Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan IV Tahun 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan III Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan II Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan I Tahun 2016

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

429 Desa 80% - Sosialisasi Pedum - Di Prov Banten ada perubahan lokasi dari kab pandeglang ke kota serang

1 % 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain.

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%) - Sosialisasi Pedum - Kawasan di Papua belum dapat dilaksanakan karena PPK harus koordinasi dan gubernur

(%) 1% 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 16 Januari 2017

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

Revisi ke 01 Tanggal : 13 Maret 2018

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

Andalan Ketahanan Pangan

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

RENCANA KEGIATAN PRIORITAS KETAHANAN PANGAN TA.2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) MELALUI TOKO TANI INDONESIA (TTI) Konsep dan Implementasi

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH:

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. OLEH : Dr. Ir. Gardjita Budi, M.Agr.St KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA (LKJ) BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 29 Februari 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

Oleh : Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN NILAI TUKAR PETANI

RENCANA KEGIATAN TA Pusat Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan Bali, Juni 2014

LAPORAN KINERJA (LAKIN) PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN TAHUN 2016

PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN KETAHANAN PANGAN TA.2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

Transkripsi:

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan IV Tahun 2016 PENETAPAN KINERJA A Skor PPH Ketersediaan 89,71 % 1 Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (Kawasan) 192 Kawasan 190 80 182 181 94,27% sebanyak 11 desa tidak 1) Di Sumatera Utara sebanyak 5 desa tidak karena lokasinya sangat jauh sehingga sulit melaksanakan monev; 2) Sumatera Barat mengajukan pengalihan dengan pertimbangan tdk memenuhi ; 3) Di Riau sebanyak 2 kawasan tdk karena kelembagaannya kurang mendukung; 4) Banten dan Bali blm melaksanakan DDRT; 5) Kalteng penerima tumpang tndih dengan bantuan lain 2 Jumlah Lokasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi 35 Lokasi 0 10 20 33 94% 2 lokasi blm memberikan laporan yaitu prov. DKI dan prov. Kaltara Menghubungi provinsi agar segera menyampaikan laporannya 3 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan) 303 Gapoktan 25 193 269 287 95,00% sebanyak 16 Gapoktan tdk mencaikan Penghematan Anggaran sehingga tidak dicairkan 4 Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit) 54 Lumbung 0 22 47 51 90,00% sebanyak 3 lumbung tdk (1) Sebanyak2 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak dananya karena tdk memenuhi 5 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender 33,600 KK 0 5.040 16,800 50% Pemberian Matcing Fund (bansos) hrs memalui penilaian setelah 6 bln dan dana langsung disalurkan ke rekening kelompok sasaran, proses penyaluran data masih berlangsung (1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan di awal tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) pencairan dana di tahun 2015 masih disalurkan di tahun 2016 Percepatan pencairan dana Matching Fund kepada kelompok 6 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran 26,880 KK 0 1.210 11,558 43,00% Realisasi baru mencapai 43% untuk penyaluran dana Revolving Fund (dana bergulir) kepada kelompok mandiri (KM), yang digunakan kegiatan produktif tan. Pangan, perkebunan, hortikultura dan pengolahan pasca panen di tiap-tiap kelompok (1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan di awal tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) Proses identifikasi yang agak terlambat karena belum siapnya masyarakat dalam penyusunan Rencana Usaha Anggota dan Rencana Usaha Kelompok Percepatan pencairan dana Revolving Fund kepada kelompok

