SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA

dokumen-dokumen yang mirip
Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN CARICA PAPAYA L. PADA SEL HeLa

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) FP 30, FP 40, FP 50, dan FP 60 TERHADAP KULTUR SEL SIHA SKRIPSI

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

BAB VI PEMBAHASAN. Rimpang temu putih yang sudah dipotong kecil-kecil didestilasi dengan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK n-heksana DAN EKSTRAK METANOL HERBA PACAR AIR (Impatiens balsamina Linn) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

Aktivitas Sitototoksik Fraksi Polar Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Sel T47D

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI SITOTOKSIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) TERHADAP SEL HeLa. CYTOTOXIC EFFECTS OF Physallis angulata PLANT On HeLa CELL LINE

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK PETROLEUM ETER BIJI JALI ( Coix lacryma jobi, L. ) DAN HERBA BANDOTAN ( Ageratum conyzoides ) PADA SEL HELA SECARA IN VITRO

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

Uji Aktivitas Antikanker (Diastuti, dkk) UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

PENGERINGAN SEMPROT EKSTRAK n-heksana DAUN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L) Decne DAN UJI SITOTOKSISITASNYA

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Sitotoksisitas Senyawa Golongan Poliketida terhadap Sel HeLa

SITOTOKSISITAS EKSTRAK LERAK (Sapindus rarak DC) TERHADAP SEL FIBROBLAS SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR SECARA IN VITRO

Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : 12-20

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

BAB 5 HASIL PENELITIAN

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN

SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN UMBI RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) FP 20, FP 40, FP 60, dan FP 80 TERHADAP KULTUR SEL HeLa SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

EKSTRAK ETANOL AKAR DAN DAUN DARI TANAMAN Calotropis gigantea AKTIF MENGHAMBAT PERTUMBUHAN SEL KANKER KOLON WiDr SECARA IN VITRO.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan perbandingan kondisi fibroblas yang didapat dari dua produsen

I. PENDAHULUAN. Ganoderma spp. sebagai jamur dengan genus paling besar. Menurut Bhosle (2010),

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI SITOTOKSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides terhadap Sel Kanker Kolon Widr secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik.

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr

Sri Mulyani M. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK

Departemen Farmasi FMIPA UI 2. RS. Kanker Dharmais. Abstract

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CYTOTOXICITY IDENTIFICATION OF THE SUPERNATANT OF Manihot esculenta Crantz RHIZOME AS RIBOSOME-INACTIVATING PROTEIN TO NORMAL CELL

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI POLAR EKSTRAK KLIKA ANA DARA (Croton oblongus Burm F) TERHADAP SEL KANKER HeLa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL : BUAH, BIJI, DAUN MAKUTADEWA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

SKRIPSI. Oleh : RIZA RIDHO DWI SULISTYO K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2007

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Uji Sitotoksik Hasil Fermentasi Kapang Endofit Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Sel MCF-7

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT ANTIMALARIA DARI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU MIMBA (Azadirachta Indica JUSS)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium

Bahan bakar dan bahan baku kertas. Senyawa organik bahan alam

SKRIPSI. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) PADA SEL HeLa CERVICAL CANCER CELL LINE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

UJI ANTIKANKER EKSTRAK METANOL JAMUR YANG DIISOLASI DARI TANAH DAERAH WONOGIRI TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SECARA IN VITRO SKRIPSI

Transkripsi:

PKMI-2-17-1 SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss.) HASIL PENGENDAPAN DENGAN AMONIUM SULFAT 30%, 60%, DAN % JENUH TERHADAP KULTUR SEL HeLa DAN SEL RAJI Robbyono, Nadia Belinda Suwanto, Eddy Sugianto Jurusan Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. ABSTRAK Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar. Suatu penelitian untuk menemukan obat antikanker dari tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) menyimpulkan bahwa fraksi protein total daun mimba memiliki efek sitotoksik terhadap sel HeLa dan sel Raji namun tidak berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. Mengacu pada penelitian tersebut, pada penelitian ini dilakukan fraksinasi protein secara bertingkat untuk mendapatkan efek sitotoksik yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi protein daun mimba manakah dari hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60%, dan % jenuh yang memiliki potensi terbesar untuk dikembangkan sebagai antikanker. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni yang dilakukan mengikuti rancangan acak lengkap pola satu arah. Uji sitotoksisitas dilakukan secara in vitro terhadap sel HeLa dan sel Raji menggunakan metode MTT (3-4(4,5-dimetil-diazol-2-il)-2,5-diphenil tetrazolium bromid). Fraksi protein diperoleh lewat pengendapan dengan penambahan amonium sulfat dengan konsentrasi 30%, 60% dan % jenuh. Hasil uji dinyatakan dalam prosentase kematian yang selanjutnya diolah dengan analisis statistika one way anova dan probit. Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan harga LC 50 untuk fraksi protein yang diendapkan dengan ammonium sulfat 30%, 60% dan % jenuh terhadap sel HeLa berturut-turut sebesar 1,0 µg/ml ; 4,1 µg/ml, dan 407,7 µg/ml sedangkan harga LC 50 untuk fraksi protein 30% dan 60% jenuh terhadap sel Raji sebesar 15,3 µg/ml dan 24,0 µg/ml. Fraksi protein hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30% jenuh memiliki efek sitotoksik yang terbesar terhadap sel HeLa dan sel Raji serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. Kata kunci : daun mimba, sitotoksisitas, HeLa, Raji PENDAHULUAN Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menyembuhkan penyakit kanker. Umumnya, pengobatan kanker dilakukan dengan obat-obat sintesis dan radiasi tetapi terapi yang digunakan tersebut banyak menimbulkan efek samping yang merugikan penderita. Oleh karenanya, kini banyak dilakukan penelitianpenelitian untuk mencari alternatif pengobatan kanker terutama yang menggunakan bahan-bahan alam (Ganiswara & Nafrialdi, 1995). Tanaman merupakan salah satu bahan alam yang kini sering diteliti untuk mencari alternatif pengobatan kanker. Daun tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) telah lama dikenal memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan antara lain, sebagai antiinflamasi, antirematik, antipiretik, penurun gula darah, dan lain-lain (Sukrasno, 2003). Dewasa ini, kepopulerannya terus melambung karena dipercaya dapat digunakan sebagai obat antikanker (Kardinan & Taryono, 2003).

PKMI-2-17-2 Menurut NCI (National Cancer Institut), suatu senyawa dinyatakan berpotensi sebagai antikanker jika harga LC 50 20 µg/ml (Sufness and Pezzuto, 1991). Suatu penelitian oleh Febriani (2004) dan Ariyani (2004) tentang fraksi protein total daun mimba terhadap sel HeLa dan sel Raji menyatakan bahwa fraksi protein total daun mimba memiliki efek sitotoksik terhadap sel HeLa dan sel Raji. Namun, karena harga LC 50 yang didapat pada kedua penelitian tersebut ternyata lebih dari 20 µg/ml yakni, 64,20 µg/ml dan 303,7 µg/ml maka fraksi total protein daun mimba tersebut disimpulkan tidak memenuhi syarat sebagai suatu senyawa yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai antikanker. Ada dugaan, besarnya harga LC 50 yang didapat pada penelitian tersebut dikarenakan protein yang memiliki aktivitas sebagai antikanker konsentrasinya terlalu kecil dibandingkan dengan total proteinnya. Hal inilah yang kemungkinan besar mengakibatkan efek yang ditimbulkan menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini akan dilakukan fraksinasi proteinnya dengan pengendapan secara bertingkat menggunakan amonium sulfat dengan konsentrasi 30%, 60%, dan % jenuh. Dengan demikian, akan dapat diketahui pada fraksi mana protein yang memiliki potensi sebagai antikanker tersebut lebih banyak terendapkan. Selain itu, karena diendapkan ke dalam tiga fraksi secara bertingkat maka diharapkan protein yang beraktivitas tersebut dapat berefek lebih maksimal karena tidak lagi berada di dalam total proteinnya seperti pada penelitian sebelumnya. Jika efek sitotoksik yang ditimbulkan lebih maksimal maka akan didapatkan harga LC 50 yang lebih kecil. METODE PENDEKATAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Hayati, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, pada bulan Juni 2005 dalam waktu 15 hari. Bahan utama yang digunakan adalah daun mimba. Bahan untuk uji sitotoksik adalah sel HeLa dan sel Raji; larutan dapar natrium fosfat 5mM ph 7,2; larutan dapar natrium fosfat 5mM ph 7,2 yang mengandung 0,14 M NaCl; amonium sulfat; medium RPMI 1640 (Sigma), FBS 10% (v/v) (Gibco), penisilin-streptomisin 1% (v/v) (Gibco), fungison 0,5% (v/v) (Gibco), reagen stopper yang berisi SDS 10% dalam HCl 0,01 N (Merck), larutan MTT dalam media RPMI (Sigma). Alat-alat penelitian yang digunakan, antara lain : sentrifuge (K PLC series), laminar air flow (Nuaire Class II type A/B3), inkubator (Nuaire IR Airflow), 96-well plate (Nunc), dan membran dialisa (Sigma). Tata Cara Penelitian Pembuatan Fraksi Protein Fraksi protein dibuat dengan cara menambahkan amonium sulfat dengan konsentrasi 30%, 60%, dan % jenuh secara bertingkat kedalam ekstrak gubal daun mimba. Pengukuran Konsentrasi Protein Konsentrasi protein diukur menggunakan spektrofotometer UV (CECIL CE 292 serie 2) pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm dengan blanko larutan dapar natrium fosfat 5 mm ph 7,2. Menurut Layne (1957), konsentrasi protein yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus : Konsentrasi protein = A 280 x faktor koreksi x faktor pengenceran

