PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015
|
|
- Benny Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Published on Universitas Negeri Yogyakarta ( Home > Prof. Dr. Muhyadi Prof. Dr. Muhyadi Submitted by nurhadi on Sun, :09 PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015 Pengantar Tahun 2015 merupakan tahun diberlakukannya kesepakatan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan kawasan bebas perdagangan bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Tahun-tahun berikutnya akan disusul dengan pemberlakuan kesepakatankesepakatan kawasan bebas perdagangan lain dengan jangkauan yang lebih luas, untuk pada saatnya nanti akan terwujud pasar bebas yang benar-benar berskala global. Ide pembentukan kawasan bebas perdagangan ASEAN sebenarnya sudah cukup lama, yaitu pada saat konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun Ketika itu negara-negara ASEAN bersepakat untuk meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional dengan membentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA). Setidaknya ada 3 hal positif yang diharapkan akan diperoleh dengan dibentuknya kawasan perdagangan bebas ASEAN tersebut, yaitu: (1) ASEAN akan menjadi kawasan produksi yang kompetitif sehingga produkproduk ASEAN memiliki daya saing di pasar global, (2) semakin banyak investasi asing yang masuk ke wilayah ASEAN, dan (3) meningkatnya perdagangan antar Negara ASEAN. Meskipun pembentukannya sudah cukup lama, namun di Indonesia gaungnya kurang nyaring sehingga persiapan ke arah kondisi yang diinginkan tersebut masih sangat minim. Sementara itu sejumlah negara ASEAN lainnya nampaknya sudah lebih siap. Thailand misalnya, selain lebih mengintensifkan penguasaan bahasa Inggris bagi masyarakat terutama peserta didik, beberapa tahun terakhir juga mengintensifkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolahsekolah. Kebijakan mengajarkan Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah tidak terlepas dari besarnya potensi Indonesia bagi kemajuan ekonomi Thailand di masa yang akan datang sehingga jika ingin berkompetisi di Indonesia, maka bahasa Indonesia harus mereka kuasai. Selain Thailand, Malaysia nampaknya juga sudah mengkondisikan masyarakatnya untuk
2 menyambut MEA Kurang lebih setahun yang lalu, Fakultas Ekonomi UNY menyelenggarakan seminar internasional menyongsong pemberlakuan MEA dengan mendatangkan nara sumber dari berbagai negara, salah satunya dari Malaysia. Dalam kesempatan menyampaikan paparannya, nara sumber tersebut mengemukakan bahwa pada saat itu Malaysia sudah dikondisikan sedemikian rupa untuk menghadapi pemberlakuan MEA tahun Dengan nada setengah bergurau nara sumber tersebut mengatakan: Inilah bedanya Malaysia dengan Indonesia. Kalau di Malaysia, di sepanjang jalan banyak dijumpai spanduk-spanduk dan slogan menyambut pemberlakuan MEA 2015, di Indonesia sepanjang jalan banyak dijumpai spanduk-spanduk partai politik dan gambar caleg. Kebetulan ketika itu memang sedang musim kampanye menjelang pemilu legislatif. Terlepas dari benar salahnya apa yang dikatakan oleh nara sumber tersebut, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kesiapan masyarakat Indonesia dalam menyambut MEA nampaknya memang belum optimal. Sebagai lembaga yang diharapkan menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu berkompetisi secara global, perguruan tinggi seharusnya merasa lebih terpanggil dan bertanggung jawab untuk membekali lulusannya dengan berbagai kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat global. Kompetensi Sumberdaya Manusia Era Global Menghadapi persaingan global, pemerintah Indonesia sebenarnya sudah berupaya mengantisipasi dengan berbagai cara antara lain penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia untuk sektor jasa perusahaan termasuk di dalamnya bidang jasa administrasi perkantoran. Regulasi tersebut lebih dikenal dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang diterbitkan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :195/MEN/IV/2007 sebagai acuan dalam pengembangan program dan kurikulum di lembaga pendidikan. SKKNI dirancang atas dasar rumusan kebutuhan yang disusun oleh dunia usaha dan dunia industri. Setelah menerbitkan SK Menakertrans tersebut, pemerintah menindaklanjuti dengan mengidentifikasi kemampuan yang harus dimiliki oleh tenaga kerja di pasar global, mulai dari kompetensi jenjang paling bawah sampai paling tinggi. Dari identifikasi tersebut kemudian diikuti dengan upaya mewujudkannya melalui penerbitan berbagai regulasi, baik yang diterapkan di dunia usaha dan industri maupun lembaga pendidikan yang memang secara khusus menyiapkan sumberdaya manusia. Salah satu kebijakan yang secara langsung terkait dengan penyiapan sumberdaya manusia adalah penetapan Indonesian Qualification Framework yang lebih dikenal dengan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Terkait dengan implementasi KKNI di perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, telah menetapkan KKNI dan Arah Kurikulum LPTK pada tahun Kebijakan ini ditindaklanjuti dengan pemberlakuan KKNI secara lebih luas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi. Dalam Permen tersebut diatur segala sesuatu yang terkait dengan proses pembelajaran dalam
3 rangka menyiapkan sumberdaya manusia Indonesia yang diharapkan mampu berkompetisi secara global. Beberapa hal penting yang termuat dalam Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tersebut adalah: pengertian KKNI bidang pendidikan tinggi, penjenjangan kualifikasi, pendidikan non formal dan informal, capaian belajar (learning outcomes), dan penyetaraan kompetensi. Untuk pendidikan tinggi, jenjang kualifikasi dimulai dari jenjang 3 (setara lulusan diploma 1), selanjutnya jenjang 4 (setara lulusan diploma 2), jenjang 5 (setara lulusan diploma 3), jenjang 6 (setara lulusan diploma 4 atau sarjana terapan dan sarjana), jenjang 7 (setara dengan pendidikan profesi), jenajng 8 (setara magister terapan, magister, atau spesialis satu), dan jenjang 9 (setara doktor terapan, doktor, atau spesialis dua). Masing-masing jenjang memiliki kompetensi atau learning outcomes yang harus dicapai oleh peserta didik. Penyusunan dan pemberlakuan KKNI merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah dalam menghadapi persaingan global, utamanya menghadapi MEA Dari proses/tata kala pengembangan KKNI nampak kecenderungan antisipasi tersebut; dimulai dari kajian terhadap dasar hukum penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yaitu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang dilakukan tahun ; selanjutnya pada tahun 2009 dilakukan studi literatur dan komparasi dengan sejumlah negara yang sudah maju (Australia, New Zealand, Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Thailand, Hongkong, dan Komisi Pendidikan Tinggi Eropa). Tahapan berikutnya adalah pengembangan KKNI yang dilakukan oleh Kementerian Nakertrans dan Kemendiknas tahun Pada tahun 2011 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendiknas menetapkan KKNI dan Arah Kurikulum LPTK. Tahun 2012 mulai diiimplementasikan KKNI, sinkronisasi antar sektor, dan pengakuan oleh berbagai sektor atas kualifikasi KKNI. Pada tahun 2016 yang akan datang diharapkan sudah terjadi penyetaraan antara kualifikasi lulusan dengan kualifikasi KKNI, pengakuan pembelajaran lampau (PPL), pendidikan multi entry dan multi exit, dan pendidikan sistem terbuka. Akhir dari implementasi KKNI adalah terwujudnya kesetaraan dan pengakuan kualifikasi antara SDM Indonesia dan SDM asing. Dengan demikian penerapan KKNI sebenarnya merupakan upaya pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan kualitas dan jati diri bangsa terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan yang berlangsung di Indonesia menyongsong diberlakukan kawasan perdagangan bebas. Penyiapan Tenaga Terampil Bidang Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran merupakan salah satu bidang pekerjaan yang berfungsi sebagai pendukung utama berlangsungnya aktivitas organisasi modern. Tanpa dukungan Administrasi Perkantoran yang efisien tidak mungkin sebuah organisasi mampu bertahan hidup apalagi berkembang. Peran pekerjaan Administrasi Perkantoran berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi yang didukung penerapan teknologi maju khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Terkait dengan dinamika global yang mengharuskan setiap negara membuka diri untuk menerima arus pertukaran barang dan jasa, maka tindakan yang paling realistis adalah mengantisipasinya dengan baik. Menghindar dari kecenderungan arus global adalah sesuatu
4 yang tidak mungkin. Untuk bisa menghadapi situasi yang penuh kompetisi tersebut, kunci utamanya adalah dimilikinya sumberdaya manusia yang handal, berkualitas dan memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan masa depan. Dalam konteks seperti itu, lembaga pendidikan memegang peran sangat penting. Kompetensi bidang administrasi perkantoran adalah sebuah profesi yang menuntut penyiapan dan pendidikan cukup lama. Artinya, untuk bisa memiliki profesi tersebut harus ditempuh melalui proses pendidikan yang sengaja dirancang untuk menghasilkan SDM bidang administrasi perkantoran. Agar mampu menghasilkan SDM yang berkualitas, maka kurikulum bidang administrasi perkantoran (baik untuk level perguruan tinggi maupun sekolah menengah) harus benar-benar relevan dengan kebutuhan stakeholder. LPTK sebagai lembaga pendidikan yang bertanggungjawab menghasilkan pendidik yang nantinya mengajar di SMK harus terbuka terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat dan mampu menjawab kebutuhan guru SMK. Untuk prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran, materi pembelajarannya harus mengacu pada 3 hal: 1) standar kompetensi kerja bidang Administrasi Perkantoran/Kesekretarisan yang dikembangkan berdasarkan Regional Model of Competency Standard (RMCS) sebagaimana termuat pada Kepmenakertrans Nomor: KEP.195/MEN/IV/2007 tentang Penetapan SKKNI Sektor Jasa Perusahaan Bidang Jasa Administrasi Perkantoran, 2) kompetensi level 5 untuk Prodi Administrasi Perkantoran Diploma 3 dan level 6 sarjana S1, 3) perkembangan riil yang terjadi di masyarakat, utamanya terkait dengan tuntutan stakeholder dan perkembangan ipteks. Berdasarkan SKKNI bidang jasa Administrasi Perkantoran, kompetensi kunci (generik) yang harus dikuasai adalah sebagai berikut: 1) mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis informasi, 2) mengkomunikasikan ide-ide dan informasi, 3) merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas, 4) bekerja dengan orang lain dan kelompok, 5) menggunakan ide-ide dan teknik matematka, 6) memecahkan masalah, dan 7) menggunakan teknologi. Sedangkan berdasarkan pemetaan administrasi bisnis Indonesia, kompetensi administrasi perkantoran dikelompokkan menjadi 3, yaitu: kompetensi umum, kompetensi inti, dan kompetensi khusus. Kompetensi lulusan S1 berada pada level 6 KKNI, berupa kemampuan berikut: (1) mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ipteks pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi, (2) menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural, (3) mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok, dan (4) bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Diaplikasikan dalam bidang Administrasi Perkantoran, maka lulusan S1 Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran harus memiliki kemampuan berikut: mengaplikasikan aktivitas bidang Administrasi Perkantoran dengan memanfaatkan temuan ipteks dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi; menguasai teori Administrasi, khususnya Administrasi Perkantoran serta memecahkan masalah yang dihadapi secara prosedural; mengambil keputusan yang tepat baik dalam posisinya sebagai individu maupun kelompok; dan bertanggungjawab atas tercapainya tujuan organisasi. Berbagai kemampuan tersebut harus tercover dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran.
