BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi
|
|
- Lanny Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN INSTALASI PJU 3.1 Deskripsi Kondisi Lapangan Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi permasalahan yang timbul setelah pekerjaan diperlukan sebuah survey tentang kondisi lokasi rencana tempat pemasangan PJU. Hal ini dilakukan agar dapat disusun sebuah perencanaan yang tepat mengenai proses pemasangan PJU dan material yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Lokasi pemasangan PJU adalah di Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung. Pemasangan PJU ditempatkan di jalan utama sekitar rusun, sepanjang ± 620 m 2. Tiang PJU diletakkan di jalan sekeliling bangunan utama rusun yang berfungsi untuk menerangi jalan bagi penghuni rusun. 3.2 Deskripsi Material dan Alat Kerja Berdasarkan hasil analisis kondisi di lapangan dan disesuaikan dengan landasan teori yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditentukan material yang tepat untuk pemasangan PJU ini. 39
2 GAMBAR 3.1 DENAH LOKASI PEMASANGAN PJU RUSUN CINGISED Keterangan: = PJU Baru = Bangunan Rusun Cingised 40
3 3.2.1 Tiang Tiang yang digunakan dalam PJU ini adalah tiang beton dan yang terbuat dari galvanized steel. Tiang yang digunakan yaitu tiang dengan ketinggian 9m agar lampu berada pada posisi yang cukup tinggi, sehingga penerangan ke jalan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tiang PJU di rusun Cingised merupakan tiang yang sama dengan tiang SUTR. Ornamen adalah bagian dari tiang yang dipasang dipuncak tiang dengan bentuk melengkung yang berfungsi untuk menyimpan lampu beserta armatur (housing lamp) agar posisi lampu bisa lebih menjorok ke tengah jalan. Pada pekerjaan ini stang ornament PJU menggunakan pipa besi kelas medium finishing hot dip galvanis ukuran 2 (dua inchi) dan single ornament. Dengan luas wilayah bangunan Rusun yaitu ± 950 m 2 dan luas jalan rusun yaitu ± 680 m 2, sepanjang jalan pemukiman digunakan kurang lebih 12 buah tiang dengan posisi tiang tersebar di sekitar bangunan Rusun. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi bangunan Rusun yang sudah ada. 41
4 GAMBAR 3.2 SPESIFIKASI TIANG BETON PJU 42
5 Lampu Pada sub-bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa jumlah tiang yang digunakan sebanyak 12 buah, setiap satu tiang menggunakan 1 buah lampu, maka jumlah lampu keseluruhan yang digunakan adalah 12 lampu. Kebutuhan penerangan pada setiap jalan umum tidaklah sama, tergantung dari kondisi dan fungsi dari jalan tersebut yang diperlihatkan dalam Tabel 3.1 di bawah ini. TABEL 3.1 STANDAR PENERANGAN JALAN BERDASARKAN CIE 114 SPESIFIKASI JALAN KONDISI JALAN KLASIFIKASI Berkecepatan tinggi, 1 arah dan mempunyai pemisah jalan; Jalan bebas hambatan Jalan Utama Kepadatan dan kompleksitas jalan; Tinggi Sedang Rendah M 1 M 2 M 3 Berkecepatan tinggi, 2 Tanpa pemisah jalan; Jalan Utama Jalur-jalur penting distribusi; Jalan Penghubung Pengkontrolan, Pemisahan dan pencampuran Lalu Lintas ; Kurang Baik Baik Pengkontrolan, Pemisahan dan pencampuran Lalu Lintas; Kurang Baik Baik M 1 M 2 M 2 M 3 Jalan Jalan Lingkungan / Lokal Pengkontrolan, Pemisahan dan pencampuran Lalu Lintas; Kurang Baik Baik M 4 M 5 Sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia KLASIFIKASI TABEL 3.2 KLASIFIKASI INTENSITAS PENERANGAN JALAN E SEMUA JALAN KERATAAN (E min/e max) JALAN DENGAN PERSIMPANGAN JALAN DENGAN PEDESTRIAN M1 50 0,4 0,7 0,5 M2 30 0,4 0,7 0,5 M3 20 0,4 0,5 0,5 M4 15 0,4 - - M5 10 0,4 - - Sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia 43
6 Berdasarkan Tabel di atas maka jalan di Rusun Cingised termasuk pada kategori jalan-jalan lingkungan/lokal dengan klasifikasi M5 yaitu jalan-jalan lingkungan/lokal dengan kondisi lalu lintas baik. Untuk jalan dengan klasifikasi M5 membutuhkan E rata-rata 10 lux. SON 150 watt. Jenis lampu yang digunakan untuk PJU Rusun Cingised ini adalah lampu Penghantar Listrik Pada proses pemasangan instalasi PJU rusun Cingised ini, penggunaan kabel terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu : 1. Kabel yang dipasang dari SUTR yang sudah ada menuju Panel PJU sepanjang 37m, beban yang terpasang pada kabel ini adalah 30A yang didapat dari kebutuhan arus (12A) dikalikan faktor beban lebih sebesar 2,5. 2. Kabel yang dipasang dari PHB PJU ke titik-titik sambung lampu PJU sepanjang 620m dengan beban sebesar 12A, dengan pembagian 3 jurusan, yaitu: a. Jurusan 1 : Kabel sepanjang 100m dengan beban 3A. b. Jurusan 2 : Kabel sepanjang 345m dengan beban 5A. c. Jurusan 1 : Kabel sepanjang 175m dengan beban 4A. 3. Kabel yang dipasang dari titik sambung lampu PJU menuju lampu yang dipasang di tiang sepanjang 4,2m dengan beban sebesar 1A. Penggunaan kabel yang baik untuk PJU ini adalah menggunakan kabel yang berpenghantar alumunium karena pertimbangan berat, namun pada 44
7 beberapa instalasi juga menggunakan kabel yang berpenghantar tembaga seperti untuk kabel dari titik tiang ke lampu. Untuk mengetahui ukuran luas penampang kabel berpenghantar yang dibutuhkan, digunakan persamaan dibawah ini: = l untuk tegangan tiga fasa = 2 l Ι cos untuk tegangan satu fasa dimana : l Ι = Luas penampang yang dicari = Tahanan jenis logam penghantar = Panjang penghantar/kabel = Jumlah arus yang dibutuhkan cos = Faktor daya = 0 5% berikut: Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung luas penampang kabel sebagai Dik: = 0,0282 Ω mm 2 (alumunium) dan 0,0173 Ω mm 2 l = 37m, 620m, 4,2m. Ι = 30A, 12A, 1A. cos = ditentukan 0,9 atau 0,6 = 0 5% 45
8 1. Luas penampang untuk kabel dari JTR ke PHB : =,,,, % =,, =3,14 dibulatkan menjadi 4 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 4 1,1=4,4 sqmm 2. Luas penampang untuk kabel dari PHB PJU ke titik-titik sambung PJU : a. Jurusan 1: =,,,, % =,, =1,38 dibulatkan menjadi 2 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 2 1,1=2,2 sqmm b. Jurusan 2: =,,,, % =,, 46
9 =7,97 dibulatkan menjadi 8 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 8 1,1=8,8 sqmm c. Jurusan 3: =,,,, % =,, =3,23 dibulatkan menjadi 4 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 4 1,1=4,4 sqmm 3. Luas penampang untuk kabel dari titik sambung tiang menuju lampu : =,,,, % =,, =0,01 dibulatkan menjadi 1 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 1 1,1=1,1 sqmm Setelah diketahui luas penampang yang dibutuhkan, kemudian kita menentukan jenis dan ukuran kabel yang akan digunakan. Jaringan instalasi PJU 47
10 Rusun Cingised adalah jaringan SUTR sehingga kabel yang digunakan adalah kabel berpenghantar alumunium karena pertimbangan dari berat, tidak diperlukan isolasi kabel, dan biaya konstruksi jaringan akan lebih murah. Untuk itu dipilih kabel jenis TIC untuk saluran udara, kabel NYY dan kabel NYM. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis dan jumlah kabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kabel NYFGBY 2 x 16 sqmm sebanyak 37m. 2. Kabel TIC 2 x 10 sqmm sebanyak 620m. 3. Kabel NYY 2 x 2,5 sqmm sebanyak 50m Perangkat Hubung Bagi (PHB) Perangkat Hubung Bagi (PHB) adalah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengukur, pengendali, penghubung, pelindung dan pembagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik. Perlengkapan PHB dalam sistem pemasangan instalasi listrik sangat penting fungsinya yaitu mengamankan instalasi dari bahaya akibat kortsluiting (hubung-pendek listrik) dan juga berfungsi memutuskan rangkaian seluruh listrik yang menuju ke beban Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Untuk mengukur besarnya energi listrik digunakan kwh meter 3 fasa karena instalasi PJU menggunakan instalasi listrik 3 fasa. Untuk kwh meter disediakan oleh PLN dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan PLN. 48
