A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tradisi agung di Indonesia adalah tradisi pengajaran agama Islam seperti yang muncul di pesantren, alasan munculnya pesantren ialah untuk mentransmisikan Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis berabad-abad yang lalu. Kitab-kitab ini dikenal di Indonesia sebagai Kitab Kuning. Ilmu yang bersangkutan di dalamnya dianggap sesuatu yang sudah bulat dan tidak dapat ditambah, hanya bisa diperjelas dan dirumuskan kembali, meskipun terdapat karya-karya baru, namun kadungannya tidak berubah. 1 Perubahan wawasan tentang hakekat belajar dan mengajar mendorong pula terjadinya perubahan penggunaan istilah yang berkaitan dengan terminelogi mengajar, perubahan makna tentang hakekat belajar mengajar dilatari oleh perubahan guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan peranannya disamping menyampaikan informasi, tugas guru adalah mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi material belajar dan kegiatan belajar, menstimulasi belajar siswa, memberikan bimbingan belajar, dan menggunakan strategi dan metode. 2 1 Martin van Bruinessen, Kitab Kuning dan Tarekat Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia, Cet. Ke- III (Bandung: Mizan, 1999), hlm Suprihadi Saputro, Strategi Pembelajaran, Cet. Ke-1 (Malang: Laboratorium Teknologi Pendidikan, 2006), hlm. 1. 1

2 2 Dalam proses pendidikan di pondok pesantren, kyai berperan sebagai pengajar yang berorientasi kepada pemimpin belajar, Ia harus merencanakan, melakasanakan, mengorganisasi, dan mengawasi proses belajar, Ia harus dapat memilih dan menetapkan strategi belajar mengajar yang tepat agar dapat tercapai maksud dan tujuan pembelajaran yang di inginkan. 3 Meskipun materi yang dipelajari terdiri dari teks tertulis, namun penyampaiannya secara lisan oleh para kyai adalah penting, kitab dibacakan keras-keras oleh kyai didepan kelompok santri, sementara para santri yang memegang buku atau kitabnya sendiri memberikan harakat sebagaimana bacaan sang kyai, dan mencatat penjelasannya, baik segi lughawi (bahasa) maupun ma nawi (makna). 4 Lembaga pendidikan di pesantren melaksanakan kegiatan belajar mengajar yakni dengan melalui pembelajaran kitab kuning yang diajarkan oleh kyai kepada santri-santri sebagai cara untuk mencapai kegiatan belajar para santri dan agar dapat mencapai tujuan pendidikan di pondok pesantren, seperti yang ada di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan yang melakasanakan kegiatan belajar mengajar dengan mengkaji kajian kitab kuning baik di dalam kelas maupun di Musholla atau di Aula yang ada di pondok pesantren tersebut. 3 Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, Cet. Ke-1 (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2011 ), hlm Martin van Bruinessen, op. cit., hlm. 18.

3 3 Kajian kitab kuning yang dimaksud ialah pelajaran-pelajaran yang ada di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan yaitu pelajaran Nahwu dan Shorof, pelajaran Fiqih, Hadits, Tafsir dan beberapa pelajaran lainya yang semua itu dipelajari oleh santri-santri. Adapun pelajaranpelajaran yang diajarkan yaitu diantaranya pelajaran fiqih seperti kitab Fathul Qorib, kitab Safinatu Naja kemudian pelajaran tauhid seperti kitab Nurul Dholam, kitab Sulamun Thaufik, pelajaran hadits seperti kitab Bulughul Marom dan kitab-kitab yang lainya yang diajarkan di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. Santri-santri di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan baik itu santri putra maupun santri putri yang mempelajari pelajaranpelajaran di pondok pesantren merupakan suatu kewajiban dan amanah yang harus dilakukan oleh para santri supaya bisa mengetahui dan memahami isi dari kitab-kitab yang sedang dipelajarinya agar dapat dikembangkan untuk diri sendiri dan diamalkan untuk orang lain. Pelajaran-pelajaran yang diajarkan oleh kyai kepada para santri di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan metode, namun masih ada sebagian santri yang belum bisa mengetahui dan memahami keterangan-keterangan pada pelajaran dalam pembelajaran kitab kuning yang dipelajarinya, sehingga masih ada beberapa santri yang kesulitan dalam belajarnya dan pemahamannya. karena perlu adanya penguasaan dan kesungguhan secara maksimal untuk bisa menguasai tatacara dalam membaca dan memahami

4 4 kitab kuning, hal ini menjadikan permasalahan bagi santri-santri dalam proses belajar di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan, oleh karena itu perlu adanya bimbingan dan pengarahan yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren agar para santri dapat mengetahui dan memahami dari materi yang telah dipelajarinya, karena seorang kyai merupakan pemimpin belajar di dalam pendidikan pondok pesantren. Maka strategi pengasuh pondok pesantren sangat dibutuhkan dalam pembelajaran kitab kuning agar kemampuan santri-santri dalam belajar di pondok pesantren dapat berkembang dan meningkat sesuai yang diharapkan. Dengan demikian lembaga pendidikan non-formal yakni di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan yang merupakan tempat untuk menimba ilmu bagi santri-santri, maka strategi pembelajaran yang seperti apa yang diterapkan di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dalam pembelajaran kitab kuning supaya dalam kegiatan belajar mengajar dapat membuahkan hasil secara maksimal, hal ini menjadikan penulis mencoba untuk mengangkat permasalahan ini dengan judul: STRATEGI PENGASUH PONDOK PESANTREN DARUL ISHLAH PISANG SARI PANJANG WETAN DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING. B. Perumusan Masalah Fokus penelitian disini adalah tentang strategi pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dalam pembelajaran kitab

5 5 kuning, Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Strategi Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dalam Pembelajaran Kitab Kuning? 2. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan? C. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian pasti mempunyai suatu tujuan, begitu juga dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk Mengetahui Strategi Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dalam Pembelajaran Kitab Kuning. 2. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis a. Untuk menambah dan memperkaya pengetahuan serta mendalami khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan Islam tentang pembelajaran yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren dalam

6 6 pembelajaran kitab kuning dan mendidik santri-santrinya di pondok pesantren. b. Sebagai bahan pelajaran dalam mengadakan penelitian tentang strategi pengasuh pondok pesantren dalam pembelajaran kitab kuning yang dilakukan kepada para santri sehingga akan mendapatkan pengalaman yang menjadi bahan perbandingan di masa yang akan datang. c. Sebagai masukan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren dalam rangka membina dan meningkatakan mutu pendidikan di pondok pesantren. 2. Secara Praktis a. Sebagai refrensi pengasuh pondok pesantren dalam pelaksaan pembelajaran kitab kuning yang diberikan kepada santri-santri. b. Sebagai bahan pengetahuan bagi santri tentang strategi pembelajaran yang diterapkan oleh seorang kyai atau pengasuh pondok pesantren dalam pembelajaran kitab kuning. E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggali informasi dari buku-buku literatur yang relevan dengan teori yang akan diteliti, kaitannya dengan strategi pembelajaran dan tentang pembelajaran kitab kuning dan penerapannya dalam pembelajaran di pondok pesantren diantaranya:

7 7 Teori yang mengatakan bahwa strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Pembelajaran itu sendiri ialah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. 5 Teori selanjutnya menjelaskan bahwa mayoritas pesantren sekarang menjalankan sistem madrasah, ada kenaikan kelas, kurikulum yang baku dan ijazah, namun terdapat juga banyak pesantren penting yang masih menerapkan metode tradisional, beberapa santri membaca kitab tertentu di bawah bimbingan seorang kyai. Setelah santri menamatkan kitab yang dipelajarinya, mereka mendapatkan ijazah (biasanya diberikan secara lisan). 6 Kebanyakan kyai hanya mengajarkan kitab kuning, tetapi tidak sedikit juga yang telah menambah khazanah Islam tradisional dengan mengarang kitab sendiri, tradisi kitab kuning jelas bukan berasal dari Indonesia, semua kitab klasik yang dipelajari di Indonesia berbahasa Arab, sejumlah kitab yang dipejari di pesantren relatif baru, tetapi tidak ditulis di Indonesia, melainkan di Makkah atau Madinah (meskipun pengarangnya boleh jadi orang Indonesia sendiri). 7 5 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Cet. Ke-II (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2013), hlm Martin van Bruinessen, op. cit., hlm Ibid., hlm. 22.

