TABEL PERIODIK UNSUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TABEL PERIODIK UNSUR"

Transkripsi

1 TABEL PERIODIK UNSUR

2 PERCOBAAN I ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KATION GOLONGAN I A. Latar Belakang Masalah Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. B. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu melakukan metode analisis kation C. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan I 2. Mahasiswa dapat mengetahui kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan I 3. Mahasiswa mengetahui pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan I D. Uraian Materi Kation Golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini antara lain: (1) Timbel, Pb 2+. Timbel 2

3 merupakan logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan rapatan yang tinggi (11,48 g/ml pada suhu kamar); (2) Merkurium (I), Hg +. Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada 25 C. Merkurium tidak dipengaruhi asam klorida atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asam nitrat; (3) Perak, Ag +. Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatannya tinggi (10,5 g/ml) dan ia melebur pada 960,5 C. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Kation Golongan I, membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Namun, timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golongan kedua. Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfatsulfat, timbel sulfat praktis tidak larut, sedang perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbel halida tidak sempurna, dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas. Sulfida tidak larut. Asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat dapat mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau reagensia berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia. 3

4 Tabulasi Kation Golongan I Sumber: 4

5 E. Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur 100 ml, gelas beaker 50 ml. Bahan yang digunakan adalah Ag +, Hg 2+, Pb 2+, HCl, amonia, NaOH, KI, K 2 CrO 4, H 2 SO 4 2 M, alkohol F. Prosedur Kerja a. Analisis terhadap ion Ag + 1. Larutan sampel + asam klorida P endapan putih (mudah larut dalam amonium hidroksida 6 N, tidak larut dalam asam nitrat P). 2. Larutan sampel + 1 tetes amonia endapan putih yang cepat berubah menjadi coklat. 3. Larutan sampel + NaOH 6 N dan sedikit formaldehida LP, hangatkan cermin logam perak pada dinding tabung. 4. Larutan sampel + larutan kalium kromat P endapan merah (larut dalam asam nitrat P) 5. Larutan sampel + larutan KI endapan kuning (praktis tidak larut dalam amonia, larut dalam natrium thiosulfat). b. Analisis terhadap ion Hg + 1. Larutan sampel + larutan NaOH 1 N endapan hitam 2. Larutan sampel + asam klorida P endapan putih, amonium hidroksida 6 N menjadi hitam. 3. Larutan sampel + larutan KIP endapan kuning, diamkan menjadi hijau. 4. Larutan sampel + larutan natrium karbonat endapan kuning yang kemudian berubah menjadi abu-abu. 5. Larutan sampel + larutan kalium kromat netral, panaskan endapan merah. 5

6 c. Analisis terhadap ion Pb Larutan sampel + H 2 SO 4 2 M dan alkohol setetes akan terbentuk endapan putih (PbSO 4 ). 2. Larutan sampel + KI 0,5 N 2 tetes terbentuk endapan kuning PbI 2 yang larut dalam air panas dan bila didinginkan akan terbentuk kristal kuning emas. G. Soal 1. Jelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan I! 2. Kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan I? Sebutkan dan jelaskan! 3. Pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan I? serta tuliskan dan jelaskan hasil reaksinya! H. Pustaka Vogel, A.I The Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th Ed. Longman. 6

7 FORMAT LAPORAN JURNAL I. TUJUAN Tuliskan tujuan praktikum yang akan dikerjakan secara jelas dan singkat (sebutkan senyawa yang akan diuji) II. PRINSIP Tuliskan prinsip dasar dari proses yang akan dikerjakan III. PROSEDUR Tuliskan dalam bentuk diagram alir IV. DATA PENGAMATAN No. Larutan Hasil Prediksi Pereaksi Kesimpulan pereaksi reaksi sampel spesifik 7

8 PERCOBAAN II ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KATION GOLONGAN II A. Latar Belakang Masalah Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. B. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu melakukan metode analisis kation C. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan II. 2. Mahasiswa dapat mengetahui kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan II. 3. Mahasiswa mengetahui pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan II. D. Uraian Materi Kation Golongan II dibagi menjadi dua sub-golongan yaitu subgolongan tembaga (IIa) dan sub-golongan arsenik (IIb). Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam amonium 8

9 polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga tidak larut dalam reagensia ini, sulfida dari sub-grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Sub-golongan tembaga terdiri dari: (1) Merkurium (II), Hg 2+. Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada 25 C. Merkurium tidak dipengaruhi asam klorida atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asam nitrat; (2) Timbel (II), Pb 2+. Timbel merupakan logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan rapatan yang tinggi (11,48 g/ml pada suhu kamar); (3) Bismut (III), Bi 3+. Bismut adalah logam putih kemerahan, kristalin, dan getas. Titik leburnya 271,5 C. Bismut tidak larut dalam asam klorida disebabkan oleh potensial standarnya (0,2 V), tetapi melarut dalam asam pengoksid seperti asam nitrat pekat, air raja atau asam sulfat pekat panas; (4) Tembaga (II), Cu 2+. Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 1038 C. Karena potensial elektroda standar positifnya (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu 2+ ), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit; (5) Kadmium (II), Cd 2+. Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 321 C. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen. Sub-golongan arsenik terdiri dari: (1) Arsenik (III), As 3+ ; Arsenik (V), As 5+. Arsenik merupakan zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas dan memiliki kilap logam. Jika dipanaskan, arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih yang khas; (2) Stibium (III), Sb 3+ ; Stibium (V), Sb 5+. Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap, dan melebur pada 630 C. Stibium tak larut dalam asam klorida dan dalam asam sulfat encer; (3) Timah (II), Sn 2+ ; Timah (IV), Sn 4+. Timah adalah logam putih perak, yang dapat ditempa dan liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah berubah menjadi getas karena berubah menjadi suatu modifikasi alotropi yang berlainan. 9

10 Timah meleleh pada 231,8 C. Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter: oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan basa. Jadi, arsenik (III) oksida dapat dilarutkan dalam asam klorida (6 M), dan terbentuk kation arsenik (III). Kation Golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Meskipun bagian terbesar ion timbel (II) diendapkan dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dari Golongan I, pengendapan ini agak kurang sempurna, disebabkan oleh kelarutan timbel (II) klorida yang relatif tinggi. Maka dalam pengerjaan analisis sistematik, ion-ion timbel masih akan tetap ada, ketika bertugas mengendapkan golongan kation kedua. Reaksi Golongan II menghasilkan endapan-endapan dengan berbagai warna: merkurium (II) sulfida, HgS (hitam); timbel (II) sulfida, PbS (hitam); tembaga (II) sulfida, CuS (hitam); kadmium sulfida, CdS (kuning); bismut (III) sulfida, Bi 2 S 3 (coklat); arsenik (III) sulfida, As 2 S 3 (kuning); arsenik (V) sulfida (kuning); stibium (III) sulfida, Sb 2 S 3 (jingga); stibium (V) sulfida, Sb 2 S 5 (jingga); timah (II) sulfida, SnS (coklat); dan timah (IV) sulfida, SnS 2 (kuning). 10

