HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.

Perbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Tingkat Aktualisasi Diri pada Mahasiswa Program Studi Psikologi FK UNS Angkatan 2010 dan 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: b. Kecerdasan Adversitas

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi

1. Pendahuluan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS BAND. Oleh: Epri Afnan Hidayat

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi Penyusunan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PROKRASTINASI DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0.

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.

HUBUNGAN OPTIMISME YANG TIDAK REALISTIK TENTANG MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI SAAT MENYUSUN SKRIPSI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

NUGROHO, MACHMUROCH, KARYANTA / HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REGULASI DIRI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PROSES PENYUSUNAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Studi Korelasional Mengenai Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Feedback yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting. Mahasiswa sebagai subjek yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON THE STUDENTS OF PSYCHOLOGY DEPARTMENT SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA Noor Fitriana Annisa Putri, Sri Wiyanti, Aditya Nanda Priyatama Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Mahasiswa sebagai bagian dari institusi pendidikan dituntut untuk mampu berprestasi dengan optimal, dan selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang bersifat akademik maupun non akademik. Tugas yang banyak, deadline, perkuliahan, dan kegiatan non akademik yang semuanya memerlukan kerja keras untuk memenuhi target waktu yang telah ditetapkan. Kondisi ini membuat mahasiswa rentan melakukan prokrastinasi akademik yang ditandai dengan kelambanan, keterlambatan menghadiri kuliah, terlambat dalam menyelesaikan tugas hingga menunda belajar untuk ujian. Individu yang memiliki self-efficacy rendah dapat meningkatkan perilaku prokrastinasi akademik individu tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sampel diambil dengan kriteria mahasiswa angkatan 2008, 2009 dan 2010 yang masih aktif kuliah. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan skala self-efficacy dan skala prokrastinasi akademik. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment. Hasil analisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,488 serta taraf sigifikansi 0,000 < 0,05. Hasil analisis tersebut, dapat dikemukakan ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sumbangan self-efficacy terhadap prokrastinasi akademik sebesar 23,8%. Kata kunci: self-efficacy, prokrastinasi akademik PENDAHULUAN Memasuki era teknologi dan globalisasi seseorang dituntut untuk selalu dapat meningkatkan kemampuan dan keahliannya agar dapat bersaing dan menyesuaikan diri dalam dunia global. Kualitas sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam kondisi persaingan global yang penuh dengan tekanan dan kompetisi. Kaitannya dengan manusia yang berkualitas, mahasiswa diharapkan mampu menguasai suatu bidang sehingga keahliannya menjadi siap bersaing di pasaran kerja. Disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja yang tinggi adalah indikator sumber daya manusia yang berkualitas (Ghufron, 2004). Mahasiswa dikatakan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi jika dirinya dapat 1

menunjukkan perilaku yang mencerminkan adanya kedisiplinan, kreativitas maupun etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya, namun sampai sekarang masih dijumpai ketidaksiapan dalam memenuhi tuntutan tersebut. Banyak mahasiswa yang mengulur waktu dan melakukan penundaan terhadap tugas dan kewajiban sebagai salah satu bentuk ketidakdisiplinan yang dapat menghambat terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Perilaku yang tidak disiplin dalam penggunaan waktu dalam suasana ilmiah psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi. Senecal, dkk. (1995) mengemukakan bahwa prokrastinasi adalah saat seseorang seharusnya melakukan suatu kegiatan dan bahkan mungkin ingin melakukannya, namun gagal memotivasi diri untuk melakukan aktivitas tersebut dalam jangka waktu yang diinginkan atau diharapkan. Kegagalan dalam memotivasi diri tersebut dapat mengakibatkan seseorang banyak kehilangan waktu untuk mengerjakan pekerjaannya dan banyak waktu yang sebenarnya bermanfaat menjadi terbuang percuma. Prokrastinasi yang terjadi di lingkungan akademik disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi umum terjadi di lingkungan akademik (Senecal, dkk., 1995). Ellis dan Knaus (dalam Senecal, dkk., 1995) memperkirakan bahwa 95% dari mahasiswa Amerika melakukan prokrastinasi dan 20 orang adalah orang yang suka menunda-nunda kronis. Penelitian yang dilakukan Edwin dan Sia (2007) menemukan dari 295 mahasiswa sebanyak 30,9% mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya tergolong sebagai high sampai dengan very high prokrastinator. Penelitian tentang prokrastinasi telah banyak dipaparkan, hal tersebut menunjukkan pentingnya untuk melakukan penelitian dalam masalah prokrastinasi. Beban tugas yang dirasakan berat bahkan jika menurutnya melampaui batas kemampuan, mahasiswa akan mengerjakan tugas-tugasnya dalam tekanan dan perasaan malas. Pada akhirnya mahasiswa akan terbiasa menunda pekerjaannya. Menghadapi penyebab prokrastinasi akademik tersebut diperlukan keyakinan mahasiswa akan kemampuannya untuk menghadapi permasalahan dan melakukan tindakan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki oleh Bandura disebut self-efficacy. Keyakinan yang dimiliki individu mempengaruhi emosi, pikiran dan tingkah laku individu seperti memilih keputusan-keputusan yang akan diambil serta usaha-usaha dan keteguhannya pada saat menghadapi hambatan (Bandura, 1993). Pengaruh self-efficacy pada cara berfikir individu akan mampu mengarahkan motivasi dan tindakannya untuk mencapai suatu hasil yang bersifat positif bagi individu. Oleh karena itu, keyakinan mahasiswa terhadap kemampuannya untuk 2