8 8 Pengajian dasar di rumah, langgar dan masjid diberikan secara individual. Seorang murid mendatangi seorang guru yang membacakan beberapa baris Al-Qur an atau kitab-kitab bahasa Arab dan menerjemahkannya ke dalam bahasa dearah masing-masing di seluruh wilayah Indonesia. Pada gilirannya murid mengulangi dan menerjemahkan kata demi kata persis seperti yang dilakukan oleh gurunya. Sistem penerjemahan dibuat sedemikian rupa sehingga para murid diharapkan mengetahui baik arti maupun fungsi kata dalam suatu kalimat bahasa Arab. Dengan demikian para murid dapat belajar tata bahasa Arab langsung dari kitab-kitab tersebut dan murid diharuskan menguasai pembacaan dan terjemahan tersebut Analisis Penelitian yang Relevan Penulis juga menggali informasi dari penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan diantaranya: Dedi Anandiawan dengan judul penelitian Peran Pengasuh Pondok Pesantren dalam Membentuk Budi Pekerti Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Mansyuriyah Mengori Pemalang). Penelitian ini membahas tentang peranan kyai atau pengasuh dalam membentuk budi pekerti santri, dengan tujuan mengatahui kondisi budi pekerti santri di 8 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm. 53.

9 9 pondok pesantren al Mansyuriyah mengori Pemalang, dan untuk mengetahui peran pengasuh dalam membentuk budi pekerti santri. 9 Muhammad Ghozali dengan judul penelitian Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MtsN Model Pemalang. Penelitian ini membahas tentang usaha yang dilakukan oleh kepala Madrasah sebagai pemimpin pendidikan agar usaha-usaha yang dilakukanya dapat berpengaruh terhadap meningkatnya taraf atau kualitas pendidikan khususnya pendidikan di MTsN Model Pemalang dengan tujuan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan Kerangka berpikir Kerangka berpikir adalah gambaran pola hubungan antara variabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan Dedi Anandiawan, Peran Pengasuh Pondok Pesantren dalam Membentuk Budi Pekerti Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al Mansyuriyah Mengori Pemalang), Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2013), hlm Muhamad Ghozali, Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTsN Model Pemalang, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Tarbiyah Prodi PAI (Pekalongan: STAIN press, 2007), hlm. 15.

10 10 Unsur-unsur kunci Islam tradisional adalah lembaga pendidikan pesantren sendiri, peranan dan kepribadian kyai (ajengan, tuan guru, dan lain sebagainya tergantung daerahnya) yang sangat menentukan dan karismatik-karismatik, sikap hormat, takzim dan kepatuhan mutlak kepada kyai adalah salah satu nilai pertama yang ditanamkan pada setiap santri, kepatuhan itu diperlukan lagi, sehingga mencangkup penghormatan kepada para ulama sebelumnya, ulama yang mengarang kitab-kitab yang dipelajarinya, kepatuhan ini bagi pengamat luar tampak lebih penting dari pada usaha menguasai ilmu, tetapi bagi seorang kyai hal itu merupakan bagian integral dari ilmu yang akan dikuasai. 12 Dalam pendidikan di pondok pesantren ialah memadukan penguasaan sumber ajaran yang Ilahi (bersumber dari Allah SWT) menjadi peragaan individual untuk disampaikan ke dalam hidup bermasyarakat, selain mengenal ranah kognitif (Pengetahuan), afektif (Sikap), dan psikomotorik (Perilaku) dalam pengajarannya, sejak lama pesantren mendasarkan diri pada tiga ranah itu: yaitu faqahah (kecukupan atau kedalaman pemahaman agama), tbabi ah (watak atau karakter), dan kafa ah (kecakapan operasional). Jika pendidikan merupakan upaya perubahan, maka yang berubah dan diubah adalah ketiga ranah itu, tentu saja peubahan ke arah yang lebih baik Martin van Bruinessen, loc. cit. 13 Dian Nafi, at al, Praktis Pembelajaran Pesantren, Cet. Ke-1 (Yogyakarta: Instite for Training and Development (ITD), 2007), hlm. 33.

11 11 Dari analisis tersebut dapat dibuat kerangka berfikir bahwa dalam pembelajaran di pondok pesantren, seorang kyai memiliki peranan penting untuk mencapai keberhasilan pemebelajaran yang diterapkan di pondok pesantren dalam kegiatan belajar mengajar yang diberikan kepada santri-santrinya, yaitu pelajaran-pelajaran yang diajarkan di pondok pesantren dengan melalui pembelajaran kitab kuning sebagai cara penyampaian atau mentransfer ilmu pengetahuan agama yang telah diperolehnya. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau harapan yang dilalui oleh pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran, sumber pendukung kegiatan pembelajaran mencangkup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran. Dengan demikian strategi pembelajaran mencangkup penggunaan pendekatan, metode dan teknik, sumber belajar, pengelompokan peserta didik, untuk mewujudkan interaksi edukasi antara peserta didik dengan lingkungannya, serta upaya pengukuran terhadap proses. 14 Dengan mengetahui strategi maka dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang akan dilakukan terlebih dahulu seseorang membuat perencanaan yang matang sehingga akan membuahkan hasil yang maksimal dengan sesuai yang diharapkan. 14 Abdul Majid, loc. cit.

12 12 F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang dimaksudkan untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya seperti perilaku, persepsi, tindakan, dan lain- lain. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara deskripsi dan kata-kata bahasa dan suatu konteks khusus yang alamiyah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 15 b. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis. 16 Khususnya masalah-masalah yang ada dalam pendidikan di pondok pesantren yang berkaitan dengan pembelajaran kitab kuning sehingga dalam pemecahan ini menggunakan bantuan data yang ada di lapangan, yaitu di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. 15 Lexi J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 1 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2003), hlm. 28.

13 13 2. Sumber Data Sumber data adalah subyek asal data yang dapat diperoleh. Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode penulisan data. 17 a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dilapangan melalui narasumber. 18 Dalam penelitian ini data primernya ialah dari pengasuh pondok pesantren, guru pengajar, pengurus dan santri-santri di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari buku-buku dan sumber data lain yang berkaitan dengan penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian. 19 Data sekunder disini ialah mata pelajaran yang diajarkan di pondok pesantren, jadwal kegiatan belajar mengajar, aktivitas para santri, dan hasil pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. 17 Etta Mamang Sangadji & Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Prektis dalam Penelitian, Cet.1 ( Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hlm Misbahudin, Analisis Penelitian dengan Statistika (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hlm Ibid., hlm

14 14 3. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang diambil di lapangan untuk melakukan penelitian. 20 Penulis melakukan pengamatan di lapangan (obyek penelitian) untuk mengamati bagaimana strategi pembelajaran yang diberikan oleh pengasuh di pondok pesantren serta seberapa jauh peningkatan ilmu pengetahuan atau kemampuan santri-santri dalam mengkaji kitab kuning di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada narasumber. 21 Dalam metode ini penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada kyai, guru pengajar, pengurus dan santri-santri di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan untuk dimintai keterangan atau data-data yang berkaitan dengan pembelajaran kitab kuning. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. 22 metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum yang ada di pondok pesantren seperti: sejarah berdirinya pondok 20 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 92.

15 15 pesantren, struktur organisasi, visi dan misi pondok pesantren, kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. d. Teknik Analisis Data Setelah data-data diperoleh dengan beberapa teknik-teknik diatas maka penulis melakukan analisis data, yaitu agar data-data yag telah diperoleh dapat memberikan suatu kepahaman dan diketahui, sehingga penemuan yang dihasilkan dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Untuk menganalisis dan interprestasi data, penelitian menggunakan model analisis interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Dalam analisis kualitatif ini, teknik analisis datanya dengan cara mendiskripsikan bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren dan usahausaha apa saja yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren dalam pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren, serta menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Yaitu proses pencarian data yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

16 16 2) Penyajian Data Adalah deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan interprestasi data, penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk teks naratif. 23 3) Penarikan Kesimpulan Sejak permulaan pengumpulan data, peneliti akan mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh di lapangan, pencatatan keteraturan. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terus menerus diverifikasikan hingga dapat diperoleh solusi yang validitasnya dapat dipertanggung jawabkan. 24 G. Sistematika Penulisan Penelitian ini, penulis menguraikan sistematika penulisan yang menggambarkan isi secara singkat yang diklasifikasikan dalam lima bab dan dari masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Strategi Pembelajaran Kitab Kuning. Sub bab pertama tentang strategi dan pengasuh pondok pesantren, meliputi: pengertian strategi, 23 Ibid., hlm Ibid., hlm. 253.

17 17 pengertian pembelajaran, pengertian pengasuh pondok pesantren, tugas dan tanggung jawab pengasuh pondok pesantren, pengertian pondok pesantren, tujuan pondok pesantren, sistem pendidikan pondok pesantren, fungsi dan peran pondok pesantren, jenis-jenis pondok pesantren, kurikulum pesantren. Sub bab kedua tentang pembelajaran kitab kuning, meliputi: pengertian kitab kuning, materi pembelajaran kitab kuning, metode-metode pembelajaran kitab kuning, evaluasi pembelajaran kitab kuning. BAB III Strategi Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. Pada bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama tentang gambaran umum pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan, meliputi: sejarah berdirinya pondok pesantren, visi dan misi pondok pesantren, sarana dan prasarana, pelaku pendidikan, struktur organisasi pondok pesantren, program pendidikan, jadwal pembelajaran kitab kuning dan jadwal kegiatan di pondok pesantren. Sub bab kedua tentang strategi pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dalam pembelajaran kitab kuning. Sub bab ketiga tentang faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. BAB IV Analisis strategi pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dalam pembelajaran kitab kuning, berisi analisis tentang strategi pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan dalam pembelajaran kitab kuning, analisis faktor-faktor pendukung