11 Tabulasi Kation Golongan II A Sumber: 11

12 Tabulasi Kation Golongan II B Sumber: 12

13 E. Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur 100 ml, gelas beaker 50 ml. Bahan yang digunakan adalah Hg 2+, Cu 2+, Pb 2+, Bi 3+, Cd 2+, As 3+, Sb 3+, HCl, amonia, NaOH, KI, K 2 CrO 4, kalium ferrosianida, NH 4 -Ac, H 2 O 2 3%, NH 4 OH 6 M, pereaksi benzidin asetat, pereaksi cinchonin-no 3, kertas rhodamin, KCl, Na-asetat, Na 2 S 2 O 2. F. Prosedur Kerja a. Analisis terhadap ion Hg Larutan sampel + larutan NaOH 1 N endapan kuning. 2. Larutan netral sampel + larutan KIP endapan merah tua (sangat mudah larut dalam pereaksi berlebih). 3. Larutan sampel + larutan natrium karbonat endapan coklat merah, didihkan menjadi kuning. 4. Kedalam larutan sampel dicelupkan logam Cu atau Fe endapan abu-abu. 5. Larutan sampel + larutan kalium kromat netral endapan kuning, panaskan menjadi merah. b. Analisis terhadap ion Cu Larutan sampel diasamkan dengan HCl P lapisan tipis merah logam tembaga pada permukaan logam besi yang mengkilap. 2. Larutan sampel + larutan NaOH endapan biru, panaskan menjadi merah bata. 3. Larutan sampel + sedikit amonia endapan hijau, + amonia berlebih larut dan larutannya berwarna biru intensif. 4. Larutan sampel + larutan kalium ferrosianida endapan merah coklat (larut dalam amonia dan larutannya berwarna biru). 5. Larutan sampel + larutan KI endapan putih dan larutannya agak kuning. 13

14 c. Analisis terhadap ion Pb Sampel larutan + 1 ml NH 4 -Ac + 2 tetes larutan K 2 CrO 4 terbentuk endapan kuning. 2. Sampel larutan + 1 ml H 2 O 2 3% + 1 ml NH 4 OH 6 M kemudian sentrifus. Filtrat ditambahkan pereaksi benzidin asetat terbentuk warna biru. d. Analisis terhadap ion Bi Sampel larutan ditambahkan 1 ml pereaksi cinchonin-no 3 1 tetes dan KI 1 tetes terbentuk endapan jingga. 2. Celupkan kawat tembaga pada larutan, tunggu beberapa menit akan terbentuk amalgam yang tahan pemanasan. 3. Teteskan sampel larutan pada kertas rhodamin akan terbentuk noda jingga. e. Analisis terhadap ion Cd Sampel larutan tambahkan air-h 2 S akan terbentuk endapan kuning. 2. Larutan sampel + larutan KCl akan terjadi endapan putih. Bila ditambahkan pereaksi berlebih akan larut kembali kemudian bila ditambahkan air-h 2 S akan terbentuk endapan berwarna kuning. f. Analisis terhadap ion As Sampel larutan + pereaksi Gutzeit (bubuk Al dan 10 tetes KOH 6 M). Pada mulut tabung masukkan kapas yang dibasahi dengan Pb asetat kemudian tutup dengan kertas yang dibasahi dengan HgCl2 atau larutan AgNO 3 maka akan terbentuk noda jingga coklat atau hitam. 2. Sampel larutan + H 2 O 2 1 tetes kemudian panaskan. Tambahkan HNO 3 2 M 1 tetes dan NH 4 -Molibdat akan terjadi endapan putih. 14

15 g. Analisis terhadap ion Sb Sampel larutan + pereaksi rhodamin + hablur KNO 2 akan terbentuk warna merah ungu. 2. Sampel larutan + Na-asetat + Na 2 S 2 O 2 kemudian panaskan maka akan terjadi warna merah. G. Soal 1. Jelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan II! 2. Kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan II? Sebutkan dan jelaskan! 3. Pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan II? serta tuliskan dan jelaskan hasil reaksinya! H. Pustaka Vogel, A.I The Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th Ed. Longman. 15

16 FORMAT LAPORAN JURNAL I. TUJUAN Tuliskan tujuan praktikum yang akan dikerjakan secara jelas dan singkat (sebutkan senyawa yang akan diuji) II. PRINSIP Tuliskan prinsip dasar dari proses yang akan dikerjakan III. PROSEDUR Tuliskan dalam bentuk diagram alir IV. DATA PENGAMATAN No. Larutan Hasil Prediksi Pereaksi Kesimpulan pereaksi reaksi sampel spesifik 16

17 PERCOBAAN III ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KATION GOLONGAN III A. Latar Belakang Masalah Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. B. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu melakukan metode analisis kation C. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan III. 2. Mahasiswa dapat mengetahui kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan III. 3. Mahasiswa mengetahui pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan III. D. Uraian Materi Kation Golongan III dibagi menjadi sub-golongan besi (IIIA) dan sub-golongan zink (IIIB). Sub-golongan besi terdiri dari: (1) Besi (II), Fe 2+ ; Besi (III), Fe 3+. Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, 17

18 yang kukuh dan liat, serta melebur pada suhu 1535 C. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer dapat melarutkan besi; (2) Aluminium, Al 3+. Aluminium merupakan logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Aluminium melebur pada 659 C; (3) Kromium (III), Cr 3+. Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan dapat ditempa dengan berarti. Kromiun melebur pada 1765 C. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Sedangkan sub-golongan zink terdiri dari: (1) Nikel (II), Ni 2+. Nikel merupakan logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455 C, dan bersifat sedikit magnetis; (2) Kobalt (II), Co 2+. Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetis. Kobalt melebur pada suhu 1490 C; (3) Mangan (II), Mn 2+. Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa besi-tulang. Mangan melebur pada suhu kira-kira 1250 C; (4) Zink, Zn 2+. Zink merupakan logam yang putih-kebiruan. Logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada suhu C. Zink melebur pada 410 C dan mendidih pada 906 C. Kation Golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi, aluminium, dan kromium (sering disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida, sedang logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Reaksi Kation Golongan III menghasilkan endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida (hitam), aluminium hidroksida 18

