by: Moh. Samsul Hadi
|
|
- Fanny Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 by: Moh. Samsul Hadi
2 BAB I Latar Belakang PT. Unilever Indonesia (ULI) Rungkut difokuskan untuk produksi sabun batangan, deo dan pasta gigi PT. ULI Rungkut mempunyai 2 pabrik produksi, yaitu: 1) Pabrik Personal Care (PC) memproduksi deo dan pasta gigi 2) Pabrik Personal Wash (PW) memproduksi sabun batangan Ketinggian merupakan faktor penting untuk pengadaan proteksi petir Bangunan PW mempunyai tinggi pabrik kurang lebih 18 m instalasi PW mempunyai instalasi proteksi petir yang jarang bahkan akhirakhir ini belum pernah dilakukan evaluasi Pada pabrik PW akan dilakukan pengembangan area produksi, sehingga harus dilakukan evaluasi ulang agar sesuai dengan standart
3 Rumusan Masalah Bagaimana mengevaluasi sistem instalasi penyalur petir pada pabrik PW PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya agar sesuai Permenaker No. 02/MEN/1989 Bagaimana sistem perbaikan yang sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 dan SNI IEC 62305_2009 Bagaimana mengevaluasi keselamatan dan kesehatan kerja listrik sesuai PUIL 2000
4 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sistem instalasi penangkal petir sudah sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 Untuk memberi pertimbangan rekomendasi yang tepat dan sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1989 dan SNI IEC 62305_2009 Untuk mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja listrik sesuai PUIL 2000
5 Batasan Masalah Objek yang diteliti adalah Pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya Tidak melakukan evaluasi teknis untuk pengambilan data Proteksi internal hanya pada grounding Tidak membahas estimasi biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan instalasi proteksi petir Analisa keselamatan kerja listrik hanya pada panel
6 BAB II Tinjauan Pustaka Sistem proteksi petir dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Sistem proteksi eksternal. (sistem franklin, sistem faraday, ionisasi, radioaktif, bola gulir, jala, sudut proteksi). 2. Sistem proteksi internal. (Grounding dan arrester)
7 BAB III Metode Penelitian Start Identifikasi & Perumusan Masalah Penetapan Tujuan & Manfaat Study Lapangan: Mengamati Sistem Proteksi Petir Study Literatur: 1. UU No PUIL Per. 02/ Men/ SNI IEC 62305_ SNI Data Primer : 1. Data pengukuran sistem proteksi petir Data Sekunder : 1. Lay out gedung PW 2. Lay out grounding 3. Lay out proteksi petir 1.Evaluasi Instalasi Proteksi Petir sesuai Per. 02/MEN/ Evaluasi K3 Listrik sesuai PUIL 2000 Sesuai? Tidak Rekomendasi yang sesuai: 1. Desain ulang 2. Maintenance sesuai PUIL 2000 Ya Analisa & Interpretasi data Kesimpulan & Saran Finish
8 BAB IV Identifikasi obyek : 1. Jenis obyek : Pabrik PW Unilever (Gedung RMS PW) 2. Tinggi bangunan : + 18 m 3. Panjang bangunan : m 4. Lebar bangunan : + 48 m 5. Karakteristik bangunan secara umum: Bangunan berisi peralatan sehari-hari, misal: peralatan produksi, peralatan kantor, dll Bangunan atau isinya sangat penting Bangunan berisi banyak sekali orang Konstruksi bangunan semua terbuat dari logam Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dengan atap logam Lokasi bangunan di tanah datar pada semua ketinggian atau dipegunungan sampai 1000 m
9 Identifikasi Sistem Proteksi Petir Sistem penerima yang digunakan yaitu gabungan sistem franklin dan faraday Jenis penerima yaitu Elektrostatis EF 85 Jenis bahan penerima yaitu baja galvanis Bentuk penerima yang digunakan yaitu pejal runcing Jumlah penerima yang dipasang yaitu 1 buah Tinggi penerima dari permukaan atap yang paling tinggi yaitu 3 meter
10 Penghantar Penurunan Jenis bahan penghantar penurunan yaitu tembaga Bentuk penghantar penurunan yaitu pilin Ukuran diameter penghantar penurunan yaitu 1 x 90 mm 2 Semua penghantar penurunan dipasang diluar bangunan Elektroda bumi Jenis bahan yang digunakan yaitu baja galvanis Dipasang tunggal
11 Analisa Permenaker Penentuan Taksiran Resiko Diketahui: Indeks A (macam struktur bangunan) = 2 Indeks B (konstruksi bangunan) = 1 Indeks C (tinggi Bangunan) = 3,125 Indeks D (situasi bangunan) = 0 Indeks E (pengaruh kilat) = 6,671 Maka, nilai indeks perkiraan bahaya akibat sambaran petir pada pabrik PW Unilever adalah : R = A + B + C + D + E = , ,671 = 12,796 13
12 1. Air Terminal Penerima atau air terminal sistem proteksi petir yang dipakai di pabrik PW adalah merk GENT TM, jenis elektrostatis, dengan tinggi air terminal ± 3 meter dengan radius 35 meter. Berdasarkan data tersebut, area produksi baru belum terproteksi semuanya. Tinggi atap = 6,793 m Sistem Franklin: tan 56 0 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 56 0 R = ( 6,793m + 3m) 1,482 R = 9,793 x 1,482 R = 14,51 m R 15 m
13 2. Penghantar penurunan Pada identifikasi di atas sudah dituliskan secara detail mengenai penghantar penurunan yang dipakai, akan tetapi jumlah yang dipakai untuk memproteksi gedung RMS PW hanya 1. Dan berdasarkan Permenaker, suatu bangunan paling sedikit harus mempunyai 2 buah penghantar penurunan. 3. Elektroda bumi Berdasarkan hasil identifikasi elektroda yang dipakai adalah baja galvanis dengan ukuran luas penampang 1 dan panjang 6 meter. Sedangkan berdasarkan PUIL 2000, panjang maksimal 5 meter.
14 Rekomendasi 1. Permenaker Taksiran Resiko Indeks A (macam struktur bangunan) = 2 Indeks B (konstruksi bangunan) = 1 Indeks C (Tinggi Bangunan) = 1,6 Indeks D (situasi bangunan) = 0 Indeks E (pengaruh kilat) = 6,67 Taksiran resiko = A + B + C + D + E = , ,671 = 11,271 12
15 Penentuan jumlah air terminal Gedung 1: Panjang bangunan yang belum terlindungi = 15 m Lebar bangunan yang belum terlindungi = 30 m Tinggi atap = 5,38 m Sistem Franklin : tan 56 0 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 56 0 = ( 5,38m + 3m) 1,482 = 12,419m Jadi radius air terminal = 12,419m Gedung 2 Panjang bangunan yang belum terlindungi = 24 m Lebar bangunan yang belum terlindungi = 33 m Tinggi atap = 3,793m Sistem Franklin : tan 56 0 = R/t R = ( t atap + t air terminal ) tan 56 0 = ( 3,793m + 3m) 1,482 = 10,07m Jadi radius air terminal = 10,07 m
16 Penghantar Penurunan Sesuai dengan Permenaker 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir, pada bangunan yang mempunyai tinggi kurang dari 25 meter jarak minimum antara penghantar satu dengan yang lain adalah 20 meter dan dijelaskan juga bahwa setiap air terminal diwajibkan mempunyai minimal 2 penghantar penurunan. Sehingga jumlah yang harus dipasang pada area gedung baru yaitu 6 penghantar penurunan untuk menghubungkan penerima dengan elektroda bumi, dengan sambungan penghantar penurunan yang diklem dengan jarak antar klem yaitu 1,5 m Pembumian / Elektroda Bumi Jenis tanah pada pabrik PW Unilever adalah tanah rawa, berdasarkan PUIL 2000 jenis tanah rawa mempunyai tahanan jenis sebesar 30 Ωm. Dan untuk mencapai resistansi pembumian sebesar 5 Ω pada tanah rawa dengan resistansi jenis 30 Ωm, maka diperlukan perhitungan resistansi pembumian yaitu: ρ rawa/ ρ ladang =R/R ladang 30 Ωm /100 Ωm=R/ = 100 R R = 600/100 R = 6 Ω
17 Karena masih di atas 5 ohm, maka harus dilakukan perhitungan paralel agar resistansinya turun menjadi 5 Ω. Perhitungannya sebagai berikut: 1/R = 1/R1 + 1/R2 1/R = 1/6 + 1/6 R = 3 Ω Dari hasil perhitungan, didapatkan 2 buah elektroda batang dengan nilai resistansi pembumian 3 Ω.
18 SNI
19 Air terminal Untuk air terminal rekomendasi yang tepat berdasarkan SNI yaitu penggunaan metoda bola gulir karena metode ini cocok untuk bentuk bangunan gedung rumit. Berdasarkan tabel penempatan terminasi udara sesuai dengan tingkat proteksi untuk tingkat proteksi II didapatkan radius R= 35m dengan jumlah air terminal 2 buah. Dengan jumlah tersebut sudah dapat memproteksi area produksi baru yang belum terproteksi. Penghantar penurunan Berdasarkan SNI, untuk penghantar penurunan dengan tingkat proteksi II jarak rata-rata antar konduktor penyalur yaitu 15m. Dipasang 1 buah pada masingmasing air terminal dan dipasang didalam struktur bangunan jadi total keseluruhan yaitu 2 buah. Elektroda bumi Untuk grounding, SNI memberi rekomendasi bahwa pondasi bangunan gedung dari beton bertulang baja yang terinterkoneksi sebaiknya digunakan sebagai elektroda bumi pondasi. Pondasi bangunan tersebut memiliki resistansi pembumian yang sangat rendah dan berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang sangat baik. Mengingat pabrik PW ULI merupakan bangunan dari beton bertulang baja, jadi rekomendasi ini bisa menjadi alternative yang baik.
20 Perbandingan Permenaker dan SNI No. Variabel Perbedaan Permenaker SNI 1. Kebutuhan proteksi Menggunakan rumus Nilai R > R t atau N d > N c R=A+B+C+C+D+E 2. Sudut perlindungan dan metode 3. Penentuan jumlah penurunan 4. Penghantar penurunan Sistem dan metode Sistem dan metode bola gulir, jala dan sudut proteksi franklin dan faraday Dipengaruhi oleh tinggi Dipengaruhi oleh kelas Sistem Proteksi Petir bangunan Tidak boleh memasang Boleh memasang penghantar penurunan di dalam bangunan penghantar penurunan asalkan memasang IPP dan memenuhi jarak aman di dalam bangunan 5. Perhitungan jarak Tidak ada perhitungan aman jarak aman 6. Grounding Grounding listrik tidak boleh digabung dengan SPP Ada perhitungan jarak aman Grounding listrik boleh digabungkan dengan grounding SPP dengan syarat dengan memasang Ikatan Penyama Potensial (IPP)
21 Proteksi Internal Sistem proteksi petir internal yang ada pada pabrik PW ULI salah satunya yaitu grounding. Dan untuk menganalisa grounding pabrik PW, metode yang digunakan yaitu metode checklist. Berdasarkan checklist didapatkan hasil bahwa secara umum grounding di area pabrik PW ULI dalam kondisi baik dan sesuai standart. Akan tetapi tidak semua alat yang ada dalam pabrik PW terpasang grounding. Hasil dari checklist : Jenis elektroda yaitu jenis batang Jenis tanah yaitu jenis tanah rawa Antara penghantar dengan elektroda bumi dipasang klem yang dapat dilepas Inspeksi dilakukan 6 bulan sekali Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
22 Keselamatan Kerja Listrik Metode yang digunakan untuk menganalisa keselamatan dan kesehatan kerja listrik pada pabrik personal wash berupa checklist. Berdasarkan hasil analisa secara umum dengan checklist keselamatan kerja listrik pada pabrik Personal Wash Unilever (berdasarkan data pada lampiran), dapat diketahui bahwa pabrik ini telah memenuhi standart PUIL 2000 bagian 3 untuk proteksi dari kejut listrik, proteksi dari efek termal dan proteksi dari arus lebih.
