LOKASI PENELITIAN 12/20/2011. Latar Belakang. Tujuan. Manfaat. Kondisi Umum

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN DI KABUPATEN BANDUNG

PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN DAN TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI) KOTA PALEMBANG MUIS FAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

A JW Hatulesila. Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Penanganan Perubahan Iklim di Kota Ambon. Abstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suhu Udara Perkotaan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN DAN TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI) DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

Gambar 7. Lokasi Penelitian

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Wilayah Pengembangan Tegallega pada Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

Analisis Rona Awal Lingkungan dari Pengolahan Citra Landsat 7 ETM+ (Studi Kasus :Daerah Eksplorasi Geothermal Kecamatan Sempol, Bondowoso)

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN DAN TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI) DI KOTA SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RIZKY ANDIANTO NRP

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

IV KONDISI UMUM TAPAK

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

PENENTUAN KERAPATAN MANGROVE DI PESISIR PANTAI KABUPATEN LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 5 TM DAN 7 ETM. Rita Juliani Rahmatsyah.

Gambar 5 Peta administrasi DKI Jakarta (Sumber : Jakarta.go.id)

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 3.1 Lokasi Penelitian WP Bojonagara

ANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMBAR HANDY RUSYDI

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Peta DAS penelitian

(Studi kasus : Taman Nasional Lore-Lindu, Sulawesi Tengah) MOCHAMMAD TAUFIQURROCHMAN ABDUL AZIZ ZEIN

III. METODE PENELITIAN

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

LOGO PEMBAHASAN. 1. Pemetaan Geomorfologi, NDVI dan Temperatur Permukaan Tanah. 2. Proses Deliniasi Prospek Panas Bumi Tiris dan Sekitarnya

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

PERAN VEGETASI TINGGI DALAM PENGENDALIAN SUHU PERMUKAAN DI PT. INDOCEMENT PALIMANAN, CIREBON FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.


ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

DISTRIBUSI, KERAPATAN DAN PERUBAHAN LUAS VEGETASI MANGROVE GUGUS PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU MENGGUNAKAN CITRA FORMOSAT 2 DAN LANDSAT 7/ETM+

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

12/29/2010. PEMODELAN SPASIAL KESESUAIAN HABITAT TAPIR (Tapirus indicus Desmarest 1819) DI RESORT BATANG SULITI- TAMAN NASIONAL KERINCI-SEBLAT

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FENOMENA URBAN HEAT ISLAND (UHI) PADA BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA SEBAGAI SALAH SATU DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL. Erwin Hermawan.

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

Sekapur Sirih. Palembang, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Palembang H. TARJONO SANTOPAWIRO NIP

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

PERENCANAAN HUTAN KOTA UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN DI KOTA GORONTALO IRNA NINGSI AMALIA RACHMAN

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

APLIKASI TEKNOLOGI PENGINDERAAN JARAK JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI HEAT ISLAND ( PULAU PANAS ) DI KOTA PEKANBARU

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

Transkripsi:

12/2/211 Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan dan Temperature Humidity Index (THI) di Kota Palembang Muis Fajar E3462536 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc Ir. Siti Badriyah Rushayati, M.Si Latar Belakang Palembang merupakan ibukota provinsi Sumatera Selatan Penduduk terus bertambah setiap tahunnya (2%) Luas area terbangun meningkat danluas RTH menurun Merubah iklim mikro Kota Peningkatan suhu udara, penurunan kelembaban Peningkatan indeks kenyamanan (THI) dikota Palembang DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN 21 Hutan Kota merupakan bentuk RTH yang sesuai dan dapat menjaga tingkat kenyamanan suatu kota Tujuan 1. Mengidentifikasi distribusi spasial suhu permukaan di beberapa tipe penutupan lahan dan hubungannya terhadap NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) serta kaitan keduanya terhadap Ruang Terbuka Hijau. 2. Pemetaan THI (Temperature Humidity Index)/indeks kenyamanan di wilayah Kota Palembang. 3. Pengembangan RTH berdasarkan distribusi suhu udara, kelembaban, dan THI. Manfaat Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta kebijakan kebijakan pemerintah untuk pengembangan wilayah perkotaan khususnya daerah Kota Palembang. LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kondisi Fisik Kota Palembang memiliki wilayah sebesar 4.51 Ha yang terdiri dari 16 kecamatan dan 13 kelurahan, terletak diantara 2 52 sampai 3 5 Lintang selatan dan 13 37 sampai 14 52 Bujur Timur dengan ketinggian rata rata 8 mdpl.(bps 29) Palembang tergolong kedalam daerah yang beriklim tropis. Pada tahun 28, suhu udara rata-rata 26,4 C sampai 27,8 C. Suhu udara maksimum bulanan pada tahun 28 terjadi pada bulan Mei yaitu 34,5 C, sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus yaitu 21, C. Kecepatan angin pada tahun 28 setiap bulannya berkisar antara 2 knots hingga 5 knots. Selama tahun 28 curah hujan berkisar antara 24 mm sampai 634 mm (BPS 29). LOKASI PENELITAN 1