19 (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih). Tabulasi Kation Golongan III A 19

20 Tabulasi Kation Golongan III B Sumber: Sumber: 20

21 E. Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur 100 ml, gelas beaker 50 ml. Bahan yang digunakan adalah Al 3+, Fe 3+, Zn 2+, Co 2+, Ni 2+, Cr 3+, Mn 3+, HCl, amonia, NaOH, KI, K 2 CrO 4, K 4 Fe(CN) 6, KNO 2, nitroso β naftol, NH 4 OH, dimetil glioksim, asam asetat, Pb asetat, H 2 O 2 3%, metil isobutil keton, HNO 3, sebutir Na-bismutat, pereaksi benzidin. F. Prosedur Kerja a. Analisis terhadap ion Al Larutan sampel + larutan amonia endapan koloidal. 2. Larutan sampel + larutan natrium karbonat endapan putih (larut dalam pereaksi berlebih). 3. Larutan sampel + larutan natrium fosfat endapan putih koloidal. 4. Larutan sampel + larutan KOH endapan putih (larut dalam pereaksi KOH berlebih). 5. Larutan sampel didalam drupelplat + larutan NaOH hingga timbul endapan putih, + pereaksi alizarin-s warna ungu, + asam asetat sampai warna ungu tepat hilang + 1 tetes asam asetat endapan merah. b. Analisis terhadap ion Fe Larutan sampel + larutan NaOH endapan coklat (larut dalam asam) 2. Larutan sampel + larutan kalium ferrosianida endapan biru. 3. Larutan sampel + larutan kalium asetat coklat, panaskan endapan. 4. Larutan sampel + larutan natrium fosfat endapan putih kekuningan (tidak larut dalam asam asetat). 5. Larutan sampel + KSCN warna merah bata. 21

22 c. Analisis terhadap ion Zn Sampel larutan + gas H 2 S endapan putih. 2. Sampel larutan + K 4 Fe(CN) 6 endapan putih yang tidak larut dengan HCl 6 M. d. Analisis terhadap ion Co Sampel larutan + larutan KNO 2 6 M, panaskan endapan kuning. 2. Sampel larutan + tiosianat warna biru. 3. Sampel larutan diteteskan pada kertas saring + nitroso β naftol dalam spiritus 40% akan terbentuk warna merah. e. Analisis terhadap ion Ni Sampel larutan ditambahkan sedikit demi sedikit NH 4 OH + dimetil glioksim warna merah. f. Analisis terhadap ion Cr Sampel larutan + asam asetat 6 M + Pb asetat endapan kuning. 2. Sampel larutan + difenil karbazon dalam CHCl warna ungu. 3. Sampel larutan + H 2 O 2 3% 2 tetes + metil isobutil keton warna biru pada lapisan organik. g. Analisis terhadap ion Mn Sampel larutan + HNO 3 6 M 1 ml + sebutir Na-bismutat warna ungu. 2. Teteskan sampel larutan pada kertas saring yang telah dibasahi dengan pereaksi benzidin asetat noda biru. 3. Uapkan sampel larutan di cawan porselin sampai kembali terjadi warna hijau. 22

23 G. Soal 1. Jelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan III! 2. Kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan III? Sebutkan dan jelaskan! 3. Pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan III? serta tuliskan dan jelaskan hasil reaksinya! H. Pustaka Vogel, A.I The Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th Ed. Longman. 23

24 FORMAT LAPORAN JURNAL I. TUJUAN Tuliskan tujuan praktikum yang akan dikerjakan secara jelas dan singkat (sebutkan senyawa yang akan diuji) II. PRINSIP Tuliskan prinsip dasar dari proses yang akan dikerjakan III. PROSEDUR Tuliskan dalam bentuk diagram alir IV. DATA PENGAMATAN No. Larutan Hasil Prediksi Pereaksi Kesimpulan pereaksi reaksi sampel spesifik 24

25 PERCOBAAN IV ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KATION GOLONGAN IV A. Latar Belakang Masalah Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. B. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu melakukan metode analisis kation C. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan IV. 2. Mahasiswa dapat mengetahui kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan IV. 3. Mahasiswa mengetahui pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan IV. D. Uraian Materi Kation-kation Golongan IV antara lain: (1) Barium, Ba 2+. Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, 25

26 membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710 C; (2) Strontium, Sr +. Strontium merupakan logam putih perak yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada 771 C. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium; (3) Kalsium, Ca 2+. Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Kalsium melebur pada 845 C. Kation Golongan IV tak bereaksi dengan reagensia Golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tidak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO 3, strontium karbonat SrCO 3, dan kalsium karbonat CaCO 3. Ketiga logam alkali tanah ini menguraikan air dengan laju yang berbeda-beda, dengan membentuk hidroksida dan gas hidrogen. Hidroksidanya merupakan basa kuat, meskipun dengan kelarutan yang berbeda-beda: barium hidroksida adalah yang paling mudah larut, sedangkan kalsium hidroksida yang paling sedikit larut diantara ketiga ini. Klorida dan nitrat dari alkali tanah sangat mudah larut; karbonat, sulfat, fosfat, dan oksalatnya tidak larut. Sulfidanya dapat dibuat hanya dalam keadaan kering; semua sulfida terhidrolisis dalam air, membentuk hidrogen sulfida dan hidroksida. Karena alkali tanah bersifat hampir serupa satu sama lain dalam larutan air, sukarlah bagi kita untuk membedakannya dan terutama untuk memisahkannya. Namun ada perbedaan-perbedaan dalam kelarutan beberapa garam mereka dalam medium bukan-air. Begitulah, 100 g etanol yang bebas-air, melarutkan 12,5 g kalium klorida, 0,91 g strontium klorida, dan hanya 0,012 g barium klorida (semuanya merupakan garam tak-berhidrat). Seratus gram campuran 1:1 dietil eter dan etanol bebasair, melarutkan lebih 40 g kalsium nitrat anhidrat, sedang kelarutan 26

27 strontium dan barium nitrat anhidrat dalam larutan ini boleh diabaikan. Perbedaan-perbedaan ini bisa dipakai untuk pemisahan. Tabulasi Kation Golongan IV Sumber: E. Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur 100 ml, gelas beaker 50 ml. Bahan yang digunakan adalah Ca 2+, Ba 2+, Sr 3+, HCl, amonia, NaOH, KI, K 2 CrO 4, H 2 SO 4, Na 2 CO 3. 27

