BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi

BAB III METODE PENELITIAN

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

ANALISIS TEKNIS PENATAAN ULANG PENERANGAN JALAN UMUM PADA JALUR MAKAM NASIONAL DI KABUPATEN JOMBANG

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

III. METODE PENELITIAN

Peluang Penghematan Energi Pada Penerangan Jalan Umum Kabupaten Padang Pariaman di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon Pariaman Feeder Kampung Dalam

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

RANCANG BANGUN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DI KABUPATEN KUBU RAYA

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENERAPAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN TOL DARMO SURABAYA

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

Pengukuran dengan Tang Meter Dan Lux Meter

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse.

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

PERENCANAAN PENERANGAN JALAN UMUM JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK. Oleh: Asnal Effendi 1) Aldifian, M 2) Intisari

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

BAB III METODE PENELITIAN

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

by: Moh. Samsul Hadi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGOPERASIAN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR CELL UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN DI JALAN BY PASS I GUSTI NGURAH RAI

BAB IV PENGUJIAN SISTEM INSTALASI LISTRIK MENGGUNAKAN TRAFO ISOLASI

BAB II LANDASAN TEORI

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Konservasi energi pada sistem pencahayaan

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

TUGAS AKHIR STUDI EKONOMI METERISASI PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN O L E H JOY SOPATER WASIYONO NIM :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

BAB IV PERHITUNGAN RUGI TEGANGAN DAN SUSUT (LOSSES) SETELAH PENGGANTIAN KONEKTOR PRES (CCO)

ANALISIS RENCANA ANGGARAN BIAYA PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG

Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Menyimak dosen, bertanya jawab. Menyimak dosen, bertanya jawab, praktikum

PERENCANAAN KOMPARATIF SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL DAN SOLAR CELL

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

Deskripsi LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM YANG DITINGKATKAN

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Pengelolaan Lampu Penerangan Jalan

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH

Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Menyimak dosen, bertanya jawab. Menyimak dosen, bertanya jawab, praktikum

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Elektro ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal ini dilakukan sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 untuk mendapatkan hasil sebagai berikut: 1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik. 2. Terjamin keselamatan manusia. 3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya. 4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik. 5. Terjamin perlindungan lingkungan. 6. Tercapai tujuan pencahayaan, yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman. Untuk mendapatkan hasil tersebut, diperlukan suatu perencanaan dalam pemilihan material yang sesuai dengan kebutuhan dan proses pemasangan instalasi listrik yang tepat. Oleh karena itu perlu dianalisis kembali dalam proses pekerjaan pemasangan PJU di Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung baik dalam pemilihan material, proses pekerjaan instalasi, dan hasil dari pekerjaan tersebut. 4.1.1 Material PJU Berikut ini adalah data komponen yang telah terpasang di lokasi PJU Rusun Cingised yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini : 60

TABEL 4.1 DAFTAR KOMPONEN TERPASANG DI PJU RUSUN CINGISED No Uraian Vol Sat 1 Tiang PJU beton 9/200 Dan 12 bh 2 Pondasi tiang beton 12 bh 3 Lampu SON 150watt lengkap dengan armatur 12 set 4 Stang Ornament 2 lengkap klem 12 set 5 Kabel TIC 2 x 10 sqmm 620 mtr 6 Kabel NYFGBY 2 x 16 sqmm 37 mtr 7 Kabel NYM 2 x 2,5 sqmm 50 mtr 8 Panel PJU 10A 3 fasa lengkap 1 unit Berdasarkan dari hasil perhitungan dan pengamatan maka material yang digunakan dalam PJU Rusun Cingised ini sudah sesuai dengan ketentuan PUIL 2000, yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi, serta dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. Peralatan dan perlengkapan listrik yang digunakan juga tercantum dengan jelas tanda kesesuaian standar, tanda pengenalnya, antara lain : nama atau logo pembuat, tegangan, daya dan atau arus pengenal, data teknis lain yang disyaratkan SNI atau standar lain yang berlaku. 4.1.2 Proses Pemasangan Instalasi Proses pemasangan instalasi yang dikerjakan di PJU Rusun Cingised sudah cukup baik, karena metode pelaksanaan pekerjaan yang sudah sesuai dengan yang ditetapkan, yaitu sebagai berikut: a. Pekerjaan Persiapan; b. Pemasangan tiang dan pondasi; 61

c. Pemasangan Asesories TIC; d. Penarikan Kabel TIC; e. Pemasangan Kotak panel PHB PJU; f. Pemasangan Armatur dan Lampu; g. Penyambungan. Berdasarkan ketentuan maka perlengkapan listrik harus dipasang secara baik, sehingga pelayanan, pemeriksaan dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah dan aman. Berdasarkan keadaan di lapangan satu hal yang perlu diperhatikan adalah kerapihan dari pemasangan kabel instalasi yaitu kabel TIC, karena di lapangan kabel yang melintang antara kabel penerangan dan kabel TR kurang rapih. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan PUIL 2000 yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman. 4.1.3 Hasil Pekerjaan Dibawah ini adalah data teknis dari PJU Rusun Cingised : Gardu : CSD Daya : 250 kva KWH Meter : KWH meter 3 fasa Jurusan/No Tiang : 4 Jurusan MCB : 10 A 3 fasa Setelah dilakukan analisis dan pengamatan tergadap hasil pekerjaan instalasi PJU Cingised, penulis dapat menyimpulkan beberapa kekurangan dan kelebihan, serta rekomendasi terhadap pihak-pihak terkait yaitu: 62

a. Pencahayaan Cahaya yang kurang merata. Hal ini disebabkan oleh jarak antar tiang PJU yang tidak teratur dan tidak seimbang dengan luas bangunan dan jalan Rusun Cingised. Oleh karena itu dapat dilakukan perencanaan awal kembali dengan penyesuaian pada kondisi lapangan. Dengan perencanaan kembali maka akan diketahui jumlah yang tepat untuk PJU agar jalan pemukiman Rusun Cingised mendapatkan pencahayaan yang sesuai. Hal lain yang bisa dilakukan adalah menambah jumlah watt pada lampu, misalnya lampu SON 150 watt diganti dengan lampu SON 250 watt. Untuk dapat menghasilkan daya lampu yang sesuai dan menghasilkan intensitas penerangan yang sesuai dengan kebutuhan pada PJU ini, maka perlu dihitung nilai intensitas penerangan dengan menggunakan konsep sudut ruang (stradian). Perhitungannya adalah sebagai berikut: Lampu PJU r = 9 m P P 1 = 5m P 2 = 10m P 3 = 15m GAMBAR 4.1 ILUSTRASI PENYEBARAN FLUKS CAHAYA PJU 63

1. Menghitung fluks cahaya untuk P 1 = 5m Menghitung sudut (sudut antara sinar cahaya dan garis lurus pada bidang a-b di titik P), dengan menggunakan rumus: tan= = 5 9 =0,55 = tan.0,55 =29 Menghitung Intensitas Penerangan Dik: = 10 lux (berdasarkan Tabel 3.2) = 9 m = 29 cos = 0,87 = cos atau =. cos maka : =. cos = 10.9 0,87 64

= 810 0,87 =931 Menghitung fluks cahaya Dik : = 931 cd = 4 = 12,56 =. =12,56.931 = 11693,36 lm 2. Menghitung fluks cahaya untuk P 2 = 10m Menghitung sudut tan= = 10 9 =1,11 = tan.1,11 =48 Menghitung Intensitas Penerangan Dik: = 10 lux = 9 m = 48 65

cos = 0,67 = cos atau =. cos maka : =. cos = 10.9 0,67 = 810 0,67 =1208,95 Menghitung fluks cahaya Dik : = 1208,95 cd = 4 = 12,56 =. =12,56.1208,95 = 15184,41 lm 3. Menghitung fluks cahaya untuk P 3 = 15m Menghitung sudut tan= = 15 9 66

=1,67 = tan.1,67 =59 Menghitung Intensitas Penerangan Dik: = 10 lux = 9 m = 59 cos = 0,51 = cos atau =. cos maka : =. cos = 10.9 0,51 = 810 0,51 =1588,23 Menghitung fluks cahaya Dik : = 1588,23 cd = 4 = 12,56 67

=. =12,56.1588,23 = 19948,17 lm Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan nilai fluks cahaya () untuk P 1 adalah 11693,36 lm, fluks cahaya () untuk P 2 adalah 15184,41 lm, fluks cahaya () untuk P 3 adalah 19948,17 lm. Untuk dapat menentukan daya lampu yang dapat memenuhi kebutuhan fluks cahaya berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini. TABEL 4.2 KARAKTERISTIK PENCAHAYAAN DARI LAMPU YANG UMUM DIGUNAKAN JENIS LAMPU Lm/Watt Kisaran Rata-Rata PENERAPAN UMUR Lampu Pijar 8-18 14 Rumah, Restoran, 1000 Penerangan umum, penerangan darurat Lampu Neon 46-60 50 Kantor, pertokoan, 5000 rumah sakit, rumah Lampu Neon Kompak 40-70 60 Hotel, pertokoan, 10000 rumah, kantor Merkuri Tekanan Tinggi 45-57 50 Penerangan umum di 5000 (HPMV) pabrik, garasi, tempat parkir mobil, penerangan berlebihan/sangat terang Lampu Halogen 18-84 20 Peraga, penerangan berlebihan, arena pameran, area konstruksi 4000 Sodium Tekanan Tinggi SON Sodium Tekanan Rendah SOX 67-121 90 Penerangan umum di pabrik, gudang, penerangan jalan 101-175 150 Jalan raya, terowongan kanal, penerangan jalan Sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia www.energyefficiencyasia.org 12000 12000 68

Apabila nilai intensitas penerangan yang dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk daya lampu adalah 19948,17 lm maka kebutuhan daya lampu untuk jenis SON adalah sekitar 221 watt. Maka dengan pertimbangan dari hasil perhitungan diatas daya lampu yang lebih baik digunakan di PJU Cingised adalah lampu SON 250 watt. b. Kinerja Lampu Lampu PJU bekerja terlambat dan tidak menyala pada waktunya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kesalahan pada kontrol timer, bola lampu atau armatur sudah tidak bekerja dengan optimal, dan juga diakibatkan oleh karena permukaan lampu yang tertutup debu. Oleh karena itu diperlukan suatu pemeliharaan secara terus menerus terhadap PJU yang sudah ada, sehingga masalah-masalah kecil yang dapat mengakibatkan berkurangnya kinerja PJU dapat terhindarkan. Alternatif hal lain yang dapat dilakukan adalah mengganti timer dengan sensor cahaya (photocell), hal ini diasumsi dapat membuat waktu menyala lampu yang disesuaikan dengan keadaan cuaca, karena seperti kita ketahui cuaca saat ini yang kadang datang tidak menentu terkadang keadaan sudah gelap padahal belum waktunya. c. Jenis Jaringan Jaringan SUTR dapat diganti dengan jaringan SKTR. Seperti kita ketahui jaringan SUTR memiliki pembiayaan yang lebih rendah dibandingkan dengan jaringan SKTR, namun dari segi keamanan jaringan SUTR lebih rentan terhadap gangguan cuaca dan iklim. Dengan menggunakan jaringan SKTR maka jaringan akan semakin andal karena SKTR menggunkan kabel dengan konduktor logam 69

tembaga (Cu) sebagai penghantarnya, dimana kabel berpenghantar tembaga (Cu) memiliki nilai hambatan yang lebih kecil dibandingkan Alumunium (Al). 4.2 Data Ukur Berdasarkan pengamatan penulis terhadap hasil pekerjaan PJU Rusun Cingised, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur antara lain Voltmeter, Tang Ampere. Penulis juga melakukan beberapa pengamatan terhadap hasil pencahayaan terhadap PJU Rusun Cingsed, yang secara lengkap hasil data tersebut disajikan dibawah ini: TABEL 4.3 DATA UKUR TEGANGAN DAN BEBAN FASA TEGANGAN (V) Panel Ujung BEBAN (A) Fasa 1 229 219 4,56A Fasa 2 227 218 3,42A Fasa 3 226 218 5,7A 70

TABEL 4.4 DATA HASIL PENGAMATAN INTENSITAS PENERANGAN PJU NILAI MINIMAL (LUX) HASIL PENGAMATAN PJU 1 10 Baik PJU 2 10 Baik PJU 3 10 Baik PJU 4 10 Baik PJU 5 10 Baik PJU 6 10 Baik PJU 7 10 Baik PJU 8 10 Baik PJU 9 10 Baik PJU 10 10 Baik 71