18 18 dan penghambat dalam pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan. BAB V Penutup : Meliputi Kesimpulan dan Saran.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup berdampingan dengan manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat yang diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. BAB I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab kuning merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah pondok pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam kurun waktu yang lama sehingga kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lewat peperangan, seperti Mesir, Irak, Parsi dan beberapa daerah lainnya. proses Islamisasi itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. lewat peperangan, seperti Mesir, Irak, Parsi dan beberapa daerah lainnya. proses Islamisasi itu adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Menurut catatan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan damai berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi merupakan salahsatu kualifikasi pendidikan yang terpenting. Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah menguasai bidang studi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang keberadaannya masih eksis hingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang keberadaannya masih eksis hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren merupakan lembaga tradisional diluar sekolah yang menjadi tempat santri (murid) dalam mencari ilmu agama. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan kemampuan/potensi individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan masalah yang kompleks karena setiap individu yang belajar melibatkan aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental sehingga akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah fieldresearch atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lancar dan maksimal. Dan dalam proses pembelajaran tersebut seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lancar dan maksimal. Dan dalam proses pembelajaran tersebut seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan dapat tercapai jika dalam proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan maksimal. Dan dalam proses pembelajaran tersebut seorang guru harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif lapangan (field research). Penelitian kualitatif ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurusan Tarbiyah merupakan jenis pendidikan akademik sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurusan Tarbiyah merupakan jenis pendidikan akademik sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurusan Tarbiyah merupakan jenis pendidikan akademik sekaligus pendidikan profesional. Dikatakan akademik karena Jurusan Tarbiyah sebagai perguruan tinggi yang

Lebih terperinci

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG A. Latar Belakang Masalah Pada setiap kajian tentang Islam tradisional di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula dan dapat dipertanggungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian ini mempunyai cirri khas yang terletak pada tujuannya, yakni

Lebih terperinci

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alasan rasional dan esensial peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan bahwa setiap individu diharuskan untuk melakukan adaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan diharapkan dapat mengahasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pendidikan. Untuk itu setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi suatu Negara, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menciptakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mempelajari cara-cara menulis Arab pegon. Arab pegon tentu

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mempelajari cara-cara menulis Arab pegon. Arab pegon tentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok Pesantren Modern Al-Qur an Buaran Pekalongan merupakan salah satu pondok pesantren yang didalamnya diajarkan mata pelajaran penulisan Arab pegon. Arab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai pengajar atau pendidik, guru perlu mengimplementasikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya manusia yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan atau ketertiban yang dibuat oleh suatu negara, organisasi, pendidikan, kelompok atau individu

Lebih terperinci

BAB VI PANDANGAN PIMPINAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KALIMANTAN SELATAN TENTANG MODERNISASI EVALUASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

BAB VI PANDANGAN PIMPINAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KALIMANTAN SELATAN TENTANG MODERNISASI EVALUASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN BAB VI PANDANGAN PIMPINAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KALIMANTAN SELATAN TENTANG MODERNISASI EVALUASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN Salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan adalah evaluasi pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian dapat diartikan sebagai usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang akan diteliti. 1 Metode merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif dengan menggunakan pola pikir: deskriptif-analisisyang mana penulis menggambarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Organisasi adalah sekumpulan orang yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan kata lain organisasi adalah suatu unit sosial yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem BAB I PENDAHULUAN A. Alasan pemilihan judul Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem pengajaran tradisional,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung di segala jenis, bentuk,

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 1 Omar Muhammad At Toumi

BAB I PENDAHULUAN. menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 1 Omar Muhammad At Toumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami dan memecahkan masalah yang timbul dari judul Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. memahami dan memecahkan masalah yang timbul dari judul Implementasi 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode secara terminoligi adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian, cara yang paling tepat dan tepat dalam melakukan sesuatu. 1 Di dalam penelitian laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperjelas arah dan mempermudah pencapaian tujuan penelitian, perlu adanya metode yang harus dilakukan agar hasilnya harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 ranah afektif ini sebagai pondasi bagi siswa dalam menghadapi setiap kejadian ataupun permasalahan ia alami dalam kehidupan sehari-hari. Ranah afektif dapat mengarahkan seseorang untuk dapat berbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak terlahir ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Akan tetapi setiap anak membawa bakat yang diperoleh dari orang tuanya. Bakat merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pola Atau Jenis Penelitian Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan di dunia ini dalam rangka mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode merupakan suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian adalah semua kegiatan pencarian penyelidikan, dan percobaan