28 F. Prosedur Kerja a. Analisis terhadap ion Ca Larutan sampel + larutan amonium karbonat endapan amorf, didihkan menghablur. 2. Larutan sampel dibuat alkalis dengan NH 4 OH dan NH 4 Cl, + amonium oksalat endapan (tidak larut dalam asam asetat, larut dalam asam mineral). 3. Larutan sampel yang dibuat sedikit basa + larutan kalium kromat endapan kekuningan (larut dalam asam mineral encer). 4. Larutan sampel + asam sulfat encer endapan putih. b. Analisis terhadap ion Ba Larutan sampel + asam sulfat encer endapan putih (tidak larut dalam asam klorida P dan dalam asam nitrat P). 2. Larutan sampel + larutan kalium kromat endapan kuning (larut dalam asam mineral, tidak larut dalam asam asetat). 3. Larutan sampel + amonium oksalat endapan putih (larut dalam asam asetat) 4. Larutan sampel + larutan natrium karbonat endapan putih (larut dalam asam encer). 5. Larutan sampel menimbulkan warna hijau kekuningan dalam nyala api yang tidak berwarna dan jika dilihat dengan kaca hijau, nyala berwarna biru. c. Analisis terhadap ion Sr 3+ Sampel larutan + H 2 SO 4 encer akan terbentuk endapan putih. Endapan tidak larut dalam amonium sulfat bahkan dengan pendidihan (perbedaan dengan kalsium). Dalam larutan kalsium sulfat jenuh terbentuk endapan putih secara perlahan-lahan dalam keadaan dingin dan akan lebih cepat dengan cara pemanasan (perbedaan dengan barium). 28

29 G. Soal 1. Jelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan IV! 2. Kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan IV? Sebutkan dan jelaskan! 3. Pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan IV? serta tuliskan dan jelaskan hasil reaksinya! H. Pustaka Vogel, A.I The Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th Ed. Longman. 29

30 FORMAT LAPORAN JURNAL I. TUJUAN Tuliskan tujuan praktikum yang akan dikerjakan secara jelas dan singkat (sebutkan senyawa yang akan diuji) II. PRINSIP Tuliskan prinsip dasar dari proses yang akan dikerjakan III. PROSEDUR Tuliskan dalam bentuk diagram alir IV. DATA PENGAMATAN No. Larutan Hasil Prediksi Pereaksi Kesimpulan pereaksi reaksi sampel spesifik 30

31 PERCOBAAN V ANALISIS KUALITATIF SENYAWA KATION GOLONGAN V A. Latar Belakang Masalah Kation adalah ion yang bermuatan positif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. B. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu melakukan metode analisis kation C. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan V. 2. Mahasiswa dapat mengetahui kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan V. 3. Mahasiswa mengetahui pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan V. D. Uraian Materi Kation Golongan V meliputi: (1) Magnesium, Mg 2+. Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat. Magnesium melebur pada 650 C. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan 31

32 mengeluarkan cahaya putih; (2) Natrium, Na +. Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5 C. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena; (3) Kalium, K +. Kalium merupakan logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5 C. Kalium tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru; (4) Amonium, NH + 4. Ion-ion amonium diturunkan dari amonia, NH 3, dan ion hidrogen H +. Ciri-ciri khas ion ini adalah serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali. Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air, dengan membentuk larutan yang tak berwarna. Kation Golongan V merupakan golongan kation terakhir. Golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, dan tidak memiliki reagensia umum. Reaksi-reaksi khusus atau uji-uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi ion-ion ini. Dari kation-kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi-reaksi yang serupa dengan reaksi-reaksi dari kation-kation dalam Golongan IV. Namun, magnesium karbonat dengan adanya garam amonium, larut, maka dalam pengerjaan analisis sistematis (pada mana garam-garam amonium bertambah jumlahnya dengan banyak sekali dalam larutan), magnesium tidak akan mengendap bersama kation Golongan IV. Reaksi ion amonium sangat serupa dengan reaksi-reaksi ion kalium, karena jari-jari ion dari kedua ion ini hampir identik. 32

33 Tabulasi Kation Golongan V Sumber: 33

34 E. Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur 100 ml, gelas beaker 50 ml. Bahan yang digunakan adalah Mg 2+, Na +, K +, HCl, amonia, NaOH, KI, K 2 CrO 4, H 2 SO 4, Na 2 CO 3, Zn uranil asetat, asam perklorat, asam tartrat, larutan natrium kobalt nitrit. F. Prosedur Kerja a. Analisis terhadap ion Mg Larutan sampel + larutan NaOH 1 N endapan putih (mudah larut dalam larutan amonium klorida, tidak larut dalam pereaksi berlebih). 2. Larutan sampel + larutan natrium karbonat endapan putih (larut dalam asam). b. Analisis terhadap ion Na + 1. Larutan sampel menimbulkan warna kuning intensif dalam nyala api yang tidak berwarna. 2. Larutan sampel + Zn uranil asetat kristal berbentuk intan. 3. Larutan sampel diasamkan dengan asam asetat encer dan disaring jika perlu, + Zn uranil asetat endapan hablur kuning. c. Analisis terhadap ion K + 1. Larutan sampel menimbulkan warna ungu dalam nyala api yang tidak berwarna. 2. Larutan sampel + asam perklorat endapan putih. 3. Larutan sampel + asam tartrat endapan putih. 4. Larutan sampel + larutan natrium kobalt nitrit endapan kuning. 34

35 G. Soal 1. Jelaskan ciri-ciri dari Kation Golongan V! 2. Kation apa saja yang termasuk ke dalam Kation Golongan V? Sebutkan dan jelaskan! 3. Pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Kation Golongan V? serta tuliskan dan jelaskan hasil reaksinya! H. Pustaka Vogel, A.I The Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th Ed. Longman. 35

36 FORMAT LAPORAN JURNAL I. TUJUAN Tuliskan tujuan praktikum yang akan dikerjakan secara jelas dan singkat (sebutkan senyawa yang akan diuji) II. PRINSIP Tuliskan prinsip dasar dari proses yang akan dikerjakan III. PROSEDUR Tuliskan dalam bentuk diagram alir IV. DATA PENGAMATAN No. Larutan Hasil Prediksi Pereaksi Kesimpulan pereaksi reaksi sampel spesifik 36

37 PERCOBAAN VI ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ANION A. Latar Belakang Masalah Anion adalah ion yang bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Anion merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis anion yang dikandungnya. B. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu melakukan metode analisis anion C. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri dari anion. 2. Mahasiswa mengetahui pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi anion. D. Uraian Materi Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik metode yang tersedia untuk mendeteksi kation. Akan tetapi anion tetap bisa dipisahkan ke dalam golongan-golongan utama berdasarkan pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam dua kelas antara lain Kelas A, yaitu proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan Kelas B, yaitu proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas A dibagi ke dalam sub-kelas (i) gas-gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan sub-kelas (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Anion yang termasuk ke 37

38 dalam sub-kelas (i) antara lain: karbonat, CO 2-3 ; hidrogen karbonat, HCO - 3 ; sulfit, SO 2-3 ; tiosulfat, S 2 O 2-3 ; sulfida, S 2- ; nitrit, NO - 2, hipoklorit, OCl - ; sianida, CN -, dan sianat, OCN -. Sedangkan anion yang termasuk ke dalam sub-kelas (ii) antara lain: fluorida, F - ; heksafluorosilikat, [SiF 6 ] 2- ; klorida, Cl - ; bromida, Br - ; iodida, I - ; nitrat, NO - 3 ; klorat, ClO - 3 ; perklorat, ClO - 4 ; permanganat, MnO - 4 ; bromat, BrO - 3 ; borat, BO 3-3 ; heksasianoferat (II), [Fe(CN) 6 ] 4- ; heksasianoferat (III), [Fe(CN) 6 ] 3- ; tiosianat, SCN - ; format, HCOO - ; asetat, CH 3 COO - ; oksalat, (COO) 2-2 ; tartrat, C 4 H 4 O 2-6 ; dan sitrat C 6 H 5 O 3-7. Kelas B dibagi ke dalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan sub-kelas (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan. Anion yang termasuk ke dalam sub-kelas (i) antara lain: sulfat, SO 2-4 ; peroksodisulfat, S 2 O 2-8 ; fosfit, HPO 2-3 ; hipofosfit, H 2 PO - 2 ; arsenat, AsO 2-4 ; arsenit, AsO 3-3 ; kromat, CrO 2-4 ; dikromat, Cr 2 O 2-7 ; silikat, SiO 2-3 ; heksafluorosilikat, [SiF 6 ] 2- ; salisilat, C 7 H 5 O - 3 ; suksinat, C 4 H 4 O 2-4 ; dan benzoat, C 7 H 5 O - 2. Sedangkan anion yang termasuk ke dalam sub-kelas (ii) antara lain: permanganat, MnO - 4 ; kromat, CrO 2-4 ; dan dikromat, Cr 2 O 2-7. Pada analisis anion digunakan zat pada kira-kira 0,2 g. beberapa anion akan diuraikan oleh asam menjadi gas-gas yang dapat dikenal. Masukkan zat padat dari garam-garam bersangkutan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan: I. Asam sulfat encer II. Asam sulfat pekat Lakukan dalam keadaan dingin, bila tidak timbul gas dapat dipanaskan. 38

39 I. Dengan asan sulfat encer No Pengamatan Kesimpulan 1. Timbul gas tidak berwarna, tidak berbau, dan mengeruhkan air kapur CO 2 dari karbonat atau bikarbonat (Ca(OH) 2 ) 2. Timbul gas coklat merah dan berbau NO 2 dari nitrit 3. Timbul gas hijau kuning berbau Cl 2 dari hipoklorit rangsang, memerahkan dan kemudian memucatkan kertas lakmus biru 4. Timbul gas berbau, merubah warna SO 2 dari sulfit kertas K 2 Cr 2 O 7 menjadi hijau, melunturkan warna fuhsin 5. Timbul gas tidak berwarna (spt 4) SO 2 dan S dari tiosulfat disamping itu terjadi endapan S 6. Timbul gas tidak berwarna, berbau H 2 S dari sulfida busuk menghitamkan kertas saring yang dibasahi dengan timbal asetat, merubah kertas kadmium asetat menjadi kuning 7. Berbau cuka CH 3 COO dari asetat II. Dengan asam sulfat pekat No Pengamatan Kesimpulan 1. Timbul gas tidak berwarna, berbau HCl dari klorida dan berasap di udara. Jika gelas pengaduk dibasahi dengan NH 4 OH lalu diletakkan pada mulut tabung maka timbul kabut NH 4 Cl. 2. Timbul gas berbau pedas, berwarna merah membentuk kabut HBr dan Br 2 dari bromida 39

40 diudara. Jika diberi MnO 2 timbul gas berwarna merah berbau brom 3. Timbul uap ungu disertai dengan uap asam (SO 2 dan H 2 S) 4. Timbul gas kadang-kadang berwarna coklat dari gas NO 2. Jika direaksikan dengan logam Cu dalam larutan akan berwarna biru 5. Timbul gas kuning dalam keadaan dingin, berbau, mudah meletus 6. Timbul gas tidak berwarna, jika dibakar nyala berwarna biru 7. Timbul gas tidak berwarna, mengeruhkan air kapur, jika dibakar nyala biru HI dan I 2 dari iodida HNO 3 dan NO 2 dari nitrat CIO 3 dari klorat CO dari format CO dan CO 2 dari oksalat E. Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu ukur 100 ml, gelas beaker 50 ml. Bahan yang digunakan adalah Cl -, Br -, I -, NO 2-, CO 2-3, BO 2-3, NO - 3, CNS -, [Fe(CN) -3 6 ], [Fe(CN) -3 6 ], larutan perak nitrat, amonium hidroksida, NaOH, KI, Kloroform, H 2 SO 4, CH 3 COOH, Na 2 CO 3, HCl, timbal asetat, F. Prosedur Kerja a. Analisis terhadap ion Cl - 1. Larutan sampel + larutan perak nitrat endapan putih (tidak larut dalam asam nitrat P, larut dalam amonium hidroksida 6 N sedikit berlebih). 2. Larutan sampel + larutan timbal asetat endapan putih. 40