mengerjakan tugas seringkali mempengaruhi perilaku yang dihasilkan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Self-efficacy mahasiswa menentukan usaha yang dikeluarkan dan daya tahan mahasiswa untuk bertahan dalam menghadapi rintangan dan hambatan tugas-tugas perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan menuangkan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah akan menghindari semua tugas, usaha yang dilakukan menurun dan menyerah dengan mudah ketika masalah muncul. Hal tersebut menunjukkan bahwa self-efficacy dapat membuat mahasiswa lebih yakin akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, tidak membuang waktu dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan segera menyelesaikan tugas tersebut. Fenomena di atas membuat peneliti ingin melakukan penelitian pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik. DASAR TEORI A. Prokrastinasi Akademik Pertama kali istilah prokrastinasi digunakan oleh Brown dan Holtzman untuk menggambarkan sesuatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan ( Hayyinah, 2004). Silver (dalam Ferrari, dkk., 1995) menyatakan bahwa seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi, akan tetapi individu hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Secara umum prokrastinasi didefinisikan sebagai kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa konsekuensi yang buruk bagi seseorang yang melakukannya (Dewitte dan Schouwenberg dalam Deyling, 2008). Prokrastinasi pada area atau bidang akademik yang pada umumnya dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja akademik (Aitken dalam Ferrari, dkk., 1995). Rothblum dkk (1986) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan untuk selalu 3

menunda-nunda tugas akademik dan selalu mengalami masalah yang berkaitan dengan tindakan menunda atau meninggalkan tugas tersebut. Jeremy Hsieh (dalam Hayyinah, 2004) menganggap prokrastinasi akademik sebagai suatu kecenderungan sifat yang dimiliki oleh pelajar yang sering menghadapi tugas-tugas yang mempunyai batas waktu. Noran (dalam Akinsola dkk, 2007) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan individu. Individu yang melakukan prokrastinasi lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting daripada mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dengan cepat. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu tindakan menunda yang dilakukan secara sengaja dan berulangulang memulai atau menyelesaikan suatu tugas akademik, dan menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dirinya dan tidak begitu penting sehingga menghambat kinerja akademik individu maupun orang lain. Aspek-aspek prokrastinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek-aspek prokrastinasi dari Schouwenberg (dalam Ferrari, dkk., 1995), yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi, kelambanan dan keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang seharusnya dikerjakan. Berdasarkan Burka dan Yuen (1998) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi takut gagal, takut sukses, takut kehilangan control, takut terpisah dan takut keintiman. Faktor eksternal meliputi pemberontakan terhadap control dari figur otoritas dan model kesuksesan dan kegagalan. Ferrari, dkk (1995) juga mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik, yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis. Faktor eksternal meliputi gaya pengasuhan orang tua, tingkat sekolah, reward dan punishment, tugas yang terlalu banyak dan kondisi lingkungan. B. Self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan untuk mencapai 4

tujuan yang dikehendaki. Keyakinan tersebut merupakan rasa percaya terhadap kemampuan diri yang mendorong seseorang untuk meraih segala sesuatu yang diinginkannya. Myers (2002) bahwa da lam kehidupan sehari-hari self-efficacy mengarahkan individu untuk menghadapi tujuan yang menantang dan untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan. Kreitner dan Kinicki (1998) menyatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan seseorang tentang dimilikinya peluang untuk berhasil menyelesaikan suatu tugas tertentu. Seseorang yang yakin dapat melakukan suatu tugas lebih memiliki peluang untuk berhasil menyelesaikan tugas dengan lancar daripada orang-orang yang tidak yakin mampu menangani suatu tugas dengan baik. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan diri individu terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan, mengontrol dan melaksanakan serangkaian tindakan dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas secara efektif, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Self-efficacy yang dimiliki individu berbeda-beda berdasarkan pada aspekaspek yang mempunyai dampak yang penting pada perilaku. Bandura (1997) mengemukakan aspek-aspek dalam self-efficacy, yaitu level (tingkat kesulitan, generality (keluasan) dan strength (kekuatan). C. Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Mahasiswa selalu dihadapkan pada tugas-tugas yang bersifat akademik maupun non-akademik. Mahasiswa sering kali dalam menghadapi tugas-tugas akademik muncul rasa enggan atau malas untuk mengerjakannya karena satu persatu tugas mengharapkan penyelesaian secara serius dan tepat waktu. Rasa enggan tersebut berasal dari kondisi psikologis seperti rasa cemas atau stres yang dialaminya akibat tekanan yang kadang ditimbulkan oleh tugas-tugas perkuliahan dan deadline sehingga mendorongnya untuk menghindari tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan yang dapat disebut sebagai perilaku prokrastinasi akademik. Sia (2006) menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki kecenderungan prokrastinasi yang tinggi, tidak hanya memiliki nilai akademik yang rendah namun juga tingkat stres yang tinggi, begitu pula dengan tingkat kesehatan yang rendah. Seperti telah dijelaskan Senecal, dkk. (1995) bahwa mahasiswa yang melakukan prokrastinasi mungkin memiliki keinginan untuk melakukan suatu aktivitas akademik sesuai harapannya atau waktu yang telah ditentukan, namun pada akhirnya 5

kehilangan motivasi untuk melakukannya sehingga mahasiswa tersebut terjebak dalam perilaku menunda mengerjakan tugas-tugas akademiknya. Self-efficacy memiliki dampak penting yang dapat menjadi motivator utama terhadap keberhasilan seseorang (Bandura d alam Friedman dan Schustack, 2008). Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki keyakinan dirinya mampu mencapai keberhasilan akan dapat mengesampingkan permasalahan dari kesulitan yang dihadapi dan menghasilkan motivasi sehingga mahasiswa dapat mengeluarkan usaha untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan berusaha untuk segera mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas perkuliahannya dan tidak mudah menyerah sampai mencapai target yang diinginkan. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah ketika dihadapkan pada suatu permasalahan tugas-tugas perkuliahan akan cenderung menghindarinya dan akan menunda-nunda mengerjakan dan menyelesaikan tugas tersebut. Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa self-efficacy dapat mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik. Self-efficacy yang dimiliki mahasiswa dapat menurunkan tingkat prokrastinasi akademik pada diri mahasiswa. Self-efficacy akan membuat mahasiswa yakin mengenai kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, mengatur waktu yang ada dengan tidak membuang waktu untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut dan segera menyelesaikannya. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung : Prokrastinasi akademik 2. Variabel bebas : Self-efficacy B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Prokrastinasi akademik Prokrastinasi akademik juga dapat berarti suatu tindakan menunda yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang memulai atau menyelesaikan suatu tugas akademik, dan menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dirinya dan tidak begitu penting sehingga menghambat kinerja akademik individu maupun orang lain. 2. Self-efficacy Self-efficacy adalah keyakinan diri individu terhadap kemampuannya untuk 6

mengorganisasikan, mengontrol dan melaksanakan serangkaian tindakan dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas secara efektif, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Self-efficacy akan mempengaruhi kemampuan seseorang merasa, berpikir, memotivasi diri dan berperilaku. C. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa psikologi yang memiliki karakteristik mahasiswa yang masih aktif dan sedang menjalani kegiatan perkuliahan selama penelitian dilakukan, serta tidak sedang menjalani cuti akademik. Mahasiswa yang termasuk dalam subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008 sampai dengan 2010. 3. Sampling Teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yang memiliki pengertian bahwa sampel ditentukan melalui pertimbangan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti terhadap subjek yang sesuai dengan tujuan penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua jenis skala sikap, yaitu skala sikap tentang prokrastinasi akademik dan skala sikap tentang self-efficacy. Semua skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban. Tiap-tiap skala sikap memiliki ciri-ciri empat alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan favorable dan unfavorable, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), serta Sangat Tidak Setuju (STS). 1. Skala Prokrastinasi Akademik Skala Prokrastinasi akademik yang digunakan pada penelitian ini disusun berdasarkan aspek dari prokrastinasi akademik yang dikemukakan oleh Schouwenberg (dalam Ferrari dkk, 1995). 2. Skala Self-efficacy Skala self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (1997). 7

E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Pengujian validitas skala prokrastinasi akademik dan self-efficacy dalam penelitian ini dilakukan dengan professional judgement dan dengan teknik korelasi product moment dari Pearson. Guna mempermudah perhitungan, maka digunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. 2. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis reliabilitas Cronbach s Alpha. Guna mempermudah perhitungan, maka akan digunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data untuk menguji hipotesis yaitu membuktikan adanya hubungan antara self-efficacy dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dari Karl Pearson. Untuk mempermudah perhitungan teknik ini akan diolah dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menguji kebenaran hipotesis, dilakukan uji asumsi yang berupa uji normalitas dan uji linearitas. HASIL- HASIL A. Persiapan Alat Ukur Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah skala prokrastinasi akademik dan skala self-efficacy. Penyusunan skala prokrastinasi akademik berdasarkan aspek-aspek prokrastinasi akademik yang dikemukakan oleh Schouwenberg (dalam Ferrari, dkk, 1995) yang berjumlah 74 aitem. Penyusunan skala self-efficacy berdasarkan aspek-aspek self-efficacy, seperti yang dinyatakan oleh Bandura (1997) yang berjumlah 50 aitem. B. Pelaksanaan Uji Coba Uji coba penelitian yang terkumpul dan memenuhi syarat untuk dilakukan skoring kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya adalah sebanyak 71 eksemplar. C. Uji validitas dan reliabilitas skala Validitas aitem skala prokrastinasi akademik dan skala self-efficacy dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dari Pearson, sedangkan perhitungan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbrach. Guna mempermudah perhitungan validitas dan reliabilitas skala, maka peneliti menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0 8

untuk menentukan aitem yang sahih dan yang gugur. Hasil uji daya beda dan reliabilitas tiap-tiap skala tersebut adalah sebagai berikut: 1. Skala Prokrastinasi Akademik Berdasarkan uji validitas skala prokrastinasi akademik dapat diketahui bahwa dari 74 aitem yang diujicobakan, terdapat 7 aitem gugur dan 67 aitem valid. Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas 0, 234 sampai dengan 0,721 dengan p < 0,05. Analisis reliabilitas skala menunjukkan bahwa skala prokrastinasi akademik mempunyai nilai reliabilitas sebesar 0,951. 2. Skala Self-efficacy Berdasarkan uji validitas skala self-efficacy dapat diketahui bahwa dari 50 aitem yang diujicobakan, terdapat 1 aitem yang dinyatakan gugur dan 49 aitem valid. Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas 0,265 sampai dengan 0,764 dengan p < 0,05. Analisis reliabilitas skala menunjukkan bahwa skala self-efficacy mempunyai nilai reliabilitas sebesar 0,953. D. Pelaksanaan Penelitian Data penelitian yang diperoleh berjumlah 95 eksemplar. Skala yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan penskoran untuk keperluan analisis data. Skor untuk masingmasing aitem skala prokrastinasi bergerak dari 1 sampai 4 untuk aitem unfavorable dan untuk aitem favorable bergerak dari 4 sampai dengan 1. E. Analisis Data 1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas Kolmogorov- Smirnov pada variabel prokrastinasi akademik menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05). Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada variabel self-efficacy menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05 (0,105 > 0,05). Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 (Priyatno, 2009). Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa data tentang prokrastinasi akademik dan self-efficacy berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukan bahwa hubungan antara variabel self-efficacy dengan prokrastinasi akademik menghasilkan Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,000 (p < 0,05). Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (pada kolom linierity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 9

2009). Maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel self-efficacy dengan prokrastinasi akademik terdapat hubungan yang linier. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Korelasi Bivariate Pearson atau sering disebut dengan teknik korelasi Product Moment Pearson untuk mengetahui signifikansi hubungan antar dua variabel tersebut dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara variabel self-efficacy dengan prokrastinasi akademik adalah sebesar 0,488 dengan nilai Sig. 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik. Nilai r yang negatif (-) menunjukkan arah hubungan ini yang bersifat negatif, berarti semakin tinggi self-efficacy maka semakin rendah prokrastinasi akademik begitu juga sebaliknya. 4. Sumbangan self-efficacy terhadap prokrastinasi akademik Nilai R 2 yang dicari dengan menggunakan perhitungan SPSS, menghasilkan angka R 2 = 0,238 atau dapat dikatakan bahwa sumbangan self-efficacy terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa ialah sebesar 23,8%. 5. Kategorisasi Responden Berdasar Skor Skala Penelitian a. Self- efficacy Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 95 sampel penelitian, 12 orang atau sekitar 12,63% mahasiswa memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi, 65 orang atau sekitar 68,42% mahasiswa yang memiliki tingkat self-efficacy sedang dan 16 orang atau sekitar 16,84% mahasiswa yang memiliki tingkat self-efficacy yang rendah. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel penelitian, rata-rata memiliki tingkat self-efficacy sedang. b. Prokrastinasi Akademik Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 95 sampel penelitian, 11 orang atau sekitar 11,58% mahasiswa memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang rendah, dan 71 orang atau sekitar 74,74% yang memiliki tingkat prokrastinasi akademik sedang dan 13 orang atau sekitar 13,68% 10

mahasiswa yang memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel penelitian, rata-rata memiliki tingkat prokrastinasi akademik sedang. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor self-efficacy mahasiswa berada dalam kategori sedang yaitu dengan prosentase sebanyak 68,42%. Selain itu 16,84% responden yang memiliki self-efficacy rendah dan 12,63% memiliki self-efficacy tinggi. Hal tersebut berarti bahwa self-efficacy mahasiswa Program Studi Psikologi UNS secara umum tergolong sedang. Skor prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program studi Psikologi UNS juga tergolong sedang, yaitu 74,74% responden memiliki prokrastinasi akademik sedang, dan sebanyak 13,68% responden memiliki prokrastinasi akademik tinggi, sisanya sebanyak 11,58% memiliki prokrastinasi akademik rendah. Hasil tersebut menggambarkan bahwa rata-rata tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi UNS berada pada kategori sedang. Meningkatkan self-efficacy merupakan salah satu yang dapat dilakukan mahasiswa dalam upaya mengurangi perilaku prokrastinasi akademik. Tingginya self-efficacy akan menurunkan rasa takut pada kegagalan, meningkatkan cara penyelesaian masalah dan meningkatkan kemampuan berpikir. Hal tersebut didukung pula pendapat yang dikemukakan Bandura (1997) bahwa self-efficacy tinggi akan mencapai suatu kinerja yang lebih baik karena individu tersebut memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil dan kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan sukses. Selain itu, prokrastinasi dapat dikurangi dengan meningkatkan disiplin diri sehingga mahasiswa mampu menggunakan waktu dengan bijaksana. Menggunakan waktu dengan baik dan menentukan prioritas untuk tugas-tugas yang penting akan membantu mahasiswa untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan mahasiswa menunda-nunda untuk mengerjakan tugasnya. Sumbangan self-efficacy terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa ialah sebesar 23,8%, sedangkan 76,2% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik, antara lain meliputi kepercayan diri, motivasi, conscientiousness (ketekunan), pusat kendali, harga diri, konsep diri dan regulasi diri yang kurang baik (Wolte rs, 11

2003). Perilaku prokrastinasi akademik juga dapat disebabkan kondisi lingkungan tertentu. Pengawasan yang kurang akan mendorong seseorang untuk berperilaku tidak tepat waktu (Ferrari, dkk 1995). Karakteristik tugas juga dapat menyebabkan perilaku prokrastinasi akademik. Individu cenderung menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan bagi dirinya. Steel (dalam Ed win dan Sia 2007) mengemukakan bahwa manusia secara alami akan menghindari stimuli yang tidak menyenangkan. Semakin situasi tersebut tidak menyenangkan, semakin sering individu tersebut menghindarinya, demikian pula dengan tugas kuliah. Karakteristik tugas yang membuat mahasiswa enggan untuk mengerjakannya akan meningkatkan perilaku prokrastinasi. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa, dengan nilai koefisien korelasi sebesar R=-0,488, p=0,000 (p < 0,05). Semakin tinggi self-efficacy maka akan semakin rendah prokrastinasi akademik dan sebaliknya. 2. Sumbangan yang diberikan self-efficacy terhadap prokrastinasi adalah sebesar 23,8% sementara 76,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. 3. Self-efficacy mahasiswa Program Studi Psikologi UNS secara umum tergolong sedang. Hal ini terlihat dari skor kecerdasan emosi mahasiswa sebesar 68,42% subjek memiliki self-efficacy sedang, 12,63% termasuk tinggi dan 16,84% termasuk rendah. Sedangkan skor prokrastinasi akademik pada mahasiswa juga tergolong sedang, yaitu 74,74% subjek memiliki prokrastinasi akademik sedang, 13,68 % termasuk tinggi, dan 11,58% termasuk rendah. B. Saran 1. Kepada mahasiswa, diharapkan lebih meningkatkan self-efficacy yang dimiliki untuk dapat menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi pada tugas akademik maupun non akademik secara efektif sehingga mampu mencegah terjadinya prokrastinasi akademik. 2. Kepada dosen, perlu memberikan dukungan serta motivasi melalui perkuliahan, sehingga mahasiswa menjadi lebih berusaha keras dalam menyelesaikan tugas dengan baik dan mencegah terjadinya perilaku prokrastinasi akademik. 12

3. Kepada peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian yang sejenis dengan memperluas ruang lingkup penelitian, seperti prokrastinasi akademik sekolah, dan lebih yang diarahkan didalam memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik. DAFTAR PUSTAKA Akinsola, M. K., Tella, A., dan Tella, A. 2007. Correlates of Academic Procrastination and Mathematics Achievement of University Undergraduate Students. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2007, 3(4), 363-370. Bandura, A. 1993 Perceived Self-Efficacy in Cognitive Development and Functioning. Educational Psychologist, 28, 117-148.. 1997. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H. Freeman and Company. Burka, J. B. dan Yuen, L. M. 2008. Procrastination: Why You Do It, What To Do About It Now. USA: Perseus Books Group. Deyling, E. A. 2008. The Effect of Priming Death Anxiety on Future Time Orientation and Procrastination. Unpublished Thesis. Cleveland State University Duwi Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom Edwin Adrianta Surijah dan Sia Tjundjing. 2007. Mahasiswa Versus Tugas: Prokrastinasi Akademik dan Conscientiousness. Anima Indonesian Psychological Journal. Vol 22, No.4, 352-374. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Ferrari, J. R., Jhonson, J. L., dan McCown, W. G. 1995. Procrastination And Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press. Friedman, H. S. dan Schustack, M. W. 2008. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga. Hayyinah. 2004. Religiusitas dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Psikologika. No. 17, Tahun IX. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Kreitner, R dan Kinicki, A. 1998. Organizational Behavior (4 th ed). New York: McGraw Hill. M. Nur Ghufron. 2004. Hubungan Kontrol Diri Dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin Orangtua Dengan Prokrastinasi Akademik. Jurnal Psikologi. Volume 3. Yogyakarta: UGM. Myers, D. G. 2002. Social Psychology (7 th ed). New York: McGraw Hill. Rothblum, E. D., Solomon, L. J., dan Murakami, J. 1986. Affective, Cognitive, and Behavioral Differences Between High and Low Procrastinators. Journal of Counseling Psychology. 33, 387-394. Senecal, C., Koestner, R., dan Vallerand, R. J. 1995. Self-Regulation and Academic Procrastination. The Journal of Social Psychology, 135, 607-619. Sia Tjundjing. 2006. Apakah Penundaan Menurunkan Prestasi? Sebuah Meta-Analisis. Anima Indonesian 13

Psychological Journal. Vol 22, No.1, 17-27. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Wolters, C. A. 2003. Understanding Procrastination From a Self-Regulated Learning Perspective. Journal of Educatinal Psychology. Vol. 95, No. 1, 179-187. 14