PEMERIKSAAN ASUMSI ANALISIS RAGAM DEWI NURHASANAH

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

HASIL DAN PEMBAHASAN

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

DATA DAN METODE. Data

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan hasil yang diperoleh akan berguna untuk masyarakat sekitar.

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI. Oleh: YOGIE DANA INSANI NIM

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN WINSOR PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN MURIH PUSPARUM

Perancangan Percobaan

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

ANALISIS POLINOMIAL ORTOGONAL BERDERAJAT TIGA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP

Efektivitas Metode Regresi Robust Penduga Welsch dalam Mengatasi Pencilan pada Pemodelan Regresi Linear Berganda

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

PERBANDINGAN TRANSFORMASI BOX-COX DAN REGRESI KUANTIL MEDIAN DALAM MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDETEKSIAN OUTLIER PADA CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) MENGGUNAKAN LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) Elis Ratna Wulan 1, Enung Nurhayati 2

KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust

PENGGUNAAN UJI SKILLINGS-MACK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP TIDAK SEIMBANG. Mustakim 1, Anisa 2, Raupong 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

REGRESI LINIER NONPARAMETRIK DENGAN METODE THEIL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG

SIMULASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG DAN EFISIENSINYA

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

MODEL KURVA PERTUMBUHAN ITIK TEGAL JANTAN SAMPAI UMUR DELAPAN MINGGU

ANALISIS KOVARIANSI RANCANGAN PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) DENGAN DATA HILANG

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot)

PEMBANDIIQGAN BEBERAPA MODEL NONLINEAR DALAM HUBUNGAN PARASITOID - IHANG

Analisis Regresi 2. Pokok Bahasan : Asumsi sisaan dan penanganannya

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

(D.2) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE. H. Sudartianto 3. Sri Winarni

PENERAPAN METODE BOOTSTRAP RESIDUAL DALAM MENGATASI BIAS PADA PENDUGA PARAMETER ANALISIS REGRESI

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

ESTIMASI DATA HILANG MENGGUNAKAN REGRESI ROBUST S

viii METODE REGRESI LEAST TRIMMED SQUARES PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN ANNI FITHRIYATUL MAS UDAH

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

dimana n HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI

BAB II LANDASAN TEORI

PENDUGAAN MODEL UNTUK BOBOT BADAN SAP1 BALI JANTAN OLEH :

REGRESI ROBUST UNTUK MENGATASI OUTLIER PADA REGRESI LINIER BERGANDA. Isma Hasanah

BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN DUA PERLAKUAN. Disusun Oleh: Diasnita Putri Larasati Ayunda

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

Pembauran (Confounding) Pada Percobaan Faktorial Tiga Taraf

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

REGRESI ROBUST DENGAN METODE CONSTRAINED M ESTIMATION PADA PRODUKSI PADI SAWAH DI JAWA TENGAH. oleh IDA YUSWARA DYAH PITALOKA M

PENDUGA PENCILAN BOGOR 2013

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN ANALISIS KOVARIAN SKRIPSI AWANG TERUNA SIDDIQ

Judul : Perbandingan Metode MCD Bootstrap dan. Analisis Regresi Linear Berganda. Pembimbing : 1. Dra. Ni Luh Putu Suciptawati,M.Si

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

STATISTIKA II (BAGIAN

ANALISIS REGRESI KUANTIL

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

OLEH : Riana Ekawati ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S

PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

TINJAUAN PUSTAKA. Model Regresi Linier Ganda

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

PEMERIKSAAN ASUMSI ANALISIS RAGAM DEWI NURHASANAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

ABSTRAK DEWI NURHASANAH. Pemeriksaan asumsi analisis ragam. Dibimbing oleh AUNUDDIN dan SUTORO. Analisis ragam merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk analisis data. Dalam percobaan di bidang pertanian, pengujian asumsi analisis ragam jarang dilakukan. Padahal, untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya perlu dilakukan pengujian asumsi. Pengujian asumsi yang mendasari analisis ragam adalah pengaruh perlakuan dan lingkungan bersifat aditif, galat percobaan bersifat acak, menyebar bebas dan normal di sekitar nilai tengah nol dan ragam sama. Hasil pemeriksaan asumsi analisis ragam terhadap 8 data hasil percobaan rancangan acak kelompok menunjukkan bahwa asumsi keaditifan model, kehomogenan ragam, dan kenormalan galat secara bersama-sama tidak dapat terpenuhi pada data hasil percobaan kacang bogor. Hal ini disebabkan adanya pencilan. Begitu juga dengan asumsi kenormalan galat pada data hasil percobaan kacang kedelai dan padi di Sukamandi yang juga tidak terpenuhi karena pencilan. Terjadinya penyimpangan karena pencilan tidak bisa diperbaiki dengan transformasi data. Asumsi analisis ragam menjadi terpenuhi dengan tidak mengikutsertakan pencilan. Tetapi hal ini tidak disarankan karena dengan menghilangkan pencilan berarti menghilangkan informasi yang seharusnya didapatkan dari pencilan tersebut. Analisis ragam kekar adalah metode yang tepat digunakan untuk meningkatkan kesensitifan pengujian tanpa menghilangkan pencilan. Kata kunci: analisis ragam kekar, keaditifan model, kehomogenan ragam, kenormalan galat, transformasi data

PEMERIKSAAN ASUMSI ANALISIS RAGAM DEWI NURHASANAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Judul Skripsi : Pemeriksaan Asumsi Analisis Ragam Nama : Dewi Nurhasanah NRP : G14070084 Disetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. Ir. Aunuddin, M.Sc. NIP. 194706151971061001 Dr. Ir. Sutoro, M.S. NIP. 195312081982031001 Diketahui Ketua Departemen Statistika Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si. NIP. 196504211990021001 Tanggal Lulus :

PRAKATA Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pemeriksaan Asumsi Analisis Ragam. Karya ilmiah ini ditulis sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana statistika pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tidak terlepas atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Aunuddin, M.Sc. dan Bapak Dr. Ir. Sutoro, M.S. atas bimbingan selama penulisan karya ilmiah ini. 2. Bapak Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc. selaku dosen penguji luar pada ujian akhir studi. 3. Kedua orang tua tercinta Bapak Hamdani dan Ibu Jumiati atas bantuan moril dan materi serta kepada kakakku Devita Handayani, abangku Ragil Tabah Ujiansyah dan Yudi Wahyuni yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Terimakasih atas doa, pengorbanan, dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini. 4. Pemda dan Dinas Pendidikan Belitung Timur yang telah memberikan beasiswa sehingga saya bisa kuliah di IPB melalui program Beasiswa Utusan Daerah (BUD). 5. Seluruh dosen, staf tata usaha beserta pegawai di Departemen Statistika FMIPA IPB. 6. Teman-teman statistika 44 yang telah memberikan saran atas karya ilmiah ini. 7. Teman-teman asrama Tanjung Tinggi IKPB Bogor. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada saya akan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Januari 2012 Dewi Nurhasanah

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Gantung, Belitung Timur pada tanggal 19 Maret 1990. Penulis merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Hamdani Zainudin dan Jumiati. Jenjang perguruan tinggi penulis dimulai pada tahun 2007 dengan diterimanya penulis di Institut Pertanian Bogor melalui Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dan memilih Mayor Statistika di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta memilih ilmu penunjang Sistem Informasi pada tahun 2008. Sebelum masuk perguruan tinggi, penulis telah berhasil menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Gantung, SMPN 1 Gantung, dan SDN 2 Selingsing. Selama perkuliahan, penulis pernah praktik lapang di Lembaga Survei Indonesia (LSI) dari tanggal 7 Februari 2011-1 April 2011. Penulis juga berpartisipasi aktif sebagai staf Badan Pengurus Asrama (BPA) Ikatan Keluarga Pelajar Belitung (IKPB) pada tahun 2007-2010 dan staf Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia IKPB tahun 2008 di IKPB Cabang Bogor.

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Keaditifan Model... 1 Kehomogenan Ragam... 1 Kenormalan Galat... 2 Kebebasan Galat... 2 Transformasi Box-Cox... 2 METODOLOGI... 3 Data... 3 Metode... 3 HASIL DAN PEMBAHASAN... 3 Pemeriksaan asumsi analisis ragam... 3 Pendekatan analisis ragam kekar terhadap data hasil percobaan kacang bogor... 9 KESIMPULAN... 9 DAFTAR PUSTAKA... 10 LAMPIRAN... 11

DAFTAR TABEL Halaman 1. Percobaan dengan rancangan acak kelompok... 3 2. Analisis ragam dengan sumber keragaman ketakaditifan... 4 3. Analisis ragam dengan sumber keragaman ketakaditifan hasil transformasi log... 4 4. Analisis ragam data hasil percobaan kacang bogor... 4 5. Analisis ragam data hasil percobaan kacang bogor hasil transformasi log... 4 6. Analisis ragam dengan sumber keragaman ketakaditifan tanpa pencilan... 4 7. Analisis ragam data hasil percobaan kacang kedelai... 6 8. Hasil L(p) dengan beberapa nilai p data hasil percobaan kacang kedelai... 6 9. Analisis ragam data hasil percobaan kacang kedelai hasil transformasi p = 0.5... 7 10. Analisis ragam data hasil percobaan padi di Sukamandi... 7 11. Hasil L(p) dengan beberapa nilai p data hasil percobaan padi di Sukamandi... 7 12. Analisis ragam data hasil percobaan padi di Sukamandi hasil transformasi p = 1.5... 8 13. Analisis ragam kekar data hasil percobaan kacang bogor dengan 5 kali iterasi... 9 14. Analisis ragam data hasil percobaan kacang bogor (MKT)... 9 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Plot galat dengan dugaan data hasil percobaan kacang bogor.... 3 2. Plot galat dengan rataan perlakuan pada data hasil percobaan kacang bogor.... 5 3. Plot galat dengan rataan perlakuan tanpa perlakuan 3.... 5 4. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang bogor.... 5 5. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang bogor tanpa perlakuan 3.... 5 6. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang kedelai.... 6 7. Plot antara L(p) dengan p data hasil percobaan kacang kedelai.... 6 8. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang kedelai untuk p = 0.5.... 6 9. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang kedelai tanpa pencilan.... 7 10. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi.... 7 11. Plot antara L(p) dengan p data hasil percobaan padi di Sukamandi.... 8 12. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi untuk p = 1.5.... 8 13. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi untuk p = 2.... 8 14. Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi tanpa pencilan.... 8 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Hasil uji keaditifan model dengan uji Tukey untuk beberapa percobaan... 12 2. Hasil uji kehomogenan ragam dengan uji Bartlett untuk beberapa percobaan... 12 3. Hasil uji kenormalan galat dengan uji Shapiro-Wilk untuk beberapa percobaan (alpha = 5%) 12 4. Hasil uji kehomogenan ragam data hasil percobaan kacang bogor tanpa pencilan... 13 5. Hasil uji kenormalan galat data hasil percobaan kacang bogor tanpa pencilan... 13 6. Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan kacang kedelai setelah transformasi... 13 7. Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan kacang kedelai tanpa pencilan... 13 8. Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi sebelum transformasi... 14 9. Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi setelah transformasi p = 1.5... 14 10. Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi setelah transformasi p = 2...... 14 11. Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi tanpa pencilan... 14

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Percobaan adalah proses pembangkitan data melalui penarikan contoh. Di dalam metode survei, penarikan contoh dilakukan terhadap populasi yang nyata dan informasi yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menduga karakteristik populasi. Sedangkan pada percobaan, populasi tersebut sebenarnya belum ada, baru setelah melakukan percobaan dibuat abstraksi tentang populasi dengan struktur yang sesuai dengan rancangan (Aunuddin 2005). Analisis ragam sering digunakan sebagai salah satu cara untuk menarik kesimpulan, misalnya dalam percobaan-percobaan di bidang pertanian, peternakan dan lain sebagainya. Pada kasus di bidang pertanian, pengujian asumsi terhadap analisis ragam jarang ataupun tidak pernah dilakukan. Padahal untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya maka perlu dilakukan pengujian asumsi. Steel & Torrie (1989) mengemukakan asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis ragam adalah pengaruh perlakuan dan lingkungan bersifat aditif, galat percobaan bersifat acak, menyebar bebas dan normal di sekitar nilai tengah nol dan ragam yang sama. Cochran & Cox (1960) berpendapat bahwa pengabaian terhadap pelanggaran asumsi analisis ragam akan mempengaruhi taraf nyata uji dan sensitifitas ujinya. Oleh karena itu, perlu dicari suatu bentuk analisis yang mampu menangani tidak terpenuhinya asumsi analisis ragam tersebut. Tujuan 1. Melakukan pemeriksaan terhadap asumsi yang mendasari analisis ragam pada beberapa data percobaan. 2. Mencari bentuk analisis yang sesuai untuk data yang tidak memenuhi asumsi analisis ragam. TINJAUAN PUSTAKA Keaditifan Model Setiap rancangan percobaan mempunyai model matematik yang disebut dengan model linear aditif yaitu dapat dijumlahkan sesuai dengan model. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap perlakuan memiliki efek yang serupa di setiap kelompok. Masalah keaditifan model sering muncul dalam klasifikasi dua arah baik rancangan kelompok atau percobaan faktorial (Aunuddin 2005). Uji formal untuk mendeteksi ketakaditifan telah diberikan oleh Tukey. Uji ini sering disebut uji Tukey derajat bebas tunggal (Steel & Torrie 1989). Uji formal ini dapat dilakukan sebagai berikut: JK (nonaditif) = Q = F hitung = Apabila F hitung F α,(1, db galat) maka keaditifan model akan diterima, selainnya keaditifan model ditolak. Aunuddin (2005) mengemukakan bahwa plot antara galat dengan dugaan dapat dipakai untuk memeriksa apakah model aditif cukup baik untuk menerangkan keragaman data. Box et al. (1978) mengemukakan bahwa ketidakaditifan mampu dihilangkan melalui transformasi data yang sesuai. Apabila kasusnya berupa model multiplikatif maka transformasi logaritma dapat merubah data ke model aditif (Little & Hills 1977). Kehomogenan Ragam Pengujian kehomogenan ragam dapat dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett (Steel & Torrie 1989). Prosedur pada uji Bartlett adalah dengan menggunakan pendekatan sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas (a-1), untuk a adalah banyaknya perlakuan atau kombinasi perlakuan. Statistik ujinya adalah: χ 2 = 2.3026 { (n i 1) log s 2 - (n i 1) log s i 2 } s 2 = dengan: n i = banyaknya ulangan pada kelompok ke-i 2 s i = ragam kelompok ke-i N = banyaknya data keseluruhan Faktor koreksi: C = 1 + χ 2 terkoreksi = Faktor koreksi digunakan untuk mendekatkan hampiran pada sebaran khikuadrat bila ukuran contohnya kecil. Apabila χ 2 terkoreksi < χ 2 db,α maka ragam tersebut homogen. Menurut Anderson & McLean (1974) dalam uji kehomogenan, menyarankan beberapa hal berikut ini:

2 1. Jika hasil pengujian diterima pada taraf α= 0.01 maka ragam sudah bisa dikatakan homogen. 2. Jika hasil pengujian ditolak pada α= 0.001 maka kehomogenan ragam belum terpenuhi dengan baik sehingga perlu melakukan transformasi 3. Jika hasil pengujian diterima pada taraf α antara 0.001-0.01 maka terlebih dahulu dicoba untuk menemukan bentuk sebaran data. Jika ada alasan yang praktis untuk mentransformasi maka lakukan transformasi data tersebut. Plot galat e ij dengan rataan perlakuan i., bisa digunakan untuk melihat kemungkinan adanya keheterogenan ragam. Jika plot galat membentuk suatu pita di sekitar garis nol, mungkin kepercayaan kita tentang kehomogenan ragam bertambah kuat. Kepercayaan kita menjadi berkurang bila terlihat suatu pola yang berbentuk corong, yang menunjukkan bahwa keragaman data membesar bila nilai pengamatan juga bertambah besar (Aunuddin 2005). Kenormalan Galat Asumsi kenormalan sangat erat hubungannya dengan pengujian hipotesis. Asumsi ini cukup penting peranannya secara teoritis. Namun dalam praktik, pengaruhnya tidak terlalu kritis terhadap keabsahan hasil uji hipotesis sepanjang penyimpangannya tidak tajam (Aunuddin 2005). Kenormalan galat dapat dilihat secara visual melalui plot peluang normal, yaitu melihat plot galat data dengan skor normal baku. Apabila galat menyebar normal maka plot akan membentuk garis yang cenderung lurus. Uji formal yang cukup populer untuk kenormalan galat adalah uji Shapiro-Wilk (uji W). Prosedur pengujian uji W (Aunuddin 2005) adalah: a. Nilai galat diurutkan dari kecil ke nilai besar e (1) e (2) e (n), selanjutnya dihitung JK(e (i) ). b. Hitung b = dengan nilai a (i) yang diperoleh pada tabel koefisien a (i) untuk uji W. c. Hitung statistik W hitung = b 2 /JK(e (i) ). d. Bandingkan W hitung terhadap nilai kritis W dari tabel nilai W α untuk uji W. e. Jika W hitung < W tabel atau nilai-p < α, maka mengindikasikan ketaknormalan data. Kebebasan Galat Arti dari kebebasan galat adalah nilai suatu pengamatan tidak dipengaruhi oleh pengamatan lain. Secara praktis, selama pelaksanaan pengacakan yang sesuai telah dilakukan maka kebebasan galat dapat diasumsikan telah terpenuhi (Gomez & Gomez 1983). Transformasi Box-Cox Transformasi dilakukan bila dari hasil pengujian dijumpai bahwa salah satu asumsi analisis ragam tidak terpenuhi. Melalui transformasi diharapkan kestabilan ragam akan terpenuhi sehingga proses pengujian akan mendekati kesahihan. Kegunaan lain yang diperoleh dengan melakukan transformasi adalah diharapkan data menyebar mendekati sebaran normal dan ragam tidak akan dipengaruhi oleh perubahan nilai tengah perlakuan. Salah satu bentuk transformasi yang dapat digunakan adalah transformasi Box-Cox. Bentuk umum transformasi Box-Cox adalah sebagai berikut: y = parameter p dapat diperoleh secara empiris dari data, Box & Cox (1964) menggunakan metode kemungkinan maksimum untuk menduga nilai tersebut. Tahapan perhitungan adalah sebagai berikut (Aunuddin 2005): 1. Pilihlah beberapa nilai p (-2, +2), katakan kita tentukan p = [-2, -1.5, -1.0, -0.5, -0.25, 0, 0.25, 0.5, 1.0, 1.5, 2.0]. 2. Kemudian tentukan fungsi kemungkinan untuk setiap nilai p L(p) = (-1/2) n ln (JK galat /n) + (p - 1) ln(x i ) dengan n banyak pengamatan dan JK galat dari data hasil transformasi. 3. Selanjutnya dibuat grafik atau kurva antara L(p) dengan p. 4. Tentukan p sehingga L(p) mencapai nilai kritis, dengan nilai p (maks) ini adalah penduga titik untuk pangkat yang diperlukan dalam transformasi data. Hasil transformasi yang diperoleh akan membuat data lebih mendekati asumsi normal dibandingkan dengan data aslinya. Tetapi bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa asumsi-asumsi lainnya sering dapat diperbaiki dengan proses ini. Jika penyimpangan asumsi disebabkan oleh nilai-nilai pencilan, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap data. Sebuah pengamatan disebut sebagai pencilan apabila menyimpang agak jauh yang secara kasar