12/2/211 Citra Landsat Koreksi Citra Subset wilayah Peta Administrasi Band 3,4 Band 1,2,3,4,5,7 Band 6 NDVI Peta Sebaran NDVI Persamaan NDVI dengansuhu Klasifikasi Terbimbing Peta Estimasi Suhu Peta Distribusi Suhu Suhu Rata-Rata Harian, Kelembaban Rata Rata Harian BMKG, dan Hasil Pengukuran Lapang Peta Sebaran THI Persamaan KelembabanRelatif Peta Sebaran Kelembaban Alat dan Bahan 1. Data citra satelit LANDSAT ETM(+) path/row : 124/62, tanggal akuisisi 1 Mei 21 dan 23 Agustus 21. 2. Data iklim daerahlokasipenelitian (suhuminimum, suhu maksimum, suhurata rata dan kelembaban udara relatif rata - rata). 3. Peta spasialadministrasikota Palembang ProvinsiSumatera Selatan danpeta Rupa BumiKota Palembang denganskala 1:25.. 4. GPS (Global Positioning System) 5. Software Erdas Imagine 9.1, ArcGis 9.3, DNR Garmin 5.4.1, SPSS 15 dan Microsoft Office 27. 6. TermometersuhudanTermometerDry/Wet untukmengukur Kelembaban. Rekomendasi RTH/Hutan Kota RTRW Analisis Penutupan Lahan Koreksi Geometri Citra Landsat 21 Citra Hasil Koreksi Citra Landsat 21 Subset/Cropping Image Citra Lokasi Penelitian Estimasi Suhu Permukaan Radiasi = gain x DN (digital number) + offset Keterangan : Dengan nilai gain sebesar,5518, digital number berasal dari band 6, dan nilai offset sebesar 1,2378. Kemudian dilakukan konversi band 6 pada Landsat 7 ETM untuk mengetahui suhu permukaan Akurasi Tidak Ya Klasifikasi Terbimbing Citra Hasil Klasifikasi 1 666.9 (W/(m 2 *ster*µm) 2 1282.71 (K) Estimasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Nilai NDVI merupakan perbedaan reflektansi dari kanal inframerah dekat dan kanal cahaya tampak (merah). Untuk menghitung NDVI digunakan persamaan : NDVI : (NIR VIS)/(NIR+VIS) Keterangan : NIR : Reflektansi kanal inframerah dekat/near infrared (Band 4) VIS : Reflektansi kanal cahaya tampak/infrared (Band 3) Estimasi Kelembaban Udara Pengukuran langsung suhurata - rata, kelembaban rata rata dari Stasiun BMKG di kota Palembang dan hasil pengukuran langsung. y = a + bx Kelembaban sebagai variabel tak bebas, sedangkan suhu udara sebagai variabel bebas. software Erdas Nilai DN dari suhu udara digunakan sebagai variabel bebas Kemudian dibuat persamaan regresi sederhana antara suhu dengan nilai NDVI. Persamaan tersebut berupa NDVI sebagai variabel bebas X dan suhu permukaan sebagai variabel tak bebas y dengan persamaan umum sebagai berikut : y = b + b1*x Peta Sebaran Kelembaban 2

Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Kecamatan Alang - Alang Lebar Tidak ada data Kecamatan Bukit Kecil Kecamatan Gandus Badan Air Kecamatan Ilir Barat 1 Kecamatan Ilir barat 2 Area Terbangun Kecamatan Ilir Timur 1 Kecamatan Ilir timur 2 Vegetasi Jarang Kecamatan Kalidoni Kecamatan Kemuning Vegetasi Rapat Kecamatan Kertapati Kecamatan Plaju Rawa Kecamatan Sako Kecamatan Seberang Ulu 1 Sawah Kecamatan Seberang Ulu 2 Kecamatan Sematang Borang Semak Kecamatan Sukaramai 12/2/211 Lahan Terbuka Estimasi Temeperature Humidity Index (THI) Penentuan THI dapat ditentukan dari nilai suhu udara dan kelembaban (RH) dengan persamaan sebagai berikut (Nieuwolt, 1975 dalam Murdiyarso dan suharsono, 1992). Keterangan : T a : Suhu Udara ( o C) RH : Kelembaban relatif (%) Untuk nilai suhu udara (Ta) menggunakan nilai DN dari suhu, sedangkan nilai kelembaban relatif (RH) menggunakan nilai DN kelembaban relatif. Selanjutnya dibuat peta distribusi suhu dan THI di kota Palembang berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan. Perubahan 3. 2. 1.. -1. -2. -3. -4. -5. -6. Luasan Konversi Penutupan Lahan Menjadi Area Terbangun PenurunanJumlahVegetasiRapatdi Kota Palembang 2 18 16 14-2 12 1-4 8-6 6 4-8 2-1 Badan air vegetasi jarang Vegetasi rapat Rawa Sawah Semak Lahan terbuka -12-14 3

Luas (ha) Luas (ha) 21 - < 22 22 - < 23 23 - < 24 24 - < 25 25 - < 26 26 - < 27 27 - < 28 28 - < 29 29 - < 3 3 - < 31 31 - < 32 32 - < 33 33 - < 34 34 - < 35 35 - < 36 36 - < 37 37 - < 38 38 - < 39 12/2/211 > = 39 Perubahan RTH 2 15 1 5-5 -1 Tidak ada data Ruang Terbuka Hijau Area Terbangun Badan Air Lahan Terbuka -15-2 -25 Perubahan Suhu Permukaan 6 4 2-2 -4-6 -8-1 Suhu ( C) 4

12/2/211 Suhu pada RTH, Lahan Terbuka, dan Area Terbangun No. Penggunaan Lahan 1 Ruang Terbuka Hijau Rata - rata suhu permukaan ( C) 21 21 a. vegetasi jarang 28 - < 29 31 - < 32 b. vegetasi rapat 28 - < 29 3 - < 31 c. rawa 29 - < 3 31 - < 32 d. sawah 28 -< 29 29 - < 3 e. semak 28 - < 29 3 - < 31 2 Lahan Terbuka 29 - < 3 33 - < 34 3 Area Terbangun 33 - < 34 33 - < 34 Hubungan NDVI dengan Suhu Permukaan No Tahun Hasil Regresi Terhadap Suhu R 2 1 21 Y = 3,68 14,9X,843 2 21 Y = 31.7 11.95X,854 suhu 21 36. suhu 21 38. 34. 36. 32. 34. 3. 32. 28. 3. 26. 28. -.3 -.2 -.1..1.2.3 -.75 -.5 -.25..25 NDVI 21 NDVI 21 Hubungan Kelembaban dengan Suhu Udara No Tahun Hasil Regresi Terhadap Suhu R 2 1 21 Y = 193,274 3,922 X,868 2 21 Y = 186,173 3,76 X,915 lembab_21 lembab_21 1. Observed 1. Linear 9. 9. 8. 8. 7. 7. 6. 6. 5. 25. 27.5 3. 32.5 35. 5. 25. 27.5 3. 32.5 35. suhu_21 suhu_21 5

Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) < 4 4 - < 5 5 - < 6 6 - < 7 7 - < 8 8 - < 9 9 - < 1 12/2/211 Kelembaban per Tahun 21 5 45 Badan air 4 Area terbangun 35 vegetasi jarang 3 25 vegetasi rapat 2 rawa 15 sawah 1 5 semak lahan terbuka Kelembaban (%) Kelembaban per Tahun 21 35 Perubahan Kelembaban Udara 3 Badan air Area terbangun 6 4 25 vegetasi jarang 2 2 15 vegetasi rapat rawa -2-4 1 sawah -6 5 semak -8 lahan terbuka -1-12 Kelembaban (%) Kelembaban (%) 6

Luas (Ha) < 19 19 - < 2 2 - < 21 21 - < 22 22 - < 23 23 - < 24 24 - < 25 25 - < 26 26 - < 27 27 - < 28 28 - < 29 29 - < 3 3 - < 31 >= 31 12/2/211 Perubahan THI 1 Sangat Nyaman Nyaman Sedang Tidak Nyaman Distribusi, Suhu, Kelembaban, THI, dan NDVI Rata-Rata serta Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau per Wilayah Kecamatan Kota Palembang Periode 21 21 Ket Ket Luas 21 21 Perubahan RTH (*) (*) Kecamatan Wilayah No Suhu RH RTH Suhu RH RTH RTH Luas Luas THI Nilai NDVI RTH (Ha) THI Nilai NDVI (Ha) ( C) (%) (%) ( C) (%) (Ha) ( %) (Ha) (%) 2315.7 29-3 7-8 27-28,25-1 1182.33 51.6 31-32 6-7 29-3,2,8 935.1 4.38-247.23-2.91 1 Alang - Alang Lebar 5 2 Bukit Kecil 3 Gandus 245.61 33-34 6-7 31 -,27 (-,21) 9.9 3.7-34-35 5-6 31 -,27 (-,21) 7.16 2.24 - - 2.7-22.77 4843.8 28-29 8-9 27-28,25-1 2894.22 59.75 3-31 7-8 29-3,25-1 2532.24 52.29-361.98-12.51 4 Ilir Barat 1 569.565 28-29 8-9 27-28,25-1 3467.88 6.95 3-31 7-8 29-3,25-1 2885.31 5.69-582.57-16.8 5 Ilir Barat 2 6 Ilir Timur 1 411.93 33-34 6-7 3-31 -,15 (-,8) 37.8 9.17-34-35 5-6 31 -,27 (-,21) 37.71 9.15 - -.9 -.24 589.5 33-34 6-7 31 -,38 (-,27) 24.39 4.14-36-37 5-6 31 -,38 (-,27) 27.63 4.69-3.24 13.28 7 Ilir Timur 2 1936.17 31-32 6-7 29-3 -,27 (-,21) 259.47 13.4-33-34 6-7 31 -,27 (-,21) 251.19 12.97 - -8.28-3.19 8 Kalidoni 321.615 29-3 7-8 27-28,8,25 931.5 3.85 29-3 7-8 28-29,8,25 911.25 3.19-2.25-2.17-5 -1 9 Kemuning 1 Kertapati 11 Plaju 12 Sako 13 Seberang Ulu 1 14 Seberang Ulu 2 15 Sematang Borang 77.94 33-34 6-7 3-31 -,27 (-,21) 97.29 13.74-34-35 5-6 31 -,21 (-,15) 87.39 12.34 - -9.9-1.18 4319.145 28-29 8-9 27-28,2,8 156.6 36.1 29-3 7-8 28-29,2,8 1419.75 32.89-14.85-9.3 1415.97 29-3 7-8 28-29,2,8 392.4 27.7-29-3 7-8 31 -,8,2 36.63 25.47 - -31.77-8.1 1685.295 29-3 7-8 27-28,8,25 65.61 35.85 31-32 7-8 29-3,8,25 481.95 28.53 - -123.66-2.42 173.97 29-3 7-8 28-29,2,8 217.17 12.74-29-3 7-8 31 -,27 (-,21) 211.68 12.42 - -5.49-2.53 982.53 29-3 7-8 29-3,2,8 221.67 22.56-34-35 6-7 31 -,27 (-,21) 21.15 2.47 - -2.52-9.26 2666.61 28-29 8-9 27-28,8,25 1265.22 47.47 29-3 7-8 28-29,8,25 114.93 41.43-16.29-12.67-15 THI 16 Sukaramai 4622.85 29-3 7-8 27-28,8,25 2454.57 53.1 31-32 6-7 29-3,2 -,8 1893.33 4.96-561.24-22.87 Keterangan : Suhu, THI, RH, dan NDVI merupakan kelas yang memiliki distribusi paling luas pada wilayah kecamatan. * ( ) Memenuhi dan (-) Tidak Memenuhi berdasarkan UU. No. 26 Tahun 27 Tentang Penataan Ruang (-) Luasan Berkurang, (+) Luasan Bertamabah Pengembangan RTH 1. Kawasan Suhu permukaan pada kegiatan ini berkisar antara 3 C 34 C Kelembaban udara 6%-7% dan THI rata-rata 27-28 RTH (hutan kota) yang sesuai adalah tipe pekarangan dan kebun kecil di rumah. Bentuknya cenderung menyebar sesuai dengan luas pekarangan rumah Pengembangan RTH 2. Pada bagian pinggiran kota umumnya memiliki suhu permukaan antara 29 C 34 C kelembabanudara6%-8% dan THI rata rata 26-27 Jenis kegiatan didaerah ini contohnya adalah kantor di tingkat kecamatan, pusat studi, jalan lokal, lapangan olahraga, dan daerah pinggiran sungai. RTH (hutan kota) yang sesuaidengan tipe kelompokini dapatberupatipe taman kota yang berkelompok. Pengembangan RTH Kesimpulan Kesimpulan dan Saran 3. Bagian pusatkota terdiridarikegiatan pemerintahan, perdagangan, danjasakomersil serta pelayanan tranportasi yang sebagian besar terkonsentrasi di pusat pusat kota sertamemilikiakses disepanjang utama Kota Palembang. Umumnyamemiliki suhupermukaandiatas33 C, kelembabanudara4%-6% danthi rata rata berkisar > 31 RTH (hutankota) yang sesuaiadalah hijau/sabukhijaujalan dan roof garden. 1. Perubahan penggunaan lahan di Kota Palembang berakibat pada perubahan iklim mikro, diantaranya adalah peningkatan suhu permukaan, penurunan kelembaban relatif dan peningkatan indeks kenyamanan (THI). Sebaran suhu di Kota Palembang berkisar antara 27 C sampai 39 C. Suhu pada RTH berkisar antara 27 C sampai 32 C, sedangkan suhu pada area terbangun berkisar > 33 C. Nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dapat membantu dalam membedakan antara tutupan vegetasi dan non vegetasi dan memiliki korelasi berupa hubungan berkebalikan dengan suhu permukaan, yaitu kenaikan suhu permukaan disertaidenganpenurunanndviatau sebaliknya. 7

12/2/211 Kesimpulan Kesimpulan dan Saran Saran Kesimpulan dan Saran 2. Kota Palembang pada tahun 21 dan 21 tergolong kedalam kelas tidak nyaman, karena hampir seluruh wilayah Kota Palembang berada pada selang THI (Temperature Humidity Index) di atas 26. 3. Pengembangan RTH di Kota Palembang tergolong kedalam tiga unit kegiatan, yaitu,, daerah pinggiran kota dan daerah pusat kota. Pengembangan RTH di tingkat dilakukan dengan penghijauan pekarangan. Pada daerah pinggir kota dapat dikembangkan RTH berupa taman kota dan hutan kota. Pada daerah pusat kota dapat dikembangkan RTH berupa roof garden dan hijau. Ketiga hal tersebut disesuaikan dengan tata ruang kota, sehingga manfaat dan fungsi RTH dapat dirasakan optimal bagi penduduk kota 1. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara suhu permukaan, yang didapatdaricitra satelit dengansuhu udara, agar pendugaankenyamanandapatlebih teliti. 2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai besarnya pengaruh penurunan suhu yang berasaldaripeningkatanluasrth dikota Palembang. Hal ini diperlukanagar dapat dijadikan suatu acuan yang baik untuk melestarikan RTH yang ada. 3. Sebaiknyadalamperencanaan tatakotakhususnyadalamperencanaanrth perlu dimasukkan kajian mengenai suhu udara, kelembaban udara, dan tingkat kenyamanan (THI), sehingga fungsirth dapatlebih dirasakanmanfaatnya. RekomendasiPengembanganRTH kota Palembang per wilayahkecamatan Bentuk Hutan No Kecamatan Tipe Hutan Kota Keterangan Kota Tipe, tipe Berkelompok, Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan provinsi, peningkatan penghijauan di sekitar (pekarangan 1 Alang - Alang Lebar rekreasi, dan tipe menyebar, dan, serta penanaman pohon pada tutupan lahan semak. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH karenamengalami perubahan luasan RTH yang cukup besar. Tipe, tipe Menyebar dan Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini 2 Bukit Kecil industri, dan tipe sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki RTH yang palin kecil, suhu, dan THI yang tinggi serta kelembaban yang rendah. Tipe, tipe Berkelompok, Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan kabupaten, peningkatan penghijauan di sekitar (pekarangan 3 Gandus rekreasi, dan tipe menyebar, dan, serta menjaga ekosistem rawa. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam pengembangan RTH karena mengalami penurunan RTH yang cukup besar. Tipe, tipe Berkelompok, Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan lokal, peningkatan penghijauan di sekitar (pekarangan 4 Ilir Barat 1 rekreasi, dan tipe menyebar, dan, serta menjaga ekosistem rawa yang. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH karena mengalami penurunan RTH yang cukup besar. Tipe industri dan tipe Menyebar dan Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini 5 Ilir Barat 2 sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi. Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan hijau di sekitar jalan - jalan utama kota palembang. Tipe industri dan tipe Menyebar dan 6 Ilir Timur 1 Kecamatan ini memiliki suhu rata - rata dan THI yang paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan ini termasuk salah satu kecamatan yang menjadi prioritas utama untuk pengembangan RTH Tipe industri, dan tipe Menyebar dan Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini 7 Ilir Timur 2 sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi. Tipe, tipe Berkelompok, Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar (pekarangan 8 Kalidoni rekreasi, dan tipe menyebar, dan Tipe industri dan tipe Menyebar dan Perlu ditambahkan roof garden pada gedung - gedung bertingkat dan peningkatan hijau pada bagian tengah kecamatan. Kecamatan ini 9 Kemuning sebaiknya mendapat prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi. Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar (pekarangan 1 Kertapati, dan tipe menyebar dan Tipe dan tipe Jalur dan Jalur hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar (pekarangan. Kecamatan ini sebaiknya mendapat 11 Plaju menyebar prioritas utama karena memiliki tingkat THI yang cukup tinggi. Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar (pekarangan 12 Sako, dan tipe menyebar, dan Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar (pekarangan 13 Seberang Ulu 1, dan tipe menyebar, dan Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar (pekarangan 14 Seberang Ulu 2, dan tipe menyebar, dan Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan lokal, dan peningkatan penghjauan di sekitar (pekarangan 15 Sematang Borang, dan tipe menyebar, dan Perlu ditambahkan taman kota (berkelompok), hijau pada jalan - jalan provinsi, peningkatan penghijauan di sekitar (pekarangan 16 Sukaramai, dan tipe menyebar, dan, serta penanaman pohon pada tutupan lahan semak. Kecamatan ini sebaiknya mendapat prioritas utama dalam upaya pengembangan RTH karenamengalami perubahan luasan RTH yang cukup besar. Daftar Pustaka Bappeda Kota Palembang. Laporan Akhir Tata Kota 28. Palembang. [BPS] Biro Pusat Statistik Kota Palembang. Palembang Dalam Angka 29. Palembang. Effendy S. 27. Keterkaitan Ruang Terbuka Hijau dengan Urban Heat Island Wilayah Jabotabek. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Lillesand TM dan Kiefer RW, 199. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Murdiyarso, D dan H. Suharsono. 1992. Peranan Hutan Kota dalam Pengendalian Iklim Kota. Sejuta Pohon untuk Perbaikan Iklim Kota. Prosiding Seminar Sehari Iklim Perkotaan. PERHIMPI. Bogor. Hal : 61 72. Santosa I. 1986. Stasiun Meteorologi Pertanian dan Beberapa Cara Pengolahan Data Iklim. Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA. IPB. Bogor. Undang Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 27 Tentang Penataan Ruang. USGS. 22. Landsat 7 Science Data User Handbook. Dokumentasi Lanjutan. Dokumentasi Taman Kota Kambang Iwak Tegakan Sejenis Pinus di TWA Punti Kayu Area terbangun () di pinggir sungai Musi Rawa yang ada di pinggir jalan Kecamatan Gandus Semak di Kecamatan Alang Alang Lebar Lahan kosong di Kecamatan Ilir Barat 1 Sawah di Kecamatan Kertapati 8

12/2/211 Support by : Terima Kasih Main Supported by : My Family (Papa,Mama,Aris,Ronal,Barkah) my special one (Ferra) and All friends in RI 45, Lab Anling, and Cendrawasih 43 9