VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 2008

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SELULOSA ASETAT DARI NATA DE COCO SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN ULTRAFILTRASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas

SINTESIS DAN UJI KEMAMPUAN MEMBRAN MIKROFILTRASI SELULOSA ASETAT DARI NATA DE COCO UNTUK PENYISIHAN KEKERUHAN PADA AIR ARTIFISIAL

Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum HASIL FERMENTASI DAGING KULIT BUAH SEMANGKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencirian Membran

PEMURNIAN ETANOL SECARA MIKROFILTRASI MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA ESTER

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

4 Hasil dan Pembahasan

Pengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

4 Hasil dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

PENGGUNAAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN PERMEABILITAS (FLUKS) DAN PERMSELEKTIVITAS (KOEFISIEN REJEKSI) MEMBRAN SELULOSA ASETAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI MAHKOTA BUAH NANAS (Ananas Comocus) SEBAGAI FILTER DALAM TAHAPAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SARUNG TENUN SAMARINDA

4 Hasil dan Pembahasan

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Variasi Komposisi Pelarut Terhadap Kinerja dan Sifat Fisikokimia Membran Selulosa Asetat ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTER MEMBRAN SELULOSA ASETAT AKIBAT PENAMBAHAN ZAT ADITIF MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tahap 1. Analisis sifat fisika dan komposisi kimiawi selulosa pulp kayu sengon (Paraserianthes falcataria)

4 Hasil dan Pembahasan

Pemanfaatan Selulosa Asetat Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Pembuatan Membran Untuk Desalinasi

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium

KEMAMPUAN MEMBRAN HIBRID NILON 6,6-KAOLIN UNTUK MENGURANGI INTENSITAS WARNA AIR GAMBUT

3 Metodologi Percobaan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Perbandingan Selulosa dan Asam Asetat Glasial serta Jenis Pelarut pada Pembuatan Membran Selulosa Asetat dari Limbah Kertas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI AIR KELAPA UNTUK APLIKASI BATERAI ION LITHIUM

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36 A, No. 1, 2004,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu

PENGARUH PVA TERHADAP MORFOLOGI DAN KINERJA MEMBRAN KITOSAN DALAM PEMISAHAN PEWARNA RHODAMIN-B

Karakterisiasi Kinerja Dari Beberapa Membran Datar

SIDANG SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Molekul, Vol. 8. No. 1. Mei, 2013: PEMANFAATAN MEMBRAN NATA DE COCO SEBAGAI MEDIA FILTRASI UNTUK REKOVERI MINYAK JELANTAH

Variasi Konsentrasi Larutan Dan ph Larutan Sodium Dodesil Sulfat Terhadap Proses Pemisahan Pada Membran Selulosa Asetat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga sukar kering. Setelah kulit

4 Hasil dan pembahasan

PENGOLAHAN AIR SUMUR KERUH MENGGUNAKAN MEMBRAN KOMPOSIT BERBASIS KITOSAN-PVA SECARA ULTRAFILTRASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

KARAKTERISTIK MEMBRAN SELULOSA DARI KULIT SINGKONG (Manihot esculenta) DENGAN METODE SEM DAN FTIR

PENURUNAN KANDUNGAN ZAT WARNA PADA LIMBAH SONGKET MENGGUNAKAN MEMBRAN KOMPOSIT BERBASIS KITOSAN-PVA SECARA ULTRAFILTRASI

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

PEMBUATAN ASIMETRIK MEMBRAN UNTUK PENGOLAHAN AIR : PENGARUH WAKTU PENGUAPAN TERHADAP KINERJA MEMBRAN

SINTESIS MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI SELULOSA BAKTERIAL NATA DE BAMBOO DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEMBRAN MIKROFILTRASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN SELULOSA ASETAT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN MEMBRAN UNTUK DESALINASI

4 Hasil dan Pembahasan

KARAKTERISASI DAN UJI KEMAMPUAN SERBUK AMPAS KELAPA ASETAT SEBAGAI ADSORBEN BELERANG DIOKSIDA (SO 2 )

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

PENINGKATAN KINERJA MEMBRAN SELULOSA ASETAT UNTUK PENGOLAHAN AIR PAYAU DENGAN MODIFIKASI PENAMBAHAN ADITIF DAN PEMANASANN

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM)

Pembuatan Membran Komposit Kitosan-PVA dan Pemanfaatannya pada Pemisahan Limbah Pewarna Rhodamin-B. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran

3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB III METODE PENELITIAN. Teknologi Universitas Airlangga, Bank Jaringan Rumah Sakit dr. Soetomo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam kelompok senyawa polisakarida. Kitosan adalah kitin yang terdeasetilasi

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

Pengaruh Konsentrasi dan Preparasi Membran Terhadap Karakterisasi Membran Kitosan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Pendamping: Kimia Paralel F

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian I. Optimasi Proses Asetilasi pada Pembuatan Selulosa Triasetat dari Selulosa Mikrobial

SINTESIS DAN OPTIMASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT PADA PROSES MIKROFILTRASI BAKTERI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 28 SINTESIS DAN UJI KEMAMPUAN MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI NATA DE COCO SEBAGAI MEMBRAN ULTRAFILTRASI UNTUK MENYISIHKAN ZAT WARNA PADA AIR LIMBAH ARTIFISIAL Muhammad Lindu 1, Tita Puspitasari 2, Erna Ismi 3 1 Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1, Jakarta 1144 2 Badan Tenaga Nuklir, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, P.O.BOX 71 JKSKL, Jakarta 127 E-mail : Sentra_dn13@yahoo.com, Titapus2@yahoo.com, Erna_ismi@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan percobaan skala laboratorium untuk mensintesis dan mengkaji kemampuan teknologi membran ultafiltrasi dari nata de coco dalam menyisihkan zat warna air limbah artifisial. Telah diperoleh membran selulosa asetat dari nata de coco dengan variasi konsentrasi perendam NaOH 2 % (CA-1), 4 % (CA-2). Selulosa asetat hasil asetilasi memiliki kadar asetil sebesar 4,2 % (CA-1) dan 44,8% (CA-2). Analisis FTIR menunjukkan serapan khas gugus C=O Karbonil pada bilangan gelombang 17,2 cm -1 (CA-1) dan 172,2 cm -1 (CA-2) serta gugus C-O Asetil pada bilangan gelombang 1232 cm -1 sampai 124 cm -1. Kinerja kedua jenis membran diuji pada tekanan 2 bar, 4 bar dan 6 bar baik dengan air murni maupun air limbah artifisial. Dari hasil penelitian, nilai fluks air murni yang dihasilkan oleh membran CA-1 yaitu 16,242 L/m 2.jam 32,242 L/m 2.jam dengan nilai koefisien permeabilitas adalah,91 L/m 2.jam.bar dan nilai fluks membran CA-2 8,121 L/m 2.jam 24,1242 L/m 2.jam nilai koefisien permeabilitas adalah 3,94 L/m 2.jam.bar. Air limbah artifisial mengandung zat warna cibacron red dengan konsentrasi ppm, 7 ppm, 1 ppm. Kinerja membran CA-1 dengan nilai fluks yaitu 4,4 L/m 2.jam 22,21 L/m 2.jam dan nilai permeabilitas 2,73 L/m 2.jam.bar 3,67 L/m 2.jam.bar serta nilai rejeksi 39,88% 63,89%. Membran CA-2 dengan nilai fluks 2,39 L/m 2.jam 21, L/m 2.jam dan nilai permeabilitas 2,3118 L/m 2.jam.bar 3,3269 L/m 2.jam.bar serta nilai rejeksi yaitu 4,32% 9,68 % Abstract A laboratory scale experiment to study the synthesizing and applicability of ultrafiltration membrane technology from nata de coco to eliminate the color of artificially water waste. The membrane used was cellulose acetate based membrane from nata de coco, composed by soaking of NaOH and acetic acid by concentration of 2% (CA-1) and 4% (CA-2). The Acetate celluloses resulting from acetylation have content of acetyl as much as 4.2 % (CA-1) and 44.8% (CA-2). FTIR s analysis shows typical group absorption of carbonyl C=O in the number of wave 17.2 cm -1 (CA-1) and 172.2 cm -1 (CA-2) and group of Acetyl C-O in number wave of 1232 cm -1 124 cm -1. The performance of Both type of membranes tested by pressure of 2 bar, 4 bar and 6 bar. The result shows, The fluks CA-1 with pure water s 16,242 L/m 2.jam 32,242 L/m 2.hour and the fluks CA-2 with was 8,121 L/m 2.jam 24,1242 L/m 2.hour. The cibacron red was used with artificially water waste concentration ppm, 7 ppm, 1 ppm. The Test Result with artificially waste water, the fluks of the membrane CA-1 was 4,4 L/m 2.jam 22,21 L/m 2.jam and the permeability of 2,73 L/m 2.jam.bar 3,67 L/m 2.jam.bar with rejects 39,88% 63,89%. The fluks of the membrane CA-2 was 2,39 L/m 2.jam 21, L/m 2.jam and the permeability of 2,3118 L/m 2.jam.bar 3,3269 L/m 2.jam.bar with rejects 4,32% 9,68 % Keywords: Fluks, Membran Selulosa Asetat, Nata de coco, Rejects, Permeability 17

