LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

dokumen-dokumen yang mirip
Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4.

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif)

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA Golongan I-V

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

Pemisahan dengan Pengendapan

Analisis Anion Disampaikan pada Pertemuan Ke 5 Analisis Senyawa Kimia.

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif)

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO Analisis Kation

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION ANION

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

PEMISAHAN DENGAN CARA PENGENDAPAN. Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat mendeskripsikan cara-cara pemisahan dengan proses pengendapan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Asam + Oksida Basa Garam + air

Analisis Kation Golongan III

6. Larutan natrium karbonat: endapan putih alumunium hidroksida: Al H 2 O Al(OH) 3 + 3H +

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

BAB II ANALISIS KATION DAN ANION

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Aplikasi Pohon Keputusan dalam Penentuan Kation dengan Analisis Kualitatif Inorganik

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

TABEL PERIODIK UNSUR

Antiremed Kelas 11 Kimia

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

ANALISIS KUALITATIF ZAT ANORGANIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( )

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

Tata Nama Senyawa Kimia

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

ANALISIS KIMIA DASAR II BUKU TEKS BAHAN AJAR SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KIMIA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

BAB 1 KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA

Pengendapan. Sophi Damayanti

Tugas Kelompok Kimia Analitik I PERMANGANOMETRI

Kimia Analitik I (M. Situmorang) Halaman i

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Kimia Analitik Kualitatif

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

SOAL DAN PEMBAHASAN TRY OUT 1 KOMPETISI KIMIA NASIONAL 2017

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

KIMIA ANORGANIK TIO DAN POLISULFIDA, SULFIDA DAN HALIDA S. Oleh: 1. Yosephine Liliana I.D.S / Trifena Victoria /

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Titrasi Pengendapan. Titrasi yang hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

KIMIA ELEKTROLISIS

Tata Nama Senyawa & Persamaan Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

Mempunyai titik leleh yang rendah K ( o C, o F)

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Soal ini terdiri dari 25 soal PG (50 poin) dan 6 soal essay (88 poin)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

KIMIA DASAR. Kation Mn 2+ Zn 2+ Ba 2+ Anion yang lain. Anion yang umum. Analisis dan Reaksi Identifikasi Anion 11/11/2013. Pb 2+ Hg.

Reaksi dalam larutan berair

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

Reaksi Oksidasi-Reduksi

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

REAKSI TERHADAP KATION

Transkripsi:

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1

Golongan II Kation-kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Endapan dapat berwarna : Hitam : HgS; PbS; CuS Kuning : CdS; As 2 S 3 ; As 2 S 5, SnS 2 Coklat : BiS 3 ; SnS Jingga : Sb 2 S 3 ; Sb 2 S 5 Kation dari golongan II dipisahkan kedalam dua sub golongan II a (gol. Tembaga) dan IIb (gol. Arsenik) berdasarkan kelarutan endapan dalam bentuk sulfidanya didalam amonium polisulfida. 2

Golongan II a dan II b Sub golongan II a (gol. tembaga), dimana bentuk sulfidanya tidak dapat larut dalam amonium poli sulfida, terdiri dari Hg (II), Pb (II), Bi (III), Cu (II) dan Cd (II). Sub golongan II b (gol. Arsenik), dimana bentuk sulfidanya larut dalam amonim polisulfida, terdiri dari As (III), As (V), Sb (III), Sb (V), Sn (II) dan Sn (IV). 3

Raksa, Hg (II) Penambahan H 2 S, dengan adanya HCl encer, pada sampel mengandung Hg (II) mula-mula akan terbentuk endapan putih merkurium (II) klorosulfida (a), endapan ini akan terurai bila penambahan H 2 S dilanjutkan sehingga terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfida (b). 3 Hg 2+ + 2 Cl - + 2 H 2 S Hg 3 S 2 Cl 2 + 4 H + (a) Hg 3 S 2 Cl 2 + H 2 S 3HgS + 2H + + 2Cl - (b) Endapan HgS, larut dalam natrium sulfida (2 M), dimana ion kompleks disulfomerkurat (II) terbentuk HgS + S 2- (HgS 2 ) 2- Bila kedalam larutan ion komplek ini ditambahkan NH4Cl, endapan hitam HgS kembali terbentuk (HgS 2 ) 2- + NH 4 Cl HgS 4

