BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

BAB V KESIMPULAN. asing. Indonesia telah menjadikan Jepang sebagai bagian penting dalam proses

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pemahaman masyakarat kian terbuka akan pentingnya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

jawab untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan dan peluang kehidupan global. Kehidupan global akan melahirkan kebudayaan global dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakangan ini memicu tingginya integrasi ekonomi pada negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat penghubung dan pengenal bagi masing-masing. merupakan alat kontrol utama manusia.

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perdagangan antar negara menjadi berkembang pesat dan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam

Optimalisasi Kerjasama Pendidikan Indonesia-India

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. geografis. Kecenderungan inilah yang sering dinamakan regionalisme.

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan

Pendidikan di Indonesia dan Maroko (27/M) Oleh : Mar'atus Sholihah Minggu, 15 Mei :53

Bismillahi rahmani rahiim,

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor keuangan..., Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

Dalam bidang ekonomi, krisis keuangan yang menimpa negara-negara Eropa seperti Portugal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB V KESIMPULAN. Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB V PENUTUP. Republik Perancis dan Republik Indonesia telah lama menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. jangkauannya. Para pelaku bisnis tidak hanya melakukan kerja sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS TENTANG KERJA SAMA DI BIDANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (MEA), untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah salah satu negara paling modern di dunia dan merupakan pemimpin diantara negara-negara Eropa. 1 Republik Perancis sebelumnya merupakan negara dengan sistem pemerintahan monarki dengan Raja sebagai pemimpinnya sebelum akhirnya sistem tersebut diruntuhkan oleh Revolusi Perancis pada 14 Juli 1789. Republik Perancis memiliki sejarah yang panjang dan negara ini sebelumnya tidak pernah dijajah, melainkan menjajah. Sebagai negara yang sudah maju dari zaman dahulu, Republik Perancis pastinya memiliki kemajuan di bidang pendidikan dan kebudayaan yang dapat dijadikan panutan oleh negara-negara berkembang lainnya. Salah satunya yaitu negara Republik Indonesia. Berbeda dengan Republik Perancis yang tidak pernah mengalami penjajahan, negara Indonesia mengalami penjajahan oleh bangsa-bangsa asing selama beberapa abad lamanya. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara yang sedikit tertinggal dibandingkan negara-negara maju lainnya. Namun, hal tersebut tidak menutup terjalinnya hubungan Republik Indonesia dengan Republik Perancis. Hubungan kedua negara ini sudah terjalin selama 450 tahun lamanya. Hal ini dapat ditelusuri melalui 1 https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/fr.html diakses pada 5 September 2012 pukul 21.51 PM

2 karya Bernard Dorleans. 2 Kerjasama yang terjalin antara Republik Perancis dengan Republik Indonesia di masa lampau beranekaragam bentuk dan muatannya dan dijembatani tidak hanya oleh kalangan diplomat dan pedagang, melainkan oleh para kaum seniman, agamawan, dan penjelajah. 3 Saat ini, Republik Perancis yang sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan Republik Indonesia, memiliki keunggulan di bidang pendidikan, salah satunya adalah pendidikan tingginya. Hal ini dikarenakan negara tersebut sudah melalui suatu proses peradaban yang panjang. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2003, jumlah masyarakat yang bisa membaca dan menulis pada usia 15 tahun keatas berjumlah 99% dari total populasi penduduk Perancis, dan menurut data tahun 2008, wajib belajar di Republik Perancis adalah sampai seseorang berusia 16 tahun, yaitu dari sekolah dasar, sampai tingkat menengah keatas. 4 Hal ini tentunya sangat tidak seimbang dibandingkan dengan Republik Indonesia yang saat ini tingkat masyarakat dengan kemampuan membaca dan menulis masih belum sebesar masyarakat Republik Perancis. Kondisi pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara maju seperti Republik Perancis. Berdasarkan data statistik Human Development Index (HDI) Republik Perancis menempati peringkat ke 20 dari 187 negara di dunia, sedangkan Republik Indonesia hanya mampu berada pada urutan ke 124 dari 187 negara di dunia saat ini. Salah satu indikator dari HDI adalah pendidikan. 5 Pendidikan tinggi di Republik Indonesia saat 2 Bernard Dorleans. 2006. Orang Indonesia & Orang Perancis: Dari Abad XVI sampai dengan Abad XX. Kepustakaan Populer Gramedia 3 Ibid, hal XIII 4 https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/fr.html diakses pada 5 September 2012 pukul 22.36 PM 5 UNDP Perancis dan Indonesia. Tersedia melalui http://hdr.undp.org/en/data/profiles/ diakses pada 5 September 2012 pukul 23.02 PM

3 ini masih merupakan hal yang langka untuk bisa didapatkan penduduk Republik Indonesia. Berbeda dengan Republik Perancis yang sudah maju dan kesadaran untuk mendapatkan pendidikan tingginya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk Republik Indonesia saat ini. Gambar 1.1 Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja Indonesia Sumber: http://www.perkantasjatim.org/index.php?g=articles&id=57 Gambar 1.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Perancis Sumber: http://www.cc.gatech.edu/gvu/user_surveys/europe/frbeho.html Hal lain yang terkait mengenai masalah yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan adalah masalah pendanaan. Permasalahan engenai dana memang menjadi hal yang sedikit menghambat pendidikan di Indonesia

4 terutama pendidikan tinggi, mengingat biaya untuk pendidikan tinggi tidaklah sedikit saat ini. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia merasa butuh untuk mendapatkan mitra kerjasama dalam bidang pendidikan tinggi. Salah satu mitra Indonesia dalam bidang tersebut adalah Perancis, yang memberikan kemudahan bagi para pelajar yang memilih Perancis sebagai tujuan untuk melanjutkan studi pendidikan tinggi. Kemudahan yang dimaksud ialah Pemerintah Perancis tentunya bersama dengan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan BPKLN (Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri) akan menanggung biaya pendidikan bagi semua mahasiswa dan dosen Indonesia yang melanjutkan pendidikan tingginya di Perancis. Permasalahan lain yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah Indonesia mengalami kekurangan seperti ilmuwan pasca-sarjana bahkan sampai yang sekelas doktor (Ph.D). Hal ini diungkapkan sendiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh. Menurutnya hal ini dikarenakan oleh biaya pendidikan S2 dan S3 yang cenderung sangat tinggi. Perbandingannya adalah, dari satu juta penduduk Indonesia, hanya 98 yang bergelar doktor. Nuh mengatakan sedikitnya jumlah ilmuwan mengakibatkan pembangunan Indonesia kalah dibanding negara lain. Adanya beasiswa selama ini juga kebanyakan diberikan kepada pegawai negeri sipil dan dosen. Sedangkan untuk di luar profesi tersebut harus dengan biaya sendiri. 6 Saat ini, dunia pendidikan khusunya pendidikan tinggi tidak terlepas dari globalisasi yang saat ini telah menyebar keseluruh dunia. Salah satunya adalah Indonesia. Indonesia sendiri pun terkena imbas dari adanya globalisasi di dalam dunia pendidikan. Saat ini, pendidikan di Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari 6 http://www.tempo.co/read/news/2012/09/27/079432165/menteri-pendidikan-indonesia-kekurangan- Ilmuwan diakses pada 27 September 2012 pukul 22.16

5 pengaruh perkembangan arus globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. 7 Pendidikan adalah jembatan bagi kita untuk siap menghadapi tantangan globalisasi. Pendidikan membantu kita memahami kondisi dunia saat ini dan membantu memahami diri sendiri untuk menghadapi perubahan dunia. Bekal pendidikan yang diperlukan untuk menghadapi globalisasi antara lain pendidikan sejarah, budaya, agama, sastra, seni, struktur dan nilai sosial Indonesia agar dalam menghadapi globalisasi kita tidak kehilangan identitas diri. 8 Saat ini Indonesia belum memiliki seluruh teknologi dan sistem pendidikan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendidikan tinggi yang ada pada Indonesia dank arena itu, Indonesia membutuhkan mitra kerjasama yang berasal dari negara modern yang sistem pendidikannya telah mengalami kemajuan. Oleh karena itulah Republik Indonesia dengan Republik Perancis serius dalam mengadakan perjanjian antara kedua negara di dalam bidang pendidikan tinggi. Republik Perancis, dalam hal ini memberikan bantuan kepada pelajar-pelajar yang berasal dari Republik Indonesia yang memiliki prestasi akademis yang baik untuk melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi yang ada di Perancis melalui jalur beasiswa. Setiap tahunnya, pemerintah Indonesia melepas ratusan pelajar berprestasi 7 http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/08/globalisasi-pendidikan/ diakses pada 27 September 2012 pukul 22.45 8 http://www.umy.ac.id/pendidikan-jembatan-hadapi-tantangan-globalisasi.html diakses pada 27 September 2012 pukul 23.00