PKMI-2-17-3 Pembuatan Medium Pencuci (RPMI 1640) dan Medium Penumbuh (RPMI-serum) (Sambrook et al, 1989) Propagasi Sel HeLa (Sambrook et al, 1989) Panen Sel HeLa (Sambrook et al, 1989) Uji Sitotoksisitas Kontrol terdiri dari sel, medium RPMI, dan larutan dapar natrium fosfat 5mM ph 7,2. Blanko terdiri dari medium RPMI, larutan dapar natrium fosfat 5mM ph 7,2 dan fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60%, dan % jenuh. Perlakuan untuk uji sitotoksisitas terdiri dari sel, medium RPMI, larutan dapar natrium fosfat 5mM ph 7,2 dan fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60%, dan % jenuh. Fraksi protein daun mimba diberikan dalam 6 seri konsentrasi yakni, 200 µg/ml, µg/ml, 50 µg/ml, 25 µg/ml, 12,5 µg/ml dan 6,25 µg/ml. Penghitungan Persen Kematian Sel Menggunakan Metode MTT Larutan MTT dimasukkan kedalam sumuran. Sel yang hidup akan membentuk kristal formazan berwarna ungu yang intensitasnya dapat diukur dengan ELISA Reader (SLT 340ATC). Absorbansi yang terbaca sebanding dengan jumlah sel hidup Analisis Hasil Sitotoksisitas fraksi protein daun mimba dianalisa dengan menghitung prosentase kematian sel yang diperoleh dari perhitungan menggunakan modifikasi rumus Abbot (Meyer, Ferrigni, Putnam, Jacobsen, Nochols, Laughlin ; 1982 ) : % kematian = A (B C) x % A Keterangan : A = Rata-rata absorbansi kontrol B = Rata-rata absorbansi perlakuan C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel Harga LC 50 dihitung menggunakan analisis probit dan untuk menganalisis signifikansi antara perlakuan dan kontrol, dilakukan perhitungan secara statistika menggunakan analisis varian satu arah. HASIL Prinsip dari metode MTT adalah adanya pemecahan garam tetrazolium MTT (3-(4,5-dimetil-tiazol-2-il)-2,5-dipheniltetrazolium bromid) oleh sistem enzim reduktase suksinat tetrazolium yang terdapat di dalam mitokondria sel hidup sehingga terbentuklah kristal formazan berwarna ungu. Iintensitas warna ini selanjutnya dapat dibaca dengan ELISA Reader. Sel yang masih hidup berarti masih aktif melakukan aktivitas metabolisme sehingga adanya MTT pada lingkungannya akan segera dipecah oleh enzim reduktase suksinat tetrazolium yang terdapat di dalam mitokondria sel tersebut membentuk kristal formazan berwarna ungu (Freshney, 1986). Data hasil uji sitotoksisitas fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60% dan % jenuh terhadap sel HeLa dan sel Raji yang dinyatakan dalam persen kematian dapat dilihat di bawah ini.

