HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencirian Membran
|
|
- Herman Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 disaring-vakum dan diperas sekuat-kuatnya kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang baru. Serbuk BC kemudian ditambahkan dengan larutan asam asetat glasial-h 2 SO 4 dengan nisbah 100:1 (10:0.1 ml) dan diaduk kuat. Setelah itu, anhidrida asetat dengan nisbah 1:5 ditambahkan dengan pipet tetes sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan batang pengaduk hingga mengental dan didiamkan selama 2 jam terhitung sejak penambahan anhidrida asetat tetesan pertama. Setelah proses asetilasi selesai, suspensi dihidrolisis dengan 2.4 ml larutan asam asetat glasial-air suling (2:1) dan diaduk pada beberapa menit pertama. Larutan kemudian didiamkan selama 30 menit terhitung sejak penambahan asam asetat encer. Selanjutnya, larutan hasil hidrolisis disentrifugasi selama 15 menit pada kecepatan 4000 rpm. Supernatan yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 500 ml air suling dan diaduk sekuat mungkin dengan pengaduk magnet hingga terbentuk serpihan (CA) berwarna putih. Serpihan CA yang diperoleh disaringvakum dengan corong Büchner dan dicuci dengan NaHCO 3 1N hingga gelembung gas CO 2 menghilang, lalu dicuci kembali dengan air suling. Serpihan netral ini diperas lalu dikeringkan dalam oven dengan suhu 50 ºC selama 24 jam hingga CA yang diperoleh benar-benar kering. Produk CA yang dihasilkan selanjutnya dianalisis kadar air dan kadar asetilnya (Lampiran 2). Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Pembuatan Membran Pembuatan membran dilakukan dengan modifikasi prosedur Pasla (2006). Tahap pertama, CA kering dilarutkan ke dalam pelarut aseton (sesuai dengan derajat asetilasi yang dihasilkan) menggunakan pengaduk magnet. Nisbah polimer dan pelarut yang digunakan sebanyak 16% (b/v). Larutan tersebut kemudian dituang ke atas pelat kaca. Selanjutnya, larutan dicetak dengan cara menekan lalu menarik larutan menggunakan batang pengaduk hingga diperoleh lapisan tipis yang menempel pada kaca dan dibiarkan selama 15 menit untuk menguapkan pelarut. Penampang kaca tersebut kemudian direndam di dalam air hingga lapisan tipis membran yang menempel pada kaca terlepas. Pencirian Membran Analisis FTIR Analisis FTIR dilakukan terhadap serbuk selulosa dan membran selulosa asetat. Masing-masing sampel dipreparasi hingga berbentuk pelet lalu ditempatkan di dalam tempat sampel. Sampel kemudian dianalisis gugus fungsinya dengan alat FTIR di Laboratorium Terpadu, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Analisis SEM Analisis dilakukan di laboratorium Penelitian dan Pengembangan Geologi dan Kelautan. Membran CA dipotong kecil lalu ditempelkan pada tempat sampel. Kemudian, sampel ditempatkan dalam sebuah tabung untuk dilapisi permukaannya oleh emas selama 20 menit. Selanjutnya, sampel yang telah dilapisi ditempatkan dalam alat SEM dan dicari perbesaran terbaik agar morfologi permukaannya dapat diamati. Gambar yang diperoleh kemudian difoto dan disimpan. HASIL DAN PEMBAHASAN Nata de cassava Penambahan gula pasir sebagai sumber karbon sebanyak 10%, amonium sulfat sebagai sumber nitrogen 0.5%, A. xylinum sebagai starter sebanyak 20%, serta pengaturan ph menjadi 4 dengan penambahan asam asetat glasial merupakan kondisi optimum yang dibutuhkan untuk membuat nata de cassava dari 1 L limbah cair tapioka (Avriyani dan Yulimartani 2009). Penambahan gula kurang dari 10% tidak menyediakan sumber karbon yang cukup sehingga mengganggu metabolisme bakteri dan pertumbuhan bakteri pun akan terhambat, sedangkan penambahan gula lebih dari 10% akan menyebabkan media terlalu pekat sehingga kerja bakteri menjadi tidak optimum. Pengaturan ph menjadi 4 bertujuan membuat A. xylinum lebih unggul dibandingkan dengan bakteri lain dalam hal mendapatkan nutrien dari media untuk pertumbuhannya sehingga mencegah tumbuhnya bakteri lain yang dapat menganggu pertumbuhan nata. Nata de cassava (BC) yang diperoleh pada penelitian ini berwarna putih dengan ketebalan sekitar 1 cm (Gambar 4). Sebelum diasetilasi, BC direndam dalam NaOH 1% agar struktur selulosa membengkak sehingga serat-seratnya dapat terbuka dan mengurangi ikatan intramolekul hidrogen. Perendaman
2 6 dalam CH 3 COOH 1% dimaksudkan untuk menetralkan sifat basa dari struktur BC yang telah dimurnikan. Struktur selulosa yang membengkak dapat meningkatkan aksesibilitas gugus OH pada selulosa terhadap pereaksi asetilasi. BC kemudian dikeringkan, lalu dihaluskan sehingga diperoleh serbuk berwarna kecokelatan. Serbuk BC yang dihasilkan memiliki struktur yang rapat karena adanya ikatan hidrogen antarmolekul selulosa (Arifin 2004). Tahap yang ketiga adalah hidrolisis, yaitu proses penghentian asetilasi dengan penambahan asam asetat encer. Hidrolisis dengan asam asetat encer ini dapat mengurangi kadar asetil serta mengurangi derajat substitusi CA ke nilai yang diinginkan. Hasil reaksi kemudian dimurnikan dengan cara sentrifugasi untuk memisahkan BC yang terasetilasi dan yang tidak. Bagian yang terasetilasi berupa supernatan yang selanjutnya didispersikan ke dalam air suling sehingga diperoleh serpihan berwarna putih kecokelatan yang merupakan selulosa asetat (Gambar 5). Gambar 4 Nata de cassava. Selulosa Asetat (CA) Pembuatan selulosa asetat meliputi 4 tahap, yaitu aktivasi, asetilasi, hidrolisis, dan purifikasi. Tahap aktivasi menggunakan asam asetat pekat untuk menarik air yang masih tersisa di dalam serbuk BC karena serbuk BC bersifat higroskopis. Proses perendaman dalam asam asetat juga meningkatkan reaktivitas gugus selulosa karena matriks BC yang sulit dimasuki pereaksi kimia akan dibengkakkan sehingga dapat mempercepat penetrasi anhidrida asetat ke dalam matriks pada saat asetilasi. Proses asetilasi dimaksudkan untuk menyubstitusi gugus hidroksil BC dengan gugus asetil sehingga terbentuk CA. Asetilasi adalah reaksi yang eksoterm, maka suhu harus dijaga tetap rendah agar tidak terjadi degradasi rantai selulosa dan untuk menghindari penguapan (Winding dan Hasche 1947). Hal ini dapat menurunkan rendemen yang dihasilkan, atau produk CA dapat tidak terbentuk sama sekali. Penambahan anhidrida asetat tetes demi tetes yang diikuti pengadukan selama proses asetilasi dapat menjaga suhu larutan tetap rendah dan menghindari hal tersebut karena penambahan anhidrida asetat dalam jumlah yang signifikan dapat menyebabkan suhu sistem meningkat dengan cepat. Gambar 5 Serbuk selulosa asetat. Membran Selulosa Asetat (CA) Serbuk CA yang dihasilkan mempunyai kadar asetil sebesar 40.38%. CA dengan kadar asetil 37 hingga 42% dapat larut di dalam pelarut aseton (Tabel 2). Oleh karena itu, serbuk CA yang dihasilkan pada penelitian ini dilarutkan dalam aseton untuk membuat membran CA. Pembuatan membran CA dilakukan dengan metode inversi fase. Larutan polimer dicetak di atas pelat kaca yang sisi-sisinya sudah dilapisi dengan selotip. Larutan CA yang telah dicetak dibiarkan 15 menit untuk menguapkan aseton hingga larutan menjadi kering dan membentuk lembaran membran. Lembaran membran ini kemudian direndam dalam air hingga terlepas dari kaca. Membran yang dihasilkan berwarna putih kecokelatan (Gambar 6). Gambar 6 Membran selulosa asetat.
3 7 Kadar Air dan Kadar Asetil CA Kadar asetil menunjukkan banyaknya gugus OH pada BC yang sudah terasetilasi atau banyaknya gugus asetil yang terdapat pada CA. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya kadar asetil adalah metode pengeringan selulosa, konsentrasi NaOH pada tahap merserisasi atau pemurnian selulosa, dan nisbah antara bobot selulosa dan volume anhidrida asetat (Pasla 2006). Faktorfaktor di atas telah dioptimisasi oleh Arifin (2004) dan Yulianawati (2002). Selulosa bakteri yang diperoleh diusahakan mengandung kadar air yang rendah karena kadar air dapat memengaruhi jalannya reaksi asetilasi. Gugus OH pada air lebih mudah bereaksi dengan anhidrida asam asetat dibandingkan dengan gugus OH pada selulosa. Oleh karena itu, aksesibilitas yang tinggi pada gugus OH selulosa diperlukan untuk mempermudah terjadinya reaksi asetilasi oleh pereaksi anhidrida asam asetat. Semakin tinggi aksesibilitas OH pada selulosa, kadar asetil pun akan semakin tinggi. Kadar asetil CA yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 40.38%. Nilai kadar asetil ini setara dengan derajat substitusi Derajat substitusi (DS) adalah jumlah rerata atom H pada gugus hidroksil (-OH) yang diubah menjadi gugus asetil dalam setiap residu anhidroglukosa. DS ini berhubungan dengan aplikasi CA dalam industri. Menurut Fengel dan Wegener (1984), CA dengan DS 2.2 sampai 2.7 dapat diaplikasikan sebagai benang dan film. Perhitungan penentuan kadar asetil dapat dilihat di Lampiran 3. CA dengan kadar asetil sebesar 40.38% dapat larut dalam aseton (Kirk dan Othmer 1993). Oleh karena itu, pelarut yang digunakan untuk membuat membran CA pada penelitian ini adalah aseton. Menurut Wenten (1999), semakin tinggi kadar asetil, ukuran pori-pori membran akan semakin kecil dan permeabilitas air akan semakin berkurang. Berdasarkan pernyataan tersebut, CA yang diperoleh pada penelitian ini memiliki poripori yang cukup kecil dan permeabilitas air yang cukup rendah dilihat dari nilai kadar asetilnya yang cukup tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis SEM pada permukaan membran CA yang menunjukan kisaran ukuran pori membran (Gambar 8). Kadar air CA yang diperoleh adalah 21.49% (Lampiran 3). Besarnya kadar air tersebut dapat disebabkan oleh waktu proses pengeringan CA yang kurang lama saat di oven sehingga belum diperoleh bobot yang benar-benar konstan. Selain itu, kebersihan wadah dan tempat pengukuran pun dapat berpengaruh karena dapat menambah bobot yang ditimbang. Nilai kadar air ini diperlukan untuk menghitung kadar asetil CA. Analisis Spektrum FTIR Analisis spektrum FTIR dilakukan pada selulosa nata de coco, serbuk nata de cassava, dan CA. Selulosa nata de coco ini merupakan hasil pembiakan bakteri A. xylinum pada media air kelapa tanpa penambahan apapun. Pada spektrum FTIR serbuk nata de cassava (Gambar 8) terdapat pita serapan pada daerah bilangan gelombang cm - 1 yang merupakan pita serapan ulur dari gugus OH serta pada daerah bilangan gelombang cm -1 yang merupakan pita serapan ulur dari gugus C-O. Selain itu, terdapat pula pita serapan untuk gugus C-H ulur pada daerah bilangan gelombang sekitar cm -1. Nilai serapan yang tidak jauh berbeda juga terdapat pada spektrum FTIR selulosa nata de coco (Gambar 7), yaitu cm -1 untuk gugus OH, cm -1 untuk gugus C-O, serta sekitar cm - 1 untuk gugus C-H ulur. Hal ini menunjukkan bahwa struktur penyusun yang terdapat pada serbuk nata de cassava sama dengan struktur penyusun pada selulosa nata de coco. Oleh karena itu, berdasarkan spektrumnya, serbuk nata de cassava dapat dikatakan sebagai selulosa walaupun masih terdapat adanya zat lain yang kemungkinan adalah pengotor %T O-H C-H C O cm-1 Gambar 7 Spektrum FTIR selulosa nata de coco
4 %T se lulosa cm-1 Gambar 8 Spektrum FTIR serbuk nata de cassava. Serbuk nata de cassava dibandingkan spektrum FTIRnya dengan membran CA untuk melihat keberhasilan proses asetilasi yang telah dilakukan. Pada spektrum FTIR membran CA (Gambar 9) terdapat pita serapan yang khas untuk gugus karbonil atau C=O, yaitu pada daerah bilangan gelombang cm -1. Selain itu, terdapat pita serapan untuk gugus C-O asetil pada daerah bilangan gelombang cm -1. Hal ini menandakan sudah terbentuknya gugus asetil pada selulosa nata de cassava setelah diasetilasi sehingga menjadi CA. Adanya pita serapan untuk gugus OH pada daerah cm -1 menunjukkan bahwa ada sebagian gugus hidroksil pada setiap residu anhidroglukosa yang belum terasetilasi. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai DS pada CA yang tidak mencapai nilai maksimumnya, yaitu 3. Analisis Membran CA dengan SEM Pencirian dengan SEM bertujuan mengamati morfologi permukaan membran, yaitu dengan melihat keberadaan dan ukuran pori-pori membran serta penampang lintangnya. Dari hasil pengamatan tersebut, jenis membran yang sedang dianalisis dapat diketahui. Pengamatan dilakukan pada 2 bagian membran, yaitu bagian permukaan dan penampang lintangnya. Hasil SEM dengan perbesaran 5000x pada permukaan membran memperlihatkan adanya pori-pori yang menyebar pada membran (Gambar 10). Diameter pori-pori tersebut sekitar µm. Hal ini menunjukkan bahwa membran tersebut dapat menahan partikel yang berukuran lebih besar dari 0.95 µm. Dengan kata lain, permeat yang terbentuk terdiri atas partikel yang berukuran 0.95 µm sedangkan rentetatnya berupa partikel berukuran 0.95 µm. Menurut Mulder (1996), membran yang memiliki ukuran pori µm tergolong sebagai membran mikrofiltrasi. Oleh karena itu, membran CA yang dihasilkan merupakan membran mikrofiltrasi. Gambar 10 Permukaan membran CA dengan perbesaran 5000 kali. Gambar 9 Spektrum FTIR membran CA. Berdasarkan morfologinya, pengamatan penampang lintang membran dengan perbesaran 2500 kali (Gambar 11) menunjukkan bahwa membran yang dihasilkan termasuk membran asimetrik karena tersusun oleh beberapa lapisan. Struktur membran asimetrik terdiri atas lapisan yang sangat padat dan lapisan berpori sebagai penyangga. Pada membran asimetrik,
5 9 permeasi terjadi pada lapisan padat yang mempunyai tahanan perpindahan massa yang besar (Lindu et a.l 2008). yang tidak seragam pada membran CA, penambahan suatu zat aditif dalam pembuatan membran perlu dilakukan untuk mengatur ukuran pori agar lebih seragam. DAFTAR PUSTAKA Andriansyah M Sifat-sifat membran yang terbuat dari sari kulit buah nanas [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Arifin B Optimasi kondisi asetilasi selulosa bakteri dari nata de coco [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Gambar 11 Penampang lintang membran CA dengan perbesaran 2500 kali. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Limbah cair tapioka dapat dibuat menjadi nata de cassava. Hal ini dibuktikan dari kesamaan spektrum selulosa dari nata de cassava dengan nata de coco. Selulosa nata de cassava dapat diasetilasi, kemudian CA yang dihasilkan dibuat menjadi membran dengan teknik inversi fase menggunakan pelarut aseton. Terbentuknya CA ditunjukkan dengan hasil analisis FTIR pada membran CA yang menunjukkan adanya pita serapan C=O pada daerah bilangan gelombang cm - 1 serta C-O asetil pada daerah cm -1. CA yang diperoleh mempunyai kadar air sebesar 21.49% dan kadar asetil sebesar 40.38% (setara dengan kisaran derajat substitusi 2.51). Pengamatan SEM pada membran CA memperlihatkan bahwa membran yang dihasilkan merupakan jenis membran mikrofiltrasi (berdasarkan fungsi) dan asimetrik (berdasarkan morfologi). Saran Kadar air dan α-selulosa BC harus ditentukan untuk mengetahui tingkat kemurnian selulosa yang terbentuk. Pengujian lain juga perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja membran lebih lanjut, seperti nilai fluks air dan indeks rejeksi. Berkaitan dengan hasil SEM yang menunjukkan ukuran pori Arviyanti E, Yulimartani N Pengaruh penambahan air limbah tapioka pada proses pembuatan nata [skripsi]. Semarang: Fakultas Teknik, Universitas Dipenogoro. [BPS] Badan Pusat Statistik Tabel Luas Panen-Produktivitas-Produksi Tanaman Ubi Kayu Seluruh Propinsi [terhubung berkala]. [24 Juli 2011]. Desiyarni Perancangan proses pembuatan selulosa asetat dari selulosa mikrobial untuk membran ultrafiltrasi. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Fengel D, Wegener G Wood: Chemistry, Ultrastructure, Reaction. Berlin: Walter de Gruyter. Gosh R Protein Bioseparation Using Ultrafiltration Theory, Application, and New Development. Oxford: Imperial College Press. Hanifah TA, Saeni MS, Adijuwana H, Bintoro HMH Evaluasi kandungan logam berat timbal dan kadmium dalam ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) yang dipupuk sampah kota. Buletin Ilmiah Gaku-ryoku 1: Hart H, Craine LE, Hart DJ Kimia Organik. Achmadi SS, penerjemah; Safitri A, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry.
BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan meliputi tahap studi literatur, persiapan alat dan bahan baku. Bahan baku yang digunakan adalah nata de banana. 3.1. Persiapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Sintesis selulosa bakterial dan isolasi nanokristalin selulosa bakterial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,
Lebih terperinci3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan
3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir yang diperoleh dari salah satu pasar di Bandung. Zat kimia yang digunakan adalah (NH 4 ) 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas Pembuatan pulp dari serat daun nanas diawali dengan proses maserasi dalam akuades selama ±7 hari. Proses ini bertujuan untuk melunakkan
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian I. Optimasi Proses Asetilasi pada Pembuatan Selulosa Triasetat dari Selulosa Mikrobial
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian I. Optimasi Proses Asetilasi pada Pembuatan Selulosa Triasetat dari Selulosa Mikrobial Selulosa mikrobial kering yang digunakan pada penelitian ini berukuran 10 mesh dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bagian pisang terluar yang tidak dapat dikonsumsi secara langsung sehingga kulit pisang menjadi limbah organik jika dibuang ke lingkungan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciPengaruh Perbandingan Selulosa dan Asam Asetat Glasial serta Jenis Pelarut pada Pembuatan Membran Selulosa Asetat dari Limbah Kertas
Pengaruh Perbandingan Selulosa dan Asam Asetat Glasial serta Jenis Pelarut pada Pembuatan Membran Selulosa Asetat dari Limbah Kertas Dena Natalia, Mahmudi, Neena Zakia Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Pragel Pati Singkong Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar berwarna putih. Rendemen pati yang dihasilkan adalah sebesar 90,0%.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan
Lebih terperinciMEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI MAHKOTA BUAH NANAS (Ananas Comocus) SEBAGAI FILTER DALAM TAHAPAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SARUNG TENUN SAMARINDA
MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI MAHKOTA BUAH NANAS (Ananas Comocus) SEBAGAI FILTER DALAM TAHAPAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SARUNG TENUN SAMARINDA CELLULOSE ACETATE MEMBRANE FROM PINEAPPLE CROWN (Ananas Comocus)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorim Fisika Material Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Metalurgi ITS Surabaya
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Nata-de-coco Pada pembuatan nata-de-coco, digunakan air kelapa yang sebelumnya telah disaring dengan kain kasa untuk membersihkan air kelapa dari sisa-sisa kotoran
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan
PENDAHULUAN Latar belakang Selulosa asetat merupakan salah satu jenis polimer yang penting dan banyak digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan (moulding), film
Lebih terperinciPEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.
PEMBAHASAN Pengaruh Pencucian, Delignifikasi, dan Aktivasi Ampas tebu mengandung tiga senyawa kimia utama, yaitu selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Menurut Samsuri et al. (2007), ampas tebu mengandung
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 36 Lampiran 2. Gambar tumbuhan jerami padi ( a ) ( b ) Keterangan : a. Pohon padi b. Jerami padi 37 Lampiran 3. Gambar serbuk, α-selulosa, dan karboksimetil selulosa
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan
Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan salah satu turunan selulosa yang disebut eter selulosa (Nevell dan Zeronian 1985). CMC dapat larut di dalam air dingin dan air panas dan menghasilkan
Lebih terperinciKARAKTERISASI DAN UJI KEMAMPUAN SERBUK AMPAS KELAPA ASETAT SEBAGAI ADSORBEN BELERANG DIOKSIDA (SO 2 )
KARAKTERISASI DAN UJI KEMAMPUAN SERBUK AMPAS KELAPA ASETAT SEBAGAI ADSORBEN BELERANG DIOKSIDA (SO 2 ) Yohanna Vinia Dewi Puspita 1, Mohammad Shodiq Ibnu 2, Surjani Wonorahardjo 3 1 Jurusan Kimia, FMIPA,
Lebih terperinciPemanfaatan Selulosa Asetat Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Pembuatan Membran Untuk Desalinasi
Pemanfaatan Selulosa Asetat Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Pembuatan Membran Untuk Desalinasi Rachmilda Pinnata D.* dan Alia Damayanti** * Jurusan Teknik Lingkungan ITS, milda@enviro.its.ac.id ** Jurusan
Lebih terperinci4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat
NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciLampiran 1 Bagan alir penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Bagan alir penelitian Ampas Tebu Pencirian: Analisis Komposisi Kimia (Proksimat) Pencirian Selulosa: Densitas, Viskositas, DP, dan BM Preparasi Ampas Tebu Modifikasi Asetilasi (Cequeira
Lebih terperinci3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan
3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan adalah polimer PMMA, poli (metil metakrilat), ditizon, dan oksina. Pelarut yang digunakan adalah kloroform. Untuk larutan bufer
Lebih terperinciKARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum HASIL FERMENTASI DAGING KULIT BUAH SEMANGKA
KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum HASIL FERMENTASI DAGING KULIT BUAH SEMANGKA R. Frenando 1, A. Dahliaty 2, A. Linggawati 3 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia Bidang Biokimia Jurusan
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)
23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi
Lebih terperinciputri Anjarsari, S.Si., M.Pd
NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Bab ini terdiri dari 6 bagian, yaitu optimasi pembuatan membran PMMA, uji kinerja membran terhadap air, uji kedapat-ulangan pembuatan membran menggunakan uji Q Dixon, pengujian aktivitas
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciPENGGUNAAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN PERMEABILITAS (FLUKS) DAN PERMSELEKTIVITAS (KOEFISIEN REJEKSI) MEMBRAN SELULOSA ASETAT
PENGGUNAAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN PERMEABILITAS (FLUKS) DAN PERMSELEKTIVITAS (KOEFISIEN REJEKSI) MEMBRAN SELULOSA ASETAT Maria Erna 1, T Ariful Amri, Resti Yevira 2 1) Program Studi Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi membran telah banyak digunakan dalam berbagai proses pemisahan dan pemekatan karena berbagai keunggulan yang dimilikinya, antara lain pemisahannya
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciLAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator
81 LAMPIRAN Lampiran 1. Skema 1. Pembuatan Biakan A. xylinum Pada Media Agar 2,3 g nutrien agar diencerkan dengan 100 ml akuades di panaskan di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C Media Agar dan
Lebih terperinci3 Metodologi Percobaan
3 Metodologi Percobaan 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung. Waktu penelitian
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SELULOSA ASETAT DARI NATA DE COCO SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN ULTRAFILTRASI
Akreditasi LIPI Nomor : 452/D/2010 Tanggal 6 Mei 2010 SINTESIS DAN KARAKTERISASI SELULOSA ASETAT DARI NATA DE COCO SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN ULTRAFILTRASI ABSTRAK Muhammad Lindu 1, Tita Puspitasari 2
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Asetil (ASTM D )
5 Kadar Asetil (ASTM D-678-91) Kandungan asetil ditentukan dengan cara melihat banyaknya NaH yang dibutuhkan untuk menyabunkan contoh R(-C-CH 3 ) x xnah R(H) x Na -C-CH 3 Contoh kering sebanyak 1 g dimasukkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinci3 Metodologi penelitian
3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,
Lebih terperinciC. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN
LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN I. Tujuan Praktikum 1. Melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhibrida 2. Menjelaskan prinsip asetilasi II. Landasan Teoritis Reaksi asam salisilat (asam
Lebih terperinciRevisi BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penyaringan B. Tujuan Percobaan 1. Melatih kemampuan agar dapat menggunakan kertas saring untuk menyaring endapan hasil reaksi kimia. 2. Mengenal metode pemisahan secara
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciVOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 2008
VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 28 SINTESIS DAN UJI KEMAMPUAN MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI NATA DE COCO SEBAGAI MEMBRAN ULTRAFILTRASI UNTUK MENYISIHKAN ZAT WARNA PADA AIR LIMBAH ARTIFISIAL Muhammad Lindu 1, Tita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa jenis polimer superabsorben mempunyai beberapa kelemahan, yaitu kapasitas absorpsi yang kecil, kurang stabil terhadap perubahan ph, suhu dan sifat fisik yang kurang baik.
Lebih terperinciKAJIAN SPEKTROSKOPI INFRAMERAH TRANSFORMASI FOURIER DAN MIKROSKOPI SUSURAN ELEKTRON MEMBRAN SELULOSA ASETAT DENGAN PENAMBAHAN POLI(ETILENA GLIKOL)
KAJIAN SPEKTROSKOPI INFRAMERAH TRANSFORMASI FOURIER DAN MIKROSKOPI SUSURAN ELEKTRON MEMBRAN SELULOSA ASETAT DENGAN PENAMBAHAN POLI(ETILENA GLIKOL) NAZER VENTURA RENAISSANCE DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciPengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO
Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO Senny Widyaningsih, Hartiwi Diastuti Program Studi Kimia,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material dan Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia ITB, serta di Laboratorium Polimer Pusat Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian tugas akhir ini dibuat membran bioreaktor ekstrak kasar enzim α-amilase untuk penguraian pati menjadi oligosakarida sekaligus sebagai media pemisahan hasil penguraian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.
Lebih terperinciBAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,
Lebih terperinci3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :
3 Percobaan 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : Gambar 3. 1 Diagram alir tahapan penelitian secara umum 17 Penelitian ini dibagi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pusat Studi
Lebih terperinciNATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.
NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.
18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinci