BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7

dokumen-dokumen yang mirip
Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

PENELAHAAN ALKITAB ANTAR GENERASI

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Bekerja Dengan Para Pemimpin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

TATA GEREJA GBKP I. PEMBUKAAN

BAB III Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan tertentu. Gereja sebagai organisasi tentunnya memiliki pelakupelaku

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB V PENUTUP. kekurangan biaya dalam Gereja ketika melakukan kegiatan organisasi.

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

L1. Aktivis Gereja. Universitas Kristen Maranatha

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

no mate galitõ da õ. Suatu ungkapan yang hendak mengatakan bahwa tidak

Pendeta merupakan jabatan penting dalam gereja Kristen. Jabatan pendeta sampai saat ini

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016

BAB V PENUTUP. beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya.

Fakultas Teologi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga

Pendidikan Agama Kristen Protestan

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 TERBENTUKNYA GBKP PERPULUNGEN BALIKPAPAN... 1

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA. pembinaan PAK Keluarga (a) PJJ sebagai PA antar Generasi di GBKP.

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

PERMATA GBKP PERSADAN MAN ANAK GEREJANTA ( Persekutuan Pemuda Gereja Batak Karo Protestan)

BAB I PENDAHULUAN. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kategorial bisa digolongkan berbagai macam, misalnya kategorial usia (anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia),

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

Lampiran wawancara dengan Responden dan Informan Kunci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PANITIA PASKAH 2016 GMI KALVARI LAHAT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website:

BAB I PENDAHULUAN. timbul karena adanya hubungan antara organisasi dan masyarakat.

BAB V. Penutup: Refleksi, Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. bersikap sebagai penyeimbang supaya tidak terjadi hal-hal negatif dalam. Definisi belajar menurut Slameto yaitu:

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kesimpulannya. Istijanto ( 2010 : 115) Populasi diartikan sebagai

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

STRATEGI PEMBINAAN WARGA JEMAAT DALAM MENINGKATKAN KEHIDUPAN JEMAAT

DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN

PANDUAN PRAKTIS MEMPERSIAPKAN KHOTBAH

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri (internal) tetapi juga bagi

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN TERHADAP PERUBAHAN MINAT MELAYANI DARI PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Minggu. Biasanya kegiatan Sekolah Minggu diadakan di dalam gereja.

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara penulis dengan AK pada tanggal 17 Oktober

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Proses belajar mengajar yang dikatakan berhasil apabila ada perubahan

BAB VI PENUTUP. 1. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk. a. Strategi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pidato dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor

BAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

UKDW. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Transkripsi:

BAB 5 Penutup Pada bagian penutup ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari penelitian dan juga saran kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan KAKR. 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di tiga jemaat yang mewakili daerah desa (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7 Padang Bulan, Medan) mengenai peranan guru sekolah minggu dalam pengajaran di sekolah minggu berkaitan dengan metode dan media pengajaran maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ditemukan bahwa peranan guru sekolah minggu (guru KAKR) di GBKP adalah untuk mengenalkan dan mengajar tentang Tuhan Yesus sejak dini kepada anak-anak serta meningkatkan kepercayaan anak-anak kepada Tuhan dan terlebih penting adalah dapat menjadi teladan bagi anak-anak didik. 2. Peranan guru KAKR dapat tercapai salah satunya melalui pengajaran yang diberikan oleh guru-guru KAKR. Pengajaran ini diberikan melalui kebaktian KAKR setiap hari minggunya maupun pada saat PA (Pemahaman Alkitab). Saat mengajar, guru diharapkan untuk dapat mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar melalui penggunaan metode-metode pengajaran yang ada agar pengajaran yang diberikan tepat sasaran dan mudah dimengerti oleh anak-anak KAKR karena metode dan media pengajaran adalah alat bagi guru-guru KAKR untuk dapat mempermudah guru-guru KAKR dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut. 3. Metode pengajaran yang kreatif bukan hanya dengan menggunakan alat peraga saat mengajar seperti pendapat pada umumnya. Dalam realita ditemukan bahwa hal ini (mengajar dengan alat peraga) masih belum merata dilaksanakan di GBKP terutama di jemaat-jemaat desa. Metode-metode yang ditawarkan tidak lepas dari pemahaman 1

akan teori tentang perkembangan anak dan juga kecerdasan majemuk yang diusung oleh Howard Gardner. Guru-guru KAKR tidak akan bisa meletakkan metode yang tepat pada anak-anak jika tidak mengerti kebutuhan dan ketertarikan anak yang sedang dilayani. Pemahaman tentang kebutuhan dan ketertarikan anak akan diketahui oleh guru-guru ketika mereka lebih tertarik dan memperhatikan teori mengenai perkembangan anak dan juga kecerdasan majemuk. Guru-guru KAKR juga dapat melibatkan anak dalam pengajaran yang dilakukan. Guru-guru KAKR GBKP kelihatannya masih kurang dalam pemahaman tentang kedua teori yang telah disebutkan. 4. Hal lain yang dapat menghambat guru-guru untuk berkreasi menggunakan metodemetode yang ditawarkan dan tidak dapat mencapai tujuan mereka untuk menjalankan peranannya sebagai guru KAKR adalah jika tidak ada kerjasama antara jemaat dan orangtua dari anak-anak KAKR. Harus diingat bahwa guru-guru KAKR hanyalah perpanjangan tangan dari gereja untuk mendidik anak-anak jemaat tersebut sehingga gereja yang mewakili Tuhan memberikan pengutusan haruslah memperhatikan kebutuhan guru-guru KAKR yang telah mereka utus serta kebutuhan dari anak-anak yang ingin mereka layani. Kesuksesan yang lebih besar dalam pelayanan kepada anak akan tercapai bila ada keinginan dari orangtua untuk berkerjasama mendukung pelayanan ini. 5.2 Saran Mengatasi hal ini, penulis mengusulkan beberapa saran bagi pengembangan KAKR GBKP. Hal ini juga sebagai tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan di wilayah pelayanan GBKP. 2

1. Moderaman : KAKR Moderamen perlu kiranya menambahkan materi tentang Kecerdasan Majemuk yang disampaikan oleh Howard Gardner saat memberikan pemberdayaan/pembinaan guru-guru KAKR melalui kursus-kursus bagi guru-guru KAKR GBKP, pengetahuan tentang kecerdasan majemuk ini akan membantu guru-guru KAKR menjadi guru yang lebih peka terhadap kebutuhan anak dan menjadi guru yang kreatif karena dapat memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki anak sebagai alat untuk lebih melibatkan anak dalam pengajaran yang diberikan oleh guru-guru KAKR. 2. Gereja/Runggun : Gereja adalah wakil Tuhan yang mewakili Tuhan untuk melayani anak-anak tersebut sehingga gereja sudah sepatutnya mendukung pula program yang ditawarkan oleh komisi atau badan pengurus kategorial anak pada aras sinode/moderamen, klasis dan jemaat tersebut. Dukungan yang dapat diberikan oleh gereja adalah dengan menyediakan dana dan juga sarana prasarana bagi pengembangan KAKR. Jadi fokus perhatian perlu diubah dari memperhatikan orang dewasa ke fokus pada pelayanan kepada anak demi masa depan gereja. Kiranya gereja juga perlu memeriksa kembali pemahaman mereka tentang KAKR. Setiap runggun kiranya memperhatikan mengenai pelantikan dan pemberian SK bagi guru-guru KAKR sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap keberadaan guru KAKR. Penghargaan terhadap guru KAKR juga dapat meningkatkan minat untuk menjadi guru KAKR. Saat pelantikan dan menerima SK pastinya guru-guru KAKR akan berhadapan dengan jemaat dan juga berjanji di hadapan Tuhan sehingga membuat mereka semakin bertanggungjawab karena 3

mereka mengungkapkan janji di hadapan Tuhan disaksikan oleh seluruh jemaat yang juga adalah orangtua dari anak-anak yang akan mereka layani. Perlu perubahan pandangan tentang posisi guru KAKR. Guru KAKR bukan satusatunya yang memegang tanggungjawab terhadap pelayanan KAKR tetapi semua pihak harus ikut bertanggungjawab terhadap pelayanan KAKR. Pendeta harus menyadari tugasnya untuk memberikan pembinaan kepada jemaat yang berarti juga harus turut andil dalam pelayanan KAKR, diawali oleh Pendeta maka akan diikuti oleh Pertua dan Diaken. Pendeta, Pertua dan Diaken serta Guru KAKR adalah rekan sekerja dalam usaha pembinaan jemaat. Guru-guru KAKR juga diteguhkan dihadapan jemaat sama dengan penatua dan diaken sebagai para pelayan sehingga seharusnya mereka mempunyai porsi yang sama dalam pelayanan dan seharusnya bertanggungjawab terhadap pelayanan yang ada dalam gereja tidak terkecuali pelayanan kepada anak. Membuat program tentang Pembinaan guru KAKR ataupun persekutuan guru KAKR yang diadakan setiap tahunnya di setiap jemaat atau setidaknya di setiap klasis (berbeda dengan kursus) karena ilmu pengetahuan senantiasa berkembang dan hal-hal baru serta perubahan selalu muncul. Pembinaan ini bertujuan untuk penyegaran bagi guru-guru KAKR sekaligus mengenalkan tentang hal-hal baru tersebut. Persekutuan guru-guru KAKR ini juga penting karena melalui persekutuan ini guru-guru KAKR dapat saling berbagi pengalaman dan saran dalam pelayanan kepada anak. 3. Guru KAKR dan Sekolah Minggu: Pedoman yang diberikan oleh moderamen KAKR adalah sebuah contoh sehingga dituntut kreativitas dari guru-guru KAKR untuk mengembangkan pengajaran. Guru-guru KAKR harus terus belajar dan tidak menutup diri untuk melihat hal-hal 4

yang baru. Belajar berarti berusaha untuk mencari bahan ajar di luar buku pedoman yang telah diberikan oleh KAKR moderamen GBKP. Bagi guru-guru KAKR yang ada di desa, yang kesulitan menangani anak-anak karena tidak ada pembagian kelas dapat memberdayakan anak-anak KAKR untuk membantu kesenjangan ini. Misalnya, guru-guru bisa meminta bantuan anak-anak remaja untuk duduk berpencar diantara anak-anak tanggung dan anak-anak kecil. Anak-anak remaja ini dapat membantu guru untuk menenangkan anak-anak yang lainnya dan juga dapat membantu anak-anak yang lain untuk mengerti pengajaran yang diberikan. Melalui cara ini guru-guru juga sudah melatih anak untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal mereka. Guru-guru KAKR di pedesaan juga jangan menutup diri akan perkembangan yang baru, ikut serta dalam setiap pertemuan guru-guru KAKR yang diadakan oleh klasis agar dapat bertukar pikiran dan berdiskusi dengan guru-guru KAKR dari jemaat yang lain (semi kota maupun kota) sehingga bermanfaat bagi pengembangan pengajaran di sekolah minggu. Bagi guru-guru KAKR yang ada di semi kota, manfaatkan fasilitas yang diberikan gereja secara maksimal. Adakan diskusi juga dengan pengurus KAKR di runggun/jemaat. Terus bereksperimen dengan model-model pangajaran yang ada dan bekerjasama antar guru-guru yang lain agar semua guru-guru KAKR dapat maju bersama. Bagi guru-guru KAKR yang ada di kota. Beruntung orang-orang yang mendapat tempat di kota karena merekalah orang pertama yang akan menerima informasi mengenai perkembangan-perkembangan yang terbaru termasuk juga dalam hal pengajaran. Berusalah mencari sumber lain dalam mengajar selain pedoman KAKR karena di kota telah banyak berdiri toko-toko buku yang membantu guru- 5

guru KAKR untuk terus belajar. Manfaatkan media dalam pengajaran yang dilakukan misalnya LCD, laptop dll. Anak-anak di kota juga telah mengenal halhal tersebut sehingga guru-guru dapat juga berkreasi dengan hal-hal tersebut untuk menyeimbangkan dengan anak-anak sekolah minggu dan sekolah minggu akan menarik karena guru-guru dapat mengajar sesuai dengan keadaan anak-anak sekolah minggunya. 4. Orangtua : Orangtua harus menyadari pada awalnya anak-anak diciptakan dan dititipkan bagi orangtua sehingga sewajarnya anak-anak adalah tanggungjawab dari orangtua, tanggungjawab ini termasuk juga bertanggungjawab akan pendidikan yang diperoleh oleh anak. Orangtua seharusnya mendampingi anak dalam pendidikan yang mereka terima. Begitu juga dalam sekolah minggu, orangtua juga seharusnya mendampingi dan mendukung pelayanan yang diberikan kepada anak mereka. Pelayanan kepada anak ini adalah salah satu usaha gereja yang dapat membantu orangtua dalam memberikan pendidikan iman bagi anak-anak mereka. Mengahargai usaha tersebut, para orangtua seharusnya mendukung pelayanan terhadap sekolah minggu ini. Dukungan yang dapat diberikan adalah menyediakan tempat bagi anak-anak ketika mereka membutuhkan tempat PA (pemahaman Alkitab), turut memberikan evaluasi terhadap pengajaran di sekolah minggu. 5.3 Usulan Penelitian Selanjutnya Pendidikan akan terus mengalami perubahan dan perkembangan sehingga dibutuhkan kepekaan terhadap perubahan yang ada dan penelitian yang berlanjut untuk melihat lebih dalam perubahan atau perkembangan yang terjadi. Penelitian ini hanyalah salah satu sumber yang bisa membuka jalan untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai metode dan media pengajaran di sekolah minggu. 6