BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Knapsack adalah suatu permasalahan dalam menentukan pemilihan objek

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan setiap hari. prasarana transportasi. Bertambahnya manusia dan beragamnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap pulau di Indonesia yaitu sepanjang km yang menjadikan Indonesia menempati

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

BAB 5 Simpulan dan Saran. Gambar 5.1 Pola Operasional Kapal (proposed)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

TESIS JOHAN JOHANNES PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi

TENTUKAN MODEL MATEMATISNYA!

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

I. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu

Pesawat Polonia

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

Model Pengangkutan Crude Palm Oil

Jl. Ir. M. Putuhena, KampusUnpatti, Poka-Ambon, Maluku

UNTUK DISTRIBUSI LNG DARI PULAU KALIMANTAN MENUJU PULAU JAWA MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC FERRIZA ZAINURY

Bab I. Pendahuluan. Globalisasi mencerminkan hubungan tanpa batas antara negara satu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perairan dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk

: Jl Raya Pelabuhan Merak, Gerem, Pulo Merak Cilegon-Banten. Kode Pos : Telp : (0254) , ,

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO

Desain Konseptual dan Pola Operasi Kapal CNG (Compressed Natural Gas) untuk Mendukung Pembangunan PLTG di Pulau Bawean

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor masyarakat meluas dengan cepat[4]. menentukan tingkat kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dimana masingmasing

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

SIDANG TUGAS AKHIR. Studi Kebutuhan dan Kapasitas CNG Carrier pada Distribusi CNG dari FSRU ke End Costumer dengan Pendekatan Simulasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Apa keunggulan dari PT. PLN Batu Bara? 2. Mengapa keunggulan perusahaan dijadikan sebuah kekuatan di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan masyarakat yang menggunakan komputer. Sehingga hal ini

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM) USING A LINEAR PROGRAMMING APPROACH TO FULFILL THE DEMAND (Case Study : PT.

MODEL PERENCANAAN TRANSPORTASI LAUT DISTRIBUSI BBM: DUMAI PONTIANAK BELAWAN - KRUENG RAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. Rumusan masalah dalam aplikasi sistem pakar menjaga kualitas muatan kapal tanker ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

tentang pembangunan struktur gedung melainkan banyak lagi;

OPT.IMASI ALAT ANGKUT PENGIRIMAN BERAS (Studi Kasus pada PT. Umbul Berlian Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PT. MITHA SAMUDRA WIJAYA. Berdiri pada 11 Maret 1999 yang beralamat di Jalan Raya Belawan

Integer Programming (Pemrograman Bulat)

2017, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepela

Optimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri di Indonesia berkembang pesat. Di antara subsektor

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAU RANCANGAN KRITERIA TRAYEK TETAP DAN TERATUR, SERTA TIDAK TETAP DAN TIDAK TERATUR

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL...

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

ANALISIS PENENTUAN RUTE PELAYARAN PETIKEMAS DOMESTIK BERBASIS PERMINTAAN

III DESKRIPSI PERMASALAHAN PENGOPERASIAN BRT

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

IV-27 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana transportasi laut sebagai sarana penghubung utama antara pulau. Distribusi barang antara pulau banyak dilakukan melalui penggunaan jasa angkutan laut. Oleh karena itu, sektor angkutan laut menempati posisi yang strategis di dalam pendistribusian barang dalam negeri, dimana penggunaan jasa angkutan laut selain relatif murah dibandingkan dengan jasa pengangkutan udara ataupun darat, juga mampu mengangkut volume barang lebih banyak. Demikian halnya pada PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan yang menggunakan jasa angkutan laut kapal tanker untuk mengangkut BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis HSD (High Speed Diesel) dan IFO (Industrial Fuel Oil) sebagai bahan bakar beberapa PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang beroperasi di Sicanang, Belawan. Belakangan ini, dengan semakin meningkatnya kegiatan industri dan jumlah penduduk di Sumatera Utara, maka kebutuhan akan daya listrik juga mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Seiring dengan itu, pemakaian BBM (baik HSD maupun IFO) juga akan meningkat yang mengakibatkan akan meningkat pula kebutuhan akan kapal tanker sebagai sarana pengangkut BBM tersebut. Berdasarkan pada Tugas Akhir oleh Saudara Suriadin Noernikmat (040423008) mahasiswa Ekstention yang mencoba menyelesaikan masalah

IV-28 optimisasi pelayaran kapal Tanker milik PT. Burung Laut dengan menggunakan ilmu Operation Research yaitu dengan Linear Programming metode Simpleks, solusi yang dicapai belum optimal. Hasil penelitian Saudara Suriadin Noernikmat dengan menggunakan metode Simpleks tersebut terdapat solusi yang berbentuk bilangan desimal atau Non-Integer yang artinya terdapat pembulatan dalam menentukan solusi optimal pelayaran kapal Tanker tersebut, karena tidak mungkin jumlah perjalanan sebuah kapal Tanker dalam bentuk bilangan desimal. Saudara Marnangkok Butar-Butar (040403064) mahasiswa reguler juga mencoba melakukan analisis ulang dengan menggunakan Pemrograman Integer untuk mencapai solusi Integer Optimal. Berdasarkan analisa diatas maka saya tertarik melakukan analisis ulang untuk penentuan jumlah pelayaran optimal (Round Trip) untuk keempat kapal Tanker milik Perusahaan Pelayaran PT. Burung Laut untuk pengangkutan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkit Belawan tersebut dengan menggunakan Metode Branch and Bound untuk mencapai solusi yang lebih optimal dari analisis sebelumnya. Perusahaan Pelayaran PT. Burung Laut yang menjalin kerja sama kemitraan dengan PT. Citra Bintang Familindo sejak tahun 2002 hingga sekarang, adalah merupakan salah satu sub vendor yang melaksanakan pengangkutan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan dari pelabuhan muat Pertamina di Dumai, Pulau Sambu dan Tanjung Uban ke pelabuhan bongkar PLTD/U di Sicanang, Belawan. Untuk melaksanakan pengangkutan BBM HSD tersebut digunakan 4 unit tanker yang berkapasitas antara 5.000 6.000 KL.

IV-29 Sepanjang tahun 2007, dari kebutuhan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan sebesar 1.080.000 KL, yang dapat dilayani pengangkutannya oleh ke 4 armada tanker tersebut di atas hanyalah sebesar 861.200 KL saja. Terjadinya defisit angkutan sejumlah 218.800 KL disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: tidak optimalnya waktu pengoperasian kapal, baik yang diakibatkan oleh antrian kapal di pelabuhan muat atau di pelabuhan bongkar, proses administrai yang ada untuk memasuki pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, maupun yang diakibatkan oleh kendala-kendala lain, seperti: ketidaktersediaan stock BBM HSD, perawatan dan perbaikan kapal serta cuaca buruk. Kemampuan armada tanker PT. Burung Laut untuk melayani angkutan BBM HSD sangat dipengaruhi pula oleh jarak, waktu tempuh dan kecepatan masing-masing kapal. Terdapatnya perbedaan jarak antara tiap pelabuhan muat (Belawan, Pulau Sambu dan Tanjung Uban) ke pelabuhan bongkar (Belawan) dan perbedaan kecepatan masing-masing kapal sangat berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan oleh tiap kapal dalam melaksanakan angkutan BBM HSD dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar. Untuk meningkatkan pelayanan PT. Burung Laut dalam mengoperasikan armada tanker nya di masa-masa mendatang, diperlukan suatu kajian akademis guna mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya angkutan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan pada tahun 2007, sekaligus mencari solusi optimal untuk mengatasinya dengan

IV-30 memperhatikan faktor-faktor kendala yang ada. Untuk lebih sederhana, permasalahan diatas digambarkan sebagai berikut: Q 1 C 1 S1 (Sambu) (270.00KL) Q 2 V 1 C 2 S2 (Tj Uban) (270.00KL) Q 3 C 3 V 2 V 3 Tujuan S3 (Dumai) (540.00KL) Q i = Quantity (KL) Q 4 C 4 V 4 C i = Cost ($/KL) Dimana: Q 1 = 5000 KL Q 2 = 6000 KL Q 3 = 5300 KL Q 4 = 5300 KL V i = Kecepatan Kapal (Mile/Jam) Gambar 1.1. Gambaran Daerah Sumber, Tujuan dan Perjalanan Armada Tanker PT. Burung Laut. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yang dihadapi oleh PT. Burung Laut dalam melaksanakan angkutan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan pada tahun 2008 adalah 1. Jadwal pengoperasian yang kurang optimal dan buruknya Transportation Management pengoperasian keempat armada tanker yang dioperasikannya untuk memenuhi target volume angkutan BBM HSD sebesar 1.080.000

IV-31 KL yang diangkut dari pelabuhan Muat (Dumai, Pulau Sambu dan Tanjung Uban) ke pelabuhan bongkar (Belawan). 2. Sulitnya menentukan keadaan Optimum untuk pengoperasian keempat armada tanker untuk memenuhi target volume angkutan BBM HSD sebesar 1.080.000 KL dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar di Belawan. Dalam melaksanakan angkutan BBM HSD tersebut didapati beberapa kendala yang membawa dampak terhadap jadwal pengoperasian armada tanker PT. Burung Laut. Kendala pertama kecepatan kapal yang berbeda, sehingga mengakibatkan waktu tempuh yang berbeda pula untuk masing-masing kapal. Kendala ini dibatasi pula oleh hari kerja effektif pada tahun 2008 yang hanya 341 hari kerja dari hari kalender seluruhnya 365 hari. Kekurangan 24 hari kerja setiap tahunnya yang dipergunakan oleh masing-masing kapal untuk melaksanakan program perawatan dan perbaikan, sangat berpengaruh terhadap waktu pelayanan masing-masing kapal dalam melaksanakan angkutan BBM HSD. Kendala kedua adalah keterbatasan stock BBM HSD untuk PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan di masing-masing pelabuhan muat. Pelabuhan Dumai menyediakan stock BBM HSD sebesar 540.000 KL pertahunnya, sedangkan di pelabuhan Pulau Sambu dan Tanjung Uban disediakan stock BBM HSD masing-masing hanya 270.000 KL setiap tahunnya. Kendala ketiga adalah berupa alasan teknis operasional kapal, dimana dari 4 unit armada tanker yang ada, 2 unit diantaranya dapat melakukan pemuatan BBM HSD di semua pelabuhan muat dengan frekuensi kunjungan 24 kali di

IV-32 Dumai, 12 kali di Pulau Sambu dan 12 kali di Tanjung Uban. Sedangkan 2 unit lainnya sama sekali tidak dapat melaksanakan pemuatan di pelabuhan muat Pulau Sambu, sehingga frekuensinya kunjungannya hanya 24 kali di Dumai dan 24 kali di Tanjung Uban. Berkenaan dengan permasalahan di atas, PT. Burung Laut dituntut untuk mencari solusi optimal dalam pencapain target angkutan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan pada tahun 2008 sebesar 1.080.000 KL per tahun dengan tetap menggunakan 4 unit armada tanker yang dioperasikannya. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membuat model Transportasi memenuhi target volume angkutan BBM HSD sebesar 1.080.000 KL yang diangkut dari pelabuhan Muat (Dumai, Pulau Sambu dan Tanjung Uban) ke pelabuhan bongkar (Belawan) sebanyak 1.080.000 KL. Hal ini akan menghasilkan jumlah Round Trip optimum armada tanker yang dioperasikan oleh PT. Burung Laut dalam melaksanakan angkutan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan dengan cara mengidentifikasi waktu muat (loading time) di pelabuhan muat, waktu bongkar (unloading time) di pelabuhan bongkar dan waktu layar kapal (sailing time) dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar atau sebaliknya berdasarkan data tahun 2007 guna mendapatkan volume angkutan BBM HSD yang paling optimal yang dapat dilaksanakan pada tahun 2008.

IV-33 1.4. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian Penelitian dilakukan dalam batasan-batasan tertentu, antara lain : 1. Penelitian hanya dilakukan pada armada Tanker PT. Burung Laut yang melayani pengangkutan BBM HSD PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan. 2. Pelabuhan muat yakni pengisian BBM HSD hanya di tiga pelabuhan, yaitu: pulau Smabu, Tanjung Uban dan pelabuhan Dumai dengan daerah tujuan pelabuhan Belawan. 3. Variabel pembatas sebagai kendala yang digunakan adalah: jumlah round trip tiap kapal, kapasitas pelabuhan muat, dan spesifikasi teknis armada tanker. 4. Data yang dikumpulkan untuk penentuan kecukupan armada adalah data time sheet tiap armada Tanker pada tahun 2007. 5. Penentuan jumlah kecukupan armada Tanker yang dilakukan adalah untuk tahun 2008 berdasarkan data tahun 2007 tersebut diatas. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pelaksanaan perbaikan armada Tanker sesuai dengan yang ditentukan. 2. Tidak ada perubahan jalur yang akan dilalui oleh armada Tanker jika sudah ditugaskan. 3. Instruksi dalam melakukan loading dan unloading dilakukan dengan benar. 4. Kondisi pelayaran armada Tanker dianggap tidak terganggu. 5. Keadaan perlengkapan serta mesin dianggap cukup baik. 6. Data yang dikumpulkan dianggap berdistribusi normal.

IV-34 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup dan asumsi penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah.

IV-35 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN