BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET
|
|
- Ari Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET SUTET atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi merupakan media pendistribusian listrik oleh PLN berupa kabel dengan tegangan listriknya dinaikkan hingga mencapai 500kV yang ditunjukkan untuk menyalurkan listrik dari pusat pembangkit listrik menuju pusat-pusat beban yang jaraknya sangat jauh. Tujuan penaikan tegangan listrik tersebut adalah untuk mengurangi energi listrik yang terbuang akibat diubah menjadi energi panas saat melewati kabel listrik sehingga energi listrik bisa disalurkan secara efisien. Hal tersebut penting dilakukan mengingat keadaan geografis dari Indonesia itu sendiri yang sangat luas dan terdiri atas pulau-pulau dimana tidak semua pulau memiliki sumber daya alam yang mampu diolah menjadi energi listrik sedangkan listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan industri yang harus dibagi secara merata ke tiap-tiap daerah demi mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. SUTET sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu SUTET pipa bawah tanah atau bawah air, dan SUTET konstruksi udara. Indonesia sebagai negara yang berbentuk kepulauan menggunakan kedua jenis SUTET ini, SUTET 31
2 32 bawah air digunakan untuk mendistribusikan listrik antar satu pulau dengan pulau lain, sedangkan SUTET konstruksi udara digunakan untuk mendistribusikan listrik di darat. Di negara - negara yang memiliki wilayah sangat luas seperti USA dan Rusia digunakan tegangan yang lebih tinggi dari 500kV, dan diistilahkan dengan Saluran Udara Tegangan Ultra Tinggi (SUTUT) yang besarnya berkisar 765kV sampai 1100kV dimana jenis saluran yang digunakan adalah konstruksi udara karena biaya pembuatan serta perawatannya lebih murah dan mudah. Karena SUTET merupakan kawat yang berarus maka tentu saja SUTET menghasilkan medan listrik dan medan magnet dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Berikut adalah dampak-dampak yang ditimbulkan oleh medan listrik pada SUTET yang dapat dirasakan secara kasat mata: Menimbulkan suara/bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar (konduktor) yang kadang disertai cahaya keunguan, Bulu/rambut berdiri pada bagian badan yang terpajan akibat gaya tarik medan listrik yang kecil, Lampu neon dan tes-pen dapat menyala tetapi redup, akibat mudahnya gas neon di dalam tabung lampu dan tes-pen terionisasi, Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantar listrik (seperti atap seng, pagar besi, kawat jemuran dan badan mobil).
3 33 Dalam pembangunan SUTET juga dikenal istilah ruang bebas dan ruang aman. Ruang bebas adalah ruang yang harus bebas dari benda-benda dan kegiatan lainnya. Ruang bebas ditetapkan berbeda-beda dalam luas dan bentuk. Sementara ruang aman adalah ruang yang berada di luar ruang bebas dimana pada ruang aman lahan atau tanahnya yang masih dapat dimanfaatkan. Dalam ruang aman pengaruh kuat medan listrik dan kuat medan magnet sudah dipertimbangkan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku. Ruang bebas dan ruang aman dapat diatur besarnya sesuai kebutuhan pada saat mempersiapkan rancang bangun. Ruang aman dapat diperluas dengan cara meninggikan menara dan atau memperpendek jarak antara menara, sehingga bila ada pemukiman yang akan dilintasi SUTT / SUTET yang akan dibangun berada di dalam ruang yang aman Jarak Bebas Minimum dan Ambang Batas Pada Jaringan SUTET Jarak Bebas Minimum Jaringan SUTET 500 kv Dalam rangka berpartisipasi membangun instalasi untuk menyalurkan tenaga listrik, transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) / SUTET (Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi) adalah sebagai salah satu instalasi yang sangat berperan, terutama penyaluran tenaga listrik antar Pembangkit ke Gardu Induk, antar Gardu Induk ke Gardu Induk, yang pada prinsipnya menyalurkan tenaga listrik kepada konsumen yang jauh dari pusat pembangkit listrik.
