya lebih luas

7 67 dan di dalam kitab ini juga terdapat contoh masalah-masalah yang biasa muncul pada kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan fiqih. D. Analisis Staf Pengajar Sorogan di Pondok Pesantren Simbangkulon Pekalongan Staf pengajar di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon ada yang mengajar Madrasah Diniyah dan ada yang mengajar pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan. Staf pengajar yang membantu dalam proses pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan pada umumnya yaitu pengurus pondok dan para santri yang sudah senior atau para santri yang sudah dianggap bisa menguasai beberapa kitab kuning. Cara yang dilakukan di pondok pesantren Nurul Huda Simbangkulon dengan menugaskan santri untuk menjadi staf pengajar sangatlah bagus sekali, karena sistem ini membimbing santri untuk bisa membimbing santri lainnya TOT (Training Of Trainer) dengan cara ini kelak santri keluar dari pondok pesantren pun jika menjadi seorang pendidik santri sudah siap, karena santri sudah belajar membimbing di pondok pesantren. Pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon di pimpin langsung oleh pengasuh, dan dibantu oleh staf pengajar yang lainnya, hal ini disebabkan karena santri di pondok pesantren Nurul Huda banyak, sehingga pengasuh pun tidak bisa mendampingi secara langsung kepada santrisantrinya.

8 68 Pembelajaran membaca kitab kuning menggunakan metode sorogan ini pengasuh mendampingi atau membimbing para santri yang sudah lancar membaca kitab, dalam hal ini para staf pengajar yang membantu mendampingi sorogan pun masih dalam bimbingan dan pantauan pengasuh. Para staf pengajar sorogan ini biasanya melakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode sorogan, para staf pengajar biasanya membaca kembali kitab yang akan dibacakan oleh para santri. E. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan penghambat Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran membaca kitab kuning. 1. Analisis Faktor-faktor Pendukung Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran membaca Kitab Kuning. Pelaksanaan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal Faktor ini sangat mempengaruhi jalannya sorogan tersebut karena faktor ini tumbuh dari dalam diri santri maupun staf pengajarnya, faktor internal ini meliputi: 1. Keinginan santri untuk belajar membaca kitab kunig, jika keinginan membaca kitab kuning santri kuat maka proses pembelajaran pun berjalan efektif.

9 69 2. Motivasi santri, motivasi santri sangat penting sekali, dengan adanya motivasi santri dari dirinya sendiri maka santri akan mau melakukan pembelajaran membaca kitab kuning. 3. Kesungguhan santri, jika seorang santri sungguh-sungguh maka pembelajaran kitab kuning pun tidak akan mersa terbebani. 4. Keadaan fisik santri, jika keadaan fisik santri baik maka pelaksanaan pembelajaran pun akan efektif. 5. Kesungguhan pengajar, jika pengajarnya bersungguh-sungguh membimbing dan mengarahkan santri, kemudian pengajar melakukan persiapan, maka pembelajaran pun berlangsung efektif. 6. Keadaan fisik pengajar, keadaan fisik seorang pengajar juga sangat mempengaruhi jalannya pembelajaran, jika fisik dari pengajar sedang tidak ada masalah maka proses pelaksanaan pembelajaran pun berjalan efektif. 7. Kompetensi pengajar, kompetensi seorang pengajar sangatlah mempengaruhi efektifnya dan baiknya pelaksanaan pembelajaran, jika pengajar berkompeten maka pembelajaran pun berlangsung dengan sangat baik. b. Faktor eksternal Selain faktor internal faktor eksternal juga mempengaruhi jalannya pelaksanaan pembelajaran, faktor eksternal ini meliputi:

