Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Analisis sosial dan kebijakan pembangunan hutan tanaman

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

Paket analisis social, ekonomi, financial dan kebijakan pembangunan hutan tanaman pola agroforestry

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, L) KLON UNGGUL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III METODE PENELITIAN

VII. FORMULASI STRATEGI

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

Jumlah informasi dan paket iptek pendukung produktivitas hutan dan pola agroforestry berbaris kayu pertukangan

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Lokasi

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

III. METODOLOGI KAJIAN

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

iv Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB III METODE KAJIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

IV. METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

STRATEGI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

Transkripsi:

Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan Pembangunan Hutan Sub Judul Kegiatan : Analisis Sosial dan Kebijakan Pembangunan HT Pola Agroforestry Jenis Kayu Bawang Pelaksana Kegiatan : Efendi Agus Waluyo, S.Hut., M.Ec.Dev.,MA. Ari Nurlia, S.Hut ABSTRAK Hutan rakyat kayu bawang telah dikembangkan secara turun menurun di wilayah pengembangan aslinya yaitu Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Bengkulu Tengah dan telah menyebar ke berbagai wilayah di kabupaten sekitarnya yang ada di Propinsi Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi pengembangan hutan rakyat kayu bawang di Propinsi Bengkulu serta merumuskan strategi yang tepat bagi pengembangan hutan rakyat kayu bawang berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan analsisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Hasil penelitian menunjukkan Faktor kekuatan utama yang mempengaruhi pengembangan hutan rakyat kayu bawang adalah kayu bawang yang mempunyai kualitas tinggi dengan nilai pengaruh 0, 7, faktor kelemahan utama yang harus diminimalkan adalah tanaman kehutanan merupakan investasi jangka panjang dengan nilai pengaruh 0,708, faktor peluang utama yang harus dimanfaatkan adalah kebutuhan kayu yang terus meningkat dengan nilai pengaruh 0,8 dan faktor ancaman utama yang harus diatasi adalah ketidakpastian usaha dengan nilai pengaruh 0,96.Strategi yang paling sesuai dilakukan dalam rangka pengembangan kayu bawang adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menangkap peluang-peluang yang ada. Kata Kunci: Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. A. Latar Belakang Budidaya tanaman berkayu telah lama dilakukan oleh masyarakat terutama di Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah. Mereka mengembangkan jenis kayu lokal yaitu kayu bawang secara tradisional turun temurun dengan pola agroforestry. Di wilayah ini hampir semua masyarakat petani mengembangkan kayu bawang di kebunnya pada saat memulai kebun yang baru. Kayu bawang (Dysoxylum mollissimum Blume) merupakan pohon penghasil kayu pertukangan unggulan Propinsi Bengkulu. Tanaman ini mampu tumbuh pada jenis tanah Laporan Kegiatan Tahun 0 - Buku II BPK Palembang 9

Alluvial dan Podsolik Merah Kuning serta tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang spesifik. Sebaran ketinggian topografi antara 0-.000 meter dari permukan laut (mdpl) merupakan tempat tumbuh kayu ini (Dinas Kehutanan Kabupaten Bengkulu Utara, 00). Hasil penelitian Martin, et.al. (00) menyatakan bahwa kayu bawang bagi masyarakat telah menjadi komoditas budidaya tradisional yang tetap dipertahankan. Motivasi masyarakat menanam kayu bawang di wilayah tradisionalnya sedang sampai tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kebutuhan kayu di masa yang akan datang semakin meningkat, perasaan puas terhadap usaha perkayuan dan keinginan untuk mempertahankan pohon (Martin dan Gale, 009). Pada dekade 990-an jenis ini dipromosikan secara luas oleh pemerintah sebagai tanaman rehabilitasi dan pengkayaan jenis hutan rakyat. Pada saat itu minat masyarakat yang tinggi untuk menanam kayu bawang didukung pemerintah melalui beragam promosi dan penyediaan bibit sehingga mampu menyebar hampir ke seluruh wilayah Provinsi Bengkulu. Sejak awal tahun 000-an, jenis kayu bawang digunakan secara luas di luar habitat tradisionalnya dalam program rehabilitasi hutan dan lahan serta pengembangan hutan rakyat. Provinsi Bengkulu telah menetapkan jenis tanaman ini sebagai jenis unggulan dan akan dikembangkan hingga mencapai luas tegakan kayu bawang 0.000 ha pada tahun 008 (Apriyanto, 00). Saat ini kayu bawang telah menyebar ke bergagai kabupaten sekitarnya. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Waluyo dan Nurlia (0) menggambarkan tingkat penyebaran kayu bawang terbesar di Kabupaten uma dengan persentase 8,7% dan terendah di Kabupaten Rejang Lebong dengan persentase,%. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas tergambar bahwa pengembangan hutan rakyat kayu bawang di Propinsi Bengkulu memiliki peluang yang bagus namun menghadapi berbagai kendala. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat untuk pengembangan hutan rakyat kayu bawang di Propinsi Bengkulu. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : () Faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan hutan rakyat kayu bawang di Propinsi Bengkulu, () menganalisis dan mengembangkan strategi-strategi serta menentukan strategi prioritas pengembangan hutan rakyat kayu bawang di Propinsi Bengkulu yang direkomendasikan untuk dilaksanakan di Propinsi Bengkulu. C. Metodologi. Pengumpulan Data Data dikumpulkan dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam (in depth Laporan Kegiatan Tahun 0 - Buku II BPK Palembang 0

interview) terhadap responden yang menjadi unit analisis penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para pakar (key person) yang dipilih secara sengaja dengan menggunakan metode purposive sampling. Unit Responden dalam penelitian ini adalah wakil dari Stakeholder yang mengetahui dan terlibat langsung dalam program HTR. Sampel responden adalah bagian dari institusi yang terkait dengan pengambilan kebijakan dan strategi pengembangan Kayu Bawang di Kabupaten Muko-muko dan Kab. Rejang Lebong. Pengambilan sampel atau teknik sampling dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan responden paling mengetahui (expert) mengenai persoalan pengembangan kayu.. Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threaths). Perangkat analisis data yang digunakan adalah Internal Factor Analysis Strategy (IFAS) dan External Factor Analysis Strategy (EFAS), Diagram SWOT dan Matriks SWOT. Matriks IFAS dan matriks EFAS digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman, kemudian dilakukan pembobotan. D. Hasil Yang Telah di Capai D.. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan hasil pengamatan langsung, hasil wawancara dan pengisian kueisioner oleh responden dapat dirumuskan beberapa isu strategis baik internal maupun eksternal. Isu strategis internal meliputi kekuatan dan kelemahan, sedangkan isu strategis eksternal meliputi peluang dan ancaman.. Kekuatan Faktor-faktor kekuatan yang berpengaruh terhadap pengembangan kayu bawang dan nilai pengaruhnya di sajikan pada Tabel. Tabel. Faktor-faktor Kekuatan dan Nilainya 6 Kayu bawang mempunyai kualitas tinggi Kesesuaian tempat tumbuh Ketersediaan areal yang luas Budidaya Kayu Bawang Kurang Intensif dibanding usaha tani lainnya Kebiasaan Masyarakat menanam kayu secara Turun Temurun Kayu Bawang mempunyai Fungsi tata air 0.9 0.7 0.8 0.678 0. 0..8889.7778.6.6667. 0.7 0.66 0.60 0.6 0. 0. Total.9 Sumber: Data Primer Penelitian 0, diolah Laporan Kegiatan Tahun 0 - Buku II BPK Palembang

. Kelemahan Faktor-faktor kelemahan yang berpengaruh terhadap pengembangan kayu bawang dan nilai pengaruhnya disajikan pada Tabel. Tabel. Faktor-faktor Kelemahan dan Nilainya 6 Menanam tanaman kehutanan merupakan investasi jangka panjang Pembibitan masih terbatas Sumber daya keuangan terbatas/ modal terbatas Latar belakang pendidikan masyarakat sekitar hutan rendah Hanya berorientasi pada bantuan dari Pemerintah Kurangnya tenaga pendamping/ Penyuluh 0.9 0.789 0.7 0.6 0.678 0.89.6667.8889.8889. 0.708 0.697 0.66 0.66 0.9 0.96 Total.67 Sumber: Data Primer Penelitian 0, diolah. Peluang Faktor-faktor peluang yang berpengaruh terhadap pengembangan kayu bawang dan nilai pengaruhnya disajikan pada Tabel. Tabel. Faktor-faktor Peluang dan Nilainya Kebutuhan kayu terus meningkat Ketersediaan pasar kayu bawang Dukungan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah Ketertarikan masyarakat terhadap tanaman kehutanan tinggi Masih Banyak lahan kosong dalam keadaan kritis dan lahan terkantar 0.67 0.67 0.0 0.76 0.89.0000.0000.6. 0.8 0.6800 0.6067 0.86 0.7 Total.909 Sumber: Data Primer Penelitian 0, diolah. Ancaman Faktor-faktor ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan kayu bawang dan nilai pengaruhnya disajikan pada Tabel. Tabel. Faktor-faktor Ancaman dan Nilainya Ketidakpastian usaha Pengetahuan masyarakat masih kurang Semakin meluasnya usaha perkebunan sawit. Hama, penyakit tanaman dan kebakaran Konflik masyarakat dengan pengusaha perkebunan 0. 0.067 0.8 0.78 0....6.6667. 0.96 0.9 0.7 0.9 0.70 Total.0 Sumber: Data Primer Penelitian 0, diolah Laporan Kegiatan Tahun 0 - Buku II BPK Palembang

D.. Strategi Pengembangan Kayu Bawang. Diagram SWOT Berdasarkan selisih total nilai pengaruh unsur internal (kekuatan dan kelemahan), 9, 67 yakni 0,0 dan selisih total nilai pengaruh unsur eksternal (peluang dan ancaman),909,0 yakni 0,787 maka dapat disusun diagram SWOT seperti disajikan pada Gambar. Pada diagram tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kayu bawang di Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Rejang Lebong berada pada. Menurut Pearce dan Robinson (007) pada sel menunjukkan bahwa pengembangan kayu bawang mempunyai situasi yang kurang menguntungkan karena meskipun peluang dikembangkannya sangat besar tetapi mempunyai banyak kelemahan. Sedangkan Rangkuti (0) menerangkan bahwa pada harus menerapkan strategi WO (Weakness Opportunity), yaitu menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. (-0,0; 0,787) Peluang / Opportunity 0,8 0,7 0,6 0, Kelemahan / Weakness 0, -0, -0, - 0, -0, - 0, 0, 0, 0, -0, Kekuatan / Gambar. Diagram SWOT -0, -0, Ancaman / Threat Pengembangan Kayu Bawang. Matriks SWOT Matriks SWOT menjelaskan secara rinci bagaimana peluang dan ancaman terhadap pengembangan kayu bawang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi SO, ST, WO dan WT. Sesuai yang telah dijelaskan sebelumnya strategi yang tepat untuk digunakan dalam pengembangan hutan rakyat kayu bawang adalah strategi WO. Laporan Kegiatan Tahun 0 - Buku II BPK Palembang

Tabel. Matriks SWOT pengembangan kayu bawang UNSUR EKSTERNAL UNSUR INTERNAL PELUANG (O) O. Kebutuhan kayu terus meningkat O. Ketersediaan pasar kayu bawang O. Dukungan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah O. Ketertarikan masyarakat terhadap tanaman kehutanan tinggi O. Masih Banyak lahan kosong dalam keadaan kritis dan lahan terkantar ANCAMAN (T) T. Ketidakpastian usaha T. Pengetahuan masyarakat masih kurang T. Semakin meluasnya usaha perkebunan sawit. T. Hama, penyakit tanaman dan kebakaran T. Konflik masyarakat dengan pengusaha perkebunan KEKUATAN (S) S. Kayu bawang mempunyai kualitas tinggi S. Kesesuaian tempat tumbuh S. Ketersediaan areal yang luas S. Budidaya Kayu Bawang Kurang Intensif dibanding usaha tani lainnya S. Kebiasaan Masyarakat menanam kayu secara Turun Temurun S6. Kayu Bawang mempunyai Fungsi tata air STRATEGI SO Memperlebar jaringan pemasaran (S, O, O) Memperluas area pengembangan hutan rakyat dengan memanfaatkan lahan krirtis dan terlantar (S, O, O, O) STRATEGI ST Pengembangan kelembagaan pasar yang dapat mendukung usaha kehutanan (S, T, T, T) KELEMAHAN (W) W. Menanam tanaman kehutanan merupakan investasi jangka panjang W. Pembibitan masih terbatas W. Sumber daya keuangan terbatas/ modal terbatas W. Latar belakang pendidikan masyarakat sekitar hutan rendah W. Hanya berorientasi pada bantuan dari Pemerintah W6. Kurangnya tenaga pendamping/penyuluh STRATEGI WO Meningkatkan teknologi pembibitan terutama dari pembibitan vegetative (W, W, O) Menambah jumlah tenaga penyuluh kehutanan di lapangan (W, O) STRATEGI WT Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait serta pemberdayaan kelembagaan masyarakat (W, W, W, T, T) E. Kesimpulan dan Rekomendasi Pengembangan kayu bawang di kabupaten Mukomuko dan kabupaten Rejang Lebong dipengaruhi oleh unsur internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (Peluang dan ancaman). Faktor kekuatan utama yang mempengaruhinya adalah kayu bawang yang mempunyai kualitas tinggi dengan nilai pengaruh 0,7 sedangkan faktor kelemahan utama yang harus diminimalkan adalah tanaman kehutanan merupakan investasi jangka panjang dengan nilai pengaruh Laporan Kegiatan Tahun 0 - Buku II BPK Palembang

0,708. Faktor peluang utama yang harus dimanfaatkan adalah kebutuhan kayu yang terus meningkat dengan nilai pengaruh 0,8 dan faktor ancaman utama yang harus diatasi adalah ketidakpastian usaha dengan nilai pengaruh 0,96. Strategi yang paling sesuai dilakukan dalam rangka pengembangan kayu bawang adalah strategi WO (Weakness Opportunity), yakni menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menangkap peluang-peluang yang ada. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan Meningkatkan teknologi pembibitan terutama dari pembibitan vegetatif dan menambah jumlah tenaga penyuluh kehutanan di lapangan Foto Kegiatan Laporan Kegiatan Tahun 0 - Buku II BPK Palembang