4 34 Dengan peran tersebut,dan dengan selalu meningkatnya permintaan atas tenaga listrik oleh konsumen, pembangunan transmisi terus menerus dilakukan oleh kuasa usaha ketenagalistrikan. Untuk menjaga keandalan dan kotinuitas dalam menyalurkan tenaga listrik, pembangunan transmisi tidak hanya menggunakan komponen fisik transmisi, tetapi juga memerlukan kebebasan operasional transmisi tersebut. Karena pengoperasian transmisi sangat dipengaruhi antara lain oleh adanya hujan, angin, impuls petir, fluktuatifnya beban listrik dan benda - benda disekitarnya, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya ruang bebas SUTT dan SUTET. Berikut ini adalah tabel ruang bebas minimum pada jaringan SUTT dan SUTET menurut PUIL 1987 : Tabel 3.1 jarak bebas minimum SUTT/SUTET dengan tanah/benda JARAK BEBAS MINIMUM SUTT/TET DGN TANAH/BENDA NO LOKASI 2 Daerah dgn. keadaan tertentu : SUTT 66 kv (m) SUTT 150 kv (m) SUTET 500 kv SIRKIT GANDA SIRKIT TUNGGAL 1 Lapangan/daerah terbuka 6,5 7, Bangunan tidak tahan api 12,5 13, Bangunan tahan api 3,5 4,5 8,5 8,5 2.3 Lalu lintas jalan/jalan raya Pohon, hutan, perkebunan 3,5 4,5 8,5 8,5 2.5 Lapangan olah raga 12,5 13, SUTT lain, JTR, telkom,antena dll 3 4 8,5 8,5 2.7 Rel kereta biasa Jembatan besi, rangka besi,kereta listrik 3 4 8,5 8,5 2.9 Ttk tertinggi kapal saat pasang(lintas air) 3 4 8,5 8.5 PERMENTAMBEN RI No. 01.P/47/MPE/ /06/ :04 noerdayanto/penyaluran PUIL
5 35 ruang bebas Andongan terendah konduktor phasa terbawah : jarak bebas sesuai tabel PERMENTAMBEN No 01.P/47/MPE/92 26/06/ :05 noerdayanto/penyaluran 140 Gambar 3.1 jarak bebas jaringan SUTET ruang bebas Andongan terendah konduktor phasa Terbawah SUTET 500 Kv SIRKIT GANDA : jarak bebas sesuai tabel PERMENTAMBEN No 01.P/47/MPE/92 26/06/ :05 noerdayanto/penyaluran 141 Gambar 3.2 jarak bebas minimum SUTET sirkit ganda
6 36 ruang bebas Andongan terendah konduktor phasa Terbawah SUTET 500 kv SIRKIT TUNGGAL : jarak bebas sesuai tabel PERMENTAMBEN No 01.P/47/MPE/92 26/06/ :06 noerdayanto/penyaluran 142 Gambar 3.3 jarak bebas minimum SUTET sirkit tunggal Ambang Batas Pada Jaringan SUTET 500 kv Kriteria yang dipakai dalam penentuan batas pajanan menggunakan rapat arus yang diinduksi dalam tubuh. Karena arus - arus induksi dalam tubuh tidak dapat dengan mudah diukur secara langsung maka penentuan batas pajanan diturunkan dari nilai kriteria arus induksi dalam tubuh berupa kuat medan listrik yang tidak terganggu dan rapat fluks magnet. Sementara menunggu ditetapkannya Enviromental Health riteria dari WHO mengenai medan elektromagnetik, pemerintah akan mengadopsi rekomendasi international radiation protection association (IRPA) dan WHO
7 untuk batas pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet Hz sebagai berikut : Tabel 3.2 ambang batas medan listrik dan medan magnet No. Klasifikasi 1. Lingkungan kerja : - sepanjang hari kerja - waktu singkat - anggota tubuh (tangan dan kaki) Lingkungan umum : Medan Listrik (kv/m) (s/d 2 jam per hari) - Medan Magnet (mili Tesla) 0,5 5,0 (s/d 2 jam per hari) sampai 24 jam per hari - beberapa jam per hari **) ,1 (ruang terbuka) 1 Sumber : Rekomendasi IRPA, INIR dan WHO tahun 1990 Standar medan listrik dan medan magnet 50/60 Hz di beberapa negara maju untuk tingkat pajanan terus menerus pada kelompok masyarakat umum (MU) dan kelompok pekerja (KP) adalah sebagai berikut :
8 38 Tabel 3.3 ambang batas untuk masyarakat umum dan pekerja Standard Medan Listrik (kv/m) Medan Magnet (mt) MU KP MU KP IRPA (1990) ,1 0,5 Australia ,1 0,5 NHMR (1989) Jerman (1989) 20,6 20,6 5,024 5,024 UK NRPB 12,28 12,28 2,0 2,0 (1989) USSR (1975; ) USSR (1985) ,76 USA AGIH ,0 (60 Hz) (1991) Polandia Sumber : IRPA, 1991; Pakpahan, 1992 ; WHO, 1987 Di Indonesia, pengamanan terhadap pengaruh medan listrik dan medan magnet Hz pada tegangan 115 V, diatur berdasarkan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/ 1992, dengan ketentuan sebagai berikut :
9 39 Medan Listrik : Tabel 3.4 ambang batas medan listrik pada peralatan rumah tangga Peralatan Medan listrik Peralatan Medan Listrik berjarak berjarak 30 cm 30 cm(kv/m) (kv/m) 1.0in">Selimut listrik 0, in">Pengering rambut 0,040 Stereo Set 0,180 TV berwarna 0, in">Lemari pendingin 0, in">Penyedot debu 0, in">Setrika 0, in">Lampu pijar 0,002 listrik Medan magnet : Tabel 3.5 ambang batas medan magnet pada peralatan rumah tangga Peralatan Medan Magnet (0,001 x mt) 1.0in"> 3 cm 30 cm 100 cm 1.0in">Pengering ,01 7 0,01 0,3
10 40 rambut Alat cukur ,08 5 0,01 0,3 Bor listrik ,5 0,08 0,2 1.0in">Mixer ,6 10 0,02 0, in">Televisi 2,5 50 0,04 2 0,01 0,15 1.0in">Setrika listrik 1.0in">Lemari pendingin ,12 0,3 0,5 1,7 0,01 0,25 0,01 0,025 < 0,01 Sumber : Departemen Pertambangan dan Energi (No. 01.P/47/MPE/1992) Selain ambang batas yang ditetapkan oleh Departemen Pertambangan dan Energi ( No. 01.P/MPE/1992) di Indonesia juga telah dilakukan standarisasi oleh instansi yang terkait dalam hal ini yakni PT. PLN (PERSERO). PT. PLN telah mengeluarkan ambang batas dalam SPLN 112 : 1994 yang memberikan standarisasi untuk ambang batas jaringan transmisi yang dimiliki oleh PLN antara lain ambang batas untuk medan magnet adalah 0,5 mt dan umtuk medan listrik adalah 10 kv/m. baik ambang batas medan listrik dan medan magnet dihitung serta diukur pada ketinggian 1 meter diatas permukaan tanah pada medan yang tidak terganggu.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 18 TAHUN 2015 RUANG BEBAS DAN JARAK BEBAS MINIMUM PADA SALURAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI. Nomor : 01.P/47/MPE/1992. Tanggal.: 07 Februari 1992
PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Nomor : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal.: 07 Februari 1992 PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION..... PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK
INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK A.1 Pembangkit Listrik Bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrikdari berbagai sumber tenaga, seperti PLTU, PLTD, PLTA, dll.
Lebih terperinciAnalisa Dampak SUTET 500 KV Bagi Masyarakat Yang Berada Disekitarnya
Analisa Dampak SUTET 500 KV Bagi Masyarakat Yang Berada Disekitarnya Disusun oleh Nama : Rangga Erlangga NPM : 15411866 Jurusan : Teknik Elektro Dosen Pembimbing I : Dr. Hartono Siswono, ST., MT Dosen
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER
SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER Widen Lukmantono NRP 2209105033 Dosen Pembimbing Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir.Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciPEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV DI PROPONSI RIAU
PEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 1 KV DI PROPONSI RIAU Suwitno, Fri Murdiya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru Email : suwitnowd@yahoo.co.id
Lebih terperinciPT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan
SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran
Lebih terperinciRUANG BEBAS SUTT ATAU SUTET DAN TATA CARA GANTI RUGI ATAU KOMPENSASI. Dosen : Ir.SYARIFFUDDIN MAHMUDSYAH,M.Eng.
RUANG BEBAS SUTT ATAU SUTET DAN TATA CARA GANTI RUGI ATAU KOMPENSASI Dosen : Ir.SYARIFFUDDIN MAHMUDSYAH,M.Eng. PENGUKURAN MEDAN MAGNET DAN MEDAN LISTRIK Sampai sekarang masyarakat masih khawatir tinggal
Lebih terperinciPT PLN (PERSERO) PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU
PT PLN (PERSERO) PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU NAD RENCANA PENGEMBANGAN T/L DAN GI 275 kv SISTEM SUMATERA PLTU Nagan Raya : 2x100 MW PLTU Medan Baru : 2 x 100 MW (2009/2010)
Lebih terperinciPERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN TUGAS AKHIR
PERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam penyaluran dan pemanfaatannya. Energi listrik dapat dengan mudah diubah ke dalam bentuk energi
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.
Lebih terperinci2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomo
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.951, 2015 KEMEN ESDM. Saluran Udara. Tegangan Tinggi. Tegangan Ekstra Tinggi Arus Searah. Jarak Bebas Minimum. Ruang Bebas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR :. TAHUN TENTANG
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR :. TAHUN TENTANG KOMPENSASI ATAS TANAH, BANGUNAN DAN TANAMAN YANG DILINTASI TRANSMISI TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciSTUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN
STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN I.N.Y. Prayoga 1, A.A.N. Amrita 2, C.G.I.Partha 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN POHON PADA RUANG BEBAS SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM), SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi
Lebih terperinciKAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 150 KV
KAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 15 KV I.P.H. Wahyudi 1, A.A.N.Amrita 2, W.G. Ariastina 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
- 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG JARAK BEBAS BANGUNAN DAN PEMANFAATAN PADA DAERAH SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciANALISA PEJANAN MEDAN MAGNET PADA LAMPU HEMAT ENERGI
ANALISA PEJANAN MEDAN MAGNET PADA LAMPU HEMAT ENERGI Luqman Assaffat Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNIMUS Jl.Kasipah no 12, Semarang E-mail: assaffat@yahoo.com Abstrak Salah satu langkah untuk
Lebih terperinciLINDUNGAN LINGKUNGAN TENAGA LISTRIK
LINDUNGAN LINGKUNGAN TENAGA LISTRIK 4.1. Umum Dalam rangka melaksanakan pembangunan Ketenagalistrikan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pembangunan ketenagalistrikan mengacu pada peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik diberbagai wilayah di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan. Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar Batubara berdasarkan pada Peraturan Presiden RI (Perpres) Nomor 71 Tahun 2006, tentang penugasan
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
CARA PERAWATAN DAN PENGAMANAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) DI PT PLN (PERSERO) APP CAWANG Disusun Oleh : Mochamad Matiji (14411528) JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciDAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA
DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA Di Susun Oleh : Kelompok 2 1. AdityaEka 14.03.0.020 2. AnggaPrayoga. S 14.03.0.048 3. HasbiSagala 14.03.0.011 4. MuhammadIqbal 14.03.0.040
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada, dimana masing-masing penulis menggunakan metode dan simulasi yang berbeda sesuai dengan
Lebih terperinciSistem Tenaga Listrik. 4 sks
Sistem Tenaga Listrik 4 sks TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciEfisiensi tumbuhan dalam meredam Gelombang elektromagnetik (studi kasus di sutt kota bengkulu)
Jurnal Gradien Vol.8 No.12 Januari 2012 : 722-727 Efisiensi dalam meredam Gelombang elektromagnetik (studi kasus di sutt kota bengkulu) Arif Ismul Hadi, Rida Samdara & Hesna Nurliana Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam penggunaan daya listrik, mutlak dibutuhkan sistem distribusi. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan
Lebih terperinciMAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :
MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM
Lebih terperinciBAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH
BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 122 TAHUN 2010 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 122 TAHUN 2010 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti
6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan terdapat jatuh tegangan (voltage drop) yang besarnya sebanding dengan panjang saluran. Penggunaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PRILAKU DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI SEKIRAR JARINGAN SUTT TRANSMISI PALEMBANG, SUMATERA SELATAN.
