BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Dari 12 KPP Pratama yang ada di wilayah Jakarta Selatan, hanya 4 KPP yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Data kuesioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah sebanyak 35 kuesioner dari 55 kuesioner yang telah disebar kepada fungsional pemeriksa pajak di KPP Pratama wilayah Jakarta Selatan. Seluruh kuesioner yang berhasil dikumpulkan tersebut akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Proses penyebaran kuesioner ini telah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013. Tabel 4.1 Sampel Dan Tingkat Pengembalian Kuesioner No. Nama Kantor Pelayanan Pajak Jumlah Kuesioner Kuesioner Responden disebar kembali 1. KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga 13 13 11 2. KPP Pratama Setia Budi Tiga 14 14 10 3. KPP Pratama Mampang Prapatan 14 14 5 4. KPP Pratama Cilandak 14 14 8 Jumlah 55 55 35 Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat penyebaran kuesioner pada KPP Pratama di wilayah Jakarta Selatan sebanyak 55 dan yang kembali sebanyak 35 kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini. 50
51 Sebelum menganalisis jawaban-jawaban responden, terlebih dahulu akan dibahas gambaran umum tentang responden tersebut. Berikut merupakan beberapa tabel yang menunjukan profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase % Laki Laki 30 86 % Perempuan 5 14 % Jumlah 35 100 % Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas, kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa dari 35 orang responden terdiri dari 30 orang laki-laki dengan persentase sebesar 86% dan sisanya sebanyak 5 orang perempuan dengan persentase sebesar 14%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Hal ini disebabkan fungsional pemeriksa pajak di KPP Pratama wilayah Jakarta Selatan didominasi oleh laki-laki. Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase % 21-30 tahun 8 23 % 31-40 tahun 21 60 % 41-50 tahun 3 9 % >50 tahun 3 9 % Jumlah 35 100 % Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013 Dari data di atas dapat diketahui bahwa responden yang berusia 21-30 tahun berjumlah 8 orang dengan persentase sebesar 23%, responden berusia
52 31-40 tahun berjumlah 21 orang dengan persentase sebesar 60%, responden berusia 41-50 tahun berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 9%, dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 9%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas fungsional pemeriksa pajak pada KPP Pratama di wilayah Jakarta Selatan berusia 31-40 tahun. Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase % SMA atau sederajat 0 0 % Diploma 3 (D3) 2 6 % Strata 1 (S1) 25 71 % Strata 2 (S2) 8 23 % Strata 3 (S3) 0 0 % Jumlah 35 100 % Sumber : Data primer yang telah diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir pegawai pemerika pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Jakarta Selatan yang menjadi responden mayoritas berpendidikan Strata 1 (S1) dengan persentase sebesar 71%, Diploma 3 (D3) sebesar 6% dan Strata 2 (S2) sebesar 23%. B. Analisis Pengujian Data Pengujian data instrumen penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi alat ukur yang digunakan dalam item kuesioner. Sedangkan reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran
53 dapat diandalkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan SPSS 20 untuk mengolah data. 1. Uji Validitas Uji validitas diukur dengan cara membandingkan nilai Pearson Correlation dengan r-tabel. Nilai atas uji validitas ini yaitu r hitung, dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai r hitung > r tabel maka indikator tersebut dapat dikatakan valid. Dalam penelitian ini nilai r-tabel adalah df=35-2=33 dengan tingkat signifikan 0,05, maka didapat nilai untuk uji validitas tersebut adalah 0,334. Hasil uji validitas variabel independensi (X 1 ), kompetensi (X 2 ), sensitivitas etika profesi (X 3 ), dan kualitas pemeriksaan pajak (Y) dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi (X 1 ) ( dengan r tabel = 0,334) No. Item R Hitung R Tabel Keterangan 1. Indp 1 0,647 0,334 VALID 2. Indp 2 0,663 0,334 VALID 3. Indp 3 0,735 0,334 VALID 4. Indp 4 0,705 0,334 VALID 5. Indp 5 0,710 0,334 VALID 6. Indp 6 0,741 0,334 VALID 7. Indp 7 0,761 0,334 VALID 8. Indp 8 0,774 0,334 VALID 9. Indp 9 0,709 0,334 VALID 10. Indp 10 0,716 0,334 VALID 11. Indp 11 0,673 0,334 VALID 12. Indp 12 0,744 0,334 VALID
54 Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X 2 ) ( dengan r tabel = 0,334) No. Item R Hitung R Tabel Keterangan 1. Komp 1 0,554 0,334 VALID 2. Komp 2 0,652 0,334 VALID 3. Komp 3 0,635 0,334 VALID 4. Komp 4 0,634 0,334 VALID 5. Komp 5 0,713 0,334 VALID 6. Komp 6 0,430 0,334 VALID 7. Komp 7 0,633 0,334 VALID 8. Komp 8 0,779 0,334 VALID 9. Komp 9 0,867 0,334 VALID 10. Komp 10 0,732 0,334 VALID Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika Profesi (X 3 ) ( dengan r tabel = 0,334) No. Item R Hitung R Tabel Keterangan 1. Sens 1 0,795 0,334 VALID 2. Sens 2 0,814 0,334 VALID 3. Sens 3 0,820 0,334 VALID 4. Sens 4 0,708 0,334 VALID 5. Sens 5 0,663 0,334 VALID 6. Sens 6 0,618 0,334 VALID 7. Sens 7 0,685 0,334 VALID 8. Sens 8 0,755 0,334 VALID 9. Sens 9 0,604 0,334 VALID
55 Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pemeriksaan Pajak (Y) (r tabel = 0,334) No. Item R Hitung R Tabel Keterangan 1. Kual 1 0,680 0,334 VALID 2. Kual 2 0,799 0,334 VALID 3. Kual 3 0,813 0,334 VALID 4. Kual 4 0,817 0,334 VALID 5. Kual 5 0,763 0,334 VALID 6. Kual 6 0,780 0,334 VALID 7. Kual 7 0,862 0,334 VALID 8. Kual 8 0,768 0,334 VALID 9. Kual 9 0,801 0,334 VALID 10. Kual 10 0,774 0,334 VALID 11. Kual 11 0,735 0,334 VALID 12. Kual 12 0,760 0,334 VALID 13. Kual 13 0,775 0,334 VALID 14. Kual 14 0,769 0,334 VALID 15. Kual 15 0,720 0,334 VALID 16. Kual 16 0,835 0,334 VALID 17. Kual 17 0,832 0,334 VALID 18. Kual 18 0,837 0,334 VALID 19. Kual 19 0,771 0,334 VALID 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh bukti pertanyaan. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila nilai cronbach s alpha dari variabel tersebut > 0,60. Hasil pengujian reliabilitas ditampilkan dalam tabel berikut ini :
56 Tabel 4.9 Hasil uji reliabilitas Variabel Cronbach s Batas alpha Reliabilitas Keterangan Kualitas Pemeriksaan Pajak (Y) 0,963 0,60 RELIABEL Independensi (X1) 0,911 0,60 RELIABEL Kompetensi (X2) 0,850 0,60 RELIABEL Sensitivitas Etika Profesi (X3) 0,879 0,60 RELIABEL Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa pada variabel kualitas pemeriksaan pajak memiliki nilai cronbach alpha 0,963, variabel independensi nilai cronbach alpha 0,911, nilai cronbach alpha variabel kompetensi 0,850, dan nilai cronbach alpha variabel sensitivitas etika profesi 0,879. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator untuk setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena nilai cronbach s alpha dari semua variabel yang diuji memiliki nilai > 0,60. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov (KS) dengan ringkasan hasil analisis sebagai berikut.
57 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Independensi Kompetensi Sensitivitas Etika Profesi Kualitas Pemeriksaan Pajak N 35 35 35 35 Mean 53.89 44.91 42.14 83.43 Normal Parameters a,b Std. 4.568 3.673 3.031 8.215 Deviation Most Extreme Differences Absolute 0.158 0.143 0.216 0.158 Positive 0.158 0.11 0.173 0.131 Negative -0.139-0.143-0.216-0.158 Kolmogorov-Smirnov Z 0.937 0.849 1.276 0.935 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.344 0.467 0.077 0.346 Hasil uji normalitas pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai KS untuk variabel independensi sebesar 0,937 pada tingkat signifikansi 0,344, variabel kompetensi sebesar 0,849 pada tingkat signifikansi 0,467, variabel sensitivitas etika profesi sebesar 1,276 pada tingkat signifikansi 0,077 dan variabel kualitas pemeriksaan pajak sebesar 0,935 pada tingkat signifikansi 0,346. Setiap variabel tersebut pada tingkat signifikan > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, yaitu : independensi, kompetensi dan sensitivitas etika profesi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
58 Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat (1) nilai tolerance dan (2) variance inflation factor (VIF). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Tolerance Collinearity Statistics VIF (Constant) 1 Independensi 0.739 1.352 Kompetensi 0.577 1.733 Sensitivitas Etika Profesi 0.584 1.713 Tabel di atas menunjukan bahwa nilai tolerance dari masingmasing variabel independen, yaitu independensi (X1) sebesar 0,739, kompetensi (X2) sebesar 0,577 dan sensitivitas etika profesi (X3) sebesar 0,584. Dari output di atas juga diketahui nilai variance inflation factor (VIF) masing-masing variabel independen, yaitu independensi (X1) adalah 1,352, kompetensi (X2) sebesar 1,733 dan sensitivitas etika profesi (X3) sebesar 1,713. Ketiga variabel independen tersebut memiliki nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
59 regresi. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser untuk menguji heteroskedastisitas. Model Tabel 4.12 Uji Glejser Coefficients a Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Standardized Coefficients t Sig. (Constant) -17.358 8.338-2.082 0.046 1 Independensi -0.049 0.136-0.066-0.356 0.724 Kompetensi 0.247 0.192 0.268 1.285 0.208 Sensitivitas Etika Profesi 0.322 0.231 0.289 1.392 0.174 a. Dependent Variable: Abs_Res Pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute residual (AbsRes)-nya. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. D. Analisis Linier Berganda Uji regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y sebagai variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda dilakukan agar mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel dependennya
60 yaitu kualitas pemeriksaan pajak (Y) dengan variabel independennya yaitu independensi (X 1 ), kompetensi (X 2 ) dan sensitivitas etika profesi (X 3 ). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Tabel 4.13 Uji Regresi Linier Berganda Model 1 Coefficients a Unstandardized Coefficients Std. B Error Standardized Coefficients Beta (Constant) -5.753 16.302-0.353 0.727 Independensi 0.406 0.267 0.226 1.522 0.138 Kompetensi 0.257 0.376 0.115 0.685 0.498 Sensitivitas Etika Profesi a. Dependent Variable : Kualitas Pemeriksaan Pajak t Sig. 1.323 0.452 0.488 2.923 0.006 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan regresinya, yaitu : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Y = - 5,753+ 0,406 X1 + 0,257 X 2 + 1,323 X 3 + e Dimana Y : Kualitas pemeriksaan pajak α Β 1, β 2, β 3 X 1 X 2 X 3 e : Konstanta : Koefisien regresi : Independensi pemeriksa pajak : Kompetensi pemeriksa pajak : Sensitivitas etika profesi pemeriksa pajak : error (tingkat kesalahan)
61 E. Analisis Uji Hipotesis Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,496 (49,6%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 49,6% kualitas pemeriksaan pajak dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh independensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi. Sedangkan sisanya (100% - 49,6% = 50,4%) kualitas pemeriksaan pajak dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Hasil analisis koefisien determinasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Model Summary b Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Change Statistics Sig. F Change 1.704 a 0.496 0.447 6.11 0.496 10.156 3 31 a 0 Angka koefisien korelasi (R) pada tabel 4.15 adalah sebesar 0,704 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat, karena memiliki koefisien korelasi di atas 0,5 dan mendekati 1. 1. Uji simultan (Uji F) Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dapat dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5 %. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka terdapat pengaruh
62 antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel di bawah ini merupakan hasil uji F dari penelitian ini. Model 1 Tabel 4.15 Hasil Uji F Statistik Sum of Squares ANOVA a Df Mean Square F Sig. Regression 1137.38 3 379.127 10.156.000 b Residual 1157.192 31 37.329 Total 2294.571 34 Dari hasil pengujian diketahui nilai F hitung sebesar 10,156 dengan probabilitas 0,000. Sehingga dapat disimpulkan dengan probabilitas yang jauh lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05, maka dapat dikatakan independensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi secara bersamasama berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel pada tingkat α = 0,05 diperoleh nilai F tabel 2,911. Dengan demikian, nilai F hitung 10,156 lebih besar dari nilai F tabel 2,911. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa variabel indpendensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi secara bersama-sama mempengaruhi variabel kualitas pemeriksaan pajak. 2. Uji parsial (uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara independensi, kompetensi dan
63 sensitivitas etika profesi terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dengan tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.16 Hasil Uji t Statistik Model 1 Coefficients a Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardized Coefficients Beta (Constant) -5.753 16.302-0.353 0.727 Independensi 0.406 0.267 0.226 1.522 0.138 Kompetensi 0.257 0.376 0.115 0.685 0.498 Sensitivitas Etika Profesi T Sig. 1.323 0.452 0.488 2.923 0.006 Berdasarkan tabel 4.17 di atas, hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) menyebutkan bahwa nilai probabilitas independensi pemeriksa pajak sebesar 0,138. Nilai tersebut jauh lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Hal ini diperkuat dengan hasil perbandingan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 31 adalah sebesar 2,040. Dengan
64 demikian, nilai t hitung 1,522 < t tabel 2,040 sehingga hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Hasil pengujian hipotesis pertama (H 2 ) menyebutkan bahwa nilai probabilitas kompetensi pemeriksa pajak sebesar 0,498. Dalam penelitian ini, kompetensi juga tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak karena nilai probabilitas variabel tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perbandingan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 31 adalah sebesar 2,040. Dengan demikian, nilai t hitung 0,685 < t tabel 2,040 sehingga hasil pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Sedangkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H 3 ) menyebutkan bahwa nilai probabilitas sensitivitas etika profesi pemeriksa pajak adalah sebesar 0,006. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa sensitivitas etika profesi berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Hal ini dipertegas dengan hasil perbandingan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df (derajat kebebasan) n-k-1 = 31 adalah sebesar 2,040. Dengan demikian, nilai t hitung 2,923 > t tabel 2,040 sehingga hasil pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.
65 F. Pembahasan Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Pengaruh independensi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Variabel independensi memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,138. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil independensi dalam penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksa pajak mengalami kesulitan dalam mempertahankan sikap independensinya. Jika pemeriksa tidak bersikap independen, pemeriksaan yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan tujuan dan kenyataan yang ada, akibatnya laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh pemeriksa tidak independen. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sukriah dkk (2009), Nugraha (2012) dan Kisnawati (2012) yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan/audit. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002) dan Alim dkk (2007) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit atau pemeriksaan. 2. Pengaruh kompetensi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Variabel kompetensi memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,498. Nilai ini jauh lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga kompetensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
66 kualitas pemeriksaan pajak. Pemeriksa yang tidak memiliki kompetensi yang tinggi akan kurang peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan kurang memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemeriksa pajak tidak dapat membina wajib pajak yang sedang diperiksanya dalam memenuhi kewajiban perpajakannya agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil penelitian ini konsiten dengan hasil penelitian Darosi (2009) dan Kisnawati (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan/audit. Tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Suyani (2009), Nugraha (2012) dan Sukriah dkk (2009) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 3. Pengaruh sensitivitas etika profesi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Variabel sensitivitas etika profesi memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,006. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksa pajak sensitif terhadap masalah etika profesinya ketika melakukan tugas dan kewajibannya. Dengan demikian, sensitivitas etika profesi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Auditor pajak mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan menjaga integritasnya dalam memelihara perilaku profesionalismenya. Dalam
67 pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa pajak harus ditunjang dengan sikap, etika, dan moral yang baik sehingga akan menghasilkan pelaksanaan pemeriksaan yang objektif dan sesuai dengan standar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wahyuni (2013) dan Darosi (2009) yang menyatakan bahwa sensitivitas etika profesi berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan/audit. 4. Pengaruh independensi, kompetensi, dan sensitivitas etika profesi terhadap kualitas pemeriksaan pajak Dari tabel diketahui nilai F hitung sebesar 10,156 dengan probabilitas 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi, kompetensi dan sensitivitas etika profesi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak, karena probabilitas p value 0,000 yang artinya < 0,05, dan F hitung (10,156) > F tabel (2,911). Agar menghasikan kualitas pemeriksaan pajak yang baik, seorang pemeriksa harus ditunjang dengan sikap independensi yang tinggi, kompetensi yang memadai dan sensitivitas etika yang baik pula.