6 baik yang berhasil mendapatkan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Perancis untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka di Perancis. Perjanjian ini diadakan tentunya memiliki tujuan tertentu. Tujuan dari diadakan dan dilaksanakannya perjanjian dalam bidang pendidikan ini adalah 9 : 1. Untuk memperkuat kerjasama bilateral di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi termasuk penelitian dan pengembangan proyek 2. Untuk meningkatkan kerjasama dalam pendidikan dan penelitian, termasuk melalui beasiswa untuk gelar paska sarjana, pasca-doctoral program, dan pertukaran mahasiswa, guru dan peneliti antara lembaga pendidikan tinggi di Indonesia dan Prancis Orientasi Republik Perancis dalam mengadakan kerjasama dengan Republik Indonesia salah satunya dikarenakan pertumbuhan ekonomi di Asia yang saat ini sangat baik bahkan dapat dikatakan mengalahkan negara-negara besar Eropa yang sebagian sedang dilanda krisis ekonomi. Republik Indonesia adalah salah satu negara yang dapat dikatakan memiliki pertumbuhan besar diantara negara-negara di Asia Tenggara. Seperti yang dikatakan oleh Direktur Dana Moneter Internasional, IMF, Christine Lagarde pada kunjungannya beberapa bulan yang lalu ke Indonesia untuk menemui wakil presiden Boediono, adalah, penilaian IMF terhadap ekonomi Indonesia tahun ini yang disebutnya cukup kokoh dan menjanjikan. Hal tersebut lah yang menjadi salah satu indikator dari kesediaan Perancis untuk mengadakan kerjasama dengan Indonesia. Selain masalah pertumbuhan ekonomi, stabilitas suatu negara dan kawasan dimana negara tersebut berada juga menjadi salah satu pertimbangan bagi setiap negara yang akan melakukan kerjasama dengan suatu 9 Joint Declaration antara Republik Indonesia dengan Republik Perancis

7 negara lainnya. Indonesia memiliki stabilitas dalam negeri yang baik, dan sebagai ketua ASEAN periode saat ini tentunya Indonesia berusaha menjaga stabilitas kawasan ASEAN dengan sangat baik. Suatu negara tentunya akan menghindadri bekerjasama dengan negara keadaan dalam negeri maupun kawasannya sedang tidak stabil atau dilanda konflik. Hal mengenai kestabilan ini pula lah yang membuat Indonesia cukup banyak dilirik oleh negara-negara maju, dan salah satunya adalah Perancis untuk dijadikan sebagai mitra kerjasama dalam berbagai bidang. Secara global, tingkat kompetitif Indonesia juga tidak menunjukkan prestasi yang buruk. Berdasarkan data dari World Economic Forum 2012, dari 144 negara yang masuk dalam daftar, Indonesia menempati peringkat ke 50 diantara seluruh negara tersebut dan Indonesia dinilai sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan yang paling baik diantara negara Asia lainnya, dibelakang negara Malaysia, China, dan Thailand. 10 Kebangkitan Indonesia di dalam hal pertumbuhan ekonomi akan mendatangkan suatu hal yang baik bagi Indonesia, salah satunya adalah masuknya investasi asing ke Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang baik dan banyaknya investasi asing yang masuk ke Indonesia pastinya akan mendorong minat masyarakatnya untuk menimba ilmu lebih banyak agar siap menghadapi globaliasi di masa kini dan masa depan. Hal ini tentu saja membuat masyarakatnya memiliki minat yang semakin di dalam hal pendidikan tinggi serta untuk mempelajari budaya asing lebih lagi untuk menghadapi tantangan globalisasi yang mungkin akan dihadapi oleh bangsa Indonesia. Ini merupakan salah satu hal yang membuat minat belajar di luar negeri bagi para siswa Indonesia semakin besar dan Indonesia menerima uluran 10 http://www3.weforum.org/docs/csi/2012-13/gcr_countryhighlights_2012-13.pdf diakses pada 18 September 2012 pukul 23.32

8 tangan Perancis untuk mengadakan kerjasama di dalam bidang pendidikan tinggi dengan cara co-financing atau pembiayaan bersama antara Pemerintah Perancis dan Pemerintah Indonesia bagi mahasiswa-mahasiswa dan tenaga pengajar Indonesia/ dosen Indonesia yang ingin belajar ke Perancis. Melalui tulisan ini, nantinya akan dibahas hal mengenai kerjasama bilateral yang terjadi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Perancis. Pembahasan ini dikhususkan mengenai kerjasama yang terjadi di bidang pendidikan tinggi. Sebagaimana diketahui, pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Perancis sedang aktif dalam menjalin kerjasama bilateral dalam bidang pendidikan tinggi. Republik Perancis merupakan salah satu mitra penting Republik Indonesia di wilayah Eropa Barat baik pada tataran regional dan tataran global. Kerjasama kedua negara dapat terjalin berkat adanya kesamaan prinsip diantara kedua negara dalam menjalankan kebijakan luar negeri masing-masing, yaitu Politik Bebas Aktif yang dijalankan oleh Republik Indonesia dan Politique Independence milik Republik Perancis. 11 Puncak dari kerjasama bilateral yang terjalin diantara kedua negara ini yaitu pada tahun 2011 lalu tepatnya Juli 2011 diadakan kunjungan kenegaraan oleh Perdana Menteri Perancis dengan beberapa menteri Perancis dalam rangka untuk menandatangani beberapa kesepakatan kerjasama antara dua negara di beberapa bidang antara lain bidang kebudayaan, pendidikan, dan beberapa bidang lainnya. Penandatangan kesepakatan ini menandakan keseriusan kedua negara untuk mengadakan kerjasama dalam bidang-bidang yang telah disebutkan sebelumnya. 11 Ibid

9 1.2. Rumusan Masalah Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah Republik Perancis dalam bidang kebudayaan dan pendidikan tinggi merupakan suatu tindakan yang signifikan. Kerjasama ini mendatangkan keuntungan bagi Republik Indonesia karena bisa meningkatkan tingkat pendidikan bagi masyarkat Indonesia dan sekaligus meningkatkan Index Pembangunan Manusia (Human Development Index) karena pendidikan merupakan salah satu indikatornya. Kemudian di dalam kebudayaan, ini merupakan salah satu cara untuk memperkaya pengetahuan bangsa Indonesia mengenai kebudayaan yang dimiliki Perancis begitu juga sebaliknya. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka masalah dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa sajakah tujuan dan manfaat dari dilaksanakannya kerjasama ini masingmasing bagi Indonesia dan Perancis? 2. Bagaimana pelaksanaan kerjasama antara kedua negara dalam bidang pendidikan tinggi? 3. Bagaimana kerjasama ini mencerminkan teori hubungan internasional? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dengan lebih jelas tujuan dan manfaat dari diadakannya perjanjian kerjasama ini bagi kedua belah pihak.

10 2. Untuk menjelaskan secara lebih mendalam mengenai kerjasama yang terjalin antara Republik Perancis dengan Republik Indonesia di dalam bidang pendidikan tinggi. 3. Untuk melihat bahwa kerjasama ini mencerminkan teori yang ada di dalam hubungan internasional. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi para peneliti adalah diharapkan bahwa penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan pembanding untuk penelitian topik yang serupa atau hampir menyamai sehingga dapat mengembangkannya berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang ada dari penelitian ini. 2. Manfaat bagi para akademisi yaitu diharapkan bahwa penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi para akademisi untuk mengetahui perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Perancis dan faktor apa sajakah yang mempengaruhi terjadinya kerjasama ini. 3. Manfaat bagi masyarakat sosial adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi pembaca agar dapat mengetahui dan mendapat informasi terkini mengenai kerjasama bilateral yang terjadi antara kedua negara dan mendapatkan manfaat dari program kerjasama yang dilaksanakan tersebut. 1.5 Sistematika Penulisan Seluruh pembahasan yang dikaji dalam penelitian ini disusun secara sistematis dan teratur sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari pembahasan

11 secara sistematis ialah supaya pembaca lebih mudah dalam menyimak, mengerti, dan memahami setiap penjelasan yang diberikan oleh penulis melalui penelitian ini. Selain itu, kesesuaian sistematika penulisn dengan aturan yang berlaku akan menghasilkan format penelitian yang sama dan seragam dengan para peneliti lainnya. Sistematika penulisan yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bab I Pendahuluan Bab I adalah bagian awal sekaligus pendahuluan dari ruang lingkup kajian penelitian yang akan dibahas. Pada bagian ini penelitian akan dibagi menjadi beberapa uraian mendasar, antara lain latar belakang pemilihan topik dan judul penelitian, rumusan permasalahan yang diangkat dan nantinya akan dikaji lebih dalam, tujuan akhir yang dicapai dari penelitian, kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, dan yang terakhir adalah sistematika penulisan dan penyusunan data dalam penelitian. 2) Bab II Kerangka Berpikir Bab II berisi tentang landasan teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam menunjang penelitian. Penjelasan mengenai teori dan konsep lebih jauh lagi akan membantu upaya untuk menganalisis dan menjawab rumusan permasalahan yang diangkat dalam kajian penelitian berdasarkan landasan teoritis. Dalam bab ini, selain terdapat landasan teori dan konsep, terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai tinjauan kepustakaan yang digunakan. Tinjauan kepustakaan yang dipaparkan, pastinya memiliki relevansi dan keterkaitan dengan dua hal penting dalam penelitian, yaitu mengenai hubungan kerjasama bilateral yang terjalin antara Republik Indonesia dengan Republik Perancis dan pemahaman mengenai efek dari

12 kerjasama tersebut terhadap hubungan diplomatik kedua negara. Tinjauan pustaka juga memberikan informasi kepada penulis mengenai teori yang berkaitan dengan topik penelitian. 3) Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi uraian tentang rancangan penelitian, metode-metode dalam penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan. Di dalamnya juga dijelaskan proses peneliti dalam melakukan analisis dan mengolah data hingga menjadi sebuah karya ilmiah. Wujud konkrit yang dijelaskan di bagian ini adalah definisi operasional, metode yang digunakan untuk menunjang penelitian, jenis-jenis data, dan mengenai cara menganalisis data yang telah dikumpulkan oleh penulis. Adanya penjelasan tersebut akan memberi penerangan kepada pembaca mengenai keabsahan penelitian yang berdasarkan pada studi kepustakaan. Di dalamnya juga dijelaskan proses peneliti dalam melakukan analisis dan mengolah data hingga menjadi sebuah karya ilmiah. 4) Bab IV Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang meliputi deskripsi latar belakang terjadinya kerjasama bilateral antara negara Republik Indonesia dengan Republik Perancis. Bab IV ini merupakan bagian yang paling penting sekaligus menjadi inti dari penelitian, karena di dalamnya memuat segala bentuk uraian dan penjelasan mengenai objek yang diteliti. Pada bab ini dilakukan analisis secara mendalam guna memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian.

13 5) Bab V Penutup Bagian ini adalah tahap akhir dari penelitian yang di dalamnya terdapat uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran berkaitan dengan objek kajian yang diteliti. Di dalam bab ini, kesimpulan akan diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan jawaban atas rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian. Sedangkan saran merupakan masukan yang diberikan penulis mengenai objek kajian penelitian dan hal yang berkaitan di dalamnya yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.