Persen Kematian (%) Persen Kematian (%) PKMI-2-17-4 ) 80 (% 80 an ti 60 Fraksi Protein 30% a 60 Fraksi Protein 30% m e 40 K 40 Fraksi Protein % Fraksi Protein % en s 20 r 20 e P 0 0 0 50 150 200 250 0 50 150 200 250 Gambar 1. Grafik prosentase kematian sel HeLa yang diinkubasi dengan fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60%, dan % jenuh. ) 80 %( 80 an i t 60 Fraksi Protein 30% a 60 Fraksi Protein 30% m e 40 K 40 Fraksi Protein % Fraksi Protein % en s 20 r e 20 P 0 0 0 50 150 200 250 0 50 150 200 250 Gambar 2. Grafik prosentase kematian sel Raji yang diinkubasi dengan fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60%, dan % jenuh. PEMBAHASAN Data yang telah dikoreksi dengan menggunakan modifikasi rumus Abbot kemudian dianalisis menggunakan analisis probit dengan taraf kepercayaan 95% untuk mendapatkan harga LC 50 yang merupakan gambaran efek sitotoksik suatu senyawa. Khusus untuk fraksi protein daun mimba yang diendapkan dengan amonium sulfat % jenuh terhadap sel Raji, tidak dapat ditentukan harga LC 50 nya karena tidak memenuhi persyaratan probit. Menurut NCI (National Cancer Institut) jika suatu uji sitotoksik suatu senyawa menghasilkan harga LC 50 20 µg/ml maka senyawa tersebut dinyatakan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai senyawa antikanker (Sufness and Pezzuto, 1991). Dari hasil pengolahan data diperoleh harga LC 50 untuk fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60% dan % jenuh terhadap sel HeLa berturutturut sebesar 1,0 µg/ml; 4,1 µg/ml; dan 407,7 µg/ml; dan harga LC 50 untuk fraksi protein daun mimba yang diendapkan dengan amonium sulfat 30% dan 60% jenuh terhadap sel Raji adalah 15,3 µg/ml dan 24,0 µg/ml. Harga LC 50 yang

PKMI-2-17-5 berbeda untuk sel HeLa dan sel Raji walaupun dengan perlakuan fraksi protein yang sama dimungkinkan karena tiap sel kanker memiliki reseptor yang berbedabeda. Dari analisis one way anova diperoleh hasil p < 0,05 yang berarti minimal ada satu data yang berbeda bermakna atau berbeda secara signifikan terhadap data yang lain. Selanjutnya, dengan analisis Tukey, diketahui bahwa semua perlakuan untuk setiap fraksi protein berbeda bermakna dibandingkan kontrol. Hasil penelitian ini jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Febriani (2004) dan Ariyani (2004), dimana fraksi protein total daun mimba menghasilkan harga LC 50 sebesar 64,20 µg/ml terhadap sel HeLa dan 303,7 µg/ml terhadap sel Raji. Hal ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan protein yang beraktivitas antikanker tersebut tidak lagi berada didalam total proteinnya sehingga dapat berefek lebih maksimal. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tampak bahwa protein yang memiliki aktivitas antikanker lebih banyak terendapkan pada penambahan amonium sulfat 30% jenuh. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30% jenuh memiliki efek sitotoksik yang terbesar terhadap sel HeLa dan sel Raji dengan harga LC 50 sebesar 1,0 µg/ml dan 15,3 µg/ml. Fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30% jenuh dapat dinyatakan sebagai senyawa yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. DAFTAR PUSTAKA Ariyani. (2004). Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap Kultur Sel Raji, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Febriani, A.C. (2004). Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap Kultur Sel HeLa, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Freshney, R.I. (1986). Culture of Animal Cell a Manual of Basic Technique, second (2 nd ) Ed, Liss. Inc, New York. Ganiswara, S. dan Nafrialdi. (1995). Antikanker dan Immunosupresan, dalam Ganiswara, S., (Ed), Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Kardinan, A dan Taryono. (2003). Tanaman Obat Penggempur Kanker, 22-29, PT Agromedia Pustaka, Jakarta. Layne, E. (1957). Spectrophotometric and Turbidimetric Methods for Measuring Proteins, Methods Enzymol, Colomick and Kaplan Academic Press, New York, 3, 477. Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E., Jacobsen, L.B., Nochols, D.E., Mc Laughlin, J.L. (1982). Brine shrimp : a convinient general bioassay for active plant convinient, vol 45, planta medica. Sambrook, J., Fritsch, E.F., Maniatis, T. (1989). Molecular Cloning A Laboratory Manual, Jilid 1, 2, dan 3, 2 nd ed, Cold Spring Harbor laboratory Press. Suffness, M., and J.M. Pezzuto. (1991). Assays Related to Cancer Drug Discovery, Methods in plant Biochemistry: Assays for Bioactivity Vol. 6, Academic Press, London.

PKMI-2-17-6