41 b. Analisis terhadap ion Br - 1. Larutan sampel + larutan perak nitrat endapan putih kekuningan yang tidak larut dalam asam nitrat P dan sedikit larut dalam amonium hidroksida 6 N. 2. Larutan sampel + asam sulfat P + kloroform perubahan warna pada lapisan kloroform. 3. Larutan sampel + asam sulfat encer tidak timbul gas, panaskan gas coklat kuning. c. Analisis terhadap ion I - 1. Larutan sampel + larutan perak nitrat endapan kuning (tidak larut dalam asam nitrat dan dalam amonium hidroksida 6 N). 2. Larutan sampel + air klor setetes demi setetes larutan kuning hingga merah, kocok dengan kloroform lapisan kloroform menjadi ungu. 3. Larutan sampel + asam sulfat P + kloroform perubahan warna pada lapisan kloroform. d. Analisis terhadap ion NO 2-1. Larutan sampel + asam mineral encer atau asam asetat 6 N asap merah kecoklatan. 2. Larutan sampel diteteskan pada kertas kanji iodida biru. 3. Larutan sampel + larutan KI, asamkan dengan asam sulfat, + kloroform lapisan kloroform berwarna ungu. 2- e. Analisis terhadap ion CO 3 1. Larutan sampel + asam gelembung gas tidak berwarna, alirkan ke dalam larutan kalsium hidroksida LP endapan putih. 2. Larutan sampel + larutan perak nitrat endapan putih, + larutan perak nitrat berlebih kuning. 41

42 3. Larutan dingin sampel + fenolpthalein LP merah, sedangkan pada larutan dingin bikarbonat tidak terjadi perubahan warna atau hanya sedikit berwarna. 2- f. Analisis terhadap ion BO 3 1. Larutan sampel + larutan perak nitrat endapan putih, panaskan endapan hitam. 2. Larutan sampel + asam sulfat P dan metanol P, bakar nyala api bertepi hijau. 3. Larutan sampel + barium nitrat jenuh endapan putih. - g. Analisis terhadap ion NO 3 Tes cincin coklat Beberapa faktor pengganggu yaitu adanya NO - 2 dan CNS, sehingga faktor pengganggu tersebut harus dihilangkan. Caranya yaitu: larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N, tambahkan butir tiourea, panaskan hingga semua gas habis keluar. Ion CNS dihilangkan dengan penambahan AgSO 4 0,1 N, pisahkan dendapan yang terjadi, filtrat dipakai untuk analisis NO - 3. Uapkan larutan ekstrak soda sampai kering, tambahkan serbuk difenilamin, tambahkan lagi H 2 SO 4 pekat 2 tetes akan terbentuk warna biru. h. Analisis terhadap ion CNS - 1. Asamkan larutan ekstrak soda dengan HCl 2 N + larutan Co(NO 2 ) 2 warna biru. 2. Asamkan larutan ekstrak soda dengan HCl 2 N + larutan FeCl 3 warna merah daging. i. Analisis terhadap ion [Fe(CN) -4 6 ] 1. Tambahkan 1 tetes FeCl 3 ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 tetes larutan ekstrak soda endapan biru berlin. 42

43 2. Tambahkan 1 tetes larutan FeSO 4 (garam ferro) ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 tetes larutan ekstrak soda endapan putih. j. Analisis terhadap ion [Fe(CN) -3 6 ] 1. Tambahkan 1 tetes FeCl 3 ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 tetes larutan ekstrak soda endapan coklat. 2. Tambahkan 1 tetes larutan FeSO 4 (garam ferro) ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 tetes larutan ekstrak soda endapan biru trumbel. G. Soal 1. Jelaskan ciri-ciri dari anion! 2. Jelaskan pereaksi apa saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi anion? serta tuliskan dan jelaskan hasil reaksinya! H. Pustaka Vogel, A.I The Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th Ed. Longman. 43

44 FORMAT LAPORAN JURNAL I. TUJUAN Tuliskan tujuan praktikum yang akan dikerjakan secara jelas dan singkat (sebutkan senyawa yang akan diuji) II. PRINSIP Tuliskan prinsip dasar dari proses yang akan dikerjakan III. PROSEDUR Tuliskan dalam bentuk diagram alir IV. DATA PENGAMATAN No. Larutan Hasil Prediksi Pereaksi Kesimpulan pereaksi reaksi sampel spesifik 44

45 PERCOBAAN VII ANALISA VOLUMETRI (Penentuan Kadar Asam Cuka dengan Metode Alkalimetri) A. Latar Belakang Masalah Analisa volumetri adalah suatu analisa kimia kuantitatif untuk menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan mengukur banyaknya volume larutan standar yang dapat bereaksi secara kuantitatif dengan zat yang akan dianalisis. Analisa volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. B. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip metode analisis volumetri. C. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Mahasiswa mampu melakukan metode analisis volumetri 2. Mahasiswa mengetahui penetapan kadar asam cuka dengan metode alkalimetri D. Uraian Materi Reaksi penetralan, atau asidimetri dan alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas, atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa standar (alkalimetri). Berdasarkan reaksi antar zat yang akan ditentukan dengan larutan standar, maka dikenal istilah netralisasi. Titrasi ini menggunakan larutan NaOH sebagai baku standar dan menghasilkan garam natrium asetat yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. 45

46 NaOH (a aq) + CH 3 COOH NaCH 3 COOH (aq) + H 2 O berikut: Garam natrium asetat ini akan dihidrolisa dalam larutan sebagai CH 3 COONa + H 2 O CH 3 COOH + NaOH Indikator dalam titrasi netralisasi adalah indikator yang dipakai pada metode asidi alkalimetri. Indikator ini dinamakann indikator ph, karena akan berubah warna sesuai dengan perubahan ph. Pada analisis volumetri, titrasi asam asetat dengan NaOH umumnya menggunakan indikator fenolftalein, sehingga harus diketahui ph untuk setiap perubahan reaksi. E. Alat & Bahan Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, labu takar, pipet ukur, buret dan perlengkapannya, gelas arloji, gelas beaker, pemanas. Bahan yang digunakan adalah asam oksalat, larutan NaOH 0,1 N, Larutan asam cuka, indikator Fenolftalein (PP), larutan HCl 0,1 N. F. Uraian Bahan 1. Asam Oksalat Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2 C 2 O 4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH.Merupakan asam organik yang relatif kuat, kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk 46

47 endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan. Sifat umum dari asam oksalat adalah dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam air (8% pada 10 o C) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam netral dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam air (5-25 %), sementara itu dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg atau dengan logam berat, mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat secaraa praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat. Nama lain RM Pemerian Kelarutan Kegunaan Penyimpanann : Asam oksalat : (CO 2 H) 2.2H 2 O : Hablur,tidak berwarna. : Larut dalam air dan etanol : Sebagai zat tambahan : Dalam wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1979: hal 651) 2. Natrium Hidroksida Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 100,3% alkali jumlah, dihitung sebagai NaOH, mengandung Na 2 CO 3 tidak lebih dari 3%. Pemerian : Putih atau 47