5 Di samping itu, sebagai upaya untuk mewujudkan warga negara yang baik bagi peserta didik, maka praktik pembelajaran yang berlangsung juga harus mampu menumbuhkembangkan afeksi: ketaqwaan kepada Tuhan YME, kepemilikan moral, etika dan kepribadian yang baik, menumbuhkan kebanggaan sebagai warga Negara Indonesia yang cinta tanah air, mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial, menghargai keanekaragaman budaya dan agama, serta menjunjung tinggi azas penegakan hukum.*** Daftar Bacaan Arya Baskoro, peneliti) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Kep.195/Men/Iv/2007 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Perusahaan Subsektor Jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Administrasi Perkantoran. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Indonesian Qualification Framework dan Arah Kurikulum LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi. Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Badan Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Dikutip tanggal 26 April Catatan Tulisan ini disampaikan pada Seminar Nasional Penyiapan Tenaga Terampil Menghadapi MEA tanggal 30 April 2015 di FE UNY. Prof. Dr. Muhyadi: guru besar Pendidikan Administrasi Perkantoran FE UNY dan Asisten Direktur II Pascasarjana UNY. Source URL:
6 Links: [1]
REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI
Indonesian ualification Framework GATS & AFTA, UU SISDIKNAS, REGIONAL CONVENTIONS KESIAPAN INDONESIA MENERIMA INFLUX TENAGA KERJA ASING DALAM BERBAGAI JENJANG PEKERJAAN DI INDUSTRI/PERUSAHAAN REKOGNISI
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN
Indonesian ualification Framework GATS & AFTA, UU SISDIKNAS, REGIONAL CONVENTIONS KESIAPAN INDONESIA MENERIMA INFLUX TENAGA KERJA ASING DALAM BERBAGAI JENJANG PEKERJAAN DI INDUSTRI/PERUSAHAAN REKOGNISI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013 TENTANG PERSYARATAN KOMPETENSI UNTUK SUBKUALIFIKASI TENAGA AHLI DAN TENAGA TERAMPIL BIDANG JASA KONSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciKURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA)
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA) KELOMPOK III Lutfi NIM 41038104114115 Clara Vidhia NIM 4103810414097 Subiyanto NIM 4103810414127 Sumarmi NIM 4103810414118
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan
Lebih terperinciStandar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran
Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Oleh Retno Annik Raharjo http://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id NIM 15105241023 Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS STANDAR DAN PELATIHAN KOMPETENSI JARINGAN LULUSAN KOMPUTER (SKL) dan DAN KURIKULUM SISTEM KURSUS ADMINISTRASI VIDEO EDITING berbasis Direktorat Pembinaan Kursus
Lebih terperinciPembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan
Lebih terperinciKURIKULUM KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI. berbasis
KURIKULUM STANDAR KURSUS KOMPETENSI DAN PELATIHAN LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL IV berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL IV berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciKURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI sp_mursid@yahoo.co.id Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Fakta : Populasi Industri terbesar ada di Jawa
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II. berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal
Lebih terperinciKERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PRODI: PASCASARJANA BUDIDAYA PERAIRAN FPIK-UB
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PRODI: PASCASARJANA BUDIDAYA PERAIRAN FPIK-UB DESKRIPSI UMUM Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL II Berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL II Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN EKSPOR IMPOR LEVEL V
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN EKSPOR IMPOR LEVEL V Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL I berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN LEVEL I berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL I Berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL I Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
Lebih terperincitip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Tekno
tip.ub.ac.id tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor, 19 Februari
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,
Lebih terperinciKERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN DESKRIPSI UMUM Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDKAN KESEHATAN MASYARAAT. Sabarinah Prasetyo, DR., dr., M.Sc. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
PENGEMBANGAN PENDIDKAN KESEHATAN MASYARAAT Sabarinah Prasetyo, DR., dr., M.Sc. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Disampaikan dalam Kongres Nasional Ikatan Ahli Kesehatan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL III berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciKURIKULUM YANG MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER
KURIKULUM YANG MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER UUPT (UU DIKTI) no 12/2012 KKNI Perpres no 8/2012 PERGURUAN TINGGI PRODI PRODI SNPT (SN DIKTI) Permen no 49/2014 Penjenjangan Penyetaraan Deskripsi KURIKULUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia membutuhkan kemampuan untuk menguasai lebih dari satu bahasa untuk menunjang karir, pergaulan, dan pendidikan. Karena dengan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL III Berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENI MERANGKAI BUNGA DAN DESAIN FLORAL LEVEL III Berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Lebih terperinciPENDIDIKAN FISIKA MENGHADAPI ASEAN COMMUNITY 2015
PENDIDIKAN FISIKA MENGHADAPI ASEAN COMMUNITY 2015 Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Fisika 2014 di Universitas Negeri Yogakarta dalam Tema: Konseptualisasi Substansi Fisika dan Pendidikan Fisika
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SENAM JENJANG II BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SENAM JENJANG II BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI TENTANG
PARA PESERTA WORKSHO PENGEMBANGAN KURIKLUM PAUD BERBASIS KERNAGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DI GEDUNG DEKANAT FITK UIN WALISONGO DI LT 3 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PARA MAHASISWA PGRA SEDANG
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN (PASAL 22, 23, 4 AYAT 2 DAN 15) LEVEL
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN (PASAL 22, 23, 4 AYAT 2 DAN 15) LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Mithen Lullulangi 1, dan Anas Arfandi 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciKOMPETENSI TENAGA KERJA LULUSAN TEKNIK ELEKTRO DI ERA MEA
KOMPETENSI TENAGA KERJA LULUSAN TEKNIK ELEKTRO DI ERA MEA HERMAWAN DEPARTEMEN TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA Apa yang dimaksud dengan kompetensi? 3 kata kunci SKILL/PSIKOMOTORIK KETRAMPILAN
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL III berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sanusi Dosen Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI MADIUN sanusi_hanif@yahoo.com
Lebih terperinci2018, No.7 2 Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,
No.7, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Perkebunan Kelapa Sawit. Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PERMENTAN/SM.200/12/2017
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II (PERIAS MADYA) berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) TATA RIAS PENGANTIN LEVEL II (PERIAS MADYA) berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi negara merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR LEVEL III berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI S1 AKUNTANSI
PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI S1 AKUNTANSI Oleh : MF. ARROZI ADHIKARA Latar Belakang Perubahan kurikulum selain sebagai kegiatan rutin yang wajib dilakukan memiliki fungsi penting. Pertama, perubahan kurikulum
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: 15105244008 http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/ A. Pengertian Standar Nasional
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI LEVEL IV berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI LEVEL IV berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB
Lebih terperinciPeran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Pendidikan Fisika Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Utama Peran Pendidik dan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL III berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciCapaian pembelajaran program Diploma (D3), Sarjana (S1), Master (S2), dan Doktor (S3) di tingkat ITS dan Jurusan
Capaian pembelajaran program Diploma (D3), Sarjana (S1), Master (S2), dan Doktor (S3) di tingkat ITS dan Jurusan Unsur KKNI Sikap dan Tata Nilai Kemampuan Kerja ITS Jurusan Bertagwa kepada Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciMANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KODE : TGL BERLAKU : UNIT KERJA : Bagian Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama (BAKPK) BERLAKU PADA UNIT KERJA : 1. Jurusan
Lebih terperinciLembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA 1) Sanusi, 2) Wasilatul
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SENAM JENJANG II BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SENAM JENJANG II BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM NEGERI SEKTOR MANUFAKTUR LEVEL V berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM NEGERI SEKTOR MANUFAKTUR LEVEL V berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciMENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo *
MENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo * Dalam KTT Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) ke-9 yang diselenggarakan di Provinsi Bali tahun 2003, antar
Lebih terperinciKURIKULUM PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI: ANTISIPASI CA. Dr. Supriyadi, M.Sc., C.M.A., C.A., Ak. Dosen Tetap - Jurusan Akuntansi FEB UGM Ketua IAI KAPd
KURIKULUM PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI: ANTISIPASI CA Dr. Supriyadi, M.Sc., C.M.A., C.A., Ak. Dosen Tetap - Jurusan Akuntansi FEB UGM Ketua IAI KAPd Jenjang Pendidikan Akuntansi di Indonesia AGENDA Hari
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT PAPARAN 1. Kebijakan Kurikulum KKNI 2. Pendekatan Pembelajaran Berbasis KKNI 3. Perangkat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) 2 MATERI 1 KURIKULUM
Lebih terperinciSURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH Sosialisasi Implementasi ZULFAHMI ALWI_LPM_UINAM
SURAT KETERANGAN PENDAMPING IJAZAH Sosialisasi Implementasi ZULFAHMI ALWI_LPM_UINAM Harapan Baru Pada PT 1. PT Harus Menjadi Cermin Pendidikan Karakter Bangsa 2. PT Harus Menjadi Sumber Penghasil Sdm Unggul
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SEKRETARIS LEVEL III berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SEKRETARIS LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI LEVEL II berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL II berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciVisi Misi. Published on Program Pascasarjana (http://pkk.pps.uny.ac.id) published by admin on Wed, :46 VISI
Published on Program Pascasarjana (http://pkk.pps.uny.ac.id) Home > Visi Misi Visi Misi published by admin on Wed, 2012-08-29 10:46 VISI Terwujudnya Program studi sebagai pusat unggulan yang menghasilkan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH LEVEL IV berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH LEVEL IV berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 2 BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL IV berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL IV berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN ANIMASI JENJANG II, III dan IV berbasis
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN ANIMASI JENJANG II, III dan IV berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 2 BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN EKSPOR IMPOR LEVEL II
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN EKSPOR IMPOR LEVEL II Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA IPB 2012
PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 DESKRIPSI GENERIK (LEARNING OUTCOMES KKN) 1 Mampu menyelesaikan
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3 Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER
BAB I PENJELASAN UMUM STANDAR KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER 1.1 Rasional Perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah satu tahun diberlakukan. Era Globalisasi dalam perdagangan bebas Asia Tenggara telah
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG III BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG III BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG II BERBASIS
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG II BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 LEVEL IV berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 LEVEL IV berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN LEVEL I, II, III, dan IV berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BUNGA KERING DAN BUNGA BUATAN LEVEL I, II, III, dan IV berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini persaingan sangat ketat terutama dalam dunia bisnis. Budaya, teknologi dan pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang secara
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL II berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SPA LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciDeskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri
Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri Oleh: Dr. Ir. TMA. Ari Samadhi, M.Sc. Rapat BKSTI, Bandung 10 Oktober 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN KAMERAWAN TV LEVEL III berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN KAMERAWAN TV LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM NEGERI SEKTOR JASA DAN PERDAGANGAN LEVEL V berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM NEGERI SEKTOR JASA DAN PERDAGANGAN LEVEL V berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciPENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012
PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 Halaman 1 PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan
Lebih terperinciKERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta
KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Satoto E. Nayono Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan - Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo 1, Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER LEVEL II berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 LEVEL V berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 LEVEL V berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SEKRETARIS LEVEL II berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SEKRETARIS LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciTANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak
TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Sri Suharmini Wahyuningsih 1 minuk@ut.ac.id Abstrak Kesepakatan pemimpin ASEAN dalam memajukan masyarakat agar dapat mengembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negaranegara didunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENGACU KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI):
MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENGACU KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI): Mengimplementasikan Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER LEVEL III berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian
Lebih terperinciKURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN
KURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN TUJUAN PEMBELAJARAN Memotret kurikulum di lingkungan perkuliahan KURIKULUM salah satu instrumen penting dalam proses pendidikan Untuk Menghasilkan lulusan yang berkualitas
Lebih terperinciKANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality
Lebih terperinci