11 GAMBAR 3.3 KWH METER 3 FASA Alat pembatas yang digunakan adalah MCB (Mini Circuit Breaker) 3 fasa. MCB yang digunakan juga disediakan oleh PLN. Agar MCB yang digunakan sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dihitung ukuran MCB dengan menggunakan rumus dibawah ini: = 3 Ι cos Ι= dimana: Ι = Besar arus yang dibutuhkan = Besar daya yang digunakan = Tegangan fasa-fasa cos = Faktor daya Dengan rumus diatas dapat dihitung MCB yang digunakan yaitu: Dik: 49
12 = 150 x 12 = 1800 = 380 V cos = 0,9 maka, Ι=,, Ι=, Ι=3, Dapat diketahui bahwa MCB yang digunakan adalah sebesar 10A (3, x 3 = 9, ) Pengaman GAMBAR 3.4 MCB 3 FASA Alat yang digunakan sebagai pengaman pada instalasi PJU ini adalah menggunakan fuse dengan jenis NH Fuse. Sedangkan besar pengaman yang digunakan dapat dihitung dengan rumus: = = Nilai tahanan pengaman = Arus yang digunakan = Faktor beban lebih 50
13 Berdasarkan rumus diatas diketahui bahwa jumlah pengaman yang digunakan adalah sebesar 16A. Perhitungan dengan rumus diatas dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemasangan namun tidak mutlak tergantung dari faktor daya Kotak Panel (Panel Box) GAMBAR 3.5 NH FUSE Peralatan listrik PHB harus ditempatkan atau dilindungi dengan baik menggunakan Panel Box. Kotak panel terbuat dari bahan pelat besi/baja dengan ukuran 40cm x 20cm x 60cm (P x L x T) dengan ketebalan plat besi ± 1,8 mm Pengetanahan Di lokasi pemasangan PJU, kondisi tanah adalah tanah merah atau dapat disebut juga dengan keadaan tanah tidak homogen. Kondisi tanah seperti ini memiliki rata-rata tahanan jenis 65Ω-m. Sebuah elektroda batang sepanjang 5m pada kondisi tanah dengan tahanan jenis sebesar 100Ω-m menghasilkan tahanan pengetanahan sebesar 20Ω (Tabel 2.3). Jika jenis elektroda yang sama ditanam pada tanah yang 51
14 memiliki tahanan jenis sebesar 65 Ω -m akan menghasilkan tahanan pengetanahan sebesar = =13Ω. Tahanan pengetanahan yang menggunakan elektroda batang nilainya tidak boleh lebih dari hasil dari perhitungan rumus dibawah ini: = Ω dan = dimana: = tahanan pengetanahan = tegangan fasa-fasa = nilai arus pengaman = nilai arus yang digunakan = faktor beban lebih maka: =12 2,5=30 dan = =12,67Ω Berdasarkan rumus diatas dapat disimpulkan bahwa elektroda batang masih memberikan nilai tahanan pengetanahan yang cukup besar, namun elektroda ini masih bisa digunakan karena pengetanahan sudah dibantu dari titiktitik yang lain, seperti dari titik SUTR. Jenis elektroda batang yang digunakan di PJU ini adalah earthing rod. 52
15 GAMBAR 3.6 EARTHING ROD Material Pelengkap Beberapa material pelengkap selain PJU yang digunakan dalam proses pemasangan instalasi PJU adalah sebagai berikut: 1. Timer, berfungsi sebagai pewaktuan (timing) yang telah di atur waktunya sebelumnya. Alat ini digunakan untuk menyalakan lampu PJU secara otomatis atau tidak perlu pengaturan kembali. Pemasangan timer untuk penerangan dasar adalah 100% menyala pada jam dan jam 24.00, dan 50% menyala antara jam sampai dengan jam Lampu dan Armatur. Lampu yang digunakan biasanya adalah jenis lampu Mercury atau lampu Sodium. Lampu dan armatur ditempatkan pada ujung stang ornament dan harus dipasang dengan baik dan kokoh. 53
16 GAMBAR 3.7 LAMPU DAN ARMATUR PJU 3. Asesories kabel : Sepatu kabel (cable shoe), dipasang di ujung kabel untuk mempermudah penyambungan pada titik sambung di panel. GAMBAR 3.8 JENIS-JENIS SEPATU KABEL Selongsong/tabung kabel (cable tube) biasa disebut juga dengan nama Compression Non Tension Joint berfungsi sebagai penyambung kabel, biasanya dipasang pada sambungan kabel lurus. Jenis bimetal (dua logam) Al/Cu, digunakan untuk menyambung kabel tembaga dan alumunium. Isolasi berfungsi sebagai pelindung dari sambungan kabel. 54
17 GAMBAR 3.9 ISOLASI Baur, mut, dan sekrup digunakan sebagai pengencang sambungan Alat Kerja Berikut adalah alat kerja yang biasa digunakan pada saat proses pemasangan instalasi PJU, yaitu: 1. Kaki tiga (tripod) digunakan untuk menyangga tiang pada saat pemasangan tiang. Alat ini terbuat dari tiga buah pipa besi dengan ukuran dan panjang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu ujung dari pipa-pipa tersebut terhubung dengan cara diengselkan agar tripod bisa bergerak dengan cara dimajukan kakinya satu persatu. 2. Katrol (chain block) digunakan untuk mengangkat benda-benda berat, dalam hal ini tiang PJU yang diletakkan di puncak tripod. GAMBAR 3.10 KATROL (CHAIN BLOCK) 55
18 3. Alat kerja lainnya yang biasa digunakan seperti obeng, cutter, tang, kuncikunci, tespen, dll. GAMBAR 3.11 ALAT KERJA YANG BIASA DIGUNAKAN 3.3 Proses Pemasangan Instalasi Pemasangan Tiang dan Pondasi Langkah awal dari pemasangan tiang PJU adalah pemasangan tiang beton. Penggalian lubang sedalam 1/6 dari panjang tiang 9m atau sedalam 1,6m untuk tiang beton. Setelah penggalian lubang kemudian tiang diberdirikan. Pemasangan tiang dilakukan dengan menggunakan tripod (kaki tiga) atau bipod (kaki dua) yang diatasnya sudah dipasang katrol/chainblock. Setelah tiang berdiri dengan lurus, lubang tiang diperbesar dan dipondasi. Ukuran pondasi adalah tinggi tiang tertanam atau 1,6m ditambah 20 cm dari permukaan tanah. Pondasi terbuat dari semen cor dengan perbandingan campuran pasir : split : semen = 4 : 2 : Penggelaran Kabel dan Penarikan Kabel TIC Asesoris TIC yang digunakan antara lain wedge clamp/suspension, link 25 x 25 dan stoping buckle. Pemasangan wedge clamp memakai link 25 x 25 56
19 dengan pengikat stainless steel dan ukuran yang telah disesuaikan. Sisa stainless steel yang ada memakai stoping buckle agar rapih. Setelah pemasangan asesoris TIC kemudian dilakukan penarikan kabel TIC yang digunakan adalah kabel dari PHB PJU ke titik-titik sambung tiang PJU sepanjang ± 200m menggunakan kabel TIC 3x10 sqmm dan juga kabel TIC dari titik SUTR yang sudah ada ke titik-titik sambung tiang PJU sepanjang ±760m menggunakan kabel TIC 2x10sqmm. Kabel TIC yang tergulung di haspel disimpan di atas dongkrak, kemudian penggelaran kabel dimulai dari ujung tiang PJU ke tiang PJU lainnya sampai dengan posisi PHB. Hal ini dilakukan agar kabel yang digelar tidak terlalu panjang. Untuk mempermudah dalam menggelar kabel, ditempatkan beberapa buah rol di tanah agar kabel lebih ringan untuk ditarik. Kabel ditarik di atas tiang oleh 1 orang pekerja di atas tiang dan 2 orang pekerja di bawah. Kabel ditarik ke tirfit dan dimasukkan ke dalam roll kabel di atas tiang, begitu seterusnya sampai dengan ujung tiang PJU. Pada ujung tiang terakhir dipasang fixed dead end. Setelah kabel ditarik kemudian kabel TIC tersebut dirapikan kembali dari posisi haspel agar kabel tidak menggantung terlalu bawah. Setelah kabel sudah ditarik dan rapih kemudian kabel dipindahkan ke suspension dan diikat dengan plastic strap Pemasangan PHB Kotak panel atau panel box dengan ukuran (P x L x T) 40cm x 20cm x 60cm disimpan di luar dengan letak yang tidak berjauhan dengan tiang-tiang PJU dan SUTR agar memudahkan dalam melakukan pemerliharaan atau 57
20 penanganan gangguan. Oleh karena itu diperlukan pembuatan kotak panel yang baik dan kokoh agar bisa melindungi kotak tersebut serta perlengkapan PHB yang terdapat didalamnya. Kotak panel diletakkan diatas pondasi dengan ketinggian pondasi tidak kurang dari 10cm yang tengahnya diberi lubang sebagai jalur kabel, baik kabel dari JTR menuju PHB atau kabel dari PHB menuju tiang PJU. Setelah kotak panel terpasang langkah selanjutnya adalah memasangkan perlengkapan PHB seperti: NH Fuse, kwh meter, MCB utama, dan Timer sesuai dengan tempat yang sudah disediakan di dalam kotak panel. Selanjutnya adalah menyambungkan kabel-kabel yang sudah disiapkan pada jalurnya masingmasing. Kabel yang sudah dipasangi sepatu kabel (cable shoe) diujungnya disambungkan dengan menggunakan baut/sekrup Pengetanahan Elektroda batang dengan diameter 15-20mm sepanjang 3-5m ditanam kedalam tanah sedalam 6-7m. Elektroda disambung menggunakan klem pada konduktor pengetanahan. Posisi elektroda tidak jauh dari kotak panel agar bisa lebih menghemat penggunaan kawat BC. Penanaman elektroda bisa dilakukan dengan melubangi tanah dengan bor sesuai dengan ukuran elektroda yang akan dipasang, setelah lubang selesai dibuat penancapan elektroda bisa dilakukan lebih mudah sehingga tidak akan merusak elektroda tersebut. Setelah elektroda tertanam dengan baik sambungkan ujung elektroda dengan menggunakan klem. Pemasangan pengetanahan bisa dilakukan pada titik-titik lain apabila diperlukan. 58
