PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI FISIK TERHADAP VOLUME PENJUALAN AIR (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya) Andri Yulianto 033403228 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The research objective to know (1) the Physical distribution cost in company, (2) the water selling volume in company, (3) the influence Physical distribution cost to water selling volume at PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya. Method applied in this research is analytical descriptive method with case study approach. Data collecting technique by through primary data that is data obtained directly from data sourch where is research executed in PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya and secondary data that is data obtained from literature and the bibliography are relationship with problem which will be cheked. Analyzer applied is simple regression test with measurement scale of ratio. Testing of hypotesis by using test t. Result of research indicates that testing about Physical distribution cost influence to water selling volume that is Physical distribution cost had an effect on significant to water selling volume. Keyword: Physical distribution cost, water selling volume ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana biaya distribusi fisik di perusahaan, (2) bagaimana volume penjualan air di perusahaan (3) bagaimana pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air pada PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data dimana penelitian ini dilaksanakan di PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian mengenai pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air yaitu biaya distribusi fisik berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan air. Kata kunci: biaya distribusi fisik, volume penjualan air 1
PENDAHULUAN Suatu perusahaan baik perusahaan milik negara maupun perusahaan swasta, yang bergerak di bidang apapun tujuan utama mereka mendirikan perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Dan dalam rangka mencapai tujuannya untuk menghasilkan laba memerlukan suatu pengorbanan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan yaitu biaya. Dalam melakukan operasinya suatu perusahaan harus mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan, oleh karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian yang besar. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tasikmalaya sebagai penyelenggara jasa pengelolaan, pelayanan dan penyedia air bersih di harapkan dapat melayani kebutuhan air bersih kepada konsumen. Oleh karena itu Perusahaan Daerah Air minum Kabupaten Tasikmalaya berusaha untuk meningkatkan pemasaran secara intensif agar volume penjualan air dapat meningkat. Penyediaan air minum yang bersih, sehat dan terjangkau oleh masyarakat terutama rumah tangga serta pendistribusiannya, merupakan satu pekerjaan yang kompleks dan luas karena menyangkut berbagai aspek, antara lain tersedianya sumber air yang memadai, dana yang besar dan wilayah pelayanan yang cukup luas serta pemberian pelayanan yang memadai. Hal tersebut dapat terpenuhi apabila didukung antara lain dengan ketersediaannya sumber alam, instalasi pengelolaan dan jaringan pendistribusiannya. Biaya distribusi fisik salah satu faktor utama dalam kelangsungan operasi perusahaan yaitu dengan memberikan kemudahan pemrosesan, pelaksanaan persediaan, pengangkutan dan pergudangan serta pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi. Karena pemeliharaan dan perbaikan merupakan faktor yang menunjang atas kualitas produksi, maka dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan output produksi lebih baik dari sebelumnya. Kepuasan konsumen sangat penting, karena sangat menguntungkan bagi perusahaan. Salah satu keuntungannya adalah mereka akan melakukan pembelian secara berkesinambungan terhadap produk yang di konsumsinya. Salah satu kebijakan dari perusahaan untuk mencapai tujuannya yang perlu dipertimbangkan yaitu dengan menempatkan produk yang tepat dan waktu yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan pengelolaan distribusi fisik yang baik, maka perusahaan dapat melayani konsumennya dengan baik yaitu dengan menempatkan produk dalam waktu, jumlah dan tempat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pelayanan konsumen berpusat kepada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan pelayanannya untuk mengimbangi harapan konsumen. Andrian Payne (2002 : 219) mengemukakan bahwa pelayanan merupakan segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan konsumen serta untuk menindaklanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan. Dari unsur pelayanan, yang paling penting adalah kualitas pelayanannya, sehingga dapat mencapai harapan konsumen dan mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan volume penjualan air. Sedangkan dalam pelaksanaan distribusi fisik oleh suatu perusahaan terdiri dari beberapa faktor yang saling mempengaruhi dan saling bergantungan satu sama lainnya, oleh karena itu dalam pelaksanaanya faktor-faktor tersebut harus dikoordinasikan secara cermat. Faktor-faktor 2
tersebut adalah pemrosesan pesanan, pergudangan, persediaan, pengangkutan. Dalam kegiatan distribusi fisik perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, terutama dalam pemeliharaan alat yang digunakan. Pemeliharaan alat dalam pendistribusian dapat mempengaruhi terhadap kepuasan konsumen, karena kesalahan dalam pemeliharaan alat pendistribusian yang digunakan dapat menyebabkan terganggunya ketepatan waktu pengiriman produk serta dapat menentukan kondisi produk pada saat sampai di tangan konsumen. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kegiatan distribusi fisik yang dilakukan perusahaan serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut terhadap volume penjualan air. Oleh karena itu fenomena yang terjadi pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tasikmalaya adalah jika kegiatan distribusi fisik dapat berjalan dan terlaksana dengan baik maka akan meningkatkan volume penjualan, sedangkan apabila kegiatan distribusi fisik yang diberikan kepada konsumen buruk maka volume penjualan pun akan menurun. TINJAUAN PUSTAKA Sebagaimana kita ketahui bahwa biaya adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk pencapaian produk yang diinginkan. Melakukan suatu kegiatan didalam suatu perusahaan dibutuhkan suatu pengorbanan sumber daya yang harus dikeluarkan perusahaan yang sering disebut dengan biaya. Distribusi fisik merupakan kegiatan penanganan arus fisik yang diarahkan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui ketepatan dalam penyediaan barang, baik kualitas maupun kuantitas, tempat dan waktu, dengan menekan biaya yang dikeluarkan sekecil mungkin. Biaya Distribusi Fisik yaitu biaya yang berhubungan dengan semua kegiatan mulai dari saat produk telah diproduksi sampai produk tiba di tempat. Salah satu tulang punggung perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya adalah dengan meningkatkan terus volume penjualan dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Volume adalah tingkat aktivitas perusahaan baik produksi maupun penjualan. Volume penjualan merupakan penjualan yang dinyatakan dalam jumlah penjualan banyaknya satuan fisik atau jumlah uang yang harus dicapai. METODE PENELITIAN Sukapura Tasikmalaya adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan air minum. Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sukapura Tasikmalaya. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu biaya distribusi fisik dengan indikator biaya pemrosesan pesanan, biaya persediaan, biaya pengangkutan dan biaya pergudangan, serta volume penjualan air dengan indikator total volume penjualan. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN Sejak tahun 1925 wilayah Kota Tasikmalaya telah mendapatkan pelayanan air bersih, dari sumber mata air Cibeunigeulis dengan debit air + 20 liter/detik ditampung di Reservoir Gunung Singa yang berkapasitas + 400 M3 dengan jumlah konsumen awal 80 sambungan langganan. Kemudian tanggal 11 juli 1975 didirikan PDAM Kabupaten Tasikmalaya yang ditetapkan melalui Perda Tingkat II 3
Tasikmalaya nomor 7 tahun 1975. tahun 1976-1978 diadakan penelitian ke sumber mata air Cipondok Kecamatan Leuwisari yang debit potensial airnya +500l/dtk dengan dana bantuan dari pemerintah pusat melalui program bantuan 6 kota di Indonesia (Six Cities Water Supply Project). Pembangunannya dilaksanakan pada tahun 1978-1982. Pada tanggal 5 april 1982 terjadi musibah meletusnya Gunung Galunggung yang mengakibatkan 2 buah jembatan pipa terbawa banjir lahar, sehingga 3.000 meter pipa transmisi tidak berfungsi. Pada tahun 1984 jalur pipa transmisi Cipondok Kampung Peuteuy Jaya + 2.341 meter yang rusak akibat bencana tersebut direhab kembali dan aliran air kembali normal. Berdasarkan peraturan daerah Kab. Tasikmalaya nomor 24 tahun 2002 tanggal 28 Nopember 2002, tentang perubahan kedua kali perda kab. DT II Tasikmalaya nomor 7 tahun 1975 tentang pendirian PDAM Kab. Tasikmalaya pasal 4, nama PDAM Kab. Tasikmalaya menjadi PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya telah mampu melayani 27 Kecamatan dari 47 Kecamatan yang ada di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dengan Sambungan Langganan 32.996 (Desember 2011) TEKNIK ANALISIS DATA Dalam menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik parametrik (skala yang digunakan adalah rasio) untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif dimana biaya distribusi fisik mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan air. 4 PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk mengetahui pengaruh besarnya biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sukapura Tasikmalaya, maka dilakukan uji atas hipotesis. Di mana hipotesis tersebut adalah "biaya distribusi fisik berpengaruh terhadap volume penjualan air". Yang berarti bahwa biaya distribusi fisik meningkat maka volume penjualan air akan meningkat pula. Pada penelitian ini, analisis data menggunakan analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0. Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air. Berikut ini adalah data biaya distribusi fisik dan volume penjualan air pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sukapura Tasikmalaya dari tahun 2004 sampai dengan 2011 yang disajikan dalam tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Biaya distribusi fisik dan Volume penjualan air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sukapura Tasikmalaya Periode Tahun 2004-2011 Tahun Biaya distribusi fisik (X) Volume penjualan air (Y) 2004 152,437,118 13,948,475,900 2005 181,312,342 15,263,537,488 2006 217,404,493 16,273,648,333 2007 230,319,648 17,263,546,980 2008 231,402,517 18,125,434,576 2009 263,314,733 18,654,765,890 2010 285,739,325 19,876,575,670 2011 299,999,375 20,594,999,159 Sumber : Data Perusahaan Makanan Lintang Tasikmalaya Uji Regresi Linier Sederhana Untuk mengetahui besarnya pengaruh Biaya distribusi fisik (variabel
independen) terhadap Volume penjualan air (variabel dependen), maka digunakan alat analisis regresi linier sederhana sebagai berikut. Y = a + b (X) Hasil perhitungan regresi linier sederhana dengan menggunakan program SPSS. 17.0 dan data dalam bentuk logaritma natural diperoleh bahwa: a = 12,577 b = 0,572 Maka persamaan regresi adalah Y = 12,577 + 0,572 (X) Berdasarkan persamaan regresi di atas maka dapat dikatakan bahwa apabila terdapat peningkatan biaya distribusi fisik sebesar 1 rupiah (X = 1) maka akan menyebabkan volume penjualan air meningkat sebesar Rp. 0,572. Jadi semakin naik biaya distribusi fisik akan diikuti oleh kenaikan volume penjualan air di Sukapura Tasikmalaya. Analisis Korelasi Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara biaya distribusi fisik dengan volume penjualan air, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS. 17.0 yang terdapat dalam tabel correlations, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,985. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan yang disebabkan oleh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air adalah sebesar 0,985 dan angka tersebut menunjukkan terjadi korelasi yang sangat kuat. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air maka rumus yang digunakan adalah : Kd = r 2 x 100% Berdasarkan program SPSS. 17.0 yang terdapat dalam tabel summary diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,971, maka besarnya pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air adalah sebesar 97,1 %. Dalam hal ini volume penjualan air dipengaruhi oleh biaya distribusi fisik sebesar 97,1%, sisanya sebesar 2,9 % merupakan pengaruh faktor lain yaitu seperti: volume air yang diproduksi, biaya pemasaran, biaya insentif dan yang lainnya. Pengujian Hipotesis Sedangkan untuk menguji pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air, maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu biaya distribusi fisik sebagai variabel independen dengan volume penjualan air sebagai variabel dependen. Berdasarkan program SPSS ver 17.0 yang terdapat dalam tabel coefficients pada lampiran 1, diperoleh nilai t hitung sebesar 14,171 kemudian t hitung ini dibandingkan dengan t tabel pada degree of freedom (df) n-2 = 6 dan = 0,05 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,447. Ternyata t hitung lebih besar dari t tabel (14,171> 2,447) atau dengan melihat tingkat signifikan pada kolom sig. diperoleh 0.000, nilai tersebut kurang dari nilai (0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) diterima. Dengan ditolaknya Ho bahwa pada tingkat keyakinan 95% biaya distribusi fisik berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan air. Dapat digambarkan pada struktur pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air adalah sebagai berikut : 5
Biaya distribusi fisik 0,971 Volume penjualan air 0,029 Gambar 4.1 Pengaruh Biaya distribusi fisik Terhadap volume penjualan air KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan didukung oleh teori-teori yang melandasi serta hasil pembahasan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut : 1. Biaya distribusi fisik yang ada di Sukapura Tasikmalaya pada umumnya menunjukkan peningkatan. Hal ini disebabkan karena keberadaan jaringan pipa yang bocor karena sudah tua setiap tahunnya sehingga biaya pemeliharaan pipa terus meningkat. 2. Volume penjualan yang diperoleh Sukapura Tasikmalaya pada umumnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan debit air, adanya penambahan sambungan langganan baru, adanya peningkatan kapasitas produksi terpasang, dan penurunan tingkat kehilangan atau kebocoran air. 3. Berdasarkan hasil pengujian SPSS Ver. 17.0 bahwa besarnya pengaruh biaya distribusi fisik terhadap volume penjualan air atas uji hipotesis dengan menggunakan α = 0,05 dengan tingkat keyakinan 95 % teruji bahwa pada Sukapura Tasikmalaya, biaya distribusi fisik berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan yang berarti jika biaya distribusi fisik naik maka volume penjualan pun akan mengalami kenaikan pula. SARAN Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi pihak perusahaan maupun peneliti selanjutnya di masa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut diantaranya : 1. Bagi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sukapura Tasikmalaya Menambah pasokan atau stock air apabila terjadi musim kemarau yang panjang juga dalam pendistribusian air harus di perhatikan dan di peliharaan jaringan distribusinya dengan baik supaya hasil produksi dapat di sampaikan dengan baik kepada pelanggan atau masyarakat. Biaya distribusi fisik merupakan suatu biaya yang dikeluarkan untuk menyampaikan hasil produksi air kepada pelanggan atau masyarakat, maka oleh sebab itu perusahaan harus lebih meningkatkan, perencanaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan distribusi, karena dengan kegiatan tersebut dapat meminimalisir jumlah kehilangan dan pencurian air, dan kepuasan pelanggan pun akan meningkat sehingga penjualan air pun meningkat pula. 2. Untuk Peneliti Selanjutnya Guna lebih menyempurnakan lagi penelitian selanjutnya, maka dapat penelitian dapat dilakukan dengan survey ke beberapa PDAM yang ada di jawa barat atau dengan menambah variabel penelitian yang mempengaruhi volume penjualan air. 6
DAFTAR PUSTAKA Agus Ahyari. 1999. Pengendalian Produksi. Edisi keempat. Yogyakarta.BPFE. Amstrong. 2002. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan Implementasi dan Pengendalian. Erlangga: Jakarta Asep Hermawan. 2002. Pengaruh Biaya Distribusi Fisik terhadap Laba Perusahaan. Skripsi FE UNSIL Basu Shwasta dan Ibnu Sukotjo. 2001. Pengantar Bisnis Modern: Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Edisi ketiga.yogyakarta:liberty Budi Raharjo. 2000. Akuntansi dan Keuangan untuk Manajemen non Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi. Desi Mardianiati, 2005. Pengaruh Biaya Distribusi dan Perbaikan Mesin terhadap Perolehan Pendapatan pada Perusahaan Daerah Air Minum di Tasikmalaya. Skripsi FE UNSIL Fandie Tjiptono.2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset Heckert. 1998. Diterjemahkan oleh Tjintjin Fenix Tjendera. Controllership. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Louda. 2002. Pengaruh Biaya Distribusi Fisik terhadap Laba Operasional Persahaan. Skripsi FE UNSIL Mariana Firdaus S.A Raya. 2009. Pengaruh Biaya Distribusi terhadap Hasil Penjualan Produk PT. Sesional Suplies Indonesia. Jurnal FE Universitas Gunadarma Marianus Firdaus. 2009. Pengaruh Biaya Distribusi Terhadap Hasil Penjualan Produk PT Sesional Suplies Indonesia.Jurnal FE Universitas Gunadarma Mohammad Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan ke-8. Yogyakarta : STIM YKPN. Radiosunu, 2000, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tahun 2000 Philip Kotler. 2000. Dialihbahasakan oleh Hendra Teguh. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jilid I. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Prenhallindo Soemarso SR. 2001. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat Sofyan Syafri, Harahap. 2004. Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Cetak Ulang Kedua Edisi Keenam. Bandung : PT Tarsito Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Edisi ke 10. Bandung : CV. ALFABETA. 7
Supriyono, R.A. 2000. Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE 8