3 berada pada jarak sejauh tiga atau empat kali simpangan baku dari nilai tengahnya (Aunuddin 1989). Pendekatan pencilan dapat dilakukan dengan melihat plot peluang normal. Apabila terdapat loncatan vertikal mendekati akhir plot, ataupun jika plot mengalami pembelokan maka kemungkinan terdapat titik yang memerlukan perhatian lebih lanjut (Sen & Srivastava 1990). METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian dari Kelompok Peneliti Pengelolaan Sumber Daya Genetik di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen). Terdapat 8 percobaan rancangan acak kelompok yang akan diperiksa asumsi analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Percobaan dengan rancangan acak kelompok Jumlah Percobaan perlakuan dan Respon kelompok 1. Kacang bogor 9 varietas, 3 kelompok Berat 100 biji (gr/100 biji) 2. Kacang 6 varietas, 3 Berat 100 biji koro kelompok (gr/100 biji) pedang 3. Kacang tunggak 10 varietas, 3 kelompok Berat biji (kg/ha) 4. Kacang kedelai 50 varietas, 3 kelompok Berat biji (gr/5tanaman) 5. Padi di 25 varietas, 3 Berat kering Serang 6. Padi di Sukamandi 7. Kacang kedelai di Taman Bogo 8. Kacang kedelai di Plumbon kelompok 23 varietas, 3 kelompok 14 galur, 4 kelompok 14 galur, 4 kelompok (gr/5rumpun) Berat gabah (kg/ha) Berat biji (kg/ha) Berat biji (kg/ha) Metode Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan asumsi analisis ragam yaitu asumsi keaditifan model, kehomogenan ragam, dan kenormalan galat dari percobaan. 2. Penanganan bagi data yang tidak memenuhi asumsi analisis ragam. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan asumsi analisis ragam Hasil pemeriksaan asumsi analisis ragam pada beberapa data percobaan dapat diketahui ada 1 percobaan yang tidak memenuhi asumsi keaditifan model. Data yang tidak memenuhi asumsi keaditifan model adalah data hasil percobaan kacang bogor (Lampiran 1). Pada asumsi kehomogenan ragam terdapat 1 percobaan yang tidak memenuhi asumsi yaitu data hasil percobaan kacang bogor (Lampiran 2). Selain itu juga terdapat 3 percobaan yang tidak memenuhi asumsi kenormalan galat yaitu data hasil percobaan kacang bogor, kacang kedelai, dan padi di Sukamandi (Lampiran 3). Asumsi kebebasan galat tidak dilakukan pemeriksaan asumsi karena sudah dilakukan pengacakan di lapangan. 1. Asumsi keaditifan model Data yang tidak memenuhi asumsi keaditifan model adalah data hasil percobaan kacang bogor dengan respon yang diamati adalah berat 100 biji (gram/100biji). Plot galat terhadap dugaan tidak membentuk pola (Gambar 1), tetapi pada plot tersebut terdapat nilai yang memencil dari nilai lainnya. Gambar 1 Plot galat dengan dugaan data hasil percobaan kacang bogor.

4 Berdasarkan uji Tukey untuk asumsi keaditifan model tidak dapat dipenuhi pada taraf α = 5%, dengan nilai F hitung = 15.487 > F tabel = 4.543 yang berarti keaditifan model ditolak. Hasil analisis ragam dengan menambahkan sumber keragaman ketakaditifan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Analisis ragam dengan sumber keragaman ketakaditifan SK DB JK KT F hitung Var 8 2469.4 308.7 2.408 Kel 2 648.5 324.2 Ketakaditifan 1 1984.9 1984.9 15.487 Galat 15 1922.4 128.2 Total 26 7025.2 F (0.05,1,15) = 4.543 F (0.05,8,15) = 2.641 Apabila model tidak aditif, dalam kasus model bersifat multiplikatif, maka untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan transformasi logaritma. Setelah dilakukan transformasi logaritma ternyata asumsi keaditifan model masih belum bisa terpenuhi. Hasil uji Tukey menyimpulkan keaditifan model juga ditolak yang dapat dilihat pada Tabel 3, dengan nilai F hitung = 98.79 > F tabel = 4.543. Tabel 3 Analisis ragam dengan sumber keragaman ketakaditifan hasil transformasi log SK DB JK KT F hitung Var 8 1.4031 0.1754 7.63 Kel 2 0.3785 0.1892 Ketakaditifan 1 2.2721 2.2721 98.79 Galat 15 0.3444 0.0230 Total 26 4.3981 Jika dibandingkan antara data sebelum dan sesudah transformasi dari hasil uji Tukey dapat dilihat bahwa kecenderungan untuk menolak keaditifan semakin besar dari data sebelum transformasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung ketakaditifan yang semakin besar setelah dilakukan transformasi. Hasil analisis ragam sebelum dan sesudah transformasi dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Nilai-p sesudah transformasi semakin besar yang mengindikasikan bahwa kecenderungan untuk menyatakan jenis perlakuan akan memiliki pengaruh yang sama terhadap respon yang diamati semakin besar. Tabel 4 Analisis ragam data hasil percobaan kacang bogor SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 8 2469.4 308.7 1.26 0.327 Kel 2 648.5 324.2 Galat 16 3907.3 244.2 Total 26 7025.2 Tabel 5 Analisis ragam data hasil percobaan kacang bogor hasil transformasi log SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 8 1.4031 0.1754 1.07 0.428 Kel 2 0.3785 0.1892 Galat 16 2.6165 0.1635 Total 26 4.3981 Tidak terpenuhinya asumsi keaditifan model tersebut bukan disebabkan ketakaditifan, melainkan karena adanya pencilan. Oleh karena itu hasil dari transformasi logaritma tetap tidak dapat memperbaiki asumsi tersebut. Pengamatan yang merupakan pencilan adalah pengamatan pada perlakuan 3, kelompok 2 dan kelompok 3 yang mempunyai nilai galat jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai galat pengamatan yang lain. Apabila perlakuan 3 dihilangkan untuk setiap kelompok maka asumsi keaditifan model dapat terpenuhi dengan baik. Hasil uji Tukey untuk asumsi keaditifan model dapat dilihat pada Tabel 6. Nilai F hitung = 0.013 < F tabel = 4.667 yang berarti keaditifan model diterima. Tabel 6 Analisis ragam dengan sumber keragaman ketakaditifan tanpa pencilan SK DB JK KT F hitung Var 7 707.40 101.06 1.898 Kel 2 143.62 71.81 Ketakaditifan 1 0.72 0.72 0.013 Galat 13 692.32 53.26 Total 23 1544.06 F (0.05,1,13) = 4.667 F (0.05,7,13) = 2.832 2. Asumsi kehomogenan ragam Data yang tidak memenuhi asumsi kehomogenan ragam adalah data hasil percobaan kacang bogor yang juga merupakan data yang tidak terpenuhi asumsi keaditifan model. Hasil uji Bartlett untuk kehomogenan ragam dapat diketahui bahwa

5 kehomogenan ragam tidak terpenuhi dengan χ 2 hitung = 23.68 > χ 2 α = 0.01 = 20.09 tetapi χ 2 hitung < χ 2 α = 0.001 = 26.12 (Lampiran 2). Berdasarkan pendapat Anderson & McLean (1974), jika hasil pengujian diterima pada taraf α antara 0.001-0.01 maka terlebih dahulu dicoba untuk menemukan bentuk sebaran data. Jika ada alasan yang praktis untuk mentransformasi maka lakukan transformasi data tersebut. Plot galat e ij dengan rataan perlakuan i. membentuk suatu pita di sekitar garis nol jika tidak terdapat pencilan pada perlakuan 3 (Gambar 2). Maka penyebab tidak terpenuhinya asumsi kehomogenan ragam adalah pengamatan yang sama dengan asumsi keaditifan model yang juga tidak terpenuhi. Gambar 2 Plot galat dengan rataan perlakuan pada data hasil percobaan kacang bogor. Jika perlakuan 3 dihilangkan maka asumsi kehomogenan ragam dapat terpenuhi. Berdasarkan uji Bartlett didapatkan nilai χ 2 hitung = 5.75 < χ 2 α = 0.01 = 18.48 yang berarti kehomogenan ragam diterima (Lampiran 4). Plot galat e ij dengan rataan perlakuan i. setelah perlakuan 3 dihilangkan dapat dilihat pada Gambar 3. Dari plot tersebut dapat dilihat bahwa galat berada di sekitar garis nol dengan lebar pita sama yang mengindikasikan ragam homogen. 3. Asumsi kenormalan galat a. Data hasil percobaan kacang bogor Selain tidak terpenuhi asumsi keaditifan model dan kehomogenan ragam, ternyata asumsi kenormalan galat juga tidak dapat terpenuhi. Gambar 4 menunjukkan plot peluang normal dan boxplot yang terdapat pencilan sehingga membuat plot peluang normal tidak membentuk garis yang cenderung lurus. Gambar 4 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang bogor. Uji kenormalan dengan melihat plot peluang normal atau dengan menggunakan uji formal, memberikan kesimpulan yang sama. Berdasarkan uji formal Shapiro-Wilk ditunjukkan dengan nilai-p < α yang berarti kenormalan galat ditolak (Lampiran 3). Penyebab dari tidak terpenuhi asumsi kenormalan galat juga merupakan pengamatan pada perlakuan yang sama yang membuat keaditifan model dan kehomogenan ragam juga tidak terpenuhi, yaitu pada perlakuan 3. Hasil dari uji Shapiro-Wilk setelah perlakuan 3 dihilangkan didapatkan nilai-p sebesar > 0.1 dengan nilai-p > α = 0.05 yang berarti kenormalan galat diterima (Lampiran 5). Plot peluang normal membentuk garis yang cenderung lurus setelah perlakuan 3 dihilangkan dan boxplot tidak menunjukkan terdapat pencilan (Gambar 5). Gambar 3 Plot galat dengan rataan perlakuan tanpa perlakuan 3. Gambar 5 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang bogor tanpa perlakuan 3.

6 b. Data hasil percobaan kacang kedelai Data hasil percobaan kacang kedelai merupakan salah satu data yang tidak memenuhi asumsi kenormalan galat berdasarkan uji Shapiro-Wilk dengan nilai-p = 0.034 < α = 0.05 (Lampiran 3). Respon yang diamati adalah berat biji (gram/5tanaman). Namun secara visual dapat dilihat pada plot peluang normal terlihat sudah membentuk garis yang cenderung lurus meskipun masih terdapat beberapa nilai yang agak menjauhi garis kenormalan (Gambar 6). Gambar 6 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang kedelai. Hasil analisis ragam tanpa memperhatikan pemenuhan asumsi kenormalan galat dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Analisis ragam data hasil percobaan kacang kedelai SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 49 879.34 17.95 1.49 0.048 Kel 2 37.34 18.67 Galat 98 1179.81 12.04 Total 149 2096.49 Jika dilakukan transformasi Box-Cox, maka terlebih dahulu dipilih beberapa nilai p untuk mencari nilai L(p). Hasil L(p) yang mencapai nilai kritis yang digunakan sebagai bentuk transformasi. Tabel 8 menunjukkan hasil L(p) dengan beberapa nilai p. Tabel 8 Hasil L(p) dengan beberapa nilai p data hasil percobaan kacang kedelai p L(p) -2-273.41413-1.5-228.87063-1 -194.96509-0.5-172.05956-0.25-164.40624 0-158.97884 0.25-155.52208 0.5-153.79224 1-154.68519 1.5-160.32357 2-169.82323 Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai p yang membuat L(p) mencapai nilai kritis adalah diantara nilai p = 0.5 dan p = 1. Jika dibuat dalam bentuk grafik antara p dengan L(p) dapat disajikan seperti yang terlihat pada Gambar 7. Gambar 7 Plot antara L(p) dengan p data hasil percobaan kacang kedelai. Misalnya kita pilih p = 0.5 atau transformasi Y = (x 0.5-1)/(0.5). Hasil plot peluang normal dan boxplot dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang kedelai untuk p = 0.5.

7 Terlihat bahwa plot kenormalan masih belum membentuk garis yang cenderung lurus. Terdapat beberapa pencilan sehingga transformasi dengan p = 0.5 tidak dapat memperbaiki asumsi kenormalan galat. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai-p = 0.015 < α = 0.05 (Lampiran 6). Jika dibandingkan antara data sebelum dan sesudah transformasi maka data sebelum transformasi menunjukkan kenormalan galat yang lebih baik dari sesudah transformasi. Hal ini disebabkan adanya beberapa pencilan yaitu pada perlakuan 17, 28, 42 kelompok 2 dan perlakuan 18, 41, 42 kelompok 3. Analisis ragam hasil transformasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Analisis ragam data hasil percobaan kacang kedelai hasil transformasi p = 0.5 SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 49 61.9247 1.2638 1.49 0.049 Kel 2 2.2685 1.1342 Galat 98 83.3988 0.8510 Total 149 147.5920 Jika perlakuan yang merupakan pencilan dihilangkan untuk setiap kelompok maka asumsi kenormalan galat dapat terpenuhi. Hal ini berdasarkan uji Shapiro-Wilk dengan nilai-p sebesar > 0.1, nilai-p > α = 0.05 yang berarti kenormalan galat diterima (Lampiran 7). Plot peluang normal cenderung membentuk garis lurus dan boxplot tidak menunjukkan terdapat pencilan (Gambar 9). Gambar 9 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan kacang kedelai tanpa pencilan. c. Data hasil percobaan padi di Sukamandi Asumsi kenormalan galat pada data hasil percobaan padi di Sukamandi tidak dapat terpenuhi. Respon yang diamati adalah berat gabah padi (kg/ha). Berdasarkan uji Shapiro- Wilk didapatkan nilai-p sebesar < 0.01 dengan nilai-p < α = 0.05 yang berarti kenormalan galat ditolak. Hal ini dapat dilihat juga dengan plot peluang normal. Terdapat beberapa nilai yang membuat plot tidak membentuk garis yang cenderung lurus yang disebabkan oleh pencilan (Gambar 10). Gambar 10 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi. Hasil analisis ragam tanpa pemenuhan asumsi kenormalan galat dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Analisis ragam data hasil percobaan padi di Sukamandi SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 22 35943662 1633803 0.55 0.935 Kel 2 1855034 927517 Galat 44 131099506 2979534 Total 68 168898203 Karena data tidak memenuhi asumsi kenormalan galat maka dilakukan transformasi Box-Cox. Dilakukan pemilihan beberapa nilai p untuk mencari nilai L(p). Hasil L(p) yang mencapai nilai kritis yang digunakan sebagai bentuk transformasi. Tabel 11 menunjukkan hasil L(p) dengan beberapa nilai p. Tabel 11 Hasil L(p) dengan beberapa nilai p data hasil percobaan padi di Sukamandi p L(p) -2-696.773-1.5-636.371-1 -586.117-0.5-547.146-0.25-532.586 0-521.173 0.25-512.528 0.5-506.193 1-498.779 1.5-496.356 2-497.44

8 Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai p yang membuat L(p) mencapai nilai kritis adalah antara p = 1.5 dan p = 2. Grafik antara L(p) dengan p dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Plot antara L(p) dengan p data hasil percobaan padi di Sukamandi. Misalkan dipilih p = 1.5 dengan bentuk transformasi Y = (x 1.5-1)/(1.5) didapatkan plot peluang normal yang sedikit memperbaiki garis kenormalan meskipun masih terdapat pencilan (Gambar 12). Berdasarkan uji Shapiro-Wilk, asumsi kenormalan galat tidak dapat terpenuhi dengan nilai-p sebesar < 0.01, nilai-p < α = 0.05 yang berarti kenormalan galat ditolak (Lampiran 9). Gambar 12 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi untuk p = 1.5. didapatkan nilai W hitung sebesar 0.964 (Lampiran 10), Sehingga bentuk transformasi yang sesuai adalah pada p = 1.5 meskipun asumsi kenormalan galat masih belum bisa terpenuhi. Analisis ragam hasil transformasi p = 1.5 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Analisis ragam data hasil percobaan padi di Sukamandi hasil transformasi p = 1.5 SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 22 1.88E+11 8.56E+9 0.60 0.903 Kel 2 1.16E+10 5.82E+9 Galat 44 Total 68 6.30E+11 1.43E+10 8.30E+11 Tidak terpenuhi asumsi kenormalan galat meskipun sudah dilakukan transformasi disebabkan terdapat pencilan yaitu pada perlakuan 18 kelompok 1 dan perlakuan 15, 18 kelompok 2. Jika perlakuan tersebut dihilangkan untuk setiap kelompok maka asumsi kenormalan galat dapat terpenuhi dengan baik. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai-p sebesar > 0.1 dengan nilaip > α = 0.05 yang berarti kenormalan galat diterima (Lampiran 11). Plot peluang normal juga cenderung membentuk garis lurus dan boxplot tidak menunjukkan terdapat pencilan (Gambar 14). Jika dipilih nilai p = 2 didapatkan plot peluang normal dan boxplot seperti yang terlihat pada Gambar 13. Gambar 14 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi tanpa pencilan. Gambar 13 Plot peluang normal dan boxplot data hasil percobaan padi di Sukamandi untuk p = 2. Berdasarkan nilai W hitung sebelum dan sesudah transformasi dapat dilihat bahwa transformasi dengan p = 1.5 sudah memperbaiki asumsi kenormalan galat meskipun tidak terlalu berbeda nyata. Hal ini dapat dilihat dengan nilai W hitung sebelum transformasi sebesar 0.965 (Lampiran 8) dan W hitung sesudah transformasi sebesar 0.968 (Lampiran 9). Sedangkan untuk p = 2 Pendugaan parameter pada seluruh data percobaan tersebut dilakukan dengan metode kuadrat terkecil (MKT) yang menghasilkan penduga tak bias selama asumsi-asumsinya dipenuhi. Sedangkan dari data percobaan tersebut, tidak terpenuhi asumsi analisis ragam disebabkan karena adanya pencilan. Pencilan ini menyebabkan penduga parameter menjadi berbias jika menggunakan pendugaan dengan MKT. Transformasi data yang dilakukan tidak mampu memperbaiki pemenuhan asumsi analisis ragam. Asumsi analisis ragam menjadi terpenuhi dengan tidak

9 mengikutsertakan pencilan. Tetapi hal ini tidak disarankan karena dengan menghilangkan pencilan maka akan menghilangkan informasi yang seharusnya didapatkan dari pencilan tersebut. Sehingga diperlukan metode lain yang dapat mengatasi pencilan yaitu analisis ragam kekar. Pendekatan analisis ragam kekar terhadap data hasil percobaan kacang bogor Menurut Draper & Smith (1966), masalah analisis ragam dapat ditangani melalui pendekatan metode regresi. Salah satu alternatif terhadap pendugaan kuadrat terkecil yang bersifat kekar adalah pendugaan dengan kriteria meminimumkan y i ŷ i p, dengan 0 < p < 2. Jika p = 2 maka pendugaan ini adalah kuadrat terkecil, jika p = 1 maka penduga ini adalah penduga simpangan mutlak terkecil (least absolute deviation). Penetapan bobot (w i ) untuk penduga simpangan mutlak terkecil dapat didefinisikan sebagai berikut (Aunuddin1989): w i dengan S = median y i ŷ i. Prosedur untuk mendapatkan pendugaan parameter yaitu iterasi yang disebut dengan IRLS (Iterative Reweight Least Square). Tahapan dalam IRLS (Staudte & Sheather 1990) sebagai berikut: 1. Pemilihan penduga awal β (0) dengan MKT. 2. Hitung galat e (j) = Y-XB (j) pada setiap dugaan ke-j kemudian hitung penimbang/bobot yang akan digunakan untuk pendugaan selanjutnya. 3. Gunakan bobot yang diperoleh pada tahap 2 untuk mendapatkan β (j+1) lakukan langkah di atas hingga menghasilkan dugaan koefisien yang konvergen. β (j) = [X t W (j-1) X] -1 X t W (j-1) Y W (j-1) = diag (w (j-1) i ) Pada analisis ragam kekar, data yang mempunyai galat yang lebih besar akan mempunyai bobot yang lebih kecil. Sedangkan apabila dengan MKT, bobot akan bernilai sama. Sehingga analisis ragam kekar adalah analisis yang tidak mudah terpengaruhi oleh adanya pencilan. Penerapan analisis ragam kekar hanya dilakukan terhadap data hasil percobaan kacang bogor. Hasil analisis ragam kekar dengan 5 kali iterasi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Analisis ragam kekar data hasil percobaan kacang bogor dengan 5 kali iterasi SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 8 512.04 62.91 2.04 0.107 Kel 2 94.17 47.09 Galat 16 492.71 30.80 Total 26 1098.92 Jika dibandingkan antara hasil analisis ragam kekar 5 kali iterasi dengan analisis ragam MKT (Tabel 14), terjadi penurunan jumlah kuadrat galat (JK galat ) pada analisis ragam kekar dengan jumlah kuadrat perlakuan (JK perlakuan ) yang lebih besar dari JK galat sehingga nilai F hitung menjadi lebih besar yang disertai dengan nilai-p yang lebih kecil. Hal ini menyebabkan kesensitifan pengujian dengan menggunakan analisis ragam kekar menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan analisis ragam MKT. Tabel 14 Analisis ragam data hasil percobaan kacang bogor (MKT) SK DB JK KT F hitung Nilai-p Var 8 2469.4 308.7 1.26 0.327 Kel 2 648.5 324.2 Galat 16 3907.3 244.2 Total 26 7025.2 KESIMPULAN Pada pemeriksaan asumsi analisis ragam, tidak semua percobaan dapat memenuhi asumsi keaditifan model, kehomogenan ragam, dan kenormalan galat secara bersamasama. Transformasi data yang dilakukan tidak dapat memenuhi asumsi analisis ragam dikarenakan terdapat pencilan. Pengabaian pencilan membuat asumsi analisis ragam menjadi terpenuhi tetapi akan menghilangkan informasi yang seharusnya didapatkan dari pencilan tersebut. Analisis ragam kekar adalah metode yang tepat digunakan untuk meningkatkan kesensitifan pengujian tanpa menghilangkan pencilan.