21 3.3.5 Pemasangan Lampu dan Armatur Stang Ornament PJU menggunakan pipa besi kelas medium finishing hot dip galvanis yang berukuran 2 (dua inchi). Pada saat pemasangan tiang, ornamen dipasang juga secara bersamaan dengan proses ini. Armatur harus terpasang dengan baik/kokoh pada ujung stang ornament sehingga tidak akan lepas atau manjadi miring akibat getaran-getaran angin dan gesekan ranting pohon. Sebelum armatur dipasang harus dilaksanakan pelepasan lapisan pelindung lampu, pengetesan penyalaan lampu, dan pemeriksaan instalasi di dalam armatur. Setelah diketahui kondisi lampu dan armatur sudah baik, kemudian dipasang di stang ornament dengan kuat. Lampu kemudian dipasang, setelah semua terpasang dengan baik tutup kembali glass/fiber cover yang ada pada rumah lampu Penyambungan Penyambungan yang perlu dilakukan dalam proses instalasi PJU ini adalah penyambungan antara kabel TIC 2 x 10 sqmm dengan NYM 2 x 2,5 sqmm. Penyambungan yang dilakukan adalah dengan cara dililit. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyambungan ini adalah sambungan harus benarbenar kuat dan baik agar meminimalisir terjadinya rugi tegangan. 59
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal
Lebih terperinciNo Kode :../Profesional/ / /2018
No Kode :../Profesional/ / /2018 MODUL 4 KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH Penulis: 1. Drs. Hambali, M.Kes 2.Rahmat Hidayat, M.PdT PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang
Lebih terperinciBAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY
BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY 3.1. Pengidentifikasian Pemasangan Jaringan Listrik Kegiatan pengidentifikasian pemasangan jaringan listrik tegangan
Lebih terperinciBAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN D OREN DESA CIMEKAR KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT
BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN D OREN DESA CIMEKAR KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT 3.1 Kegiatan Pengidentifikasian Listrik Perumahan Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE & DATA PENELITIAN
BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah
Lebih terperinciPRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP
Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar
Lebih terperinciBAB III METODE PEKERJAAN. 3.1 Blok Diagram Perencanaan dan Pemasangan SUTR. Mulai
BAB III METODE PEKERJAAN 3.1 Blok Diagram Perencanaan dan Pemasangan SUTR Tahap-tahap perencanaan dan pemasangan Jaringan SUTR di Perumahan Diamond Residence dapat digambarkan dengan blok diagram pada
Lebih terperinciUNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE
UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.
SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...
Lebih terperinciBAB III KABEL BAWAH TANAH
BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciBAB V KABEL ATAS TANAH
1. TUJUAN BAB V Pedoman ini membahas tata cara pemasangan Kabel Atas Tanah (Kabel Udara) dengan tujuan untuk dipedomani agar diperoleh keseragaman, baik cara pemasangan maupun peralatan yang dipergunakan,
Lebih terperinciINSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI
INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di
24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 umum. Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan alat simulasi, perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di
Lebih terperinciMENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )
MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung
Lebih terperinciPERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana
PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro, Universitas Udayana ABSTRAK Tahanan pentanahan
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK
SISWA SMK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fasa dan Instalasi penerangan WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga motor
Lebih terperinciBAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE 5.1. Jenis Pekerjaan yang Dilaksanakan Setelah mengetahui kinerja simpang empat Jalan Brigjend Sudiarto Jalan KH. Wahid Hasyim Jalan Kahayan I Serengan Kota
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan KWH meter 2. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan kabel twist dari tiang listrik
Lebih terperinci[ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 -
Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Pemasangan penyerangan jalan(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업기본및실시설계공사시방서 - 도로조명설비 ( 인도네시아어
Lebih terperinciMEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA
KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS HARGA SATUAN BAHAN INSTALASI LISTRIK
STUDI ANALISIS HARGA SATUAN BAHAN INSTALASI LISTRIK Agus Muharam. NRP : 9821013. Pembimbing : Yohanes Lim Dwi Adianto, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat
Lebih terperinciPENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978
BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI
Lebih terperinciBAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE 5.1. Jenis Pekerjaan yang Dilaksanakan Setelah mengetahui kinerja Simpang Empat Jalan Slamet Riyadi Jalan Wimboharsono Kartasura Kabupaten Sukoharjo, maka
Lebih terperinciKETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK Pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan harus memenuhi ketentuan peraturan PUIL 2000, sehingga instalasi aman untuk
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciJenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Oleh Maryono Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Elektroda Batang (Rod) Elektroda Pita Elektroda Pelat Elektroda Batang (Rod) ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil
Lebih terperinciRENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) PEKERJAAN PEMINDAHAN TIANG LISTRIK KM 2 - KM 7 PENAJAM LOKASI KECAMATAN PENAJAM
RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) PEKERJAAN PEMINDAHAN TIANG LISTRIK KM 2 - KM 7 PENAJAM LOKASI KECAMATAN PENAJAM NO URAIAN PEKERJAAN Harga Jumlah Satuan Volume Satuan (Rp) Harga (Rp) A. PEMINDAHAN TIANG
Lebih terperinciPEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning
Lebih terperinciTEORI LISTRIK TERAPAN
TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik
Lebih terperinciSISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH. M. Hariansyah FT-UIKA BOGOR 2014
SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH M. Hariansyah FT-UIKA BOGOR 2014 1. SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH 1.1 Sistem Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN
LPORN PRKTIKUM INSTLSI PENERNGN Kelompok : 10 Nama Praktikan : 1. inun Nidhar 2. Jeffry Manatar Kelas Dosen Pembimbing : 2E : P. Janus, MT. Tanggal Penyerahan : 3 Mei 2013 Ir. Benhur Nainggolan, MT TEKNIK
Lebih terperinciNAMA BARANG MERK / UKURAN SATUAN
NAMA MERK / UKURAN XXV LISTRIK 1 - AC Matic buah 1,512,500 2 - Boster buah 133,100 3 Box MCB buah 60,000 4 - Box Neon 10 Watt SW 1 - buah 15,730 5 - Box Neon 20 Watt SW 1 - buah 21,175 6 - Box Neon 40
Lebih terperinciBAB III METODE PROSES PEMBUATAN
BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur
Lebih terperinciMematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan
DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memasang APP Fasa Tunggal : DIS.KON.001(2).A : 20 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 1 2 1 1 1 1 1 KONDISI KINERJA Dalam Melaksanakan
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK
LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fase dan Instalasi penerangan dengan Smart relay WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciDTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris
DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!
Lebih terperinciBAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN
BAB II DASARDASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN II.. Syaratsyarat Umum Dalam melakukan perencanaan suatu instalasi baik itu instalasi rumah tinggal, kantorkantor, pabrikpabrik ataupun alatalat transport,
Lebih terperinciBahan Listrik. Bahan penghantar padat
Bahan Listrik Bahan penghantar padat Definisi Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir akhir ini di PT. PLN (Persero) RAYON RATAHAN seringkali di dapati gangguan atau pemadaman yang tidak direncanakan yang membuat lampu sering padam kebanyakan penyebabnya
Lebih terperinciPercobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan
Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR
Lebih terperinciPEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu
Lebih terperinciPersyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Analisa teknis pencurian energi listrik pada kwh Meter 1 Phasa dilakukan dalam rangka penertiban pemakaian tenaga listrik oleh PT.PLN (Persero) terhadap konsumen. Pemakaian
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi
Lebih terperinciMATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK
MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK 117 Berdasarkan kondisinya : 1. Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan
Lebih terperinciPT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan
SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energi listrik semaksimal dan seefisien
Lebih terperinciLANGKAH LANGKAH MERANCANG INSTALASI. Langkah langkah dalam merancang instalasi yaitu sebagai berikut :
LANGKAH LANGKAH MERANCANG INSTALASI Langkah langkah dalam merancang instalasi yaitu sebagai berikut : 1. Gambar situasi gambar situasi adalah gambar yang menunjukan dengan jelas letak bangunan instalasi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK
KEGIATAN BELAJAR 1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan komponen atau bahan instalasi listrik merupakan pekerjaan yang mengacu
Lebih terperinciADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI
HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,
Lebih terperinciPresented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT
Presented by dhani prastowo 6408 030 033 PRESENTASI FIELD PROJECT Latar Belakang Masalah Kesimpulan dan Saran Identifikasi Masalah Isi Pengumpulan dan pengolahan data Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian
Lebih terperinciLATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL
LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL 1. Tujuan : Setelah menyelesaikan latihan ini mahasiswa mampu : - Mengerjakan alat-alat kerja tangan tukang listrik secara tepat dan benar - Menggunakan
Lebih terperinciBOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)
BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) Page 1 Daftar isi : MODUL JUDUL MODUL KODE UNIT Modul-1 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO01.005.01 Modul-2 Menerapkan Pengetahuan Istilah Fiber Optik
Lebih terperinciBagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya
SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk
Lebih terperinciStandar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Metode elelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Lebih terperinciArus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
Arus listrik Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN
BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN 42 5.1. Spesifikasi Bangunan a. Bak Pengumpul Ukuran : lihat gambar as built. Jumlah ruang : 2 ruang. Material : Beton tebal 15 cm, besi 10 mm satu lapis.
Lebih terperinciPEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR
PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang
BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN PANEL KENDALI PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN. : XII (Duabelas) Penyusun : SISWANTA, S.Pd NIP
MODUL PEMBELAJARAN PANEL KENDALI PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN MATA PELAJARAN KLAS : TPTL : TITL : MSPE : XII (Duabelas) Penyusun : SISWANTA, S.Pd NIP. 1970070 00801 1 007 PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di
22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN 3.1 FLOWCHART Mulai Lampu TL yang digunakan 10 watt, 20 watt dan 40 watt Perhitungan kapasitor daya untuk tiap-tiap lampu TL yang paling baik Pengujian Faktor Daya Kapasitor
Lebih terperinciSTRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah
STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau
Lebih terperinciKETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciPembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET
Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Persiapan Pembangunan Gardu Distribusi Tipe Portal
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Pembangunan Gardu Distribusi Tipe Portal Proses pembangunan gardu distribusi tipe portal tidak diperlukan proses pemadaman listrik jika pemasangan gardu distribusi tersebut
Lebih terperinciMANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR
MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,
Lebih terperinciBAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH
BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.
Lebih terperinciStandar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Metode elelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014
2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 A. Materi Jenis kegiatan yang dilombakan adalah
Lebih terperinciMAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :
MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN
BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel
Lebih terperinciCommercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali
LKS SMK Tingkat Provinsi Bali Tahun 2012 Tingkat Provinsi Bali KISI-KISI SOAL LKS SMK Tingkat Provinsi Bali BIDANG LOMBA : Commercial Wiring / Electrical Installation LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KISI-KISI
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI
LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciPENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT
PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan: Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciCONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG
JETri, Volume 13, Nomor 2, Februari 2016, Halaman 61-72, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG Ishak Kasim, David
Lebih terperinciDAFTAR ANALISA PEKERJAAN
DAFTAR ANALISA PEKERJAAN SATUAN HARGA Harga Harga I PEKERJAAN PERSIAPAN 1.4 1 M' Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 0.012 M 3 Kayu 5/7 kelas III 0.020 Kg Paku Biasa 0.007 M 3 Kayu Papan 3/20 0.100 Oh
Lebih terperinciMengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik
LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar
Lebih terperinciBAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN
BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN 4.1 Umum Pada setiap gedung yang mempunyai ketinggian yang relatif tinggi diharapkan mempunyai sistem penangkal petir
Lebih terperinciREKAPITULASI BQ T A. : No Jenis Pekerjaan. Jumlah Harga (Rp) A Pekerjaan Pendahuluan - B Pekerjaan Pemasangan Trafo Distribusi -
REKAPITULASI BQ Kegiatan : Percepatan Infrastruktur Kelistrikan Pekerjaan : Penyisipan Trafo Distribusi di Jl Wajib Senyum (Trafo 60 Kva dan Accessories)/ Pengadaan dan Pemasangan Dinas Pertambangan dan
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Pramudya Nur Perdana 1 ; Bambang Winardi, S.T., M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen
Lebih terperinciBAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI
167 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan
Lebih terperinciPembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET
Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai
Lebih terperinci