10 70 1. Pengasuhnya, figur seorang pengasuh di pondok pesanrten Nurul Huda Banin Simbangkulon Pekalongan ini berpengaruh, karena pengasuh terjun langsung memantau jalannya pembelajaran. 2. Lingkungan, lingkungan pondok pesantren Nurul Huda Banin simbangkulon jauh dari jalan raya, sehingga terhindar dari kebisingan suara mator berlalu lalang, hal ini menjadikan lingkungan pondok pesantren mempengaruhi efektifnya pembelajaran 3. Teman, teman adalah salah satu faktor yang bisa mempengaruhi keinginan santri untuk bisa lebih bisa giat belajar, dan apabila santri belum tahu tentang materi yang tidak bisa bisa menanyakan kepada teman satu asramanya 4. Waktu, waktu pelaksanaan pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi, karena pelaksanaannya dilakukan setelah Ashar, sehingga para santri masih mempunyai jeda waktu untuk bisa beristirahat dan belejar setelah pulang sekolah. 2. Analisis Faktor-faktor Penghambat Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning Faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan sorogan terbagi menjadi dua yaitu faktor innternal dan faktor eksternal.

11 71 a. Faktor internal Faktor ini sangat mempengaruhi jalannya sorogan tersebut karena faktor ini tumbuh dari dalam diri santri maupun staf pengajarnya, faktor internal ini meliputi: 1. Kurangnya minat santri untuk belajar membaca kitab kunig, jika keinginan membaca kitab kuning santri kurang maka proses pembelajaran pun berjalan tidak efektif 2. Kurnangnya motivasi santri, motivasi santri sangat penting sekali, dengan adanya motivasi yang rendah maka proses pembelajaran pun berjalan tidak efektif 3. Kurangnya kesungguhan santri, jika seorang santri tidak sungguhsungguh, maka santri merasa terbebani dengan adanya pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan sorogan, dan proses pembelajaran pun berlangsung tidak efektif 4. Lemahnya keadaan fisik santri, jika keadaan fisik santri tidak baik, maka pelaksanaan pembelajaran pun tidak efektif efektif 5. Kurangnya kesungguhan pengajar, jika pengajarnya tidak bersungguh-sungguh membimbing dan tidak mengarahkan santri, kemudian pengajar tidak melakukan persiapan terlebih dahulu, maka pembelajaran pun berlangsung tidak efektif 6. Keadaan fisik pengajar, keadaan fisik seorang pengajar juga sangat mempengaruhi jalannya pembelajaran, jika fisik dari pengajar

12 72 sedang tidak baik maka proses pelaksanaan pembelajaran pun berjalan tidak efektif bahkan cenderung tidak terlaksana. b. Faktor eksternal Selain faktor internal, ada juga faktor eksternal yang menghambat efektifnya implementasi metode sorogan dalam pembelajaran kitab kuning, faktor eksternal meliputi: 1. Masalah waktu, perlu diketahui santri di pondok pesantren Nurul Huda Banin Simbangkulon terbilang cukup banyak, sehingga waktu yang dilakukan untuk kegiatan belajar mengajar dengan metode sorogan pun tidak terlalu panjang sehingga hal ini membuat kegiatan pembelajaran tidak berlangsung efektif. 2. Staf pengajar yang membantu dalam kegiatan pembelajaran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan pun sangat terbatas sehingga staf pengajarpun dalam membimbing santri tidak maksimal, hal ini dikarenakan staf pengajar mengampu santri terlalu banyak. 3. Teman, teman merupakan salahsatu faktor eksternal yang mempengaruhi santri lain, jika teman yang lain tidak sungguhsungguh dalam pembelajaran maka hal ini akan mempengaryhi santri yang lain tidak sungguh-sungguh dalam pembelajaran.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

BAB III PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN ADDAINURIYAH 2 SEMARANG

BAB III PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN ADDAINURIYAH 2 SEMARANG BAB III PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN ADDAINURIYAH 2 SEMARANG A. Gambaran Umum Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Addainuriyah 2 Semarang 1. Tujuan Pendidikan Pondok pesantren

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan 97 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya tentang pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam iyyatul Quro Al-Futuhiyyah

Lebih terperinci

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP 2.01. Pondok Pesantren dan Tipologinya *) No. Provinsi PP Pontren Berdasarkan Tipe Salafiyah Khalafiyah Kombinasi 1.323 1.132 21 170 181 42 58 81 228 102 110 16 181 26 137 18 185 66 17 102 362 85 26 251

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah-

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah- BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah- Syafi iyyah Wonokromo Gondang Tulungagung dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran ialah setiap upaya sistematik yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran ialah setiap upaya sistematik yang dipergunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metode pembelajaran ialah setiap upaya sistematik yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Sudjana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mempunyai suatu tujuan, membentuk pribadi muslim seutuhnya, yang mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini 113 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini penulis dapat menyimpulkan: 1. Dalam pola kepemimpinannya di Pondok Pesantren Al-Anwar KH. Maimoen

Lebih terperinci

Dengan menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif ini, peneliti akan menghimpun data berkenaan dengan peran orang-orang yang

Dengan menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif ini, peneliti akan menghimpun data berkenaan dengan peran orang-orang yang 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (case study atau field study) dengan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRIGGOBOYO ( M) Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami tentang

BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRIGGOBOYO ( M) Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami tentang 40 BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRIGGOBOYO (1987-2010 M) Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami tentang perkembangan Pondok Pesantren Hidayatul Ummah Pringgoboyo, maka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Oleh Pondok Pesantren Al Huda. Dalam Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. A. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Oleh Pondok Pesantren Al Huda. Dalam Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Oleh Pondok Pesantren Al Huda Dalam Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun Pondok pesantren al huda adalah salah satu dari beberapa tempat menimba ilmu yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung Batang 1. Pondok Pesantren TPI Al Hidayah dalam Lintas Sejarah Sekitar tahun 1949, keadaan Desa Plumbon

Lebih terperinci

FORMAT PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN SALAFI DALAM ARUS PERUBAHAN SOSIAL di KOTA MAGELANG

FORMAT PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN SALAFI DALAM ARUS PERUBAHAN SOSIAL di KOTA MAGELANG FORMAT PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN SALAFI DALAM ARUS PERUBAHAN SOSIAL di KOTA MAGELANG KELIK STIAWAN DAN M. TOHIRIN Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang ABSTRAK Tujuan Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN BAHAUDDIN AL- ISMAILIYAH. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN BAHAUDDIN AL- ISMAILIYAH. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. BAB III PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN BAHAUDDIN AL- ISMAILIYAH A. Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Bahauddin Al-Ismailiyah menerapkan sistem pendidikan formal dan non formal, dimana lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pondok Pesantren AL-Luqmaniyyah Yogyakarta. Pondok Pesantren AL-Luqmaniyyah Yogyakarta adalah salah satu

BAB II LANDASAN TEORI Pondok Pesantren AL-Luqmaniyyah Yogyakarta. Pondok Pesantren AL-Luqmaniyyah Yogyakarta adalah salah satu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pondok Pesantren AL-Luqmaniyyah Yogyakarta Pondok Pesantren AL-Luqmaniyyah Yogyakarta adalah salah satu pondok pesantren yang ada di Yogyakarta, kurang lebih 5 km kraton Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Nilai-nilai mental dalam membentuk karakter religius santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar dan Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Kabupaten Blitar. Penanaman nilai-nilai

Lebih terperinci

Taufik, Mohammad et al., Dinamika Pendidikan Pondok Pesantren Wali Songo Di Kelurahan Mimbaan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo Tahun

Taufik, Mohammad et al., Dinamika Pendidikan Pondok Pesantren Wali Songo Di Kelurahan Mimbaan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo Tahun 1 DINAMIKA PONDOK PESANTREN WALI SONGO DI KELURAHAN MIMBAAN KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 1996-2013 The Dynamics Education of Islamic Boarding School of Wali Songo in Mimbaan sub district,

Lebih terperinci

Tabel 4.15 Matrik Manajemen Kurikulum di Pondok Pesantren Al-Musthofa. Tujuan Isi/Materi Metode Evaluasi

Tabel 4.15 Matrik Manajemen Kurikulum di Pondok Pesantren Al-Musthofa. Tujuan Isi/Materi Metode Evaluasi Dari hasil paparan data khusus pondo pesantren Al-Musthofa dan Ar-Rahmat dapat kita lihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.15 Matrik Manajemen Kurikulum di Pondok Pesantren Al-Musthofa Kurikulum Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBELAJARAN KITAB JIM-JIM DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBELAJARAN KITAB JIM-JIM DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN 86 BAB IV ANALISIS PERAN PEMBELAJARAN KITAB JIM-JIM DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Pembelajaran Kitab Jim-jim Dalam Memudahkan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren

Lebih terperinci

Ditulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56

Ditulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56 Jika umat Islam menginginkan kembali kejayaan mereka di masa lalu, maka wajib bagi mereka berusaha untuk membangun, menyadarkan, dan mendidik kaum perempuannya ke puncak peradaban yang telah dicapai pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Dalam sejarah peradaban manusia, terlihat dengan jelas bahwa kemajuan suatu bangsa selalu terkait dengan masalah pendidikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Manajemen Pembelajaran di MTs. NU TBS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Manajemen Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah 1. Analisis Perencanaan Pembelajaran Kitab di MAK

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tradisi agung di Indonesia adalah tradisi pengajaran agama Islam seperti yang muncul di pesantren, alasan munculnya pesantren ialah untuk mentransmisikan

Lebih terperinci

BAB III UPAYA PENGASUH PONDOK PESANTREN AL- ARIFIYAH DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL) SANTRI

BAB III UPAYA PENGASUH PONDOK PESANTREN AL- ARIFIYAH DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL) SANTRI BAB III UPAYA PENGASUH PONDOK PESANTREN AL- ARIFIYAH DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL) SANTRI A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Arifiyah Pesantren al-arifiyah

Lebih terperinci

BAB III PEMBELAJARAN AKHLAK DENGAN PENGKAJIAN KITAB AL-AKHLAQU LIL BANIN DI MADRASAH DINIYAH WUSTHA SALAFIYAH DESA

BAB III PEMBELAJARAN AKHLAK DENGAN PENGKAJIAN KITAB AL-AKHLAQU LIL BANIN DI MADRASAH DINIYAH WUSTHA SALAFIYAH DESA 47 BAB III PEMBELAJARAN AKHLAK DENGAN PENGKAJIAN KITAB AL-AKHLAQU LIL BANIN DI MADRASAH DINIYAH WUSTHA SALAFIYAH DESA KEBONDALEM KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG A. GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala menurunnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan di pesantren. Karenanya, penulis mencari

Lebih terperinci

2. BAB II TINJAUAN UMUM

2. BAB II TINJAUAN UMUM 2. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pondok Pesantren 2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren Asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah

Lebih terperinci

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PEMBELAJARAN ILMU TAJWID DALAM MENINGKATKAN KEFASIHAN SANTRI MEMBACA AL-QUR ĀN DI PONDOK PESANTREN NURUL ATHFAL ULUJAMI-PEMALANG A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN HAUL DAN KHATAMAN PONPES AL ASROR 2006

PROPOSAL KEGIATAN HAUL DAN KHATAMAN PONPES AL ASROR 2006 PROPOSAL KEGIATAN HAUL DAN KHATAMAN PONPES AL ASROR 2006 LATAR BELAKANG Pondok pesantren (Ponpes) sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam membina umat khususnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini 84 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz dalam membentuk karakter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel

Lebih terperinci

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. BAB I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Futuhiyyah a. Letak geografis pondok pesantren Futuhiyyah Letak pondok pesantren Futuhiyyah sangatlah

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Manba'ul Huda Pondok Pesantren Persatuan Islam 110 Manba'ul Huda

STRUKTUR KURIKULUM Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Manba'ul Huda Pondok Pesantren Persatuan Islam 110 Manba'ul Huda STRUKTUR KURIKULUM Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Manba'ul Huda Pondok Pesantren Persatuan Islam 110 Manba'ul Huda Tahun Pelajaran 2016-2017 KOMPONEN 7 8 9 TOTAL KELOMPOK A 1 Pendidikan Agama Islam a. Quran-

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pendidikan

Lebih terperinci

MAHRUS NIM

MAHRUS NIM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING MELALUI METODE SOROGAN DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN BARU PUTRA PUTRI NURUL ATHFAL ULUJAMI PEMALANG. tahun yang lalu sampai sekarang semakin maju dan berkembang.