B Penurunan Jumlah Penduduk Rawan Pangan (%thn) 1 JumlahKawasan Mandiri Pangan (Kawasan) 1 % 192 Kawasan 190 80 182 94,79% (1) Kab. Pandeglang, Kab. Serang, Kab, Kuantan sengingi, Kab. Badung, Kab Pasaman Barat sampai dengan tahun kedua belum melakukan DDRT, sehingga tidak bisa Bantuan pemerintah; (2) Kabupaten Kotawaringin Barat mengalokasikan kawasan di Desa Babual, Baboti, Tempayung, Kinjil, Saka Bulin. Kegiatan usahanya adalah petani perkebunan kelapa sawit, sehingga kegiatan mereka lebih banyak di kelapa sawit dan lokasi kawasan ini pernah menerima bantuan PUAP dan yang menerima dana PUAP orang/kelompok yang sama Mengoptimalkan Tim Pendampingan dan Percepatan Kegiatan dan Anggaran BKP 2 Jumlah Lokasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi 35 Lokasi 35 35 20 33 100% 2 lokasi blm memberikan laporan yaitu prov. DKI dan prov. Kaltara 3 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender 33,600 KK 0 5.040 16,800 11.760 100% Pemberian Matcing Fund (bansos) hrs memalui penilaian setelah 6 bln dan dana langsung disalurkan ke rekening kelompok sasaran, proses penyaluran data masih berlangsung (1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan di awal tahun harus tertunda karena adanya pemblokiran;(2) pencairan dana ditahun 2015 masih disalurkan ditahun 2016 Percepatan pencairan dana Matching Fund kepada kelompok 4 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran 26,880 KK 0 1.210 11,558 13.595 92,72% Realisasi baru mencapai 43% untuk penyaluran dana Revolving Fund(dana bergulir) kepada kelompok mandiri(km) yg digunakan kegiatan produktif tan pangan,perkebunan,hortikultu ra dan pengolahan pasca (1) Beberapa kegiatan yang harusnya dilakukan diawal tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran;(2)proses identifikasi yang agak terlambat karena blm siapnya masyarakat dalam penyusunan Rencana Usaha Percepatan Revolving Fund kepada kelompok 5 Jumlah desa yang mengembangkan rantai nilai tanaman perkebunan 224 Desa 0 0 45 172 97% Sampai saat ini proses pengadaan alat masih berlangsung (1) pengadaan alat msh dlm proses identifikasi dan sebagai kontrak blm dilakukan;(2)penentuan aspek dan harga yg membutuhkan waktu cukup lama;(3)proses pengadaan barang dan jasa menggunakan guidline Untuk pencairan anggaran, pengawalan pelaksanaan kegiatan dan pendampingan akan diatur jadwalnya dari pusat. C Harga Gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen (Rp/Kg) HPP Rp. 4.548/Kg atau 22,92 % diatas HPP Rp. 4.090/Kg atau 10,54 % diatas HPP Rp. 4.200/Kg atau 13,52% diatas HPP (Rp. 3.700/Kg) Rp. 4.333/Kg atau 17,10% diatas HPP (Rp. 3.700/Kg) 100,00% a. Harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani berdasarkan data panel harga pangan di 22 provinsi sentra produksi padi a. Masih adanya kejadian harga GKP ditingkat petani yang dibawah HPP (Rp. 3.700/kg), yaitu di Sulteng (Okt-Nov Rp. 3.000-3.500/Kg), Sulut (Mgg III Okt, Mgg I, II, IV Nov Rp. 3.000-3.500/Kg) dan Sumsel (Mgg II dan IV Okt Rp. 3.660-3.667/Kg). a. Meningkatkan informasi harga gabah di bawah HPP ke Perum Bulok untuk dilakukan penyerapan gabah/beras

b. Rata-rata harga GKP tingkat b. Terjadi disparitas harga gabah yang cukup besar antar petani pada TW IV (Okt-Des) wilayah (Rp. 3.150/Kg s/d Rp. 5.324/Kg) yg membuat sebesar Rp. 4.333/kg atau koefisien variasi (CV) lebih besar dari 10% sedang CV antar 17,10% diatas HPP (Rp. 3.700) waktu relatif rendah/stabil (<5%), kecuali di Provinsi Sulteng 6,73%,dan Kalteng 5,80%. b. Meningkatkan arus pelaporan data harga gabah dari daerah (kab/prov) ke tingkat pusat c. Harga GKP Triwulan III c. Masih ada kab/prov yang belum mengirimkan data mengalami kenaikan tiap bulan perkembangan harga gabah secara rutin (mingguan) ke : Juli p. 4.113/Kg, Agustus p. Pusat sehingga data mingguan atau bulanan tidak tersedia 4.203/Kg, dan Sept p. 4.285/Kg d. Harga GKP pada TW IV mengalami kenaikan dibanding TW III karena sdh lewat masa panen e. Harga GKP pada TW IV mengalami kenaikan tiap bulan Okt Rp. 4.313/Kg, Nov Rp. 4.330/Kg dan Des Rp. 4.355/Kg f. Kisaran harga GKP tingkat petani Okt-Des sebesar Rp. 3.150- Rp. 5.324/Kg, dengan harga tertinggi di Prov. Kalteng (43,90% diatas HPP) dan terendah di Sulteng(14,86% dibawah HPP) g. Harga GKP Triwulan IV relatif stabil dengan coefisien variasi (CV) 0,48%, namun disparitas antar wilayah relatif besar yaitu 0,46-6,73% dengan Prov Jabar paling stabil dan Prov Sulteng paling fluktuasi 1 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan) 303 Gapoktan 25 193 269 287 95,00% sebanyak 16 Gapoktan tdk mencaikan Penghematan Anggaran sehingga tidak dicairkan Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit) 54 Lumbung 0 22 47 51 94,00% sebanyak 3 lumbung tdk (1) Sebanyak 2 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak dananya karena tdk memenuhi Jumlah Usaha Pangan Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 500/1.000 Gap/TTI 287 473/874 473/989 493/1320 98.60% / 132.20% Prov. Kep. Riau mengembalikan dananya krn Gapoktannya tdk memenuhi untuk efisiensi biaya pengiriman maka dilakukan penambahan TTI sehingga realisasi melebihi target

2 Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN) 35 Lap 0 0 0 35 100% Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah Rakor dalam memghadapai HBKN, Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil rakor dalam rangka HBKN secara rutin dilaporkan kepada pimpinan D Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat konsumen (Cv) < 10% CV=2,64% CV=0,41% CV = 0,30% CV = 0,16% 100% a. Berdasarkan data BPS, CV harga Beras Umum tingkat eceran sebesar 0,16%, sedang harga beras termurah CV 0,05% yang menunjukkan harga sangat stabil. CV harga beras Tri IV lebih tinggi dibanding Tri III karena bukan musim panen. a. 1. Meskipun harga stabil, namun stabil pada harga tinggi. Harga beras umum bulan Okt-Des 2016 rata-rata Rp 13.180/Kg, dengan rincian bulanan Rp 13.153/Kg, Rp 13.185/Kg, dan Rp 13.201/Kg. Memantapkan stabilitas pasokan beras ke tingkat pedagang agar harga tetap stabil. b. Rincian nilai cv bulan Okt-Des beras umum masing-masing 0,02%, 0,02%, dan 0,07%, sedang beras termurah 0,08% dan 0,02%. b. Harga beras termurah juga stabil tinggi, rata-rata Rp 10.376/kg, dengan rincian bulanan Rp 10.375/kg, dan Rp 10.376/kg. Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN) CV = 0,32% CV = 0,39% CV=0,12% CV=0,16% 100% a. Berdasarkan data BPS, CV harga beras umum tingkat eceran sebesar 0,16%, sedang harga beras termuah CV 0,05% yang menunjukkan harga sangat stabil, CV harga beras TW IV karena bukan musim panen a. Meskipun harga stabil, namun stabil pada harga yang tinggi. Harga beras medium pada bulanokt-des 2016 rata-rata Rp. 13.180/Kg, dengan rincian bulanan masing-masing Rp. 13.153/Kg, Rp. 13.185/Kg, dan Rp. 13.201/Kg. Memantapkan stabilitas pasokan beras ke tingkat pedagang agar harga tetap stabil b. Rincian nilai CV beras bln Juli- Sept beras umum masingmasing 0,06%, 0,17%, dan 0,01% sedang beras termurah 0,04%, 0,14%, dan 0,04% b. Harga beras termurah juga stabil tinggi, rata-rata Rp. 10.376/Kg dengan rincian bulanan Rp. 10.373/Kg, dan Rp. 10.376/Kg 1 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan) 303 Gapoktan 25 193 269 287 95,00% sebanyak 16 Gapoktan tdk mencaikan Penghematan Anggaran sehingga tidak dicairkan 2 Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit) 54 Lumbung 0 22 47 51 90,00% sebanyak 3 lumbung tdk (1) Sebanyak2 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak dananya karena tdk memenuhi 3 Jumlah Usaha Pangan Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 497/1.086 Gap/TTI 287 473/874 473/989 95.17% / 91,06% Prov. Kep. Riau mengembalikan dananya krn Gapoktannya tdk memenuhi untuk efisiensi biaya pengiriman maka dilakukan penambahan TTI sehingga realisasi melebihi target

4 Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN) 35 Lap 0 0 0 35 100,00% Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah Rakor dalam memghadapai HBKN, Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil rakor dalam rangka HBKN secara rutin dilaporkan kepada pimpinan E Konsumsi Energi (Kkal/Kap/hr) 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan 4.894 revisi jd 4.869 2,040 Kkal/Kap/hr Desa 0 3.500 4,753 4,824 99,07% sebanyak 45 kelompok tdk dana antara lain prov. Aceh 4 kel, Sumut 5 Kel, Sumsel 3 kel, Subar 1 kel, Bengkulu 1 kel, Jatim 8 kel, Kelsel 5 kel, Kalteng 3 kel, NTB 10 kel, Sulut 1 kel, Malut 1 kel, Papua 3 kel (1) Tidak lolos verifikasi, (2) ada konflik di dalam kelompok; (3) Lokasi kelompok jauh sehingga sulit utk dilakukan pembinaan; (4) Kepala desa tidak mau krn terlalu ketat pengawasannya; (5) ada konflik dengan kepala desa akan dilakukan perbaikan pada kegiatan tahun 2017 2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 35 Lokasi 5 10 10 35 100% 3 Jumlah Lokasi Gerakan 35 Lokasi 1 1 35 100% F Konsumsi Protein (Gram/Kap/hr 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan 4.894 revisi jd 4.869 56,40 gram/kap/hr Desa 0 3.500 4,753 4,824 99,07% sebanyak 45 kelompok tdk dana antara lain prov. Aceh 4 kel, Sumut 5 Kel, Sumsel 3 kel, Subar 1 kel, Bengkulu 1 kel, Jatim 8 kel, Kelsel 5 kel, Kalteng 3 kel, NTB 10 kel, Sulut 1 kel, Malut 1 kel, Papua 3 kel (1) Tidak lolos verifikasi, (2) ada konflik di dalam kelompok; (3) Lokasi kelompok jauh sehingga sulit utk dilakukan pembinaan; (4) Kepala desa tidak mau krn terlalu ketat pengawasannya; (5) ada konflik dengan kepala desa akan dilakukan perbaikan pada kegiatan tahun 2017 2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 35 Lokasi 5 10 12 35 100% 3 Jumlah Lokasi Gerakan 35 Lokasi 1 1 28 35 100%

G Skor PPH Konsumsi 86,2 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan 4.894 revisi jd 4.869 Desa 0 3.500 4,753 4,824 99,07% sebanyak 45 kelompok tdk dana antara lain prov. Aceh 4 kel, Sumut 5 Kel, Sumsel 3 kel, Subar 1 kel, Bengkulu 1 kel, Jatim 8 kel, Kelsel 5 kel, Kalteng 3 kel, NTB 10 kel, Sulut 1 kel, Malut 1 kel, Papua 3 kel (1) Tidak lolos verifikasi, (2) ada konflik di dalam kelompok; (3) Lokasi kelompok jauh sehingga sulit utk dilakukan pembinaan; (4) Kepala desa tidak mau krn terlalu ketat pengawasannya; (5) ada konflik dengan kepala desa akan dilakukan perbaikan pada kegiatan tahun 2017 2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 35 Lokasi 5 10 12 35 100% 3 Jumlah Lokasi Gerakan 4 Jumlah model pengembangan pangan pokok lokal (Unit) 5 Jumlah hasil analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan (Rekomendasi) 35 Lokasi 1 1 28 35 100% seluruh kegiatan sudah dilaksanakan 30 Unit 0 0 24 30 100% Sudah tersalurkan 35 Lap 0 0 0 33 94,30% H I Peningkatan produk pangan segar yang tersertifikasi 1 Jumlah Lokasi Gerakan 2 Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) Tingkat Keamanan Pangan Segar yang Diuji 10 % 0 0 10% 26,04% 260% Kegiatan di pusat dan daerah, terjadi peningkatan produk pengan yg tersertifikasi melebihi target dari 10% terealisasi 26,04% 35 Lokasi 1 1 28 35 100% seluruh kegiatan sudah dilaksanakan 86 Lokasi 0 0 8 86 100% 80% 0 0 0 99,61% 125% pengujian sampel dilakukan di pusat dan daerah, uji lab residu 99,61%, logam berat 100% 1 Jumlah Lokasi Gerakan 2 Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) 35 Lokasi 1 1 28 35 100% seluruh kegiatan sudah dilaksanakan 86 Lokasi 0 0 8 86 100%