FP Unsri IDENTIFIKASI PRILAKU DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI SEKIRAR JARINGAN SUTT TRANSMISI PALEMBANG, SUMATERA SELATAN Muhammad Arbi Staf Pengajar Universitas Sriwijaya Jl Palembang-Prabumulih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan energi yang dihasilkan dari sumber energi lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang dihasilkan dari sumber energi lain seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam dan batu bara), hidro, panas bumi dan nuklir. Dibangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciRuang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
Standar Nasional Indonesia Ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) ICS 29.240.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciPERHITUNGAN BESAR RUGI-RUGI DAYA KORONA PADA SISTEM SALURAN TRANSMISI 275 KV GI MAMBONG MALAYSIA GI BENGKAYANG INDONESIA
PERHITUNGAN BESAR RUGI-RUGI DAYA KORONA PADA SISTEM SALURAN TRANSMISI 275 KV GI MAMBONG MALAYSIA GI BENGKAYANG INDONESIA Luthfi Mulya Dirgantara 1 ), Danial 2 ), Usman A. Gani 3 ) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciDASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009
DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009 Tegangan listrik Tegangan atau beda potensial antara dua titik, adalah usaha yang dibutuhkan untuk membawa muatan satu coulomb dari
Lebih terperinci2. PERSYARATAN PESERTA
BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN (PDKB) TT/TET : JUNIOR ENGINEER PELAKSANA PDKB TT/TET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Hendra Rudianto (5113131020) Pryo Utomo (5113131035) Sapridahani Harahap (5113131037) Taruna Iswara (5113131038) Teddy Firmansyah (5113131040) Oleh : Kelompok
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciJURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016 Analisis Distribusi Medan Magnet Pada Daerah Sekitar Gardu Induk (GI) PT PLN (Persero) P3B Sumatra Teluk Betung Selatan-Bandar Lampung
Lebih terperinciLAMPIRAN A KUAT MEDAN LISTRIK PADA TITIK UJI A, B, DAN C UNTUK BERBAGAI MACAM JENIS KONFIGURASI KAWAT PENGHANTAR
E (kv/m) E (kv/m) LAMPIRAN A KUAT MEDAN LISTRIK PADA TITIK UJI A, B, DAN C UNTUK BERBAGAI MACAM JENIS KONFIGURASI KAWAT PENGHANTAR 1. Konfigurasi Fasa Kawat Penghantar RST-RST 0.8 0.7 0.6 0.5 pada titik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari energi listrik, energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok disamping sandang, pangan, dan
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban
Lebih terperinciPERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI
PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI Fery Fivaldi 1, Ir. Yani Ridal, MT, Ir, Cahayahati, M.T 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan terhadap energi listrik juga meningkat. Untuk mengantisipasinya, pemerintah membuat kebijakan yang ditujukan
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan, diketahui bahwa energy listrik yang dikonsumsi oleh konsumen berasal berasal dari sebuah pembangkit listrik dan melalui
Lebih terperinciDASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI com Mobile :
DASAR INSTALASI LISTRIK Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI email : hasbullahmsee@yahoo. com Mobile :+622291802190 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Sistem penyaluran dan cara pemasangan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Permohonan Izin. Pemanfaatan Tenaga Listrik. Telekomunikasi. Tata Cara. Pencabutan.
No.1539, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Permohonan Izin. Pemanfaatan Tenaga Listrik. Telekomunikasi. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN
Lebih terperinciGROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008
GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT Electrical engineering Dept Oktober 2008 GROUNDING SYSTEM Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
KODE MODUL TU.007 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK TRANSMISI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK JARINGAN AKSES PELANGGAN Teknik Jaringan Listrik BAGIAN PROYEK
Lebih terperinciInduksi Elektromagnetik
Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 815 K/30/MEM/2003 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 815 K/30/MEM/2003 TENTANG PEMANFAATAN JARINGAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN TELEKOMUNIKASI, MULTIMEDIA, DAN INFORMATIKA MENTERI ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciBaharuddin 2, Ikhwana Elfitri 2 dan Rina Anggraini 3 ABSTRACT
SOSIALISASI PADA MASYARAKAT TENTANG DAMPAK MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN PASAR AMBACANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG 1 Baharuddin 2,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini diperuntukan untuk tugas akhir dengan judul Studi Intensitas Medan Listrik di SUTT 150 kv Konfigurasi Vertikal untuk Lingkugan Pemukiman. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir akhir ini di PT. PLN (Persero) RAYON RATAHAN seringkali di dapati gangguan atau pemadaman yang tidak direncanakan yang membuat lampu sering padam kebanyakan penyebabnya
Lebih terperinciBAB II BUSUR API LISTRIK
BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran dengan
34 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Alat Ukur Tegangan dan Arus Induksi Alat ukur tegangan induksi dibuat dengan menggunakan dua buah plat yang terbuat dari tembaga. Plat dengan tebal 0,5 mm dibentuk lingkaran
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENGUKUR BESAR MEDAN LISTRIK PADA SALURAN TRANSMISI
PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BESAR MEDAN LISTRIK PADA SALURAN TRANSMISI SKRIPSI untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S1 Disusun oleh: Bima Ariawan Riffendi 13524066 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBab 4 SALURAN TRANSMISI
Bab 4 SALURAN TRANSMISI TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH
Lebih terperinciBAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR
BAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR 2.1 Pendahuluan Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai angka terjadinya petir cukup tinggi. Untuk menghindari/meminimalisir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV adalah bagian dari sistem pendistribusian tenaga listrik, saluran ini sangatlah mungkin terjadi gangguan akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG
Lebih terperinci1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Untuk pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet di bawah konduktor transmisi maupun Gardu Induk dibutuhkan alat ukur yang sangat mahal. Alat yang
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 kv
ANALISIS PERBANINGAN PENGUKURAN AN PERHITUNGAN MEAN LISTRIK PAA SALURAN UARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 kv Herdyno Anggarifkyandi 1), Ir. Yuningtyastuti, MT 2), Karnoto, ST., MT. 3) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBab V JARINGAN DISTRIBUSI
Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI
PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI Tedy Ferdian 1, Yosafat Aji Pranata 2, Ronald Simatupang 3 1 Alumnus Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha 2, 3 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA Bayu Pradana Putra Purba, Eddy Warman Konsentrasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan, diketahui bahwa energy listrik yang dikonsumsi oleh konsumen berasal dari sebuah pembangkit listrik, mulai dari pembangkit
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH, PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA
Lebih terperinciKOKO SURYONO D
ANALISIS DROP TEGANGAN SALURAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG WONOGIRI 8 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik saat ini merupakan sebuah kebutuhan pokok yang tak tergantikan. Dari pusat kota sampai pelosok negeri, rumah tangga sampai industri, semuanya membutuhkan
Lebih terperinciLAMPIRAN B. Jarak Bebas Minimum Horisontal dari Sumbu Vertikal Menara/Tiang. Jarak Horisont al Akibat Ayunan Kondukt or H (m)
Keterangan: 1. X1 = Panjang upper cross arm = 13,4 m 2. X2 = Panjang middle cross arm = 13,8 m 3. X3 = Panjang lower cross arm = 14,3 m 4. H = Ketinggian lower cross arm dari permukaan tanah = 46,5 m 5.
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK
TM - 1 ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK Mengapa keselamatan kerja di lingkungan kerja listrik menjadi prioritas utama? Kecelakaan kerja di lingkungan kerja listrik disebabkan adanya sengatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menuntut PLN guna meningkatkan pasokan tenaga listrik. Di dalam penyaluran energi listrik,
Lebih terperinciBab 3 SALURAN TRANSMISI
Bab 3 SALURAN TRANSMISI TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH
Lebih terperinci