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN BARU PUTRA PUTRI NURUL ATHFAL ULUJAMI PEMALANG. tahun yang lalu sampai sekarang semakin maju dan berkembang. BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN BARU PUTRA PUTRI NURUL ATHFAL ULUJAMI PEMALANG A. Profil Pondok Pesantren Pondok pesantren Nurul Athfal adalah salah satu pondok yang ada di desa Pesantren Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Tentang Pembelajaran Kitab Safinatun Najah (Variabel X) Bab ini merupakan pokok pembahasan mengenai Kitab Safinatun Najah pengelolaan data dari hasil

Lebih terperinci

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN DAN MAJELIS TAKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITITAN. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan peran

BAB 3 METODOLOGI PENELITITAN. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan peran BAB 3 METODOLOGI PENELITITAN 3.1 Deskripsi Latar, Entri, dan Kehadiran Peneiti 3.1.1 Deskripsi latar Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan peran permainan tradisional Totak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran Islam dan telah banyak berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi

Lebih terperinci

Lampiran 01 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 01 PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 01 PEDOMAN WAWANCARA A. Instrument wawancara tentang pola lingkungan terhadap prestasi belajar di sekolah studi pada Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo. a. Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo

Lebih terperinci

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani. DOKUMENTASI Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh Qur an Yatim Nurani Insani. Ket: Proses pelaksanaan hafalan Al-Qur an di Pesantren Tahfizh Qur an Yatim Nurani Insani. HASIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para BAB I PENDAHULUAN Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa Arab, funduq, yang artinya hotel atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG PONDOK PESANTREN ROUDLOTUSSOLIHIN

UNDANG-UNDANG PONDOK PESANTREN ROUDLOTUSSOLIHIN UNDANG-UNDANG PONDOK PESANTREN ROUDLOTUSSOLIHIN BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Ketentuan dalam peraturan ini berlaku bagi setiap santri pondok pesantren roudlotussolihin Pasal 2 Santri yang melanggar peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam yang tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional Indonesia yang eksistensinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBELAJARAN ILMU TAJWID DALAM MENINGKATKAN KEFASIHAN SANTRI MEMBACA AL-QUR ĀN DI PONDOK PESANTREN NURUL ATHFAL ULUJAMI-PEMALANG

BAB III METODE PEMBELAJARAN ILMU TAJWID DALAM MENINGKATKAN KEFASIHAN SANTRI MEMBACA AL-QUR ĀN DI PONDOK PESANTREN NURUL ATHFAL ULUJAMI-PEMALANG BAB III METODE PEMBELAJARAN ILMU TAJWID DALAM MENINGKATKAN KEFASIHAN SANTRI MEMBACA AL-QUR ĀN DI PONDOK PESANTREN NURUL ATHFAL ULUJAMI-PEMALANG A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM YAYASAN PONDOK PESANTREN TURUS. Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten kurang lebih 2,5 km dari Kota Pandeglang, ke

BAB III TINJAUAN UMUM YAYASAN PONDOK PESANTREN TURUS. Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten kurang lebih 2,5 km dari Kota Pandeglang, ke BAB III TINJAUAN UMUM YAYASAN PONDOK PESANTREN TURUS 3.1 SEJARAH Pondok Pesantren (PP) Turus terletak di Kelurahan Kabayan, Kecamatan dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten kurang lebih 2,5 km dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan oleh penulis Selain kesimpulan, diuraikan pula rekomendasi yang penulis berikan kepada beberapa pihak

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Singkat Keadaan Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Baiturrohman Talun Kulon Bandung Tulungagung Madrasah Baiturrohman adalah satu-satunya Madrasah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PON-PES DARUL MA ARIF III SINTANG KALIMANTAN BARAT DAN MASYARAKAT SEKITARNYA SERTA DAKWAHNYA