23 Kesimpulan Hasil analisa data tentang sistem proteksi petir pada pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya khususnya calon area produksi baru, berdasarkan Per. 02/MEN/1989 area tersebut belum masuk dalam area perlindungan dari sistem proteksi petir sehingga dibutuhkan tambahan sistem proteksi petir baru yang bertujuan untuk menambah radius perlindungan dari sistem proteksi petir. Hasil perhitungan dan pengolahan data, berdasarkan Per. 02/MEN/1989 yaitu penambahan sistem proteksi petir dengan rincian 3 air terminal, 6 penghantar penurunan dan 2 grounding. Sedangkan menurut SNI rekomendasi yang tepat yaitu untuk air terminal menggunakan metode bola gulir yang mempunyai radius 35m dengan jumlah air terminal 2 buah. Konduktor penurunan dipasang 1 buah pada setiap air terminal jadi total keseluruhan 2 buah. Dan untuk grounding berdasarkan rekomendasi SNI menggunakan pondasi bangunan pabrik PW ULI yaitu beton bertulang baja karena memiliki resistansi pembumian yang sangat rendah dan berfungsi sebagai ikatan penyama potensial yang sangat baik
24 Hasil analisa keselamatan kerja listrik berdasarkan PUIL 2000 tentang proteksi dari kejut listrik, proteksi efek termal dan proteksi arus lebih pada panel pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Rungkut Surabaya telah sesuai berdasarkan spesifikasi dan proteksi yang dipersyaratkan pada PUIL Tetapi Gawai Proteksi Surya (GPS) belum tersedia pada pabrik PW ULI.
25 Saran Untuk sistem proteksi diharapkan lebih dirawat meski jarang terkena sambaran petir dan alangkah baiknya menggunakan SNI untuk perancangan sistem proteksi petir Untuk keselamatan kerja listrik khususnya pada panel, sebaiknya penempatan ruangan diperlebar dan tidak bersebelahan dengan limbah pabrik dan limbah oli. Pemasangan safety sign yang baru sangat diperlukan, mengingat pada area panel papan-papan peringatan banyak berwarna pudar sehingga sulit dibaca bahkan sampai tidak terbaca.
26
Nurudh Dhuha
Nurudh Dhuha 6507 040 030 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Latar Belakang Di Pabrik Tuban
Lebih terperinciPresented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT
Presented by dhani prastowo 6408 030 033 PRESENTASI FIELD PROJECT Latar Belakang Masalah Kesimpulan dan Saran Identifikasi Masalah Isi Pengumpulan dan pengolahan data Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI
ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI Oleh Mohammad Waldy (6408030009) Dosen Pembimbing Annas Singgih S., ST., MT. Sidang Field
Lebih terperinciEvaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur
Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur Maulidatun Ni mah *, Annas Singgih Setiyoko 2, Rona Riantini 3 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN
BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN 4.1 Umum Pada setiap gedung yang mempunyai ketinggian yang relatif tinggi diharapkan mempunyai sistem penangkal petir
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) SENAYAN JAKARTA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) SENAYAN JAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program Stara Satu Fakultas Teknik Disusun
Lebih terperinciSISTEM PENANGKAL PETIR
SISTEM PENANGKAL PETIR UTILITAS BANGUNAN JAFT UNDIP zukawi@gmail.com 081 2281 7739 PETIR Petir merupakan kejadian alam di mana terjadi loncatan muatan listrik antara awan dengan bumi. Loncatan muatan listrik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Mulai Alur penelitian di mulai dengan mecari teori yang berkaitan dengan judul dan metode skripsi selengkap mungkin 2. Studi Teory Setelah mendapatkan teori
Lebih terperinciPenerapan Metode Jala, Sudut Proteksi dan Bola Bergulir Pada Sistem Proteksi Petir Eksternal yang Diaplikasikan pada Gedung [Emmy Hosea, et al.
Penerapan Metode Jala, Sudut Proteksi dan Bola Bergulir Pada Sistem Proteksi Petir Eksternal yang Diaplikasikan pada Gedung W Universitas Kristen Petra Emmy Hosea, Edy Iskanto, Harnyatris M. Luden FakultasTeknologi
Lebih terperinciDESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK
DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK Mahadi Septian Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
50 BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1 Lokasi Pengambilan Data Instalasi Pengolahan Air Cikokol adalah tempat pengolahan air baku yang berasal dari sungai Cisadane yang diproses menjadi air minum berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Proteksi Penangkal Petir Gedung Rumah Sakit Permata Hijau Berdasarkan data gedung utama Rumah Sakit Permata Hijau dan data hari guruh tahun 2010 propinsi DKI Jakarta
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR
ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR Maula Sukmawidjaja, Syamsir Abduh & Shahnaz Nadia Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA
ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA NAMA : Abdul Yasin NPM : 10411032 JURUSAN : Teknik Elektro PEMBIMBING : Dr. Setiyono, ST.,MT.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret 2014 dengan mengambil tempat di Gedung UPT TIK UNILA. 3.2
Lebih terperinciVol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X
Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat (Aplikasi Balai Kota Pariaman) Oleh: Sepannur Bandri Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Padang
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Petir Petir adalah sebuah cahaya yang terang benderang yang dihasilkan oleh tenaga listrik alam yang terjadi diantara awan awan atau awan ke tanah. Sering kali terjadi
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENANGKAL PETIR
BAB II SISTEM PENANGKAL PETIR 2.1 Umum Proteksi petir merupakan suatu usaha untuk melindungi suatu objek dari bahaya yang diakibatkan petir, baik itu secara langsung maupun tak langsung. Didasarkan pada
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa tenaga kerja dan
Lebih terperinciJenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Oleh Maryono Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Elektroda Batang (Rod) Elektroda Pita Elektroda Pelat Elektroda Batang (Rod) ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Proses terjadinya petir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Petir Petir adalah suatu fenomena alam, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa hujan baik hujan air atau hujan es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya lidah api
Lebih terperinciBAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang
BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR II. 1 PETIR Peristiwa petir adalah gejala alam yang tidak bisa dicegah oleh manusia. Petir merupakan suatu peristiwa pelepasan muatan listrik dari awan yang bermuatan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM INSTALASI PENANGKAL PETIR JENIS ELEKTROSTATIK BERDASARKAN PUIPP
PERENCANAAN SISTEM INSTALASI PENANGKAL PETIR JENIS ELEKTROSTATIK BERDASARKAN PUIPP Surya Parman Nasution, S.T 1 *, Ir. Yani Ridal, M.T. 1, Ir. Arzul, M.T 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan
TUGAS AKHIR Evaluasi Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciEKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28 ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN ELEKTRODA PEMBUMIAN SECARA HORIZONTAL TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT DAN TANAH PASIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pentanahan adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, dengan pertumbuhan beban listrik yang terus meningkat menyebabkan sistem tenaga listrik terus
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA 4.. PENANGKAL PETIR DI PT. BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA Sambaran petir terhadap bangunan dapat mengakibatkan
Lebih terperinci3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :
3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus : R = Dimana : = tahanan jenbis tanah ( ) L = Panjang elektroda batang (m) A = Jari-jari
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik
Lebih terperinciANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG
ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG Wahyono *, Budhi Prasetiyo Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof Sudarto, SH Tembalang Semarang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENANGKAL PETIR TIPE EMISI ALIRAN MULA ( EARLY STREAMER EMISSION ) GUNA MENGURANGI DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
IMPLEMENTASI PENANGKAL PETIR TIPE EMISI ALIRAN MULA ( EARLY STREAMER EMISSION ) GUNA MENGURANGI DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT SUJITO Abstrak: Petir merupakan fenomena alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai tahanan pembumian di suatu lokasi, yaitu sifat geologi tanah, kandungan zat kimia dalam tanah, kandungan air dalam
Lebih terperinciKajian Perancangan Sistem Penangkal Petir Eksternal Pada Gedung Pusat Komputer Universitas Riau
Kajian Perancangan Sistem Penangkal Petir Eksternal Pada Gedung Pusat Komputer Universitas Riau Ujang Mulyadi*,Edy Ervianto**, Eddy Hamdani** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
EVALUASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL DI GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Rohani 1, Nurhening Yuniarti 2 1, 2 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY Email: roroft454@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciEVALUASI INSTALASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA GEDUNG XYZ
EVALUASI INSTALASI SISTEM PENANGKAL PETIR EKSTERNAL PADA GEDUNG XYZ 1 Sonia Hapsari Budi Utami, 2 Amien Rahardjo. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok
Lebih terperinciBAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI
167 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG
JETri, Volume 13, Nomor 2, Februari 2016, Halaman 61-72, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG Ishak Kasim, David
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP SAMBARAN PETIR PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS
SISTEM PROTEKSI EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP SAMBARAN PETIR PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS (Studi Kasus Di Gedung Perpustakaan Universitas Andalas) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lingkungan gedung rumah sakit permata hijau dengan keadaan sistem proteksi telah terpasang (sudah ada sistem proteksi
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA
Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya Puraya SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA Abdul Syakur, Yuningtyastuti a_syakur@elektro.ft.undip.ac.id, yuningtyastuti@elektro.ft.undip.ac.id
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan
Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan Jamaaluddin 1) ; Sumarno 2) 1,2) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jamaaluddin.dmk@gmail.com Abstrak - Syarat kehandalan
Lebih terperincia. Bahwa tenaga kerja dan sumber produksi yang berada ditempat kerja perlu di jaga keselamatan dan produktivitasnya.
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. : PER. 02/MEN/1989 TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR MENTERI TENAGA KERJA : Menimbang : a. Bahwa tenaga kerja dan sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
27 BAB III IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH 3.1 IDENTIFIKASI MASALAH Permasalahan yang timbul akibat kerusakan, mungkin terjadi pada peralatan elektronika dan listrik di gedung ANZ Tower yang diakibatkan
Lebih terperinciKONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal
KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat mempergunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia
Lebih terperinciSistem proteksi petir pada bangunan gedung
Standar Nasional Indonesia Sistem proteksi petir pada bangunan gedung ICS 91.120.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN
Laporan Penelitian EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN Oleh : Ir. Leonardus Siregar, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKABP NOMMENSEN MEDAN 2012 1 EVALUASI SISTEM
Lebih terperinciHasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru
Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DI KABUPATEN BARRU Hasrul
Lebih terperinciADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI
HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI PETIR
27 BAB III SISTEM PROTEKSI PETIR 3.1 Sejarah Proteksi Petir Proteksi petir pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Benyamin Franklin sekitar tahun 1752. Sebelumnya petir pada saat itu masih dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan, dan instalasi dengan bumi atau tanah sehingga dapat mengamankan
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENENTUAN KEBUTUHAN PROTEKSI PETIR PADA GEDUNG TEKNIK ELEKTRO UNDIP DENGAN ADANYA BANGUNAN MENARA BASE TRANSCEIVER STATION Tri Suhartanto*, Juningtyastuti **, Abdul Syakur **
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900 sebelumnya sistem sistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi. Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Perumusan Masalah
PENDAHULUAN Perumusan Masalah Perusahaan PT Badak NGL merupakan anak perusahaan Pertamina yang bersifat non-profit. PT Badak NGL bertugas mengelola, mengoperasikan, dan memelihara kilang LNG dan LPG Bontang.
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK
SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX Lela Nurpulaela ABSTRAK Petir merupakan kejadian alam yang selalu melepaskan muatan listriknya ke bumi tanpa dapat dikendalikan dan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era global saat ini telekomunikasi sudah menjadi bagian yang sangat penting bagi setiap orang, maka dari itu pelayanan telekomunikasi harus memiliki kualitas dan
Lebih terperinciSIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad
SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad ABSTRAK Untuk mendapatkan hasil pembumian yang baik harus
Lebih terperinciPENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH
PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH Oleh : Sugeng Santoso, Feri Yulianto Abstrak Sistem pembumian
Lebih terperinciPENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT
PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan: Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciKata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN
PERANCANGAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN DI GARDU INDUK PLTU IPP (INDEPENDENT POWER PRODUCER) KALTIM 3 Jovie Trias Agung N¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Soemarwanto, M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB III SISTEM PERLINDUNGAN PENANGKAL PETIR DAN DATA JUMLAH HARI GURUH PERTAHUN
21 BAB III SISTEM PERLINDUNGAN PENANGKAL PETIR DAN DATA JUMLAH HARI GURUH PERTAHUN 3.1 Sistem Penangkal Petir Kilat yang terjadi saat hujan badai berasal dari muatan listrik yang timbul dari aliran udara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir (State of The Art Review) Penelitian mengenai kawat tanah pada jaringan distribusi tegangan menengah saat ini telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1989 PerMen 02-1989 Ttg Pengawasan Instalasi Penyalur Petir T E N T A N G PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA
SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA Mujiman Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta INTISARI Sistem pentanahan merupakan
Lebih terperinciSatellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT
Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Sistem pentanahan Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat - perangkat yang mempergunakan listrik
Lebih terperinciBAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang
BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi
Lebih terperinciSTUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN
STUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN Siti Saodah 1,Aji Tri Mulyanto 2, Teguh Arfianto 3 1. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung 2. Teknik Elektro Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Dari beberapa macam peralatan pengaman jaringan tenaga listrik salah satu pengaman yang paling baik terhadap peralatan listrik dari gangguan seperti ataupun hubung singkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan 1 Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900 Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Badan Standarisasi
DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 000 Badan Standarisasi Nasional. Peraturan Umum Instalasi Penagkal Petir (PUIPP) untuk bangunan di Indonesia - Direktorat Penyelidikan Masalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan
Lebih terperinciMengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik
LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar
Lebih terperinciGROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008
GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT Electrical engineering Dept Oktober 2008 GROUNDING SYSTEM Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV
IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV ( Aplikasi Pada Tower Transmisi 150 kv Antara Gardu Induk Indarung Dengan Gardu Induk Bungus) Dea Ofika Yudha (1), Ir. Arnita, M. T (2),
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG) Disusun Oleh: RISMA LAKSANA D 400 100 011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERENCANAAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. ALP PETRO INDUSTRI GEMPOL PASURUAN
PERENCANAAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. ALP PETRO INDUSTRI GEMPOL PASURUAN Latar Belakang Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3: belum memiliki
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Memperhatikan masalah keamanan baik terhadap peralatan dan pekerjaan, maka diperlukan usaha untuk membuat suatu sistem keamanan yang bisa melindungi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang memenuhi standard aman bagi manusia dan peralatan yang berada di area gardu induk. Sistem pembumian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciPenentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik
Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik (Depth Determination of Electrode at Sand and Gravel Dry for Get The Good Of Earth
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JURNAL LOGIC. VOL. 13. NO. 2. JULI 2013 121 ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV I Nengah Sunaya Jurusan Teknik
Lebih terperinciKETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB II FENOMENA ALAMIAH TERBENTUKNYA PETIR
BAB II FENOMENA ALAMIAH TERBENTUKNYA PETIR 2.1. TEORI TENTANG PETIR Petir merupakan kejadian alam yang selalu melepaskan muatan listriknya ke bumi tanpa dapat dikendalikan dan menyebabkan kerugian harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlengkapan bangunan yang menggunakan energi listrik yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah gedung atau kantor terdapat berbagai macam peralatan dan perlengkapan bangunan yang menggunakan energi listrik yang memiliki spesifikasi teknis,
Lebih terperinciSistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi
ix DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PERSYARATAN GELAR... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciArus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH
BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih
Lebih terperinciBAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN
BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penangkal Petir Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju kepermukaan bumi tanpa merusak benda-benda
Lebih terperinciSistem Utilitas Penangkal Petir. Petir Penangkal Petir Instalasi Penangkal Petir. Sistem Utilitas Penangkal Petir
Sistem Utilitas Penangkal Petir Petir Penangkal Petir Instalasi Penangkal Petir Sistem Utilitas Penangkal Petir Sistem utilitas penangkal petir adalah sebuah jalur rangkaian kabel tembaga yang difungsikan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA
32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D 400 100 002 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Petir di Gedung Rumah Sakit Permata Hijau dengan Metode Konvensional dan Elektrostatis
TUGAS AKHIR Evaluasi Sistem Proteksi Petir di Gedung Rumah Sakit Permata Hijau dengan Metode Konvensional dan Elektrostatis Disusun oleh : Nama : Rizky Ananda Putra NIM : 41410110094 Program Studi : Teknik
Lebih terperinciEfek Tegangan Impuls pada Panel Surya Disebabkan oleh Sambaran Petir
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Efek Tegangan Impuls pada Panel Surya Disebabkan oleh Sambaran Petir Tegar Isnain Sulistianto, Dedet Candra Riawan, dan I Made Yulistya Negara Teknik Elektro,
Lebih terperinci