Raksa, Hg (II) Bila kedalam sampel yang mengandung Hg (II) ditambahkan sedikit NaOH akan terbentuk endapan merah-kecoklatan, dan bila penambahan NaOH dilanjutkan sampai jumlah stoikiometris endapan akan berubah menjadi kuning, terbentuk merkurium (II) oksida Hg 2+ + 2OH - HgO + H 2 O Endapan tidak larut dalam penambahan NaOH berlebih Reaksi ini dapat digunakan untuk membedakan Hg(II) dari Hg(I), dimana pada Hg(I), penambahan NaOH akan memberikan endapan hitam merkurium (I) oksida Hg 2 2+ + 2OH - Hg 2 O + H 2 O 5

Raksa, Hg (II) Penambahan kalium iodida sedikit demi sedikit akan memberikan endapan merah Hg(II) iodida Hg 2+ + 2I - HgI 2 Endapan melarut dalam penambahan KI berlebih, dimana terbentk ion tetraiodomerkurat (II) HgI 2 + 2I - (HgI 4 ) 2-6

Bismut, Bi Penambahan H 2 S terhadap sampel yang mengandung Bi (III) akan memberikan endapan hitam bismut sulfida 2 Bi 3+ + 3H 2 S Bi 2 S 3 + 6H + Endapan tidak larut dalam asam encer dingin dan dalam amonium sulfida. Endapan larut dalam HCl pekat yang mendidih, dimana gas H 2 S dibebaskan Bi 2 S 3 + 6HCl 2Bi 3+ 6Cl - + 3H 2 S Asam nitrat encer panas melarutkan bismut sulfida, dan meninggalkan belerang sebagai endapan putih Bi 2 S 3 + 8H + + 2NO 3-2Bi 3+ + 3S + 2NO + 4H 2 O 7

Bismut, Bi Natrium hidroksida bila ditambahkan kedalam sampel mengandung Bi(III) akan memberikan endapan putih bismut (III) hidroksida Bi 3+ + 3OH - Bi(OH) 3 Endapan hanya sedikit sekali larut dalam reagensia berlebih. Endapan larut dalam asam Bi(OH) 3 + 3H + Bi 3+ + 3H 2 O Bila dididihkan, endapan kehilangan air dan menjadi putih kekuningan Bi(OH) 3 BiO.OH + H 2 O 8

Bismut, Bi Bila terhadap sampel Bi (III) ditambahkan kaliumiodida tetes demi tetes, akan terbentuk endapan hitam BiI 3 Endapan mudah larut dalam reagensia berlebih, dimana akan terbentuk ion tetraiodobismutat berwarna jingga BiI 3 + I - (BiI 4 ) - Bila dilakuka pengenceran, reaksi akan bergeser kekiri dan endapan hitam bismut iodida terbentuk lagi. Bila endapan dipanaskan dengan air, ia akan berubah menjadi jingga, oleh terbentuknya bismutil iodida BiI 3 + H 2 O BiOI + 2H + + 2I - 9

Tembaga (II) Tembaga (II) dengan gas H 2 S akan membentuk endapan hitam tembaga (II) sulfida, CuS Cu 2+ + H 2 S CuS + 2H + Endapan tidak larut dalam H 2 SO 4 encer (1 M) mendidih HNO 3 pkt, panas, melarutkan CuS dan meninggalkan belerang sebagai endapan putih. CuS + 8HNO 3 3Cu 2+ + 6NO 3- + 3S + 2NO + 2H 2 O Bila dididihkan lebih lama, S akan dioksidasikan menjadi H 2 SO 4 dan diperoleh larutan jernih berwarna biru. S + 2HNO 3 2H + + SO 4 2- + 2NO 10

Tembaga (II) NaOH dingin bila ditambahkan kedalam larutan mengandung tembaga (II) akan memberikan endapan biru tembaga (II) hidroksida: Cu 2+ + 2OH - Cu(OH) 2 Endapan tidak larut dalam reagensia berlebih Bila dipanaskan, endapan berubah menjadi tembaga(ii) oksida hitam, karena dehidratasi. Cu(OH) 2 CuO + H 2 O 11

Tembaga (II) Penambahan Kalium iodida akan mengendapkan tembaga(i) iodida, putih tetapi larutan berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod): 2Cu 2+ + 5I - 2CuI + I 3 - Dengan menambahkan natrium tiosulfat berlebih kepada larutan, ion tri-iodida direduksi menjadi ion iodida yang tak berwarna, dan warna putih endapan jelas terlihat. Reduksi dengan tiosulfat menghasilkan ion tetrationat: I 3 - + 2S 2 O 3 2-3I - + S 4 O 6 2- Reaksi ini dipakai dalam analisis kuantitatif untuk penentuan tembaga secara iodometri. 12

Kadmium Dengan gas H 2 S kadmium akan membentukendapan kuning kadmium sulfida Cd 2+ + H 2 S CdS + 2H + Pengendapan tak akan sempurna bila terdapat asam kuat dengan konsentrasi lebih besar dari 0,5 M. Asam pekat melarutkan endapan. 13

Kadmium Bila larutan amonia ditambahkan tetes demi tetes kedalam kadmium akan terbentuk endapan putih kadmium(ii) hidroksida: Cd 2+ + 2NH 3 + 2H 2 O Cd(OH) 2 + 2NH 4 + Endapan melarut dalam asam, dimana kesetimbangan bergeser kekiri. Endapan juga larut dalam reagensia berlebih, dimana terbentuk ion tetraaminakadmium(ii) : Cd(OH) 2 + 4NH 3 (Cd(NH 3 ) 4 ) 2+ + 2OH - Komplek tidak berwarna 14

Kadmium Penambahan NaOH terhadap kadmium akan memberikan endapan putih kadmium(ii) hidroksida Cd 2+ + 2OH - Cd(OH) 2 Endapan tidak larut dalam reagensia berlebih; warna dan komposisinya tidak berubah bila dididihkan. 15

Gol. II B As (III), As (V), Sb (III), Sb (V), Sn (II) dan Sn (IV). 16

Arsenik (III) Untuk mempelajari kation ini dapat digunakan larutan arsenik(iii) oksida, As 2 O 3 0,1 M, atau natrium arsenit, Na 3 AsO 3. As 2 O 3 tidak larut dalam air dingin, tetapi dengan mendidihkan campuran selama 30 menit akan larut dengan sempurna dan tidak akan kembali mengendap ketika larutan didinginkan. Pemberian gas H 2 S kedalam sampel mengandung As(III) akan menghasilkan endapan kuning arsenik(iii) sulfida 2As 3+ + 3H 2 S As 2 S 3 + 6H + Larutan harus bersifat sangat asam, kalau kurang asam hanya akan terbentuk larutan berwarna kuning karena terbentuknya koloid As 2 O 3 17

As(III) Endapan As 2 S 3, tidak larut dalam HCl pekat, tetapi larut dalam HNO 3 pekat, panas. 3As 2 S 3 + 26HNO 3 + 8H 2 O 6AsO 4 3- + 9SO 4 2- + 26NO Endapan juga larut dengan mudah dalam larutan hidroksida alkali dan amonia, dimana terbentuk ion tioarsenit As 2 S 3 + 6OH - AsO 3 3- + AsS 3 3- + 3H 2 O 18

As(III) Dengan penambahan perak nitrat, dalam larutan netral, arsenik(iii) membentuk endapan kuning perak arsenit. AsO 3 3- + 3Ag + Ag 3 AsO 3 Endapan larut baik dalam asam nitrat (a), maupun amonia (b) Ag 3 AsO 3 + 3H + H 3 AsO 3 + 3Ag + (a) Ag 3 AsO 3 + 6NH 3 3(Ag(NH 3 ) 2 ) + + AsO 3 3- (b) 19

As(III) Uji Bettendorff: Beberapa tetes larutan arsenit ditambahkan pada 2 ml HCl pekat dan 0,5 ml larutan timah(ii) klorida jenuh, dan larutan dipanaskan perlahan-lahan; larutan menjadi coklat tua dan akhirnya hitam, disebabkan oleh terpisahnya unsur arsenik: 2As 3+ + 3Sn 2+ 2As + 3Sn 4+ 20

As(V) Dengan larutan perak nitrat, As(V) akan memberikan endapan merah-kecoklatan, perak arsenat Ag 3 AsO 4 AsO 3-4 + 3Ag + Ag 3 AsO 4 Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia, tetapi tidak larut dalam asam asetat. Bila larutan amonium molibdat dan asam nitrat ditambahkan dengan sangat berlebihan kepada suatu larutan arsenat, akan diperoleh endapan kristalin berwarna kuning dari amonium arsenomolibdat, (NH 4 ) 3 AsMo 12 O 40 ketika campuran tersebut dididihkan. AsO 3-4 + 12MoO 2-4 + 3NH 4+ + 24H + (NH 4 ) 3 AsMo 12 O 40 + 12H 2 O 21

Stibium(III) Dengan gas H 2 S stibium(iii) akan menghasilkan endapan merah jingga stibium trisulfida, Sb 2 S 3 2Sb 3+ + 3H 2 S Sb 2 S 3 + 6H + Endapan larut dalam asam klorida pekat panas 2Sb 3+ - 2 S 3 + 6HCl 2Sb + 6Cl + 3H 2 S Dengan NaOH atau amonia, Sb(III) memberikan endapan putih stibium(iii) oksida terhidrasi Sb 2 O 3 xh 2 O 2Sb 3+ + 6OH - Sb 2 O 3 + 3H 2 O Endapan larut dalam basa alkali yang pekat, membentuk antimonit: Sb 2 O 3 + 2OH - 2SbO 2- + H 2 O 22

Stibium(V) Dengan H 2 S Sb(V) akan membentuk endapan stibium pentasulfida yang berwarna merah-jingga, dalam larutan yang sedang asamnya. 2Sb 5+ + 5H 2 S Sb 2 S 5 + 10H + Endapan larut dalam amonium sulfida Sb 2 S 5 + 3S 2-2SbS 4 3- Endapan juga larut dalam hidroksida alkali membentuk tioantimonat: Sb 2 S 5 + 6OH - SbSO 3 3- + SbS 4 3- + 3H 2 O Juga larut dalam HCl pekat dengan pembentukan stibium triklorida dan pemisahan belerang. Sb 2 S 5 + 6H + 2Sb 3+ + 2S + 3H 2 S 23

Stibium(V) Dengan penambahan larutan kalium iodida, dalam larutan yang bersifat asam, iod akan memisah (Sb 5+ tereduksi menjadi Sb 3+ ) Sb 5+ + 2I - Sb 3+ + I 2 Jika ion Sb5+ terdapat berlebihan, kristal-kristal iod memisah dan mengapung di atas permukaan larutan. Bila dipanaskan akan muncul uap lembayung iod yang khas. Jika reagensia ditambahkan secara berlebih, terbentuk ion-ion tri-iodida coklat : Sb 5+ + 9I - (SbI 6 ) 3- + I 3-24

Stibium Uji kering (pipa tiup): Bila senyawa stibium dipanaskan dengan natrium karbonat di atas arang, akan diperoleh sebutir manik logam yang getas, dan dikelilingi oleh kerak berwarna putih. 25

Timah (II) Dengan larutan NaOH timah(ii) akan memberikan endapan putih timah(ii) hidroksida: Sn 2+ + 2OH - Sn(OH) 2 Endapan larut dalam alkali berlebih Sn(OH) - 2-2 + 2OH (Sn(OH) 4 ) Dengan penambahan amonia, Sn(II) juga sama memberikan endapan putih Sn(OH) 2, namun endapan ini tidak larut dalam amonia berlebih. 26

Timah (II) Dengan larutan merkurium(ii) klorida, akan terbentuk endapan putih merkurium(i) klorida (kalomel), bila sejumlah besar reagen ditambahkan secara cepat. Sn 2+ + HgCl 2 Hg 2 Cl 2 + Sn 4+ + 2Cl - Tetapi jika ion Sn(II) terdapat secara berlebih, endapan berubah jadi abu-abu, terutama bila dipanaskan, karena Hg 2 Cl 2 tereduksi lebih lanjut menjadi logam merkurium Sn 2+ + Hg 2 Cl 2 2Hg + Sn 4+ + 2Cl - 27

Timah (IV) Dengan larutan NaOH akan menghasilkan endapan putih seperti gelatin timah(iv) hidroksida, Sn(OH) 4 Sn 4+ + 4OH - Sn(OH) 4 Endapan larut dalam reagensia berlebih, membentuk heksahidroksostanat (IV) Sn(OH) 4 + 2OH - (Sn(OH) 6 ) 2- Dengan amonia dan dengan larutan natrium karbonat, diperoleh endapan yang serupa, tetapi tidak larut dalam reagensia berlebih. 28

Timah(IV) Dengan penambahan larutan merkurium(ii) klorida tidak terbentuk endapan. Hal ini membedakan antara timah(ii) dengan timah(iv). Logam besi: mereduksi Sn(IV) menjadi Sn(II). Bila potongan besi dimasukan kedalam larutan mengandung Sn(IV), setelah besi kembali dipisahkan pada alarutan akan terdeteksi keberadaan ion Sn(II), yang bisa dideteksi dengan larutan merkurium(ii) klorida. 29

LOGO 30

Golongan ketiga Besi (II) dan (III), Alumunium, Kromium (III) dan (VI), nikel, kobalt, Mangan (II) dan (VII) serta Zink 31

Besi (II) Penambahan NaOH kedalam larutan mengandung besi(ii) akan memberikan endapan putih besi(ii) hidroksida (bila tidak ada udara sama sekali) Fe 2+ + 2OH - Fe(OH) 2 Endapan tidak larut dalam reagensia berlebih, tapi larut dalam asam. Bila terkena udara, Fe(OH) 2 dengan cepat dioksidasikan dan menghasilkan besi(iii) hidroksida berwarna coklat kemerahan. 4Fe(OH) 2 + 2H 2 O + O 2 4Fe(OH) 3 32

Besi (II) Pada kondisi biasa, Fe(OH) 2 nampak sebagai endapan hijau kotor, dengan penambahan hidrogen peroksida akan dioksidasikan menjadi besi (III) hidroksida 2Fe(OH) 2 + H 2 O 2 2Fe(OH) 3 Dengan larutan amonium sulfida akan terbentuk endapan hitam besi (II) sulfida, FeS. Fe 2+ + S 2- FeS Endapan larut dengan mudah dalam asam, dengan melepas H2S. FeS + 2H + Fe 2+ + H 2 S 33

Besi (II) Endapan FeS yang basah akan menjadi coklat setelah terkena udara, karena teroksidasi menjadi besi (III) sulfat basa, Fe 2 O(SO 4 ) 2 4FeS + 9O 2 2Fe 2 O(SO 4 ) 2 Dengan larutan kalium sianida akan terbentuk endapan coklat kekuningan, besi (II) sianida. Fe 2+ + 2CN - Fe(CN) 2 Endapan larut dalam reagensia berlebih, dimana diperoleh larutan kuning muda dari ion heksasianoferat (II) atau ferosianida (Fe(CN) 6 ) 4- Fe(CN) 2 + 4CN - (Fe(CN) 6 ) 4-34

Besi (III) Untuk mempelajari kation ini dapat digunakan larutan FeCl 3.6H 2 O 0,5 M. Larutan harus berwarna kuning jernih. Jika larutan berubah menjadi coklat karena hidrolisis, harus ditambahkan beberapa tetes HCl. Dengan larutan amonia, Fe(III) akan memberikan endapan coklat merah seperti gelatin yang tidak larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut dalam asam. Fe 3+ + 3NH 3 + 3H 2 O Fe(OH) 3 + 3NH 4 + 35