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukan hanya alih pengetahuan (transfer of knowledge), pendidikan adalah proses pembentukan watak dan sikap. Sebagai sebuah proses, pendidikan memerlukan kedisiplinan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa Yunani metodos yang terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati atau melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia memerlukan wawasan yang sangat luas, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Munif Chatib yang dikutip oleh Sitiava Rizema Putra menyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, yakni antara pendidik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan(field research),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks karena banyak factor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor antara lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN A. Analisis Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan BAB V PEMBASAHAN Seluruh data telah penulis kumpulkan dari lapangan dan telah penulis paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan yang sesuai dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di MA Islamiyah Senori Tuban dengan alasan bahwa di MA Islamiyah Senori menggunakan kitab Adab Islamiyah sebagai mata pelajaran akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal Sulthon, Ilmu Pendidikan, Cet I, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm, 1.

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal Sulthon, Ilmu Pendidikan, Cet I, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm, 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan juga merupakan segala situasi hidup yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research, yaitu penelitian yang di lakukan secara intensif, terinci dan mendalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi. subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah yang kompleks dan selalu berubah. Karena yang menjadi. subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan juga menjadi tolak ukur kemajuan yang menjadi cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unutk mencapai tujuan pembangunan, yaitu suatu masyarakat yang sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. unutk mencapai tujuan pembangunan, yaitu suatu masyarakat yang sejahtera, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya adalah bagian integral dari sistem pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional diarahkan untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan menjabarkan metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan menjabarkan metode penelitian yang 55 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menjabarkan metode penelitian yang dianggap penting diantaranya: (a) Jenis Penelitian menjelaskan tentang alasan mengapa penelitian model kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai kodrat yang dimiliki oleh manusia, maka pada diri manusia tumbuh suatu kecenderungan untuk selalu menggunakan segala sesuatu dengan daya guna serta hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bagian ini berisi mengenai analisis implementasi pendidikan life

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bagian ini berisi mengenai analisis implementasi pendidikan life BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bagian ini berisi mengenai analisis implementasi pendidikan life skill, faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan life skill di pondok pesantren

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis lakukan tentang evaluasi program pembelajaran kitab kuning di M.A. Banat Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar tidak lepas dari strategi pembelajaran, baik itu dalam pendidikan formal ataupun nonformal. Strategi yang digunakan di setiap lembaga satu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada panti rehabilitasi cacat mental dan sakit jiwa Nurussalam Sayung Demak menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI FIQIH BAB SALAT DI SDN 2 NGROTO KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI FIQIH BAB SALAT DI SDN 2 NGROTO KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI FIQIH BAB SALAT DI SDN 2 NGROTO KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN A. Analisis Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007), hal ), hal Depdiknas, Bunga rampai keberhasilan guru dalam pembelajaran (Jakarta: Depdiknas,

BAB I PENDAHULUAN. 2007), hal ), hal Depdiknas, Bunga rampai keberhasilan guru dalam pembelajaran (Jakarta: Depdiknas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun. Taman kanak kanak bermakna sebagai tempat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara prosedur atau langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengelola data serta menganalisis data dengan menggunakan teknik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kegiatan belajar mengajar ada kegiatan yang dinamakan evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau tulisan lisan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau tulisan lisan dari orang-orang dan perilaku yang 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian yang bersifat penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari 1 BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. 1 Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan yaitu penelitian di lakukan dalam situasi alamiah akan tetapi di dahului oleh semacam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dakwah adalah suatu istilah yang sangat dikenal dalam dunia Islam. Dakwah dan Islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Waktu melakukan penelitian ini selama 7 (Tujuh) bulan dengan rincian sebagai berikut : Waktu Pelaksanaan No. Kegiatan Jan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah, maka penulis mengarahkan penelitian ini pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah, maka penulis mengarahkan penelitian ini pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penulis mengarahkan penelitian ini pada penelitian deskriptif, yang merupakan penelitian non hipotesis. 1 Penelitian ini

Lebih terperinci