BAB III GAMBARAN UMUM PON-PES DARUL MA ARIF III SINTANG KALIMANTAN BARAT DAN MASYARAKAT SEKITARNYA SERTA DAKWAHNYA BAB III GAMBARAN UMUM PON-PES DARUL MA ARIF III SINTANG KALIMANTAN BARAT DAN MASYARAKAT SEKITARNYA SERTA DAKWAHNYA 3.1 Sejarah Pondok Pesantren Darul Ma arif A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darul

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lilik Nur Efendi Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 24 Maret 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiah Pondok Pesantren Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang keberadaannya masih eksis hingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang keberadaannya masih eksis hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren merupakan lembaga tradisional diluar sekolah yang menjadi tempat santri (murid) dalam mencari ilmu agama. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua

Lebih terperinci

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri DESAIN PESANTREN AL QURAN AMANAH UMMAT Pesantren Tahfidz Amanah ummat merupakan sebuah lembaga pendidikan yang fokus dalam mencetak generasi-generasi qur ani masa depan. Para santri bukan hanya dibekali

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 175 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat melalui kegiatan pengajian kitab kuning Berdasarkan data yang telah didapat dari lokasi di desa Siyotobagus tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir. A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam. Aktivitas Keagamaan di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam. Aktivitas Keagamaan di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Metode Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam Aktivitas Keagamaan di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Dalam pendidikan di pondok semua telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat. Masyarakat terdiri dari beberapa keluarga yang saling hidup berdampingan, dan mereka hidup bertetangga.

Lebih terperinci

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi BAB IV ANALISIS PERAN TATA TERTIB PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MAMBAUL FALLAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan yang dilakukan oleh Pondok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Identitas TPQ Raudlatul Muna a) Nama TPQ : TPQ Raudlatul Muna b) Alamat : JL. Sahara Kertonegoro c) No Unit : 354 d) Kecamatan : Jenggawah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Qiroati di TPQ Nurussalam Dari kajian teoritis maupun data lapangan yang penulis jabarkan, maka langkah selanjutnya menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan yang ada di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN 23 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN A. Keadaan Umum Kelurahan Banyurip Kelurahan Banyurip adalah satu Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim untuk berdakwah yang ditujukan kepada seluruh manusia, baik muslim maupun kepada mereka yang belum beragama.

Lebih terperinci

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 66 diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan pelaksanaan pendidikan agama yang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN TAKZIR DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN PUTRI ROUDLOTUT THOLIBIN REMBANG

BAB III PELAKSANAAN TAKZIR DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN PUTRI ROUDLOTUT THOLIBIN REMBANG BAB III PELAKSANAAN TAKZIR DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI PONDOK PESANTREN PUTRI ROUDLOTUT THOLIBIN REMBANG A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin 1. Letak geografis Pondok pesantren

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Profil MADIN Takmiliyah Nahdlatuth Thalabah. a. Nama Madrasah : MADIN TAKMILIYAH NAHDLATUTH THALABAH

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Profil MADIN Takmiliyah Nahdlatuth Thalabah. a. Nama Madrasah : MADIN TAKMILIYAH NAHDLATUTH THALABAH BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian 1. Profil MADIN Takmiliyah Nahdlatuth Thalabah a. Nama Madrasah : MADIN TAKMILIYAH NAHDLATUTH THALABAH Alamat : Jl. KH. IMAM BUKHORI KESILIR

Lebih terperinci

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran 2011-2012 A. Pondok Pesantren Istilah Pondok Pesantren merupakan dua istilah

Lebih terperinci

Nurul Hidayah. Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah. Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil

Nurul Hidayah. Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah. Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil Nurul Hidayah Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil Pendiri dan Pengasuh Tgk. Ramiluddin Tahun Berdiri 2003 Jumlah Santri 189 Orang

Lebih terperinci

BAB III SEJARAH PONDOK PESANTREN TA'SISUT TAQWA

BAB III SEJARAH PONDOK PESANTREN TA'SISUT TAQWA BAB III SEJARAH PONDOK PESANTREN TA'SISUT TAQWA A. Latar Belakang Berdirinya dan Tokoh-tokoh Yang Berperan Dalam Perintisan Dan Pengembangan Pondok Pesantren Ta'sisut Taqwa Melihat tahun kelahiran pondok

Lebih terperinci

BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- UTSMANI WINONG GEJLIG KAJEN

BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- UTSMANI WINONG GEJLIG KAJEN BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- UTSMANI WINONG GEJLIG KAJEN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti

Lebih terperinci

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN 57 BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN KH. Masrur Qusyairi adalah tulang punggung dalam menentukan perkembangan Pondok

Lebih terperinci

PONDOK TAHFIZH DAARUL MULTAZAM

PONDOK TAHFIZH DAARUL MULTAZAM Profil Yayasan PONDOK TAHFIZH DAARUL MULTAZAM Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, Siapakah mereka ya Rasulullah? Rasul menjawab, Para ahli Al Qur an. Merekalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan

Lebih terperinci

BAB III MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) JA FAR SHODIQ DK. PLUTUNGAN DS. PAKISPUTIH KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB III MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) JA FAR SHODIQ DK. PLUTUNGAN DS. PAKISPUTIH KEDUNGWUNI PEKALONGAN BAB III MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) JA FAR SHODIQ DK. PLUTUNGAN DS. PAKISPUTIH KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Kondisi Umum Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Ja far Shodiq Dk. Plutungan Ds. Pakisputih Kedungwuni

Lebih terperinci

b. Sabelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Puspowarno c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kalibanteng Kulon

b. Sabelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Puspowarno c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kalibanteng Kulon BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Huda Semarang Pondok Persantren Nurul Huda Semarang didirikan pada tahun 2003 oleh KH.Ali

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 169 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada babbab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenjang pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Singkat Organisasi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 terletak di jalan Garuda, kelurahan Batujaya, Kecamatan Batuceper Kota Tangerang, Provinsi Banten. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah bahwa: Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan merupakan realitas yang tidak dapat dipungkiri.

Lebih terperinci

PONDOK PESANTREN DALAM UNCERTAINTY SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA

PONDOK PESANTREN DALAM UNCERTAINTY SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA e-issn: 2548-9542 PONDOK PESANTREN DALAM UNCERTAINTY SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Medan e-mail : gunawan@yahoo.com Abstrak Pondok pesantren

Lebih terperinci

BAB IV PERAN KH. MUHAMMAD SHOLEH DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN AT-TANWIR PADA TAHUN

BAB IV PERAN KH. MUHAMMAD SHOLEH DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN AT-TANWIR PADA TAHUN BAB IV PERAN KH. MUHAMMAD SHOLEH DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN AT-TANWIR PADA TAHUN 1954-1992 A. Peran KH. Muhammad Sholeh dalam Mengembangkan Pondok Pesantren At-Tanwir Sejarah perkembangan Islam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2014 KEMENAG. Islam. Pendidikan. Keagamaan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah YPI Darussa adah Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah Lokasi Jln. Krueng Mane-Sawang Km. 4,5 Gampong Teungoh Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh Pendiri Tgk. Muhammad Ali Irsyad (Abuya)

Lebih terperinci

--BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN. Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan

--BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN. Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan --BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan Nomor Telp. Dayah 0852 7697 4700 atau 0852 7528 6951 Pendiri Aja Halimah Pimpinan Dayah Tgk.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pesanten Al Falah Putera Banjarbaru yaitu : seperti: Kitab Irsyadul Ibad, kitab Maroqil Ubudiyyah, kitab Risalah

BAB V PENUTUP. Pesanten Al Falah Putera Banjarbaru yaitu : seperti: Kitab Irsyadul Ibad, kitab Maroqil Ubudiyyah, kitab Risalah BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian yang telah peniliti paparkan pada penyajian data dan analisa data sebelumnya, maka pada bagian ini akan peneliti berikan simpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid al-qur an yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji

Lebih terperinci