10 DAFTAR PUSTAKA Anderson VL & RA McLean. 1974. Design of Experiments: A Realistic Approach. Marcel Dekker, Inc.: New York. Aunuddin. 1989. Analisis Data. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor: Bogor. Aunuddin. 2005. Statistika: Rancangan dan Analisis Data. IPB Press: Bogor. Box GEP & DR Cox. 1964. An Analysis of Transformation. J. Royal Statistical Society Series B, 26:211-252. Box GEP, WG Hunter & JS Hunter. 1978. Statistics for Experimenters. An Introduction to Design, Data Analysis and Model Building. John Wiley & Son, Inc.: New York. Cochran WG & GM Cox. 1960. Experimental Design. John Wiley & Sons, Inc.: New York. Drapper NR & H Smith. 1966. Applied Regression Analysis, 2nd edition. John Wiley & Sons, Inc.: New York. Gomez KA & AA Gomez. 1983. Statistical Procedures for Agricultural Reseach. The International Rice Research Institute. Los Banos. Little TM & FJ Hills. 1977. Agricultural Experimentation. John Wiley & Son, Inc.: New York. Sen A & M Srivastava. 1990. Regression Analysis, Theory, Methods and Applications. Springer-Verlag. New York. Staudte RG & Sheather SJ. 1990. Robust Estimation and Testing. John Wiley & Son, Inc.: New York. Steel RGD & JH Torrie. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu pendekatan Biometrik. Ed Ke-2. Terjemahan Bambang Sumantri, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

LAMPIRAN 11

12 Lampiran 1 Hasil uji keaditifan model dengan uji Tukey untuk beberapa percobaan Data Respon Nilai F hitung Nilai F tabel (0.05) Keputusan 1. Kacang bogor Berat100 biji (gr/100biji) 15.487 4.543 Tolak keaditifan 2. Kacang koro pedang Berat100 biji (gr/100biji) 1.1613 5.117 Terima keaditifan 3. Kacang tunggak Berat biji (kg/ha) 0.0053 4.451 Terima keaditifan 4. Kacang kedelai Berat biji (gr/5tanaman) 0.0423 3.939 Terima keaditifan 5. Padi di Serang Berat kering gabah 0.0255 4.047 Terima keaditifan (gr/5rumpun) 6. Padi di Sukamandi Berat gabah (kg/ha) 0.0073 4.067 Terima keaditifan 7. Kedelai di Taman Bogo Berat biji (kg/ha) 1.3775 4.098 Terima keaditifan 8. Kedelai di Plumbon Berat biji (kg/ha) 1.1934 4.098 Terima keaditifan Lampiran 2 Hasil uji kehomogenan ragam dengan uji Bartlett untuk beberapa percobaan Data χ 2 hitung χ 2 α = 0.01 χ 2 α = 0.001 Nilai-p Keputusan 1. Kacang bogor 23.68 20.09 26.12 0.003 Tolak kehomogenan 2. Kacang koro pedang 0.47 15.09 20.51 0.993 Terima kehomogenan 3. Kacang tunggak 13.84 21.66 27.88 0.128 Terima kehomogenan 4. Kacang kedelai 64.84 74.92 85.35 0.064 Terima kehomogenan 5. Padi di Serang 23.64 42.98 51.18 0.482 Terima kehomogenan 6. Padi di Sukamandi 32.33 40.29 48.27 0.072 Terima kehomogenan 7. Kedelai di Taman Bogo 12.64 27.69 34.53 0.476 Terima kehomogenan 8. Kedelai di Plumbon 27.49 27.69 34.53 0.011 Terima kehomogenan Lampiran 3 Hasil uji kenormalan galat dengan uji Shapiro-Wilk untuk beberapa percobaan (alpha = 5%) Data Respon Nilai-p Keputusan 1. Kacang bogor Berat100 biji (gr/100biji) <0.01 Tolak kenormalan 2. Kacang koro pedang Berat100 biji (gr/100biji) >0.1 Terima kenormalan 3. Kacang tunggak Berat biji (kg/ha) >0.1 Terima kenormalan 4. Kacang kedelai Berat biji (gr/5tanaman) 0.034 Tolak kenormalan 5. Padi di Serang Berat kering gabah (gr/5rumpun) >0.1 Terima kenormalan 6. Padi di Sukamandi Berat gabah (kg/ha) <0.01 Tolak kenormalan 7. Kedelai di Taman Bogo Berat biji (kg/ha) >0.1 Terima kenormalan 8. Kedelai di Plumbon Berat biji (kg/ha) >0.1 Terima kenormalan

13 Lampiran 4 Hasil uji kehomogenan ragam data hasil percobaan kacang bogor tanpa pencilan Lampiran 5 Hasil uji kenormalan galat data hasil percobaan kacang bogor tanpa pencilan Lampiran 6 Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan kacang kedelai setelah transformasi Lampiran 7 Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan kacang kedelai tanpa pencilan

14 Lampiran 8 Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi sebelum transformasi Lampiran 9 Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi setelah transformasi p = 1.5 Lampiran 10 Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi setelah transformasi p = 2 Lampiran 11 Hasil uji kenormalan pada data hasil percobaan padi di Sukamandi tanpa pencilan