18 VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 28 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi membran sebagai unit pengolah limbah saat ini sangat pesat dan banyak digunakan dalam proses pemisahan. Teknologi membran dipilih karena prosesnya yang sangat sederhana, konsumsi energi yang digunakan rendah, tidak merusak material, tidak menggunakan zat kimia tambahan dan tidak menghasilkan limbah baru sehingga tergolong sebagai clean technology. Operasi membran dapat diartikan sebagai proses pemisahan dua atau lebih komponen dari aliran fluida melalui suatu penghalang tipis yang sangat selektif diantara dua fasa, hanya dapat melewatkan komponen tertentu dan menehan komponen lain (Mulder, 1996). Teknologi membran selulosa asetat dari nata de coco ini belum banyak dimanfaatkan untuk proses pemisahan terutama untuk pengelolaan air limbah. Limbah industri terutama industri tekstil banyak mengandung zat warna. Zat warna merupakan partikel yang mempunyai ukuran < 1 µm (Streese et al., 2), sehingga sulit diendapkan. Oleh karena itu membran selulosa asetat dari nata de coco akan dicoba diaplikasikan pada proses pemisahan antara air dengan zat warna dari suatu aliran fluida yang dilewatkan melalui membran Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan membran selulosa asetat melalui teknik inversi fasa dan untuk mengetahui kemampuan membran selulosa asetat dari nata de coco memfiltrasi zat warna maka digunakan air umpan yaitu air artifisial. Kandungan zat warna dalam air artifisial yaitu ppm, 7 ppm dan 1 ppm dan tekanan operasi yang diberikan pada membran yaitu 2 bar, 4 bar, 6 bar. 2.Metode Penelitian Bahan. Air kelapa dan bakteri Acetobacter xylinum. Air limbah artifisial berasal dari campuran air aquades dengan zat warna cibacron red. Pembuatan Nata De Coc.o Air kelapa difermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum menjadi nata de coco. Waktu inkubasi selama enam hari. Permurnian Selulosa Mikrobial. Proses ini dilakukan dengan merendam selulosa nata de coco yang telah direbus ke dalam larutan NaOH dan larutan asam asetat dengan variasi konsentrasi larutan perendam NaOH dan asam asetat 2 % (CA-1) dan 4 % (CA-2). Pembuatan Selulosa Asetat. Proses pembuatan selulosa asetat mencakup tiga tahap penting, yaitu tahap swelling dilakukan selama 1 jam dan 4 menit, tahap asetilasi dilakukan selama 2 jam dan tahap hidrolisis dilakukan selama 2 jam. Analisis Kadar Asetil. Untuk melihat kadar asetil digunakan persamaan dibawah ini : Kadaraseti% l Dimana : F W ( ) = [( D C) Na+ ( A B) Nb] A = ml NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi sampel B = ml NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi blanko C = ml HCl yang dibutuhkan untuk titrasi sampel D = ml HCl yang dibutuhkan untuk titrasi blanko Na = Normalitas HCl Nb = Normalitas NaOH ( 3.1) F = 4,3 untuk kadar asetil dan 6, untuk kadar asam asetat W = Bobot sampel Analisis Gugus Fungsi. Analisis gugus fungsi dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) pada bilangan gelombang 4 cm -1 4 cm -1. Morfologi Membran. Analisis morfologi membran dilakukan dengan menggunakan peralatan Scanning Elactron Microscope (SEM) type JEOL jsm 3 C. Pada teknik SEM, berkas elektron dengan energi kinetik sebesar 1-2 kv ditembakkan pada sampel. Paada penelitian ini digunakan pembesaran kali. Penetuan Nilai Fluks dan Koefisien Permeabilitas. Penentuan nilai-nilai fluks (J) dan koefisien permeabilitas (Lp) dilakukan dengan melewatkan air murni pada membran yang diuji. Dalam pengukuran fluks terdapat proses kompaksi. Nilai fluks (J) untuk masing-masing tekanan operasi diperoleh dengan membagi gradien kurva aliran volume permeat (V) terhadap waktu (t) pada keadaan konstan dengan luas permukaan membran (A), seperti terlihat pada rumus 3.2 [2] sebagai berikut : v J = 1 (3.2) A t Dengan persamaan dibawah ini didapatkan koefisien permeabilitas : J = Lp P (3.3)

VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 28 19 Karakteristik Air Limbah Artifisial. Konsentrasi zat warna cibacron red ini diidentifikasi dengan metode spektrofotometrik..8 4 213.31 Penentuan Nilai Rejeksi. Selektivitas dari membran dinyatakan melalui suatu nilai koefisien rejeksi (%R) Koefisien rejeksi menyatakan kemampuan membran untuk menahan atau melewatkan spesi tertentu. Nilai rejeksi (R) dihitung dengan menggunakan persamaan berikut [2] : 4 3 3 %T 2 2 1 1 1637.18 1234.2 c p R = 1-1% c f (3.4) Variabel c p dan c f, berturut-turut, adalah konsentrasi air limbah dalam permeat dan umpan. 1281.4 162.87 3284.6 2896.26 1428.8 9.61 1336.3 668.6 selulosa nata de coco -3. 4. 36 32 28 24 2 18 16 14 12 1 8 6 4. cm-1 12.17 A) Selulosa Nata De Coco 3. Hasil dan Pembahasan 13. 13 12 Laboratory Test Result Membran Selulosa Asetat. Pembuataan nata de coco menghasilkan gel berwarna keputih-putihan ketebalan berkisar 3- mm. Setelah proses perendaman dengan NaOH dan asam asetat serta telah melalui proses pengeringan dihasilkan selulosa mikrobial kering. Dari proses asetilasi dan hidrolisis selulosa mikrobial kering dihasilkan larutan coklat kental. Proses pemisahan larutan coklat kental menggunakan air es menghasilkan padatan selulosa asetat (CA) putih kekuningan. Hasil analisis kadar asetil, pada padatan CA-1 menghasilkan 4,79 % sedangkan padatan CA-2 menghasilkan 44,21 %. Menurut Kirk dan Othmer (1993) Kedua selulosa asetat tersebut didominansi oleh jenis selulosa triasetat, karena jenis selulosa triasetat memiliki kadar asetil 43, 44,8 %. Pencampuran antar padatan selulosa asetat dengan larutan diklorometan menghasilkan larutan dope yang homogenitas. Pencetakan larutan dope menghasilkan membran selulosa asetat tipis dengan ketebalan,1 mm. Analisis Gugus Fungsi. Pada Gambar 1.a terlihat bahwa puncak serapan karakteristik dari selulosa nata de coco adalah gugus OH terjadi pada bilangan gelombang 3284,6 cm -1 dan gugus C-O pada bilangan gelombang 162,87 cm -1. Pada Gambar 1b terdapat dua puncak serapan baru yaitu serapan gugus karbonil dan C-O asetil. bahwa proses asitilasi selulosa nata de coco menjadi selulosa asetat telah berhasil dilakukan. Puncak serapan karakteristik dari CA-1 adalah gugus karbonil terjadi pada bilangan gelombang 17,22 cm - 1, sedangkan dari CA-2 terjadi pada bilangan gelombang 172,2 cm -1. Hasil analisis selulosa asetat, tidak ada perbedaan yang signifikan antara CA-1 dengan CA-2 pada semua gugus fungsi. Gambar spektrum CA-2 tidak ditampilkan pada jurnal ini. %T 11 1 9 8 7 6 4 3 2.7 324.23 Nata de coco 2 % 17.22 4. 36 32 28 24 2 18 16 14 12 1 8 6 4. cm-1 1234.31 B) Membran CA-1 Gambar 1. Spektrum FTIR Morfologi Membran. Hasil dari SEM (Scanning Elektron Miscroscopy) yang terdapat pada gambar 2. Membran CA-1 (Gambar 1a) mempunyai ukuran pori yang dapat teridentifikasi adalah antara,9 µm sampai,6 µm sedangkan membran CA-2 (Gambar 1b) mempunyai ukuran pori yang dapat teridentifikasi adalah antara,8 µm sampai,4 µm. Karakteristik struktur membran ultrafiltrasi adalah memiliki ukuran pori antara,1µm 2 µm (Mulder,1996). Struktur pori-pori membran CA-2 lebih rapat dari pada struktur pori-pori membran CA-1. Hal ini disebabkan struktur selulosa asetat yang semakin rapat dengan meningkatnya konsentrasi perendam NaOH, semakin rapat struktur selulosa asetat membuat molekulmolekul pelarut susah untuk difusi sehingga menghasilkan ukuran pori yang semakin kecil. Menurut Yuliani (2) bahwa semakin lambat kecepatan difusi molekul-molekul pelarut kedalam bak koagulasi menghasilkan ukuran pori yang semakin kecil. 61.63

11 VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 28 Gambar 2. Foto SEM penampang lintang Fluks Membran. Dari penelitian ini, membran CA-1 menghasilkan nilai fluks yaitu 16,242 L/m 2.jam pada tekanan 2 bar, 26,3 L/m 2.jam pada tekanan 4 bar dan pada tekanan 6 bar adalah 32,242 L/m 2.jam. Membran CA-2 menghasilkan nilai fluks yaitu 8,121 L/m 2.jam pada tekanan 2 bar, 14,924 L/m 2.jam pada tekanan 4 bar dan 24,1242 L/m 2.jam pada tekanan 6 bar. Gambar 2. Foto SEM permukaan atas Hasil dari foto SEM penampang melintang membran CA-1 maupun CA-2 menunjukkan bahwa membran tersebut diidentifikasi memiliki struktur membran asimetrik. Dimana membran asimetrik merupakan membran yang tersusun oleh beberapa lapisan. Struktur membran asimetrik terdiri atas lapisan yang sangat padat dan lapisan berpori sebagai penyangga (spinger). Pada membran asimetrik permeasi terjadi pada lapisan padat yang memiliki tahanan perpindahan massa yang besar. Lapisan pendukung dibuat berpori sehingga tidak mempunyai tahanan perpindahan massa yang besar. Hal tersebut disebabkan proses pembuatan membran cara inversi fasa dengan teknik presipitasi imersi. Permeabilitas membran adalah gradien kemiringan kurva hubungan fluks air (J) terhadap tekanan operasi. Dari penelitian ini, membran CA-1 mempunyai nilai koefisien permeabilitas (Lp),91 L/m 2.jam.bar sedangkan membran CA-2 mempunyai nilai Lp yaitu 3,94 L/m 2.jam.bar. Berdasarkan hasil percobaan penentuan koefisien permeabilitas (Gambar 3) terlihat bahwa bahwa nilai koefisien permeabilitas membran CA-1 lebih besar dari pada membran CA-2. Hal ini dikarenakan membran CA-1 memiliki struktur pori-pori lebih terbuka pada lapisan penyangga dan lapisan atas atau lapisan aktif sehingga air yang melewati membran lebih mudah dari pada membran CA-2. fluks (l/m2.jam) 4 3 3 2 2 1 1 y =,91x R 2 =,9434 y = 3,94x R 2 =,994 2 4 6 8 Tekanan operasi Membran CA-1 Membran CA-2 Gambar 3. Kurva aluran fluks air murni terhadap tekanan operasi Karakteristik Air Limbah Artifisial. Dari spektrofotometer dapat diketahui panjang gelombang untuk zat warna cibacron red adalah 44 nm. Kurva

VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 28 111 kalibrasi hasil pengukuran larutan standar zat warna cibacron red dengan UV-vis Spektrofotometer pada panjang gelombang 44 nm ditunjukkan seperti gambar 4.9. Dari Gambar 4.9 didapat persamaan A =,162 k, A merupakan absorbansi sedangkan k merupakan konsentrasi. Dari pengukuran spektrofotometer hanya dapat diketahui absorbansi air limbah yang telah melewati membran, oleh karena itu persamaan diatas digunakan untuk mengetahui konsentrasi air limbah yang telah melewati membran. Pengaruh Perbedaan Tekanan dan Konsentrasi Pada Permeabilitas Air Limbah Artifisial. Nilai fluks tertinggi yang dihasilkan oleh membran CA-1 yaitu 22,21 L/m 2.jam terdapat pada tekanan 6 bar dengan konsentrasi air baku ppm. Sedangkan nilai terendah yang dihasilkan oleh membran CA-1 yaitu 4,4 L/m 2.jam terletak pada tekanan 2 bar dan konsentrasi air baku 1 ppm. Nilai tertinggi yang dihasilkan oleh membran CA-2 yaitu 21, L/m 2.jam terdapat pada tekanan 6 bar dengan konsentrasi air baku ppm. Sedangkan nilai terendah yang dihasilkan oleh membran CA-2 yaitu 2,39 L/m 2.jam terletak pada tekanan 2 bar dan konsentrasi air baku 1 ppm nilai fluks pada berbagai konsentrasi air umpan Dari Gambar terlihat bahwa pada tiap konsentrasi air umpan yang sama, semakin besar tekanan yang diberikan memberikan fluks yang besar. Hal ini sesuai dengan gaya dorong utama (driving force) dari operasi membran. Nilai koefisien permeabilitas tertinggi yang dihasilkan oleh membran CA-1 yaitu 3,67 L/m 2.jam.bar terdapat pada konsentrasi air umpan ppm, sedangkan nilai terendah yang dihasilkan oleh membran CA-1 yaitu 2,73 L/m 2.jam.bar terletak pada konsentrasi 1 ppm. Nilai koefisien permeabilitas tertinggi yang dihasilkan oleh membran CA-2 yaitu 3,3269 L/m 2.jam.bar terdapat pada konsentrasi ppm, sedangkan nilai terendah yang dihasilkan oleh membran CA-2 yaitu 2,3118 L/m 2.jam.bar terletak pada konsentrasi 1 ppm. Berdasarkan Gambar tersebut dapat terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi air limbah yang melewati membran dengan tekanan operasi yang diberikan tetap, fluks yang dihasilkan semakin menurun baik pada membran CA-1 maupun CA-2. Hal ini dikarenakan terjadinya polarisasi konsentrasi. Polarisasi konsentrasi pada membran menyebabkan penurunan fluks secara terus menerus. fluks (L/m2.jam) 2 y = 3,67x 2 1 y = 2,73x 1, 1 1, 2 2, 3 3, 4 4,, 6 6, - Tekanan (Bar) y = 3,1136x ppm 7 ppm 1 ppm Pada Gambar 6 terlihat bahwa bertambahnya tekanan operasi pada konsentrasi air umpan yang sama menghasilkan nilai rejeksi yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya deformasi pada membran akibat tekanan yang menyebabkan ukuran pori-pori membran melebar. 7 6 F luks (L /m 2.ja m ) 2 2 y = 3,3269x y = 2,7724x 1 1 ppm 7 ppm y = 2,3118x 1 ppm -, 1 1, 2 2, 3 3, 4 4,, 6 6, % Rejeksi 6 4 4 3 2 4 6 8 Tekanan (bar) ppm 7 ppm 1 ppm -1 Tekanan (Bar) Gambar. Grafik pengaruh tekanan operasi terhadap

112 VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 28 % Rejeksi 9 9 8 8 7 7 6 6 4 2 4 6 8 Tekanan (bar) ppm 7 ppm 1 ppm L/m 2.jam.bar serta nilai rejeksi 39,88% 63,89%. Membran CA-2 dengan nilai fluks 2,39 L/m 2.jam 21, L/m 2.jam dan nilai permeabilitas 2,3118 L/m 2.jam.bar 3,3269 L/m 2.jam.bar serta nilai rejeksi yaitu 4,32% 9,68 % UCAPAN TERIMAKASIH Sebagian dari penelitian ini menggunakan sarana dan prasaranan dari Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Badan Tenaga Nuklir (BATAN). DAFTAR ACUAN Gambar 6. Grafik pengaruh tekanan operasi terhadap nilai rejeksi pada berbagai konsentrasi air umpan 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu kadar asetil CA-1 yaitu 4,2 % dan membran CA-2 yaitu 44,8 %, kedua selulosa asetat didominansi oleh triasetat dan pelarut yang tepat untuk dibuat membran selulosa asetat adalah diklorometan. Adanya perubahan struktur kimia diperjelas dengan adanya puncak baru pada spektrum FTIR pada bilangan gelombang 172,2 cm -1 17,22 cm -1. Nilai fluks air murni yang dihasilkan oleh membran CA-1 yaitu 16,242 L/m 2.jam 32,242 L/m 2.jam dengan nilai koefisien permeabilitas adalah,91 L/m 2.jam.bar dan nilai fluks membran CA-2 8,121 L/m 2.jam 24,1242 L/m 2.jam nilai koefisien permeabilitas adalah 3,94 L/m 2.jam.bar. Kedua jenis membran ini dikatergorikan antar membran ultrafiltrasi dengan membran nanofiltrasi. Perendaman NaOH mempengaruhi struktur pori-pori membran. semakin tinggi konsentrasi perendam NaOH semakin rapat poripori pada membran. Kinerja kedua membran memberikan hasil yang cukup bagus dengan nilai fluks membran CA-1 yaitu 4,4 L/m 2.jam 22,21 L/m 2.jam dan nilai permeabilitas 2,73 L/m 2.jam.bar 3,67 [7] [1] Baker, W. et al, Overview Of Membrane Science And Technology, Journal membrane technology and Applications, http://media.wiley.com/product_data/excerpt/6 /47844/478446.pdf., 24. [2] Bhongsuwan, D. et al, Membrane Test Cell And Perfoemence Test With Laboratory-Made And Commercial Membrane, Journal Science and Technology, Vol 24, http://www2.psu.ac.th/presidentoffice/eduservi ce/journal/24membrane22-pdf/26reverseosmosis.pdf, 22 [3] Manurung, Renita dan Hasibuan, Rosdanelli. Perombakan ZAt Warna Azo Reaktif Secara Anaerob- Aerob, e-usu Repository, Sumatera Utara, 24. [4] Mulder, M. Basic Principles of Membrane Technology, 2 nd Edition, Kluwer Acedemic Publishers, 1996. [] Streese, J., Integrated Concept For Decentralised Waste Water And Biowaste Treatment, Proseding Sardinia 2, Teth International Waste Manegement And Landfill, http://media.wiley.com/product_data/excerpt/6 /47844/478446.pdf., 2 [6] Yuliani, Galuh, Pembuatan Membran Selulosa Asetat Dari Nata de Coco, Tesis Magister, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2.