48 praktis putih, masa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan diudara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol (Depkes,1995). Fungsinya dalam percobaan ini yaitu sebagai larutan standar untuk mentritrasi asam cuka (titran). Sifat fisikanya : memiliki rumus molekul (NaOH), densitas dan fase : 2,100 g/cm³ dalam bentuk cairan, memiliki titik lebur 318 C dan titik didih 1390 C, berupa cairan higroskopis tidak berwarna. Sifat kimia dari NaOH yaitu sangat mudah menyerap gas CO 2, senyawa ini sangat mudah larut dalam air. NaOH merupakan larutan basa kuat, bersifat sangat korosif terhadap jaringan organik, tidak berbau. Nama resmi Nama lain Berat molekul Rumus molekul Pemerian : Natrii hydroxydum : Natrium hidroksida : 40,00 g/mol : NaOH : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap CO 2 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Khasiat : - Kegunaan : Sebagai zat tambahan 3. Asam Asetat Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C 2 H 4 O 2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3 -COOH, CH 3 COOH, 48

49 atau CH 3 CO 2 H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7 C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH 3 COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil ( COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pka=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH 3 COO ). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kirakira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki ph sekitar 2.4. Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga dapat melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia. Nama resmi Nama lain Rumus molekul : ACIDUM ACETICUM GLACIALE : Asam asetat glacial : CH 3 -COOH 49

50 Berat molekull : 60,05 g/mol Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, tajam, jika diencerkan dengan air, rasaa asam Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan gliserol P Penyimpanann : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Zat tambahan (Depkes RI, 1979: hal 42) 4. Asam Klorida Larutan asam klorida atau yang biasa dikenal dengan larutan HCl dalam air, adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya atau B3. Didalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami membantu menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus. Dalam skala industri, HCl biasanya diproduksi dengan konsentrasi 38%. Ketika dikirim ke industri pengguna, HCl dikirim dengan konsentrasi antara 32~34%. Pembatasan konsentrasi HCl ini karena tekanan uapnya yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan kesulitan ketika penyimpanan. Asam klorida di dalam laboratorium biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam sebuah larutan. Pemerian Penyimpanann Stabilitas : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap hilang. Bobot jenis kurang 1,8. : Wadah tertutup rapat. : Bersifat korosif. 50

51 Fungsi Kelarutan : Sebagai campuran dapar. : Dengan basa, alkali karbonat, perak dan garam merkuri dengan garam 5. Fenolftalein Fenolftalein mengandung tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 101.0% C 20 H 14 O 4 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan lemah, tidak berbau, stabil di udara Rumus Molekul : 3,3-Bis(p-hidroksifenil)ftalida atau C 20 H 14 O 4 Bobot Molekul : g/mol Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter. Mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat panas, cairan berwarna merah. Warna larutan hilang dengann penambahan asam berlebih atau dengan larutan alkali hidoksida pekat. (Depkes RI, 1995: hal 662) 51

52 G. Prosedur Kerja a. Standarisasi Larutan NaOH 1. Timbang seksama 100 mg asam oksalat (H 2 C 2 O 4.2H 2 O), kemudian masukkan kedalam erlenmeyer 2. Tambahkan 50 ml aquadest kedalamnya, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH menggunakan indikator fenolftalein. 3. Hitung Normalitas NaOH dengan rumus: Normalitas NaOH = Bobot asam oksalat V NaOH x BM asam oksalat x Valensi b. Penetapan Kadar Asam Cuka dalam cuka perdagangan 1. Ambil 10 ml asam cuka sampel, kemudian masukkan kedalam labu ukur 100 ml dan encerkan hingga 100 ml. 2. Ambil 10 ml larutan yang telah diencerkan dan masukkan kedalam erlenmeyer. Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein. 3. Titrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai terjadi perubahan warna. 4. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. 5. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses titrasi tersebut. Kadar asam cuka dihitung dengan rumus: Kadar asam cuka = V NaOH x N NaOH x BM asam cuka x Faktor Pengenceran ml sampel x 100% G. Soal 1. Mengapa mahasiswa harus melakukan reaksi volumetri? 2. Mengapa asam cuka dalam penetapan kadarnya menggunakan metode alkalimetri? 52

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

LOGO Analisis Kation

LOGO Analisis Kation LOGO Analisis Kation Golongan IV 1 Golongan kation ke empat Barium, Strontium dan Kalsium Reagensia golongan: larutan amonium karbonat 1 M Reagensia memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis: CO 3 +

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I Nama No. Mahasiswa Dosen Pembimbing : : : Oleh : Linus Seta Adi Nugraha 09 0064 Rini Handayani., S.Si., Apt LABORATORIUM KIMIA DASAR AKADEMI FARMASI THERESIANA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION BY : Djadjat Tisnadjaja Golongan ketiga Besi (II) dan (III), Alumunium, Kromium (III) dan (VI), nikel, kobalt, Mangan (II) dan (VII) serta Zink Djadjat Tisnadjaja,

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA A. Rumus Kimia Rumus kimia merupakan kumpulan lambang atom dengan komposisi tertentu. Rumus kimia terdiri dari

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 Golongan II Kation-kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.

Lebih terperinci

Analisis Anion Disampaikan pada Pertemuan Ke 5 Analisis Senyawa Kimia.

Analisis Anion Disampaikan pada Pertemuan Ke 5 Analisis Senyawa Kimia. Analisis Anion Disampaikan pada Pertemuan Ke 5 Analisis Senyawa Kimia siti_marwati@uny.ac.id Klasifikasi Analisis Anion Anion Kelas A: -proses yang melibatkan identifikasi produkproduk yang mudah menguap

Lebih terperinci

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY DASAR-DASAR ANALISIS KIMIA Oleh : Regina Tutik Padmaningrum, M.Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Klasifikasi Analisis Analisis merupakan suatu bidang

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami reaksi identifikasi untuk kation dan anion. 2. Memahami prinsip kisetimbangan senyawa sukar larut. II. DASAR TEORI Dua langkah utama

Lebih terperinci

KIMIA DASAR. Kation Mn 2+ Zn 2+ Ba 2+ Anion yang lain. Anion yang umum. Analisis dan Reaksi Identifikasi Anion 11/11/2013. Pb 2+ Hg.

KIMIA DASAR. Kation Mn 2+ Zn 2+ Ba 2+ Anion yang lain. Anion yang umum. Analisis dan Reaksi Identifikasi Anion 11/11/2013. Pb 2+ Hg. KIMIA DASAR Pb 2+ Hg 2+ 2 Ag + Sb 3+ Sn 2+ Sn 4+ Kation Mn 2+ Zn 2+ Ba 2+ Analisis dan Reaksi Identifikasi Anion Hg 2+ Bi 3+ Cu 2+ Fe 2+ Fe 3+ Al 3+ Sr 2+ Ca 2+ Mg 2+ Cd 2+ Cr 3+ K + As 3+ Co 2+ Na + As

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION ANION

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION ANION LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION ANION 7:53 PM Kimia No comments 1.1 Latar Belakang Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis tersebut, kation mula-mula dipisahkan

Lebih terperinci

Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4.

Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4. Disampaikan pada Mata Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan ke 3 & 4 siti_marwati@uny.ac.id Golongan I - Membentuk endapan jika direaksikan dengan asam klorida encer - Pb 2+, Hg 2 2+, Ag + Tidak bereaksi

Lebih terperinci

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2 SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA K I M I A 1). TEORI ARCHENIUS Asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion H +, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H +. jumlah ion H+ yang

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN Laporan Analisis Anion Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik. 1.2 Prinsip Percobaan

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Analisis Kation Golongan III

Analisis Kation Golongan III Analisis Kation Golongan III A. Tujuan Percobaan Dalam percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat 1. Memisahkan kation kation Mn, Al, Fe, Cr, Ni, Co, Zn sebagai kation golongan III 2. Memisahkan kation kation

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I Nama No. Mahasiswa Dosen Pembimbing : : : Oleh : Linus Seta Adi Nugraha 09 0064 Margareta Retno P., S.Si., Apt LABORATORIUM KIMIA DASAR AKADEMI FARMASI THERESIANA

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II

BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II I. TUJUAN a. Mahasiswa mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation-kation golongan II zat anorganik. b. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponen komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif,

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMA DASAR SEMESTER I Nama No. Mahasiswa Dosen Pembimbing : : : Oleh : Linus Seta Adi Nugraha 09 0064 Retno Sulistyowati., S.Pd LABORATORIUM KIMIA DASAR AKADEMI FARMASI THERESIANA

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif II. III. Prinsip Percobaan Berdasarkan sensitifitas panca indera Teori Dasar Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL TITRASI REDUKSI OKSIDASI TITRASI REDUKSI OKSIDASI DEFINISI analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi reduksi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan kation serta mengidentifikasi jenis

Lebih terperinci

Kimia Analitik Kualitatif

Kimia Analitik Kualitatif Kimia Analitik Kualitatif Kimia Analitik adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari cara-cara untuk mengetahui dan menentukan komponen-komponen dari suatu zat a. Metoda Konvensional Dengan metoda konvensional,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Disusun oleh : 1. Filania S. Kanja (2443013133) 2. Ni Made Uthari (2443013195) 3. Angelina Ajeng (2443013268) 4. Desi Setyowati (2443013288)

Lebih terperinci

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam titrasi redoks Permanganometri Dikromatometri Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

Asam + Oksida Basa Garam + air

Asam + Oksida Basa Garam + air MODUL JENIS - JENIS REAKSI dalam LARUTAN Jenis-Jenis reaksi antara lain : Reaksi Asam dan Basa Reaksi pendesakan logam Reaksi Metatesis ( Dekomposisi ) A. PENGGARAMAN Jenis-jenis Reaksi penggaraman : 1.

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan sifat asam serta basa. 2. Memahami teori

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

Tata Nama Senyawa Kimia

Tata Nama Senyawa Kimia ~CO2 = KARBONDIOKSIDA ~NaCl = NATRIUM KLORIDA ~CH3COOH = CUKA / ASAM ASETAT ~H2SO4 = ASAM SULFAT ~Na2CO3 = NATRIUM KARBONAT ~MgCO3 = MAGNESIUM KARBONAT ~NaOH = NATRIUM KARBONAT ~(NH4)2SO4 = AMONIUM SULFAT

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif)

KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif) KIMIA DASAR (Analisis Kualitatif) Uji Pendahuluan Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. Golongan I Kation golongan I (Pb 2, Hg, Ag ) membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan tersebut semuanya berwarna putih.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

6. Larutan natrium karbonat: endapan putih alumunium hidroksida: Al H 2 O Al(OH) 3 + 3H +

6. Larutan natrium karbonat: endapan putih alumunium hidroksida: Al H 2 O Al(OH) 3 + 3H + IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III A ( Al 3+, Cr 3+, Mn 2+, Fe 2+, Fe 3+, Co 2+, Ni 2+, Zn 2+ ) Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna: besi(ii) sulfida (hitam), aluminium hidroksida (putih),

Lebih terperinci

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pengendapan. Sophi Damayanti Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Kimia

Antiremed Kelas 11 Kimia Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Latihan Soal Doc. Name: AR11KIM0699 Doc. Version : 2012-07 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium oksida

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK Golongan / Kelompok : U / D Maria Yosevine K / 2443013033 Chia EstiPhany / 2443013139 SitiHafidatul M / 2443013182 Nori Diva Tanisa

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

Teori Asam. Pengertian

Teori Asam. Pengertian Teori Asam Pengertian Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan ph lebih kecil dari 7. Dalam definisi

Lebih terperinci

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang

Lebih terperinci

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik PERMANGANOMETRI A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik B. TUJUAN Menentukan normalitas KMnO 4 sesungguhnya. C. DASAR TEORI Permanganometri merupakan

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

Sumber:

Sumber: Sifat fisik dan kimia bahan 1. NaOH NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

TATA NAMA SENYAWA DAN PER- SAMAAN REAKSI

TATA NAMA SENYAWA DAN PER- SAMAAN REAKSI TATA NAMA SENYAWA DAN PER- SAMAAN REAKSI A. RUMUS KIMIA B. TATA NAMA SENYAWA ANRGANIK C. PERSAMAAN REAKSI Materi tersusun oleh atom-atom, misalnya tembaga, jika tembaga kita potong menjadi dua bagian masing-masing

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA Golongan I-V

SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA Golongan I-V SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA Golongan I-V Endapan Saringan Gol. I Gol II-V HCl, H2S Endapan saringan Gol II Gol. III-IV NH4OH, NH4Cl, H2S Endapan Saringan Sulfida Gol. IV-V Gol. III

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Kereaktifan Logam alkali dan alkali tanah luar biasa besar. Dalam satu golongan,

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini KIMIA ANALITIK; Analisis Kualitatif dan Pemisahan Kimia, oleh Ni Putu Sri Ayuni; Ni Wayan Yuningrat Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci