HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA."

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Skripsi Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Pendidikan Strata I Psikologi oleh: Noor Fitriana Annisa Putri G Pembimbing: 1. Dra. Sri Wiyanti, M. Si. 2. Aditya Nanda Priyatama, S. Psi., M. Si. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 digilib.uns.ac.id HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut. Surakarta, Juli 2012 Noor Fitriana Annisa Putri ii

3 digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul : Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nama Peneliti : Noor Fitriana Annisa Putri NIM : G Tahun : 2012 Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada: Hari : Tanggal :... Pembimbing I Pembimbing II Dra. Sri Wiyanti, M.Si. NIP Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M. Si. NIP Koordinator Skripsi Rin Widya Agustin, M.Psi. NIP iii

4 digilib.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul: Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta Noor Fitriana Annisa Putri, G , Tahun 2012 Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji Skripsi Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada: Hari : Tanggal : 1. Ketua Sidang Dra. Sri Wiyanti, M.Si. NIP Sekretaris Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M. Si. NIP Anggota I Drs. Thulus Hidayat, SU., MA. NIP Anggota II Dra. Tuti Hardjajani, M.Si. NIP ( ) ( ) ( ) ( ) Surakarta, Ketua Program Studi Psikologi, Koordinator Skripsi, Drs. Hardjono, M.Si. NIP Rin Widya Agustin, M.Psi. NIP iv

5 digilib.uns.ac.id HALAMAN MOTTO Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan seseorang kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan. Mario Teguh Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. William Feather v

6 digilib.uns.ac.id Persembahan Karya ini dipersembahkan kepada: Orangtuaku yang selalu mendoakan dan melakukan yang terbaik untukku. Kakakku, dan keluarga besar yang selalu mendukungku. Seluruh guru dan pembimbing yang telah memberikan ilmunya. Sahabat-sahabatku yang memberi warna dalam hidupku. Almamaterku tercinta vi

7 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan baik dan lancar. Satu hal yang penulis sadari, bahwa karya ini dapat terselesaikan juga karena bantuan dari berbagai pihak. Rasa terima kasih sudah sepantasnya disampaikan dengan hati yang tulus kepada segenap pihak atas segala partisipasinya dalam pelaksanaan dan penyelesaian karya ini. Untuk itu dengan kerendahan hati, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang memberikan kebijakan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. 2. Bapak Drs. H. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian skripsi. 3. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini, serta terimakasih untuk semangat dan motivasi yang telah ibu berikan selama proses penyusunan skripsi. vii

8 digilib.uns.ac.id 4. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dengan sabar memberikan bimbingan, bantuan, masukan, dan ilmu yang bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Drs. Thulus Hidayat, SU., MA. yang telah berkenan menjadi dosen penguji I dan memberikan kritik dan saran bagi penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Dra. Tuti Hardjajani, M.Si. yang telah berkenan menjadi dosen penguji II dan memberi masukan yang bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini. 7. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku Koordinator Skripsi yang telah memberikan bantuan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak Arista Adi Nugroho, S.Psi., M.M. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan motivasi selama penulis menempuh studi. 9. Seluruh staf pengajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala ilmu yang sangat berharga selama penulis menempuh studi. 10. Staf tata usaha (Mas Dhimas dan Mas Rian), staf perpustakaan (Mbak Ana), dan seluruh pegawai (Bu Jan, Pak dan Buk No, Mas Aan.) di Program Studi Psikologi atas segala dukungan dan bantuannya selama ini. 11. Orang tuaku tercinta, Bapak Joko Slameto dan Almh Ibu Siti Farida, atas segala cinta kasih, doa, dukungan, motivasi dan pengorbanan yang tiada hentinya sehingga membuatku bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ini bisa membuat Bapak dan Ibu bangga. viii

9 digilib.uns.ac.id 12. Kakakku tersayang Muhammad Arief Bonis Saputra yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 13. Seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi angkatan 2008, 2009, dan 2010 atas bantuan, kesediaan, dan kerjasamanya untuk membantu penulis dalam penelitian. 14. Sahabat-sahabatku tersayang, Retno Dewi Utami, Rifa Kurnia, Nurwidya Rahmawati, Nurul Azizah, Ayu Yulita, Jessica Sebayang, Aan Nurfitriana dan Paulus Herry atas segala tawa, tangis, canda, bantuan, dukungan, dan semangatnya selama ini. Semoga persahabatan kita kekal selamanya. Aku sayang kalian semua. 15. Sesha, Sandi, Icha, Pipit, Tegar, Hertin, Yunita, Rarat, Yuli, Yashinta, Himma, Apip dan semua teman-teman Psikologi 2007, terima kasih untuk dukungan, bantuan, suka, duka, canda dan kebersamaan selama ini. Aku bahagia mengenal kalian semua. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini berguna bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Penulis ix

10 digilib.uns.ac.id ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Noor Fitriana Annisa Putri Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Mahasiswa sebagai bagian dari institusi pendidikan dituntut untuk mampu berprestasi dengan optimal, dan selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang bersifat akademik maupun non akademik. Tugas yang banyak, deadline, perkuliahan, dan kegiatan non akademik yang semuanya memerlukan kerja keras untuk memenuhi target waktu yang telah ditetapkan. Kondisi ini membuat mahasiswa rentan melakukan prokrastinasi akademik yang ditandai dengan kelambanan, keterlambatan menghadiri kuliah, terlambat dalam menyelesaikan tugas hingga menunda belajar untuk ujian. Individu yang memiliki self-efficacy rendah dapat meningkatkan perilaku prokrastinasi akademik individu tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sampel diambil dengan kriteria mahasiswa angkatan 2008, 2009 dan 2010 yang masih aktif kuliah. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan skala self-efficacy dan skala prokrastinasi akademik. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment. Hasil analisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,488 serta taraf sigifikansi 0,000 < 0,05. Hasil analisis tersebut, dapat dikemukakan ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sumbangan self-efficacy terhadap prokrastinasi akademik sebesar 23,8%. Kata kunci: self-efficacy, prokrastinasi akademik x

11 digilib.uns.ac.id ABSTRACT CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON THE STUDENTS OF PSYCHOLOGY DEPARTMENT SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA Noor Fitriana Annisa Putri Sebelas Maret University, Medical Faculty, Psychology Department Students as an a part of the education institutions demanded to be able achievement optimally, and always faced with an academic tasks and non academic. Many tasks, deadlines, classes and non-academic activities, which all require work hard to meet the deadlines has been set. These conditions make students vulnerable to academic procrastination which characterized by slow in action, late attending the lecture, late in completing the task until delay the studying for exams. Individuals who have a low self-efficacy can improve the behavior of the individual academic procrastination. The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy to academic procrastination on the students of Psychology Department in UNS Surakarta. The population of this research is all students of Psychology Department in UNS Surakarta. The samples were taken with the criteria of the student of class 2008, 2009,and 2010 which still active in college. Purposive sampling used as sampling technique. The data collection uses self-efficacy acale and academic procrastination scale. Data analysis technique used in this research is product moment. The analysis result using the technique obtained product moment correlations coefficient value correlation (r) of and significance level <0.05. The results of such an analysis, it can be stated existing a negative relationship between self-efficacy with academic procrastination on the students of Psychology Department in UNS Surakarta. Contribution of self-efficacy toward academic procrastination of 23.8%. Key Word : self-efficacy, academic procrastination. xi

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... x ABSTRACT... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR BAGAN... vxi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II. LANDASAN TEORI A. Prokrastinasi Akademik Pengertian Prokrastinasi Akademik Teori Perkembangan Prokrastinasi commit to Akademik user xii

13 digilib.uns.ac.id 3. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik Jenis-jenis Tugas Prokrastinasi Akademik Penyebab Terjadinya Prokrastinasi Akademik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik Cara Mengatasi Prokrastinasi B. Self-efficacy Pengertian Self-efficacy Sumber Self-efficacy Aspek-aspek Self-efficacy Proses Self-efficacy C. Hubungan Antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa D. Kerangka Pemikiran E. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian B. Definisi Operasional Variabel Penelitian C. Populasi, Sampel, dan Sampling D. Teknik Pengumpulan Data E. Validitas dan Reliabilitas F. Teknik Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian xiii

14 digilib.uns.ac.id 1. Orientasi Kancah Penelitian Persiapan Alat Ukur Pelaksanaan Uji Coba Analisis Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Penyusunan Alat Ukur untuk Penelitian dengan Nomor Urut Baru B. Pelaksanaan Penelitian Penentuan Responden Pengumpulan Data Pelaksanaan Skoring C. Analisis Data Uji Asumsi Hasil Uji Hipotesis Sumbangan Self-efficacy terhadap Prokrastinasi Akademik Hasil Analisis Deskriptif D. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel Distribusi Skor Skala Tabel 2. Blue-print Skala Prokrastinasi Akademik Tabel 3. Blue-print Skala Self-efficacy Tabel 4. Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Prokrastinasi Akademik Setelah Uji Coba Tabel 5. Hasil Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik Tabel 6. Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Self-efficacy Setelah Uji Coba Tabel 7. Hasil Analisis Reliabilitas Skala Self-efficacy Tabel 8. Distribusi Butir Aitem Skala Prokrastinasi Akademik dengan Nomor Urut Baru Tabel 9. Distribusi Butir Aitem Skala Self-efficacy dengan Nomor Urut Baru Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Tabel 11. Hasil Uji Linieritas Tabel 12. Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson Tabel 13. Sumbangan Self-efficacy terhadap Prokrastinasi Akademik Tabel 14. Hasil Analisis Deskriptif Statistik Tabel 15. Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Penelitian xv

16 digilib.uns.ac.id DAFTAR BAGAN Bagan 1 Kerangka Pemikiran..62 xvi

17 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Skala Uji Coba Lampiran B. Distribusi Nilai Uji Coba Skala Lampiran C. Validitas dan Reliabilitas Skala Lampiran D. Skala Penelitian Lampiran E. Distribusi Nilai Skala Penelitian Lampiran F. Analisis Data Lampiran G. Surat Penelitian Lampiran H. Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi xvii

18 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi dan globalisasi banyak tantangan dan persaingan yang harus dihadapi oleh setiap manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Menghadapi kondisi tersebut, seseorang dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi sehingga mendorong setiap orang untuk selalu dapat meningkatkan kemampuan dan keahliannya agar dapat bersaing dan menyesuaikan diri dalam dunia global. Kualitas sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam kondisi persaingan global yang penuh dengan tekanan dan kompetisi. Kaitannya dengan manusia yang berkualitas, mahasiswa adalah aset nasional yang diharapkan mampu menguasai suatu bidang sehingga keahliannya menjadi siap bersaing di pasaran kerja untuk mempertahankan eksistensi bangsa dan aktualisasi diri sesuai dengan bidang keahliannya. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar dalam perguruan tinggi. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia tahun dan tahun (Monks, dkk., 2002). Remaja akhir dan dewasa awal merupakan tahap perkembangan yang sulit dan kritis. Tugas perkembangan pada masa tersebut menuntut perubahan besar dalam bersikap dan berperilaku sehingga mampu mengarahkan diri dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Hurlock, 2002). Mahasiswa dituntut belajar meninggalkan pola 1

19 digilib.uns.ac.id 2 perilaku anak-anak dan mempelajari perilaku dewasa untuk mengadakan persiapan memasuki masa dewasa. Status (tingkat) pendidikan yang lebih tinggi atau bahkan tertinggi diantara siswa-siswa lainnya yang masih duduk di bangku sekolah baik SD, SMP maupun SMU, mahasiswa diharapkan menjadi tulang punggung atau penerus guna menjadi tenaga profesional yang berkualitas sehingga mampu menerapkan keahliannya di tengah-tengah masyarakat yang semakin ketat dalam persaingan kerja. Disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja yang tinggi adalah indikator sumber daya manusia yang berkualitas (Ghufron, 2004). Mahasiswa dikatakan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi jika dirinya dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan adanya kedisiplinan, kreativitas maupun etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya. Menurut Pascale, dkk. (dalam Rumiani, 2006) daya saing yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada perilaku yang berorientasi pada kesempatan, tidak statis dan tidak membuang waktu dengan percuma. Hal tersebut berarti mahasiswa dituntut mampu menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi bermanfaat, namun sampai sekarang masih dijumpai ketidaksiapan dalam memenuhi tuntutan tersebut. Banyak mahasiswa yang mengulur waktu dan melakukan penundaan terhadap tugas dan kewajiban sebagai salah satu bentuk ketidakdisiplinan yang dapat menghambat terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Perilaku yang tidak disiplin dalam penggunaan waktu dalam suasana ilmiah psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi. Prokrastinasi adalah suatu

20 digilib.uns.ac.id 3 kecenderungan menunda pekerjaan untuk melakukan tindakan yang tidak berguna, sehingga tidak menyelesaikan tugas tepat waktu karena ketidaknyamanan yang dirasakan (Solomon dan Rothblum, 1984). Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang mahasiswa yang mengalami prokrastinasi cenderung melakukan kegiatan yang tidak terarah dan tidak terprogram, sehingga tugas akan terbengkalai tidak selesai tepat waktu. Senecal, dkk. (1995) mengemukakan bahwa prokrastinasi adalah saat seseorang seharusnya melakukan suatu kegiatan dan bahkan mungkin ingin melakukannya, namun gagal memotivasi diri untuk melakukan aktivitas tersebut dalam jangka waktu yang diinginkan atau diharapkan. Kegagalan dalam memotivasi diri tersebut dapat mengakibatkan seseorang banyak kehilangan waktu untuk mengerjakan pekerjaannya dan banyak waktu yang sebenarnya bermanfaat menjadi terbuang percuma. Pendapat para ahli di atas dapat dipahami bahwa mahasiswa yang mengalami prokrastinasi sulit memotivasi diri sehingga pekerjaan yang seharusnya mudah menjadi sulit, tugas yang seharusnya dapat diselesaikan dengan cepat menjadi mengalami keterlambatan. Prokrastinasi umum terjadi di lingkungan akademik (Senecal, dkk., 1995). Anak-anak usia sekolah, dari SD hingga SMA, cenderung lebih banyak mengisi waktunya dengan melakukan aktivitas lain yang menurutnya menyenangkan seperti bermain video game, komputer dan menonton televisi daripada mengerjakan tugas akademiknya. Hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa yang menghabiskan sebagian waktunya untuk aktivitas lain yang tidak bersifat akademik. Solomon dan Rothblum (1984) melakukan penelitian di salah satu

21 digilib.uns.ac.id 4 Universitas di Amerika Serikat dengan jumlah subjek sebanyak 342 orang. Hasil penelitian menunjukkan presentasi yang tinggi dari masalah prokrastinasi pada beberapa tugas-tugas akademik tertentu. Data prokrastinasi tugas akademik terungkap bahwa 46% subjek penelitian melakukan prokrastinasi dalam menulis makalah, 27,6% menunda belajar untuk ujian, 30,1% menunda membaca tugas mingguan, 10,6% menunda untuk tugas mata pelajaran yang lebih mudah, 23% menunda tugas untuk pertemuan berikutnya. Ellis dan Knaus (dalam Senecal, dkk., 1995) memperkirakan bahwa 95% dari mahasiswa Amerika melakukan prokrastinasi dan 20 orang adalah orang yang suka menunda-nunda kronis. Penelitian yang dilakukan Edwin dan Sia (2007) menemukan dari 295 mahasiswa sebanyak 30,9% mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya tergolong sebagai high sampai dengan very high prokrastinator yaitu kelompok responden yang memiliki kerentanan tinggi terhadap penundaan pengerjaan tugas akademik. Penelitian tentang prokrastinasi telah banyak dipaparkan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, hal tersebut menunjukkan pentingnya untuk melakukan penelitian dalam masalah prokrastinasi. Penelusuran awal dilakukan peneliti pada bagian administrasi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret berdasarkan wisuda maret 2011, yang memperlihatkan lamanya masa studi atau keterlambatan menyelesaikan studi. Tercatat pada mahasiswa angkatan 2004 yang telah lulus adalah sebanyak 39 mahasiswa dari 54 mahasiswa, artinya sekitar 28% mahasiswa lainnya terlambat lulus. Pada angkatan 2005 yaitu dari 40 mahasiswa, 24

22 digilib.uns.ac.id 5 mahasiswa telah lulus dan sekitar 40% terlambat lulus. Angkatan 2006 mahasiswa yang telah lulus sebanyak 22 mahasiswa dari 70 mahasiswa, jadi sekitar 69% mahasiswa lainnya masih dalam proses pengerjaan skripsi. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan kurikulum Pendidikan tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa bab III pasal 5 ayat 1 menyatakan bahwa Sistem Kredit Semester untuk jenjang pendidikan S-1 dijadwalkan untuk delapan semester yang dapat ditempuh dalam waktu kurang dari delapan semester atau selama delapan semester (Hayyinah, 2004). Artinya secara normal mahasiswa hanya membutuhkan waktu selama delapan semester untuk dapat menyelesaikan kuliahnya dan pada dasarnya setiap mahasiswa mampu menyelesaikan kuliahnya dalam jangka waktu delapan semester atau empat tahun. Berdasarkan data wisuda maret 2011, dapat dilihat bahwa sebagian mahasiswa Program Studi Psikologi membutuhkan waktu yang melebihi batas normal untuk menyelesaikan studinya. Proses belajar di Program Studi Psikologi banyak diberi tugas pada tiap-tiap mata kuliah, yang menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dan disiplin dalam mengatur waktu. Apalagi beberapa mata kuliah memberikan jenis tugas yang bersifat praktikum dan penelitian lapangan yang membutuhkan banyak waktu. Sebagian besar mata kuliah di Program Studi Psikologi beberapa tugasnya berupa menulis makalah seperti laporan penelitian, laporan praktikum maupun tinjauan literature dan telah ditetapkan batas waktu pengumpulan laporan oleh dosen pengajar. Misalnya pada mata kuliah kesehatan mental yang memberikan tugas kerja lapangan yang berupa penyuluhan tentang kesehatan mental di

23 digilib.uns.ac.id 6 masyarakat dan membuat laporan dari hasil penyuluhan tersebut. Selain itu, pada mata kuliah teknik konseling, memberikan tugas praktek konseling dan mahasiswa juga harus membuat laporan hasil praktek konseling. Mata kuliah eksperimen memberikan praktek berupa praktikum dan penelitian eksperimen yang juga membuat laporan penelitian. Padahal menurut penelitian Solomon dan Rothblum (1984) menunjukkan bahwa tugas menulis makalah adalah tugas yang cenderung paling sering ditunda oleh mahasiswa dan cukup menjadi masalah bagi mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa melakukan penundaan dengan mengerjakan tugas pada akhir batas pengumpulan tugas yang telah ditetapkan. Hal tersebut sesuai dengan wawancara tidak terstuktur yang dilakukan peneliti pada beberapa mahasiswa Program Studi Psikologi. Hasil wawancara menggambarkan bahwa sebagian mahasiswa Program Studi Psikologi melakukan prokrastinasi akademik yang terwujud dengan tertundanya pengerjaan tugas yang seharusnya bisa dikerjakan langsung setelah dosen memberikannya tetapi baru dikerjakan menjelang batas waktu pengumpulan. Hasil survey yang dilakukan peneliti juga menunjukkan dari 30 mahasiswa sekitar 26,7% mengerjakan tugas saat mendekati waktu pengumpulan dan 36,7% memilih untuk tidak mengerjakan dan menyelesaikan tugas segera setelah dosen memberikannya dengan alasan malas, lebih suka mengerjakan saat tertekan dan merasa lebih mudah berpikir ketika mendekati batas waktu. Selain itu, kebanyakan mahasiswa belajar bila sudah mendekati waktu ujian atau ketika ada kuis saja. Ditunjukkan juga oleh hasil survey sekitar 73,3% mahasiswa tidak setuju mempersiapkan diri jauh hari untuk

24 digilib.uns.ac.id 7 belajar menghadapi ujian semester dan 46,7% biasa begadang untuk belajar ketika keesokan harinya ada ujian dengan alasan masih ingin bermain, malas, menyukai belajar dengan Sistem Kebut Semalam, dan lebih mudah menghafal saat tertekan. Mahasiswa banyak menghabiskan waktunya untuk aktivitas lain yang tidak mengarah pada proses akademik. Sekitar 66,7% mahasiswa lebih mementingkan kegiatan yang menyenangkan daripada belajar dan mengerjakan tugas dengan alasan untuk refreshing sebelum mengerjakan tugas, malas, dan karena belajar membosankan. Steel (dalam Sia, 2006) menyatakan sekalipun prokrastinasi terkadang tidak merugikan, namun prokrastinasi tidak pernah menguntungkan. Apabila ada dampak positif dari prokrastinasi pada jangka pendek misalnya mengurangi kecemasan seperti dapat mengatasi stres dan bad mood, namun berkurangnya kecemasan tersebut hanya sementara waktu, hal tersebut tidaklah sebanding dengan dampak negatif yang harus dibayar pada jangka panjang. Dampak negatif tersebut seperti banyaknya waktu yang terbuang sia-sia, tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya tidak optimal. Pernyataan Steel didukung pula dengan hasil penelitian dari Tice dan Baumeister (1997) yang menemukan bahwa prokrastinasi memang memiliki keuntungan dalam mengurangi stres akibat tuntutan tugas, akan tetapi seiring berjalannya waktu dan mendekatnya batas penyelesaian tugas ternyata tingkat stres pada prokrastinator meningkat dan bahkan bertambah. Berdasarkan penelitian Sia (2006) prokrastinasi berkorelasi negatif dengan prestasi akademik. Semakin tinggi tingkat prokrastinasi individu, semakin rendah

25 digilib.uns.ac.id 8 prestasi akademik yang diperoleh. Secara teoretis, hasil ini dapat dijelaskan berdasarkan gangguan fungsi psikologis individu. Individu yang berprokrastinasi umumnya tidak memberikan perhatian penuh pada tugas yang dihadapi. Gangguan konsentrasi tersebut umumnya akan disertai pula dengan emosi negatif berupa rasa frustrasi, marah dan rasa bersalah, khususnya ketika tenggang waktu sudah semakin mendekat (Sia, 2006). Hal tersebut menunjukkan individu yang melakukan prokrastinasi cenderung memiliki prestasi akademik yang rendah seperti penurunan nilai dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas akademik serta menimbulkan efek-efek negatif bagi kesehatan fisik ataupun psikis. Semb dkk (dalam Solomon dan Rothblum, 1984) mengatakan bahwa prokrastinasi akademik cenderung meningkat dengan semakin lama masa studi mahasiswa di perguruan tinggi karena kebiasaan menunda waktu yang tidak disadari oleh mahasiswa sesungguhnya telah memperpanjang masa studi. Mahasiswa yang dari awal sudah sering menunda pekerjaan ataupun tugas-tugas, selanjutnya mahasiswa akan cenderung mengulur-ulur waktu sehingga dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugasnya tidak bisa tepat waktu. Jika mahasiswa sudah sering melakukan prokrastinasi akademik yang demikian, maka akan berdampak juga pada lamanya masa studi yang harus ditempuh oleh mahasiswa, apabila berkelanjutan bisa mengakibatkan Drop Out (DO) bagi mahasiswa. Dengan demikian, prokrastinasi akademik menjadi suatu masalah yang perlu mendapat perhatian secara serius. Solomon dan Rothblum (1984) menyatakan ada dua hal utama yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik yaitu ketakutan kegagalan dan

26 digilib.uns.ac.id 9 keengganan terhadap tugas. Ketakutan akan kegagalan dan keengganan dalam mengerjakan tugas menjadi hambatan bagi mahasiswa yang mengalami prokrastinasi untuk menyelesaikan tugasnya secepat mungkin. Beban tugas yang dirasakan berat bahkan jika menurutnya melampaui batas kemampuan juga seringkali menjadi hambatan lain bagi mahasiswa. Mahasiswa akan mengerjakan tugas-tugasnya dalam tekanan dan perasaan malas untuk menyelesaikan tugas akan sering sekali dirasakan oleh mahasiswa. Pada akhirnya mahasiswa akan terbiasa menunda pekerjaannya. Menghadapi penyebab prokrastinasi akademik tersebut diperlukan keyakinan mahasiswa akan kemampuannya untuk menghadapi permasalahan dan melakukan tindakan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki oleh Bandura disebut self-efficacy. Bandura (1977) mendefinisikan self-efficacy sebagai suatu keyakinan individu bahwa dirinya dapat berhasil melaksanakan perilaku untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Self-efficacy merupakan keyakinan individu mengenai kemampuannya untuk mengatur atau menjalankan suatu kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan. Keyakinan yang dimiliki individu mempengaruhi emosi, pikiran dan tingkah laku individu seperti memilih keputusan-keputusan yang akan diambil serta usaha-usaha dan keteguhannya pada saat menghadapi hambatan (Bandura, 1993). Pengaruh self-efficacy pada cara berfikir individu akan mampu mengarahkan motivasi dan tindakannya untuk mencapai suatu hasil yang bersifat positif bagi individu. Oleh karena itu, keyakinan mahasiswa terhadap kemampuannya untuk mengerjakan tugas

27 digilib.uns.ac.id 10 seringkali mempengaruhi perilaku yang dihasilkan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Bandura (1993) mengemukakan bahwa individu yang memiliki self-efficacy yang rendah akan menghindari semua tugas dan menyerah dengan mudah ketika masalah muncul. Individu menganggap kegagalan sebagai kurangnya kemampuan yang ada, selain itu individu mempunyai anggapan bahwa sesuatu lebih sulit dari yang sebenarnya sehingga individu menjadi tertekan, depresi, dan memiliki pandangan sempit dalam memecahkan suatu masalah. Sebaliknya individu yang memiliki self-efficacy tinggi dapat beradaptasi secara cepat pada permasalahan yang dihadapinya dan tidak menjadi cemas atau panik saat menghadapi permasalahan tersebut (Wade dan Tavris, 2007). Self-efficacy dapat mempengaruhi usaha yang dikeluarkan dan daya tahan individu dalam menghadapi hambatan atau rintangan (Liebert dan Priegler dalam Hadi, 2004). Semakin kuat persepsi self-efficacy semakin giat dan tekun usaha-usahanya untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi diyakini sebagai orang yang mampu berperilaku tertentu untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan atau target yang ditetapkan. Friedman dan Schustack (2008) menyatakan bahwa tanpa self-efficacy, individu bahkan enggan mencoba melakukan suatu perilaku. Individu yang tidak yakin dapat memproduksi hasil sesuai keinginannya, individu tersebut akan memiliki sedikit motivasi untuk bertindak. Self-efficacy mahasiswa sangat menentukan usaha yang dikeluarkan dan daya tahan mahasiswa untuk bertahan dalam menghadapi rintangan dan hambatan

28 digilib.uns.ac.id 11 tugas-tugas perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan menuangkan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan. Ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dalam setiap tugas perkuliahan, mahasiswa akan berusaha mencari cara-cara yang efektif dan efisien dengan mengatur kemampuan dan waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas tersebut. Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah akan menghindari semua tugas, usaha yang dilakukan menurun dan menyerah dengan mudah ketika masalah muncul. Kurangnya usaha dan kegigihan yang dimiliki dapat menyebabkan kegagalan mahasiswa untuk mengatasi rintangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Hal tersebut menunjukkan pentingnya self-efficacy pada mahasiswa. Self-efficacy dapat membuat mahasiswa lebih yakin akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, tidak membuang waktu dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan segera menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Fenomena di atas membuat peneliti ingin melakukan penelitian pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik dan merumuskannya pada penelitian yang berjudul Hubungan antara Self-efficacy dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

29 digilib.uns.ac.id 12 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian diatas maka rumusan masalah yang akan diungkapkan adalah: Apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan untuk mendapat beberapa manfaat, antara lain: 1. Manfaat teoritis a. Memberi informasi kepada mahasiswa tentang prokrastinasi yang terjadi pada mahasiswa. b. Memberi informasi kepada mahasiswa dampak prokrastinasi yang dapat memperpanjang masa studi. c. Memberi informasi kepada mahasiswa tentang pentingnya self-efficacy yang tinggi untuk mencegah terjadinya prokrastinasi akademik.

30 digilib.uns.ac.id Manfaat praktis a. Bagi mahasiswa, memberi masukan kepada mahasiswa untuk meningkatkan self-efficacy sebagai upaya memperlancar keberhasilan akademik serta memberi gambaran pada mahasiswa bahwa prokrastinasi akan membuahkan penyesalan dalam penyelesaian studi di perguruan tinggi b. Bagi instansi terkait, sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait di perguruan tinggi utamanya dosen, agar dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan sehingga tidak terjadi prokrastinasi.

31 digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Waktu adalah sumber daya yang sangat berharga. Banyak individu tidak menyadari telah melewatkan waktunya dengan tidak efisien untuk halhal yang tidak berguna. Salah satu perilaku yang tidak efisien dalam penggunaan waktu adalah prokrastinasi. Prokrastinasi adalah kebiasaan yang dapat mengganggu produktivitas setiap orang baik dilihat dari tingkat ekonomi, pekerjaan, usia, atau kategori lainnya (Knaus, 2010). Setiap individu baik tua maupun muda, kaya atau miskin, pengangguran ataupun profesional yang sukses dapat melakukan prokrastinasi. Lay, dkk. (dalam Wolters, 2003) menyebutkan bahwa prokrastinasi merupakan akibat dari satu atau lebih sifat kepribadian yang menetap yang menyebabkan individu melakukan prokrastinasi dalam konsep atau situasi yang berbeda-beda. Bangsa Mesir Kuno mengartikan prokrastinasi dengan dua arti. Pengertian yang pertama menunjukkan suatu kebiasaan yang bermanfaat untuk menghindari kerja yang tidak penting dan usaha yang impulsif sehingga menghemat tenaga, sedangkan arti yang lain menunjukkan kebiasaan yang berbahaya akibat dari kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk penghidupan, seperti mengerjakan ladang ketika waktu menanam tiba (Burka dan Yuen, 2008). Hal tersebut berarti 14

32 digilib.uns.ac.id 15 prokrastinasi memiliki makna yang positif bila penundaan dimaksudkan sebagai usaha yang membangun untuk menghindari keputusan yang impulsif dan tanpa pemikiran yang matang, serta bermakna negatif apabila penundaan dilakukan karena kemalasan atau tanpa tujuan yang pasti. Boice (1996) menambahkan bahwa prokrastinasi mempunyai dua karakteristik. Pertama, prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah tugas yang penting dan sulit daripada tugas yang lebih mudah, lebih cepat diselesaikan, dan menimbulkan lebih sedikit kecemasan. Kedua, prokrastinasi dapat berarti juga menunggu waktu yang tepat untuk bertindak agar hasil lebih maksimal dan resiko minimal dibandingkan apabila dilakukan atau diselesaikan seperti biasa pada waktu yang telah ditetapkan. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok dan jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Desimone dalam Ferrari, dkk., 1995). Ferrari, dkk. (1995) menyatakan bahwa kombinasi istilah tersebut digunakan berkali-kali dalam naskah Latin dalam pengertian yang lebih positif, yaitu memutuskan untuk menunggu musuh keluar dan menunjukkan kesabaran dalam konflik politik. Bagi para nenek moyang, prokrastinasi mengandung pengambilan keputusan yang rumit tentang saat yang tepat untuk tidak bertindak, sebagai lawan kata dari impulsivitas dan bertindak tanpa pertimbangan matang. Prokrastinasi baru diartikan negatif sejak industrialisasi (revolusi industri)

33 digilib.uns.ac.id 16 pada pertengahan abad ke-18. Sejak itu istilah tenggat waktu menjadi semakin dikenal dan prokrastinasi juga semakin sering dimunculkan. Berdasarkan Webster New Collegiate Dictionary (dalam Ferrari, dkk., 1995), kata kerja procrastinate berarti menangguhkan dengan sengaja dan pada umumnya mempunyai arti negatif karena dilakukan terhadap sesuatu yang seharusnya diselesaikan. Menurut definisi tersebut menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku yang bersifat tidak menguntungkan dan merugikan diri sendiri. Pertama kali istilah prokrastinasi digunakan oleh Brown dan Holtzman untuk menggambarkan sesuatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan (Hayyinah, 2004). Silver (dalam Ferrari, dkk., 1995) menyatakan bahwa seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi, akan tetapi individu hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Secara umum prokrastinasi didefinisikan sebagai kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa konsekuensi yang buruk bagi seseorang yang melakukannya (Dewitte dan Schouwenberg dalam Deyling, 2008). Steel (2007) menambahkan bahwa prokrastinasi adalah perilaku menunda-nunda secara sukarela terhadap pekerjaan yang sudah terjadwal dan penting untuk dilakukan walaupun mengetahui bahwa penundaanya dapat menghasilkan dampak yang buruk.

34 digilib.uns.ac.id 17 Boice (1996) menyatakan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi cenderung untuk menunggu keajaiban, berharap munculnya inspirasi yang hebat tanpa melakukan sesuatu. Individu yang menunda senang untuk memulai pekerjaan tanpa pikir panjang dan tanpa tujuan, mengharapkan keberhasilan datang secara spontan dan tanpa direncanakan. Ainslie (dalam Ferrari, dkk, 1995) mengemukakan bahwa ada kecenderungan yang kuat pada manusia untuk memilih hasil (reward) jangka pendek daripada tujuan jangka panjang, karena tujuan jangka pendek menyediakan kesenangan dengan segera. Silver dan Sabini (dalam Lavoie, 2000) menambahkan bahwa seseorang lebih memilih aktivitas yang memberikan kesenangan daripada mengerjakan tugas. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tugas bisa menunggu beberapa menit untuk dikerjakan dan individu akan mendapatkan kesenangan jangka pendek tanpa menyadari akibat jangka panjang yang dialami dari penundaan tersebut yang pada akhirnya akan berujung pada kemalasan. Ellis dan Knaus (dalam Ferrari, dkk., 1995) menyebutkan adanya keyakinan irasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinator. Individu menunda memulai tugas karena adanya ketakutan akan gagal dan berpandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar, sehingga merasa lebih aman untuk tidak melakukannya dengan segera karena akan menghasilkan sesuatu yang tidak optimal. Hal tersebut berarti bahwa individu menunda untuk mendapatkan waktu tambahan agar menghasilkan sesuatu pekerjaan yang terbaik. Standar penyelesaian tugas yang tinggi dan keyakinan

35 digilib.uns.ac.id 18 rasional dalam menghadapi tugas diperkirakan tugas tidak mungkin diselesaikan secara tepat waktu. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang melakukan prokrastinasi sadar akan kebutuhannya terhadap suatu tugas tetapi karena adanya keyakinan irasional seseorang tersebut gagal untuk melakukan tugas dalam jangka waktu yang diharapkan atau diharuskan sehingga mengganggu performa seseorang terhadap tugas tersebut. Vestervelt (dalam Sia Tjundjing, 2006) berpendapat bahwa secara umum selain meliputi komponen perilaku, prokrastinasi juga meliputi komponen afektif dan kognitif. Komponen perilaku prokrastinasi diindikasikan dengan kecenderungan kronis atau kebiasaan menunda dan bermalas-malasan sehingga baru memulai mengerjakan dan menyelesaikan tugas mendekati waktu. Terkait komponen kognitif, prokrastinasi didefinisikan sebagai suatu yang sangat kurang sesuai antara intensi, prioritas atau penentuan tujuan berhubungan dengan pengerjaan tugas-tugas yang telah ditetapkan. Prokrastinasi juga disertai afeksi negatif, misalnya merasa tertekan atau tidak nyaman. Burka dan Yuen (2008) juga menyebutkan bahwa seorang prokrastinator akan mengalami the cycle of procrastination (lingkaran prokrastinasi), yang berarti bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang pada suatu tugas dan tugas-tugas lainnya. Pengertian tersebut berarti seorang prokrastinator sadar dirinya menghadapi tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya (prioritas utama), akan tetapi

36 digilib.uns.ac.id 19 dengan sengaja menunda secara berulang-ulang, hingga berakibat munculnya perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah dalam dirinya. Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu tindakan menunda yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang memulai atau menyelesaikan kinerja dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting sehingga menghambat kinerja dalam rentang waktu yang terbatas dan akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan emosi pada dirinya. Prokrastinasi dapat dilakukan pada setiap area atau jenis pekerjaan. Seseorang dapat melakukan prokrastinasi pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal. Jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokrastinator yaitu tugas-tugas rumah tangga, pekerjaan kantor, aktivitas akademik, masalah kesehatan, hubungan sosial dan masalah keuangan (Burka dan Yuen, 2008). Prokrastinasi pada area atau bidang akademik yang pada umumnya dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik dan non-akademik menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas yang cenderung sering ditunda oleh prokrastinator. Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas nonformal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, maupun tugas kantor (Ferrari, dkk., 1995). Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik

37 digilib.uns.ac.id 20 atau kinerja akademik (Aitken dalam Ferrari, dkk., 1995). Tugas akademik tersebut meliputi mengetik makalah, membaca buku pelajaran, membayar SPP, mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas sekolah atau tugas kursus, belajar untuk ujian, mengembalikan buku perpustakaan, maupun membuat karya ilmiah. Rothblum dkk (1986) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan untuk selalu menunda-nunda tugas akademik dan selalu mengalami masalah yang berkaitan dengan tindakan menunda atau meninggalkan tugas tersebut. Jeremy Hsieh (dalam Hayyinah, 2004) menganggap prokrastinasi akademik sebagai suatu kecenderungan sifat yang dimiliki oleh pelajar yang sering menghadapi tugas-tugas yang mempunyai batas waktu. Noran (dalam Akinsola dkk, 2007) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan individu. Individu yang melakukan prokrastinasi lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting daripada mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dengan cepat. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah suatu tindakan menunda yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang memulai atau menyelesaikan suatu tugas akademik, dan menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dirinya dan tidak begitu penting sehingga menghambat kinerja akademik individu maupun orang lain.

38 digilib.uns.ac.id Teori Perkembangan Prokrastinasi akademik Pada dasarnya setiap individu pada masa perkembangannya mengalami hambatan-hambatan tertentu. Hambatan tersebut dapat menjadi suatu masalah jika individu tersebut tidak dapat menyelesaikannya, Ferrari, dkk. (1995) mengemukakan tentang teori perkembangan yang menyangkut perilaku prokrastinasi akademik, yaitu: a. Teori Psikoanalisis dan Psikodinamik Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa kanak-kanak akan membentuk proses kognitif seseorang ketika dewasa, terutama trauma masa kanak-kanak. Seseorang yang pernah mengalami trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas akan cenderung melakukan prokrastinasi ketika seseorang tersebut dihadapkan lagi pada suatu tugas yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang akan teringat pada pengalaman kegagalan dan perasaan tidak menyenangkan yang pernah dirasakannya di masa lalu sehingga seseorang menunda mengerjakan tugasnya yang dipersepsikannya akan mendatangkan perasaan seperti masa lalu. Berkaitan konsep tentang penghindaran dalam tugas, Freud (dalam Ferrari, dkk., 1995) menyatakan bahwa seseorang yang dihadapkan pada tugas yang mengancam ego maka dalam alam bawah sadar akan timbul ketakutan dan kecemasan. Perilaku prokrastinasi merupakan akibat dari penghindaran tugas dan sebagai mekanisme pertahanan diri. Hal tersebut berarti seseorang melakukan penundaan

39 digilib.uns.ac.id 22 sebagai pertahanan diri untuk menghindari tugas dan tidak menyelesaikan tugas yang dirasakan mengancam keberadaan egonya. b. Teori Behavioristik Penganut behavioristik beranggapan bahwa perilaku prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang melakukan perilaku prokrastinasi karena pernah mendapatkan punishment atas perilaku tersebut. Seseorang yang pernah merasakan sukses dalam melakukan tugas sekolah dengan melakukan prokrastinasi maka cenderung akan mengulangi lagi perbuatannya. Sukses yang pernah dirasakannya akan dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama di masa yang akan datang (Bijou, dkk. dalam Ferrari, dkk., 1995). Selain itu, adanya kegiatan lain yang memberikan reward lebih menyenangkan daripada kegiatan yang diprokrastinasi dapat memunculkan perilaku prokrastinasi akademik. Seseorang cenderung melakukan kegiatan yang dipandang lebih menyenangkan seperti bermain game daripada belajar atau mengerjakan tugas sekolah. c. Teori Kognitif dan Behavioral-Kognitif Prokrastinasi akademik dari sudut pandang behavioral-kognitif terjadi karena adanya keyakinan irasional yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irasional tersebut disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan suatu tugas. Seseorang memandang tugas sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan dan menunda untuk menyelesaikannya karena merasa tidak mampu untuk menyelesaikan

40 digilib.uns.ac.id 23 tugasnya secara memadai. Selain itu, seseorang melakukan prokrastinasi karena ketakutan yang berlebihan pada kegagalan. Hal tersebut membuat individu menunda mengerjakan tugas karena takut jika gagal menyelesaikannya akan mendatangkan penilaian yang negatif akan kemampuannya. 3. Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik Millgram (dalam Ferrari, dkk., 1995) memandang prokrastinasi dari segi yang lebih luas dan sistematik, yang menekankan empat aspek dari prokrastinasi, yaitu: a. Serangkaian perilaku penundaan Suatu penundaan dapat dikategorikan sebagai prokrastinasi apabila penundaan tersebut dilakukan berulang-ulang oleh individu. Penundaan ini akan terlihat sebagai serangkaian perilaku yang memiliki pola dan tahapan-tahapan tertentu. Penundaan ini meliputi penundaan untuk mulai mengerjakan tugas dan penundaan untuk menyelesaikan tugas sampai tuntas apabila tugas telah mulai dikerjakan. b. Menghasilkan perilaku di bawah standar Prokrastinasi akan memaksa individu untuk menyelesaikan tugas di saat terakhir yang akan menyebabkannya tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan orang lain maupun standar individu sendiri. Silver (dalam Ferrari, dkk., 1995) menyatakan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi kehilangan

41 digilib.uns.ac.id 24 kesempatan untuk menyelesaikan tugas secara optimal dan sukses. Keterlambatan dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan standar merupakan hal yang seringkali dialami oleh individu yang melakukan prokrastinasi. c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan penting untuk dilakukan oleh individu Prokrastinasi dilakukan pada tugas-tugas yang menurut individu penting untuk dilakukan atau bisa disebut sebagai tugas primer. Tugas primer memiliki batas waktu pengerjaan yang seharusnya dilakukan dan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan tugas-tugas yang lain. Individu yang melakukan prokrastinasi cenderung tidak segera menyelesaikan tugas primer tersebut dan bahkan mengerjakan tugas lain yang tidak penting. d. Menghasilkan keadaan emosi yang tidak menyenangkan Individu yang melakukan prokrastinasi mengalami kecemasan ketika memikirkan tugas-tugas yang dihadapi, mempersiapkan rencana untuk menyelesaikan tugas dan ketika menghadapi tugas tersebut secara nyata. Kecemasan akan menyebabkan ketidaknyamanan pada diri individu yang melakukan prokrastinasi. Ketidaknyamanan tersebut akan terus dialami individu selama perilaku prokrastinasi berlangsung.

42 digilib.uns.ac.id 25 Tokoh lain yang juga mengemukakan mengenai aspek prokrastinasi adalah Schouwenburg (dalam Ferrari, dkk., 1995) yang lebih khusus dalam penerapan prokrastinasi akademik, yaitu: a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi Individu yang melakukan prokrastinasi mengetahui bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi individu tersebut menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas apabila dirinya sudah mulai mengerjakan sebelumnya. b. Kelambanan dan keterlambatan dalam mengerjakan tugas Seorang prokrastinator memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Prokrastinator tersebut menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Tindakan tersebut yang kadang mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual Seseorang yang melakukan prokrastinasi mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan,

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan bisa berupa pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh : Titik Rahmawati G

SKRIPSI. Untuk Memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh : Titik Rahmawati G HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN TOLERANSI STRES DENGAN PROKRASTINASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL BIRO ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN DI KANTOR PUSAT UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI Diajukan Oleh : AFIFAH NUR AINI F 100 070 127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN SELF-ENHANCEMENT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA ANGGOTA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan adalah kesuksesan atau kegagalan di bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN

PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran

Lebih terperinci

ADOLESCENT MISBEHAVIOUR DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA PADA SISWA YANG MENGALAMI KONFLIK INTRAPERSONAL DI SMKN 1 BUKATEJA SKRIPSI

ADOLESCENT MISBEHAVIOUR DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA PADA SISWA YANG MENGALAMI KONFLIK INTRAPERSONAL DI SMKN 1 BUKATEJA SKRIPSI ADOLESCENT MISBEHAVIOUR DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA PADA SISWA YANG MENGALAMI KONFLIK INTRAPERSONAL DI SMKN 1 BUKATEJA SKRIPSI Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat memotivasi terciptanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: Sagantoro Sambu F 100 050 232

Lebih terperinci

RATNA PRATIWI F

RATNA PRATIWI F HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN INTERNET DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Procrastination 1. Pengertian Procrastination Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan awalan pro yang berarti mendorong

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA. HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Bagus Sidik Darmawan

SKRIPSI. Oleh: Bagus Sidik Darmawan HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATION DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA, BEKASI YANG BEKERJA SKRIPSI Oleh: Bagus Sidik Darmawan 201210515026

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Ada yang menginginkan pekerjaan agar cepat selesai, ada pula yang menunda dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : ERNA IRIYANI F

SKRIPSI. Oleh : ERNA IRIYANI F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN CEMBURU PADA PASANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : Diana

Lebih terperinci

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDIDIKAN BERBASIS INTERNASIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA SMA NEGERI 1 BOYOLALI SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI DisusunOleh: WAHYU AGUS SAPUTRO 2012 60 050 UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting, namun sampai sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak terlepas dari dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh: Kariza Dyah Yasmin G

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh: Kariza Dyah Yasmin G HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DAN DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1. Disusun oleh: Jaya Agung Nugroho G

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1. Disusun oleh: Jaya Agung Nugroho G digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS X ASRAMA SMA MTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS X ASRAMA SMA MTA SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS X ASRAMA SMA MTA SURAKARTA SKRIPSI Dalam Rangka Penyusunan Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida 15010113140128 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alkhaseipida@gmail.com

Lebih terperinci

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S-1 Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S Diajukan oleh Dhanty Susanti S 300 090 020 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET PANAHAN TINGKAT NASIONAL.

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET PANAHAN TINGKAT NASIONAL. HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET PANAHAN TINGKAT NASIONAL Skripsi Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DAN KELEKATAN REMAJA AWAL TERHADAP IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 6 DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DAN KELEKATAN REMAJA AWAL TERHADAP IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 6 DENPASAR HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DAN KELEKATAN REMAJA AWAL TERHADAP IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 6 DENPASAR SKRIPSI Diajukan Kepada program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR.

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR. HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh: Yuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan. Orang rela membayar mahal untuk dapat mengecap pendidikan di perguruan tinggi. Salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : FADILA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI Disusun Sebagai Salahsatu Syarat Menyelesaikan Sarjana Strata I pada Fakultas Psikologi Diajukan oleh: ARUM DYAH RATNASARI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: Rino

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN. KEPUASAN PASIEN DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN. KEPUASAN PASIEN DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menempuh Derajat Sarjana (S - 1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada keseharian, ada berbagai peran yang dijalani oleh individu, salah satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali pekerjaan, tantangan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I. Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I. Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F 100 080 197 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFLIK KERJA DENGAN ETOS KERJA PEGAWAI KEPOLISIAN DI WILAYAH BUMIAYU

HUBUNGAN KONFLIK KERJA DENGAN ETOS KERJA PEGAWAI KEPOLISIAN DI WILAYAH BUMIAYU HUBUNGAN KONFLIK KERJA DENGAN ETOS KERJA PEGAWAI KEPOLISIAN DI WILAYAH BUMIAYU SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana Strata I Bidang Psikologi NAMA : SUKHIDIN NIM : 0607010042

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SKRIPSI Diajukan Oleh : Benazir Hardiyanti F 100 070 118 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SITI AMINAH A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SITI AMINAH A PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DITINJAU DARI PERHATIAN MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET KARATE UNIT KEGIATAN MAHASISWA INSTITUT KARATE-DO INDONESIA UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UKM INKAI UNS) SKRIPSI Sebagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DAN POLA ASUH OTORITER DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS SKRIPSI Disusun Oleh: KIMMY KATKHAR 2009 60 032 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara psikologi peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu mengalami transisi dari masa kanak-kanak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTUALISASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN RISIKO PADA REMAJA ANGGOTA KLUB FREESTYLE MOTOR DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA AKTUALISASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN RISIKO PADA REMAJA ANGGOTA KLUB FREESTYLE MOTOR DI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA AKTUALISASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN RISIKO PADA REMAJA ANGGOTA KLUB FREESTYLE MOTOR DI SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Gelar Sarjana S1 Psikologi Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang sangat menentukan, dengan ditandai perubahan-perubahan besar yang belum pernah terjadi sepanjang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA IBU YANG HAMIL PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA IBU YANG HAMIL PERTAMA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA IBU YANG HAMIL PERTAMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat Mencapai Derajat S-1 Program Studi Psikologis Disusun Oleh MARIANA INDRASTUTI F.

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI-SWASTA DITINJAU DARI MAHASISWA PENDATANG-BUKAN PENDATANG.

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI-SWASTA DITINJAU DARI MAHASISWA PENDATANG-BUKAN PENDATANG. PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI-SWASTA DITINJAU DARI MAHASISWA PENDATANG-BUKAN PENDATANG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Gelar

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memenuhi Derajat Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Retno Suryaningsih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERAN ORANGTUA PADA SISWA SMP YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANGTUA DI SURABAYA SKRIPSI

MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERAN ORANGTUA PADA SISWA SMP YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANGTUA DI SURABAYA SKRIPSI MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERAN ORANGTUA PADA SISWA SMP YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANGTUA DI SURABAYA SKRIPSI OLEH: Laurensia Ines Pratiwi NRP 7103012014 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Novi Indriastuti

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: TIA AVIANI TIRTANA A

Diajukan Oleh: TIA AVIANI TIRTANA A KONTRIBUSI KEMANDIRIAN BELAJAR, DISIPLIN SEKOLAH, DAN IKLIM KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X DI SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Tri Puspita Ratih A. F 100 020 125 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia, pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yang pertama adalah pendidikan non formal (seperti kursus dan les), yang kedua adalah pendidikan informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal, non-formal

Lebih terperinci

PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA

PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata

Lebih terperinci

PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI. derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi

PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI. derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian peryaratan guna memperoleh derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di Universitas X Bandung didirikan berdasarkan pertimbangan praktis, yakni melengkapi syarat untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA BERPERAN GANDA DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA BERPERAN GANDA DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA BERPERAN GANDA DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN2014/2015 SKRIPSI Oleh : RENNISA ANGGRAENI K8411061

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: UMMI MAFTUKAH RAHMAWATI NIM. K 3109078 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN EMOSIONAL DAN KETANGGGUHAN PSIKOLOGIS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM PROFESI PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TESIS Program Pendidikan Profesi Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkungan akademis dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen (dalam Dahlan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : INTAN YUNIARTHA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: YUNITA

Lebih terperinci