REGRESI ROBUST DENGAN METODE CONSTRAINED M ESTIMATION PADA PRODUKSI PADI SAWAH DI JAWA TENGAH. oleh IDA YUSWARA DYAH PITALOKA M

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REGRESI ROBUST DENGAN METODE CONSTRAINED M ESTIMATION PADA PRODUKSI PADI SAWAH DI JAWA TENGAH. oleh IDA YUSWARA DYAH PITALOKA M"

Transkripsi

1 REGRESI ROBUST DENGAN METODE CONSTRAINED M ESTIMATION PADA PRODUKSI PADI SAWAH DI JAWA TENGAH oleh IDA YUSWARA DYAH PITALOKA M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 iii MOTO Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6). Barang siapa menempuh jalan untuk memperoleh ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga (H. R Muslim dari Abi Hurairah) iii

3 iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan khusus untuk Kedua orangtuaku tercinta yang selelu mendoakan yang terbaik untukku, Adikku tersayang Nury yang selalu memotivasi dan menyemangatiku. iv

4 v ABSTRAK Ida Yuswara Dyah Pitaloka, REGRESI ROBUST DENGAN METODE CONSTRAINED M ESTIMATION PADA PRODUKSI PADI SAWAH DI JAWA TENGAH, FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jawa Tengah merupakan provinsi penyangga padi sawah nasional. Produksi padi sawah dapat dipengaruhi oleh faktor luas panen, produktivitas, dan luas pengairan. Hubungan produksi padi sawah dan faktor-faktor tersebut dapat dimodelkan dengan analisis regresi, namun terdapat tujuh data pencilan pada datadata produksi padi dan faktor-faktor tersebut. Regresi robust dengan metode constrained M estimation dapat digunakan untuk mengatasi adanya data pencilan. Tujuan dari penelitian ini untuk menyusun model regresi robust dengan metode constrained M estimation pada produksi padi sawah di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresinya adalah , dengan i adalah kabupaten di provinsi Jawa Tengah, adalah luas panen dan adalah produktivitas. Ini berarti bahwa faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi sawah di Jawa Tengah adalah luas panen dan produktivitas. Kata kunci: padi sawah, regresi robust, constrained M estimation. v

5 vi ABSTRACT Ida Yuswara Dyah Pitaloka, ROBUST REGRESSION WITH CONSTRAINED M ESTIMATION METHOD IN WET LAND PADDY PRODUCTION IN CENTRAL JAVA, FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Central Java is a province of the national rice buffer. Wet land paddy production can be influenced by factors in harvested area, productivity, and extensive irrigation. The relationship between wet land paddy production and these factors can be modeled with regression analysis, but there are seven outliers in the data of wet land paddy production data and factors. A robust regression with constrained M estimation method can be used to address the existence of data outliers. The purpose of this research is to find the robust regression model by the method of constrained M estimation in wet land paddy production in Central Java. The results showed that the regression model is , with i is the district in Central Java province, is the harvested area and is productivity. It means that factor influence in wet land paddy production in Central Java is the harvested area and productivity. Key words: wet land paddy, robust regression, constrained M estimation. vi

6 vii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan siraman rahmat dan hidayah-nya telah memberi kekuatan pada penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain, tidak mungkin dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada 1. Ibu Dra. Yuliana Susanti, M.Si. dan Bapak Drs. Pangadi, M.Si., selaku dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga dapat diselesaikannya penyusunan tugas akhir ini, 2. semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Surakarta, Juli 2012 Penulis vii

7 viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTO... iii PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 II. LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Model Regresi Linier Metode Kuadrat Terkecil Pengujian Asumsi Analisis Regresi Pencilan Pengujian Kriteria Statistik Regresi Robust Estimasi-CM Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 16 viii

8 ix IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Deteksi Pencilan Model Kuadrat Terkecil Uji Asumsi Normalitas Uji Asumsi Homoskedastisitas Uji Asumsi Bebas Autokorelasi Uji Asumsi Bebas Multikolinearitas Model Regresi Robust dengan Estimasi-CM V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

9 x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1. Hasil uji TRES dan 19 Tabel 4.2. Hasil uji multikolinearitas 22 Tabel 4.3. Nilai tiap iterasi pada estimasi-cm dengan empat 23 koefisien Tabel 4.4. Hasil uji t pada estimasi-cm untuk tiga variabel 25 independen Tabel 4.5. Nilai tiap iterasi pada estimasi-cm dengan tiga 26 koefisien Tabel 4.6. Hasil uji t pada estimasi-cm untuk dua variabel independen 27 x

10 xi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Pola yang memenuhi asumsi homoskedastisitas 7 Gambar 2.2. Pola-pola heteroskedastisitas 8 Gambar 2.3. Statistik d Durbin-Watson 9 Gambar 4.1. Plot antara produksi padi sawah () dan luas panen ( ) 17 Gambar 4.2. Plot antara produksi padi sawah () dan produktivitas 17 ( ) Gambar 4.3. Plot antara produksi padi sawah () dan luas pengairan 18 teknis ( ) Gambar 4.4. Plot probabilitas sisaan 20 Gambar 4.5. Plot kuadrat sisaan dengan estimasi Y 21 Gambar 4.6. Uji Durbin Watson 21 xi

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penyangga padi nasional. Kebutuhan padi setiap tahun selalu meningkat sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk. Produksi padi sawah provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 9,86 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik 479,46 ribu ton atau 5,11% dibandingkan produksi padi sawah Tahun Peningkatan produksi padi sawah tahun 2010 selain disebabkan adanya kenaikan luas panen seluas 71,62 ribu ha atau 4,31% juga disebabkan oleh kenaikan produktivitas padi sawah sebesar 0,43 kwintal/ha atau 0,76% (Badan Pusat Statistik, 2011). Selain itu, produksi padi bergantung dari adanya pengairan yang baik. Menurut Sutawan (2001) air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam produksi pangan seperti halnya padi. Jika air tidak tersedia maka produksi pangan akan terhenti. Salah satu jenis pengairan adalah pengairan teknis, yaitu jenis pengairan dimana saluran pemberi terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian air ke dalam lahan sawah dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. Mudakir (2007) menunjukkan bahwa luas pengairan teknis berpengaruh positif terhadap produksi padi sawah. Oleh karena itu, luas panen, produktivitas dan luas pengairan teknis berpengaruh terhadap produksi padi sawah. Produksi padi sawah dapat diprediksi menggunakan analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen yaitu produksi padi sawah dan variabel independen yaitu luas panen, produktivitas dan luas pengairan teknis. Analisis regresi merupakan teknik statistika yang digunakan untuk menyelidiki dan memodelkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Dalam analisis regresi harus dipenuhi asumsi-asumsi, yakni asumsi normalitas, homoskedastisitas, bebas autokorelasi dan bebas multikolinearitas (Gujarati, 1978). Jika asumsi-asumsi tersebut tidak dipenuhi, maka estimator yang dihasilkan tidak lagi merupakan estimator tak bias linier terbaik (best linear unbiased estimator/ BLUE). Adakalanya asumsi tidak dipenuhi pada kasus model 1

12 2 regresi linear, misalnya sisaan tidak berdistribusi normal atau sisaan tidak menyebar secara acak. Salah satu penyebabnya terdapat data outlier (pencilan), yaitu pengamatan yang sangat berbeda dengan pengamatan yang lain, mungkin nilainya terlalu besar atau lebih kecil (Kartika, 1985). Data pencilan tidak boleh dibuang karena dimungkinkan data pencilan tersebut mengandung informasi yang penting. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode agar tidak membuang informasi tersebut, salah satu di antaranya dengan menggunakan metode yang bersifat robust yakni regresi robust. Diharapkan dengan regresi robust tersebut nilai estimasinya tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kecil dalam data. Regresi robust merupakan metode regresi yang digunakan ketika terdapat beberapa pencilan yang berpengaruh pada model. Metode ini merupakan alat penting untuk menganalisis data yang dipengaruhi oleh pencilan sehingga dihasilkan model yang robust atau resistance terhadap pencilan. Menurut Arslan et al. (2002), salah satu estimasi regresi robust adalah estimasi constrained M (estimasi-cm) yang pertama kali dikembangkan oleh Mendes dan Tyler pada tahun Metode estimasi-cm memiliki nilai breakdown point hingga 0,5 (Kent and Tyler, 2001). Breakdown point adalah salah satu cara untuk mengukur kerobust-an suatu estimator (Yohai, 1987). Breakdown point merupakan proporsi minimal dari banyaknya pencilan dibandingkan keseluruhan data yang dapat ditangani sebelum pengamatan tersebut mempengaruhi model. Selain itu, metode estimasi-cm ini dapat menangani pencilan pada variabel dependen dan variabel independennya. Metode ini menggunakan nilai pembobot dengan fungsi Tukey s biweight untuk mendapatkan estimator. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimana menyusun model regresi robust dengan metode estimasi-cm pada produksi padi sawah di Jawa Tengah?

13 3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah menyusun model regresi robust dengan metode estimasi-cm produksi padi sawah di Jawa Tengah. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yakni dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang metode estimasi-cm.

14 BAB II LANDASAN TEORI Ada dua subbab yang dibahas pada landasan teori ini, yaitu tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka berisi pengertian-pengertian yang berhubungan dengan pembahasan model estimasi regresi robust dengan estimasi-cm. Kerangka pemikiran berisi langkah dan arah penelitian untuk mencapai tujuan. 2.1 Tinjauan Pustaka Metode estimasi dalam regresi robust sebelum estimasi-cm yakni estimasi-m, least trimmed square (LTS), dan least median square (LMS) (Chen, 2002). Metode estimasi-m pertama kali diperkenalkan oleh Huber pada tahun Estimasi-M merupakan metode regresi robust yang sering digunakan dan dipandang baik untuk mengestimasi parameter yang disebabkan oleh -outlier dan memiliki breakdown point 1/. Metode estimasi LMS merupakan metode high breakdown point yang diperkenalkan pertama kali oleh Rousseeuw pada tahun LMS adalah modifikasi dari metode kuadrat terkecil biasa. Modifikasi yang dilakukan dengan mengubah operator jumlah menjadi median. Parameter dapat diestimasi dengan cara meminimumkan median dari kuadrat sisaan. Metode estimasi LTS merupakan metode high breakdown point yang diperkenalkan pertama kali oleh Rousseeuw pada tahun LTS merupakan suatu metode pendugaan parameter regresi robust untuk meminimumkan jumlah kuadrat h sisaan (fungsi objektif). Kelemahan dari ketiga metode tersebut bahwa ketiganya hanya dapat mengestimasi parameter yang disebabkan oleh pencilan pada variabel independen dengan breakdown point lebih kecil dari 0,5 sehingga dikembangkanlah estimasi- CM. Teori-teori yang relevan dan mendukung yang digunakan dalam penelitian meliputi model regresi linear berganda, metode kuadrat terkecil, asumsi analisis regresi, pencilan, estimasi-cm. 4

15 Model Regresi Linear Berganda Model regresi adalah model yang memberikan gambaran mengenai hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Sembiring, 2003). Bentuk umum dari model regresi linear berganda adalah, 1,2,, 2.1 dengan,,,,,,, : harga variabel dependen pada pengamatan ke-i : parameter koefisien regresi : variabel independen pada pengamatan ke-i : sisaan ke-i dengan ~0, : banyaknya pengamatan : banyaknya variabel independen Metode Kuadrat Terkecil (MKT) Metode kuadrat terkecil pada prinsipnya adalah meminimumkan jumlah kuadrat sisaan (JKS) yang dirumuskan sebagai JKS. 2.2 Cara untuk meminimumkan (2.2), dicari turunan JKS secara parsial terhadap, 0,1,2,, dan disamakan dengan nol sehingga diperoleh JKS 2 0, JKS 2 0, JKS 2 0, JKS 2 0. Sistem persamaan (2.3) menghasilkan persamaan normal 2.3

16 Jika disusun dalam bentuk matriks maka persamaan (2.4) menjadi dengan ,,. 1 Penyelesaian persamaan (2.5) diperoleh dengan mengalikan kedua sisinya dengan invers dari, sehingga estimator adalah Pengujian Asumsi Analisis Regresi Pengujian untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi regresi atau tidak sangat diperlukan pada model regresi. Uji asumsi tersebut ada empat. 1. Normalitas Analisis regresi linear mengasumsikan bahwa sisaan ( ) berdistribusi normal. Menurut Gujarati (1978) pada regresi linear klasik diasumsikan bahwa tiap didistribusikan secara random dengan ~ 0,.

17 7 Cara untuk menguji asumsi kenormalan adalah dengan uji Kolmogorov- Smirnov. Uji ini didasarkan pada nilai D yang didefiniikan sebagai max, 1,2,..,, dengan adalah fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari distribusi teoritis di bawah, adalah distribusi frekuensi kumulatif pengamatan sebanyak sampel, adalah sisaan berdistribusi normal. Selanjutnya, nilai ini dibandingkan dengan nilai kritis dengan signifikansi (tabel Kolmogorof-Smirnov). Jika nilai > atau, maka asumsi kenormalan tidak dipenuhi. 2. Homoskedastisitas Asumsi penting dalam analisis regresi adalah variasi sisaan ( ) pada setiap variabel independen adalah homoskedastisitas. Asumsi ini dapat ditulis sebagai i =1, 2, n. Pengujian homoskedastisitas yaitu dengan melihat pola tebaran sisaan ( ) terhadap nilai estimasi. Jika tebaran sisaan bersifat acak (tidak membentuk pola tertentu) maka dikatakan bahwa variansi sisaan homogen (Draper dan Smith, 1998). Gujarati (1978) menggambarkan beberapa plot sisa terhadap seperti pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2. Jika hasil plot mirip pola pada Gambar 2.1, maka asumsi homoskedastisitas dipenuhi karena titik-titik tersebar rata atau tidak membentuk pola tertentu. Pada Gambar 2.2 (a) sampai (c) terlihat membentuk pola tertentu, artinya terjadi heteroskedastisitas. 0 Gambar 2.1. Pola yang memenuhi asumsi homoskedastisitas

18 8 (a) (b) (c) Gambar 2.2. Pola-pola heteroskedastisitas Menurut Gujarati (1978) cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan pengujian White. Hipotesis untuk pengujian White adalah : homoskedastisitas, var (, : heteroskedastisitas, var (. Langkah-langkah pengujian White adalah a. meregresikan dengan MKT, dan diperoleh sisaan, b. meregresikan kembali berdasarkan hasil (a),, c. menghitung, d. membandingkan nilai dan, dimana berdasarkan penduga pada (b). jika, maka ditolak. 3. Bebas multikolinearitas Menurut Montgomery dan Peck (1992), kolinearitas terjadi karena terdapat korelasi yang cukup tinggi di antara variabel independen. Variance inflation factor (VIF) merupakan salah satu cara untuk mengukur besar kolinearitas dan didefinisikan sebagai 1 1 dengan 1,2,, dan adalah banyaknya variabel independen. adalah koefisien determinasi yang dihasilkan dari regresi variabel independen dengan variabel independen lain. Nilai VIF menjadi semakin besar jika terdapat korelasi yang semakin besar diantara variabel independen.

19 9 Jika nilai VIF lebih dari 10, multikolinearitas memberikan pengaruh yang serius pada pendugaan metode kuadrat terkecil. 4. Bebas autokorelasi Asumsi penting dari regresi linear adalah bahwa tidak ada autokorelasi antara serangkaian pengamatan yang diurutkan menurut waktu. Kebebasan antar sisaan dapat dideteksi secara grafis dan empiris. Pendeteksian autokorelasi secara grafis yaitu dengan melihat pola tebaran sisaan terhadap urutan waktu. Jika tebaran sisaan terhadap urutan waktu tidak membentuk suatu pola tertentu atau bersifat acak maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi antar sisaan (Draper dan Smith, 1998). Pengujian secara empiris dilakukan dengan menggunakan statistik uji Durbin-Watson. Adapun rumusan matematis uji Durbin-Watson adalah: Kaidah keputusan dalam uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut. a. : 0 vs : 0. Menolak pada tingkat signifikansi jika yang berarti terdapat autokorelasi positif. b. : 0 vs : 0. Menolak pada tingkat signifikansi jika 4 yang berarti terdapat autokorelasi negatif. c. : 0 vs : 0. Menolak pada tingkat signifikansi 2 jika dan 4 yang berarti terdapat autokorelasi negatif ataupun positif. d. Untuk uji DW dapat dilihat pada Gambar 2.3. H 0 ditolak tidak dapat disimpulkan H 0 diterima Gambar 2.3. Statistik d Durbin-Watson

20 Pencilan (Outlier) Terkadang pada beberapa kasus ditemukan adanya data yang jauh dari pola kumpulan data keseluruhan yang didefinisikan sebagai data pencilan. Menurut Chen (2002) terdapat 3 kelas masalah yang dapat menggunakan teknik regresi robust, yaitu 1. masalah dengan pencilan yang terdapat pada variabel (variabel dependen), 2. masalah dengan pencilan yang terdapat pada variabel (variabel independen), dan 3. masalah dengan pencilan yang terdapat pada keduanya yaitu pada variabel (variabel dependen) dan variabel (variabel independen). Permasalahan yang muncul akibat adanya pencilan adalah 1. sisaan yang besar dari model yang terbentuk 0, 2. variansi dari data akan menjadi lebih besar, dan 3. estimasi interval akan memiliki rentang yang lebih besar. Menurut Draper dan Smith (1998), metode yang digunakan dalam mengidentifikasi pencilan terhadap variabel adalah studientized deleted residual (TRES) yang didefinisikan sebagai 1 1 dengan adalah prediksi dari bila pengamatan ke- tidak diikutsertakan, adalah jumlah variabel independen, adalah banyaknya pengamatan dan adalah simpangan baku beda ( ), 1,2,,,,,, 1. Hipotesis untuk menguji adanya pencilan adalah : Pengamatan ke- bukan pencilan, : Pengamatan ke- merupakan pencilan. Kriteria pengujian yang melandasi keputusan adalah ditolak jika,.

21 11 Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi pencilan terhadap variabel adalah nilai pengaruh (leverage point). Nilai Pengaruh ( ) dari pengamatan, menunjukkan besarnya peranan terhadap dan didefinisikan sebagai, 1, 2,,, dengan = [ 1 ] adalah vektor baris yang berisi nilai nilai dari variabel independen dalam pengamatan ke-. Nilai berada diantara 0 dan 1, dengan 1 dan /. Jika lebih besar dari 2 dengan 2 2 2, maka pengamatan ke- dikatakan pencilan terhadap Pengujian Kriteria Statistik Gujarati (1978) menyatakan bahwa uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang melatarbelakangi pengujian signifikansi adalah uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang ada. Uji statistik terdiri dari pengujian koefisien regresi secara bersama-sama (uji F), pengujian koefisien regresi parsial (uji t), dan pengujian koefisien determinasi Goodness of fit test R. 1. Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara keseluruhan signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen. Jika nilai F lebih besar dari nilai F tabel, maka variabel-variabel independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah : 0, untuk 1, 2,,, : 0, untuk suatu 1,2,,.

22 12 Nilai hitung dirumuskan sebagai / /1 dimana jumlah parameter yang diestimasi termasuk konstanta jumlah observasi Kriteria pengujian yang digunakan pada tingkat signifikansi 5% dinyatakan sebagai a. diterima dan ditolak apabila F< F tabel atau p-value > yang artinya variabel independen secara serentak atau bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan, b. ditolak dan diterima apabila F hitung > F tabel atau p-value < yang artinya variabel independen secara serentak dan bersama-sama mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan. 2. Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap variabel lain konstan. Hipotesis yang digunakan adalah : 0,1,2,,, : 0,1,2,,. Nilai t hitung dapat divari dengan rumus dimana parameter yang diestimasi, nilai pada hipotesis, standar error. Pada tingkat signifikansi 5%, pengujian yang digunakan adalah

23 13 a. jika t-hitung > t-tabel atau p-value <, maka ditolak. Artinya salah satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b. jika t-hitung < t-tabel atau p-value >, maka diterima. Artinya salah satu variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 3. Koefisien Determinasi Gujarati (1978) menyatakan bahwa koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil (mendekati nol) berarti kemampuan satu variabel dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan adjusted pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Nilai koefisien determinasi diperoleh dengan rumus, 1, 2,..., dimana adalah nilai estimasi, adalah nilai rata-rata dan adalah nilai aktual Regresi Robust Asumsi regresi klasik sering tidak dipenuhi dalam memprediksi model regresi, misal tidak dipenuhinya asumsi kenormalan atau asumsi homoskedastisitas. Pelanggaran tersebut dapat dikarenakan adanya pencilan. Regresi robust merupakan metode regresi yang digunakan ketika distribusi dari

24 14 sisaan tidak normal (Draper dan Smith, 1998). Analisis regresi robust merupakan alternatif dari MKT. Seringkali transformasi tidak akan menghilangkan atau melemahkan pengaruh dari pencilan yang akhirnya estimasi menjadi bias dan estimasi parameter menjadi tidak valid. Oleh karena itu, sangat tepat jika menggunakan metode regresi robust yang tahan terhadap pengaruh pencilan sehingga menghasilkan estimasi yang lebih baik Estimasi-CM Estimasi-CM diperkenalkan pertama kali oleh Mendes dan Tyler pada Tahun 1995 yang memiliki breakdown point min, 1 atau 50% ketika 0,5 (Arslan et al., 2002). Breakdown point adalah ukuran umum proporsi dari pencilan yang dapat ditangani sebelum pengamatan tersebut mempengaruhi model. Masalah estimasi-cm adalah menentukan global minimum dari fungsi objektif, log dengan adalah rata-rata nilai aritmatik dan untuk 1, 2,, dan 0, 1,,, dimana, 0, dan subjek constraint adalah dengan 1 dimana adalah sisaan ke-, adalah konstanta, adalah nilai breakdown point, dan adalah jumlah pengamatan. Dalam kasus ini, bersifat terbatas, fungsi tidak turun untuk 0 dengan 0 dan didefinisikan sebagai fungsi pembobot Tukey s beweight 2 2 6, 1 1 6, 1. Fungsi pengaruh merupakan turunan dari yang dituliskan sebagai

25 15 1, 1 0, 1 dengan dan 4. Sisaan awal yang digunakan pada estimasi-cm adalah sisaan yang diperoleh dari MKT. Kemudian dengan mencari pembobot untuk melakukan iterasi dengan MKT terboboti secara iterasi yang disebut iteratively reweighted least square (IRLS) hingga mencapai konvergen. Adapun pembobot IRLS adalah 1, 1 0, 1 1, 1 0, Kerangka pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka, dapat dibuat kerangka pemikiran bahwa asumsi regresi klasik sering tidak dipenuhi dalam menentukan nilai parameter regresi, misal tidak dipenuhinya asumsi kenormalan atau asumsi homoskedastisitas. Hal ini terjadi karena pada suatu data terdapat observasi pada variabel dependen maupun independen yang mengandung pencilan sehingga mengakibatkan sisaan tidak berdistribusi normal atau sisaan tidak menyebar secara acak. Oleh karena itu, dalam melakukan estimasi parameter tidak bisa membuang data pencilan tersebut ataupun menggunakan metode yang biasa digunakan yaitu MKT. Penyelesaian masalah tersebut adalah harus digunakannya suatu metode yang kekar terhadap adanya pencilan yaitu dengan menggunakan regresi robust. Regresi robust yang digunakan adalah estimasi-cm yang meminimumkan fungsi objektif dengan fungsi pembobot Tukey s biweight. Fungsi pembobot ini digunakan untuk mendapatkan nilai pembobot yang digunakan dalam perhitungan MKT terbobot. Kemudian melakukan iterasi sampai diperoleh kekonvergenan sehingga dapat disusun model regresi robust dengan estimasi-cm.

26 BAB III METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah produksi padi sawah sebagai variabel dependen, sedangkan luas panen, produktivitas, dan luas pengairan teknis sebagai variabel independen. Data diambil sebanyak 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah dari Buku Jawa Tengah Dalam Angka Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1. eksplorasi data, 2. mendeteksi adanya pencilan, 3. menduga koefisien regresi dengan MKT yang akan digunakan sebagai nilai awal untuk menentukan koefisien regresi robust debgan estimasi- CM, 4. menguji asumsi klasik regresi linier, 5. menduga koefisien regresi dengan estimasi-cm dengan langkah a. memperoleh nilai awal dan menghitung sisaan awal yang diperoleh dari MKT pada langkah 3 kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai, b. menghitung nilai pembobot, c. menggunakan MKT terbobot untuk mendapatkan penduga kuadrat terkecil terbobot, d. menjadikan sisaan langkah (c) sebagai sisaan awal langkah (b) sehingga diperoleh nilai dan pembobot yang baru, dan e. melakukan iterasi hingga konvergen dan diperoleh,,, yang merupakan estimasi-cm, 6. menyusun model regresi robust dengan estimasi-cm. 16

27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Bab ini menyajikan hasil analisis data sekunder produksi padi sawah di Jawa Tengah Tahun 2010 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut meliputi produksi padi sawah sebagai variabel dependen, luas panen, produktivitas padi sawah dan luas pengairan teknis sebagai variabel independen. Adapun plot tiap variabel independen dengan variabel dependen disajikan pada gambar gambar berikut untuk mengetahui hubungan linier antara masingmasing variabel independen dan variabel dependen. Y X Gambar 4.1. Plot antara produksi padi sawah dan luas panen Y X Gambar 4.2. Plot antara produksi padi sawah dan produktivitas 17

28 Y X Gambar 4.3. Plot antara produksi padi sawah dan luas pengairan teknis Gambar 4.1 menunjukkan bahwa titik-titik mengikuti pola garis lurus, yang artinya luas panen dan produksi padi sawah memiliki hubungan linier, sedangkan pada Gambar 4.2 dan 4.3 titik-titik juga mengikuti pola garis lurus atau memiliki hubungan linier, tetapi titik-titiknya lebih menyebar sehingga diduga data produksi padi sawah mengandung pencilan. Setelah menyelidiki hubungan kelinieran antar variabel, dilanjutkan mendeteksi adanya pencilan. 4.2 Deteksi Pencilan Berdasar statistik uji untuk mengetahui pencilan terhadap yaitu TRES dengan menarik kesimpulan menolak apabila nilai TRES > maka diperoleh kesimpulan seperti pada Tabel 4.1 bahwa pengamatan ke 15, 27, 31 dan 33 merupakan pencilan terhadap variabel. Berdasar statistik uji untuk mengetahui pencilan terhadap yaitu hii yang dengan menarik kesimpulan menolak apabila nilai > 2/ maka diperoleh kesimpulan seperti pada Tabel 4.1 bahwa pengamatan ke 1, 28 dan 33 merupakan pencilan terhadap variabel. Nilai TRES dan secara lengkap ada pada Lampiran 1.

29 19 Tabel 4.1. Hasil uji TRES dan Pengamatan TRES t tabel 2k /n > 0, > 2, < -2, > 0, > 2, > 2, > 0, Model Kuadrat Terkecil Koefisien regresi dari metode kuadrat terkecil digunakan pada penelitian ini sebagai nilai awal yang akan digunakan untuk menduga koefisien regresi dengan estimasi-cm. Model regresi dengan metode kuadrat terkecil adalah , ,216, 1, 2,, 35 (4.1) dengan : estimasi produksi padi sawah (ton) di kabupaten ke-i : luas panen (ha) di kabupaten ke-i : produktivitas padi sawah (kwintal/ha) di kabupaten ke-i : luas pengairan teknis (ha) di kabupaten ke-i. Adapun langkah-langkah dan hasil MKT terdapat pada Lampiran 2. Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah model yang diteliti memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hasil uji asumsi klasik ada empat Uji Asumsi Normalitas Pengujian kenormalan digunakan untuk mengetahui apakah sisaan berdistribusi normal atau tidak. Plot kenormalan untuk sisaan dari model produksi padi sawah disajikan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 menunjukkan pola penyebaran sisaan tidak mengikuti pola garis lurus, ini berarti asumsi kenormalan pada sisaan tidak dipenuhi. Pengujian kenormalan dapat juga digunakan uji Kolmogorof-Smirnov sebagai berikut. 1. : sisaan berdistribusi normal.

30 20 : sisaan tidak berdistribusi normal. 2. Dipilih α 0, Daerah kritis: H ditolak jika p-value 0, Statistik uji : hasil menunjukkan pada Gambar 4.4 bahwa p-value < 0, Kesimpulan : karena p-value 0,01 0,05, maka ditolak artinya sisaan tidak berdistribusi normal probabilitas sisaan Keterangan : p-value < 0, Gambar 4.4. Plot probabilitas sisaan Uji Asumsi Homoskedastisitas Pendeteksian homoskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola plot. Plot kesamaan variansi untuk data sisaan pada model produksi padi sawah di Jawa Tengah disajikan pada gambar 4.5. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa variansi sisaan dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak berpola acak yang mengindikasikan bahwa variansi sisaan tidak konstan sehingga dapat disimpulkan asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi. Selain itu, dapat dilakukan uji White. Jika nilai, maka sisaan mengandung masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 350,867 30,345 dan nilai,; 16,92. Karena nilai,;, maka disimpulkan bahwa asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi (Lampiran 3).

31 kuadrat sisaan estimasi Y Gambar 4.5. Plot kuadrat sisaan dengan estimasi Uji Asumsi Bebas Autokorelasi Autokorelasi diartikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Uji bebas autokorelasi dapat dideteksi dengan rumus Durbin Watson. Uji Durbin Watson (Uji DW) 1. : 0, artinya tidak ada autokorelasi, : 0, artinya ada autokorelasi. 2. Dipilih 0, Daerah kritis: pengambilan nilai 3 dan 35 serta α 0,05 diperoleh nilai 1,28 dan 1,65 sehingga 4 2,72 dan 4 2,35. H 0 ditolak tidak dapat disimpulkan H 0 diterima 1,28 1,65 2,35 2,72 Gambar 4.6 Uji Durbin Watson 4. Statistik uji: hasil menunjukkan bahwa nilai 1,98150.

32 22 5. Kesimpulan : berdasarkan hasil diperoleh nilai berada pada posisi 1,65 maka tidak ditolak. Artinya, asumsi bebas autokorelasi pada model produksi padi sawah di Jawa Tengah Tahun 2010 dipenuhi Uji Asumsi Bebas Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen. Pendeteksian adanya mutikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil uji multikolinearitas Variabel independen VIF Keterangan (Luas panen) < 10 Tidak terdapat multikolinearitas (Produktivitas padi sawah) < 10 Tidak terdapat multikolinearitas (Luas pengairan teknis) < 10 Tidak terdapat multikolinearitas Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai VIF untuk semua variabel independen, baik variabel luas panen, produktivitas padi sawah, dan luas pengairan teknis adalah lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi bebas multikolinearitas dipenuhi. Berdasarkan pengujian asumsi klasik pada model produksi padi sawah di Jawa Tengah tahun 2010 menggunakan analisis regresi diperoleh bahwa asumsi normalitas dan asumsi homoskedastisitas telah dilanggar sehingga diperlukan penanganan terhadap pelanggaran asumsi-asumsi tersebut agar diperoleh model regresi yang tepat di antaranya dengan menggunakan regresi robust estimasi-cm. 4.4 Model Regresi Robust dengan Estimasi-CM Proses perhitungan estimasi-cm secara iterasi diawali dengan menentukan estimasi koefisien regresi yang diperoleh dari MKT yaitu = (239519: 5,73 ; 4285; 0,216) kemudian berdasarkan langkah-langkah menduga koefisien regresi dengan estimasi-cm, dihitung nilai, sisa,,

33 23 dan. Proses iterasi menggunakan MKT terboboti dilanjutkan dengan menghitung nilai dan menghitung pembobot yang baru dan dilakukan pendugaan parameter secara berulang-ulang sampai konvergen. Koefisien regresi tiap iterasi ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Nilai tiap iterasi pada estimasi-cm dengan empat koefisien iterasi , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,07 Tabel 4.3 menunjukkan kekonvergenan koefisien regresi. Koefisien konvergen ke nilai , koefisien konvergen ke nilai 5,72, koefisien regresi konvergen ke nilai 5047, dan koefisien konvergen ke nilai -0,07. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat ditulis model regresi robust dengan estimasi-cm yaitu , ,070 dengan

34 24 R 2 adjusted = 99,8% dan s = 8829,31. Interpretasi model yaitu sebesar 99,8% produksi padi sawah dapat diterangkan oleh variabel luas panen, produktivitas padi sawah, dan luas pengairan teknis, sedangkan sebesar 0,2 % diterangkan oleh variabel yang lain. Setiap peningkatan satu ha luas panen dan satu kwintal/ha produktivitas padi sawah di kabupaten ke-i akan meningkatkan produksi padi sawah di Jawa tengah di kabupaten ke-i masing-masing sebesar 5,72 ton dan 5047 ton, setiap peningkatan satu ha luas pengairan teknis di kabupaten ke-i akan menurunkan produksi padi sawah di kabupaten ke-i sebesar 0,070 ton. Uji serentak digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara keseluruhan signifikan dalam mempengaruhi variabel independen. 1. 0, 1,2,3 (luas panen, produktivitas padi sawah atau luas pengairan teknis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi sawah). 0, untuk suatu 1,2,3 (paling tidak ada salah satu di antara luas panen, produktivitas padi sawah atau luas pengairan teknis berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi sawah). 2. Dipilih 0, Daerah kritis: ditolak jika 0, Statistik uji : hasil menunjukkan bahwa nilai 0, Kesimpulan : karena 0,000 0,05 maka ditolak. Artinya, paling tidak ada salah satu di antara luas panen, produktivitas padi sawah atau luas pengairan teknis berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi sawah. Selanjutnya dilakukan uji parsial untuk mengetahui signifikansi atau pengaruh masing-masing variabel independen terhadap model regresi yang dihasilkan.

35 25 Tabel 4.4. Hasil uji t pada estimasi-cm untuk tiga variabel independen Variabel Kesimpulan Luas panen 0,000 0,05 Signifikan Produktivitas padi sawah 0,000 0,05 Signifikan Luas pengairan teknis 0,881 0,05 Tidak signifikan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa luas panen dan produktivitas padi sawah adalah signifikan dalam mempengaruhi jumlah produksi padi sawah di Jawa Tengah, sedangkan luas pengairan teknis tidak berpengaruh signifikan. Karena variabel luas pengairan teknis tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sawah, maka variabel tersebut dikeluarkan dari model, kemudian diregresikan kembali dengan estimasi-cm antara variabel produksi padi sawah dengan luas panen dan produktivitas dengan regresi robust dengan metode estimasi-cm. Koefisien regresi konvergen ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 menunjukkan koefisien regresi telah konvergen. Koefisien konvergen ke nilai , koefisien konvergen ke nilai 5,7, dan koefisien konvergen ke nilai 5016, sehingga diperoleh model regresi robust dengan estimasi-cm yaitu , dengan adjusted= 99,8% dan s = 8684,51. Interpretasi model yaitu sebesar 99,8% produksi padi sawah dapat diterangkan oleh variabel luas panen dan produktivitas, sedangkan sebesar 0,2% diterangkan oleh variabel lain. Setiap peningkatan satu ha luas panen di kabupaten ke-i dan satu kwintal/ha produktivitas di kabupaten ke-i akan meningkatkan produksi padi sawah di Jawa Tengah pada kabupaten ke-i masingmasing sebesar 5,70 ton dan 5016 ton. Kemudian untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dilakukan uji serentak pada model regresi robust estimasi-cm. 1. 0, 1,2 (luas panen atau produktivitas padi sawah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi sawah). 0, untuk suatu 1,2 (paling tidak ada salah satu di antara luas panen atau produktivitas padi sawah yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi sawah).

36 26 2. Dipilih 0, Daerah kritis: ditolak jika 0, Statistik uji : hasil menunjukkan bahwa nilai 0, Kesimpulan : karena 0,000 0,05 maka ditolak. Artinya paling tidak ada salah satu luas panen atau produktivitas padi sawah yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi sawah. Tabel 4.5. Nilai tipa iterasi pada estimasi-cm dengan tiga koefisien iterasi , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Selanjutnya dilakukan uji parsial untuk mengetahui signifikansi atau pengaruh masing-masing variabel independen terhadap model regresi yang dihasilkan.

37 27 Tabel 4.6. Hasil uji t pada estimasi-cm untuk dua variabel independen Variabel Kesimpulan Luas panen 0,000 0,05 Signifikan Produktivitas padi sawah 0,000 0,05 Signifikan Tabel 4.6. menunjukkan bahwa luas panen dan produktivitas padi sawah mempengaruhi jumlah produksi padi sawah di Jawa Tengah. Berdasarkan analisis di atas, berarti upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi padi sawah di jawa Tengah adalah dengan menambah luas panen yaitu dengan penambahan luas lahan sawah. Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan produktivitas padi sawah, misalnya dengan cara penggunaan kualitas benih padi yang baik, pemupukan dan perawatan yang teratur.

38 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik dua kesimpulan. 1. Model regresi robust dengan metode estimasi-cm dalam memprediksi produksi padi sawah di Jawa Tengah adalah , , 1, 2,, 35 dengan adjusted= 99,8%. Interpretasi model yaitu sebesar 99,8% produksi padi sawah dapat diterangkan oleh variabel luas panen dan produktivitas, sedangkan sebesar 0,2% diterangkan oleh variabel lain. Setiap peningkatan satu ha luas panen di kabupaten ke-i dan satu kwintal/ha produktivitas di kabupaten ke-i akan meningkatkan produksi padi sawah di kabupaten ke-i di Jawa Tengah masing-masing sebesar 5,70 ton dan 5016 ton. 2. Variabel independen yang berpengaruh dalam model regresi robust menggunakan estimasi-cm dalam memprediksi produksi padi sawah di Jawa Tengah adalah variabel luas panen dan produktivitas. Sedangkan variabel luas pengairan teknis tidak berpengaruh signifikan. 5.2 Saran Bagi peneliti yang tertarik dengan estimasi-cm, dapat melanjutkan penelitian ini dengan melakukan estimasi parameter regresi robust. 28

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH May Cristanti, Yuliana Susanti, dan Sugiyanto Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linier merupakan teknik dalam statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH MODEL REGRESI ROBUST ESTIMASI DENGAN PEMBOBOT FAIR PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH Oktaviana Wulandari, Yuliana Susanti, dan Sri Sulistijowati Handajani Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI Disusun Oleh : SHERLY CANDRANINGTYAS J2E 008 053 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan ketergantungan variabel satu terhadap variabel lainnya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. hubungan ketergantungan variabel satu terhadap variabel lainnya. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis data dan mengambil kesimpulan yang bermakna tentang hubungan ketergantungan variabel

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS (Studi Kasus Produksi Jagung di Indonesia) Oleh VICTOR SATRIA SAPUTERA M0112089 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencilan Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan yang bervariasi (beragam). Keberagaman data ini, di satu sisi sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linier merupakan teknik dalam statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan suatu metode analisis dalam statistika yang digunakan untuk mencari hubungan antara suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam

Lebih terperinci

ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010)

ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010) ESTIMASI-MM PADA REGRESI ROBUST (Studi Kasus Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010) oleh ENDAH KRISNA MURTI M0106039 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode analisis yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode analisis yang menjelaskan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi merupakan metode analisis yang menjelaskan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Variabel dalam analisis regresi, dibedakan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST DENGAN OLS PADA PRODUKSI UBI JALAR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST DENGAN OLS PADA PRODUKSI UBI JALAR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PERBANDINGAN REGRESI ROBUST DENGAN PADA PRODUKSI UBI JALAR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 Endah Suryaningsih Utami 1), Abdul Karim 2) 1 Program Studi Strata Statistika,, Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ROBUST LEAST TRIMMED SQUARE (LTS) DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI LINEAR BERGANDA UNTUK DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN SKRIPSI

KAJIAN METODE ROBUST LEAST TRIMMED SQUARE (LTS) DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI LINEAR BERGANDA UNTUK DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN SKRIPSI KAJIAN METODE ROBUST LEAST TRIMMED SQUARE (LTS) DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI LINEAR BERGANDA UNTUK DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN SKRIPSI ADE AFFANY 120803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linear merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen (terikat; respon) dengan satu atau lebih variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: model regresi linier, pencilan (outlier), regresi robust, M-estimator

ABSTRAK. Kata kunci: model regresi linier, pencilan (outlier), regresi robust, M-estimator ABSTRAK Metode kuadrat terkecil merupakan salah satu metode estimasi parameter dalam model regresi. Metode ini menghasilkan estimator yang tak bias selama asumsi-asumsinya dipenuhi. Tetapi, ketika asumsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) = BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya dihubungkan atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel bebas,,, dengan syarat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Persamaan Regresi Linear Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Analisis regresi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan waktu penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di Jalan Pembangunan Gg. Samoa No. 12 Rumbai - Pekanbaru. Penelitian ini di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi pertama kali dikembangkan oleh Sir Francis Galton pada abad ke-19. Analisis regresi dengan satu peubah prediktor dan satu peubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE SKRIPSI Disusun Oleh: HILDAWATI 24010211130024 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (dependen, respon, YY) dengan satu atau lebih variabel bebas

Lebih terperinci

MODEL REGRESI ROBUST DENGAN PEMBOBOT WELSCH DAN PEMBOBOT RAMSAY

MODEL REGRESI ROBUST DENGAN PEMBOBOT WELSCH DAN PEMBOBOT RAMSAY MODEL REGRESI ROBUST DENGAN PEMBOBOT WELSCH DAN PEMBOBOT RAMSAY oleh KISHARTYA PRATIWI M0106076 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama berisi tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya dan beberapa teori penunjang berisi definisi-definisi yang digunakan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 2, Nopember 2016 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 2, Nopember 2016 ISSN Metode Regresi Robust Dengan Estimasi Method of Moment (Estimasi-MM) Pada Regresi Linier Berganda (Studi Kasus : Data Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur) Method of Robust Regression

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan BUMD Dan Pendapatan Lain Daerah Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel 43 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data dalam bentuk yang sudah jadi berupa data publikasi. Data tersebut sudah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Lebih terperinci

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 163-168. METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara atau taktik sebagai langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Analisis Hasil Penelitian 1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan dijadikan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015. Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang terdaftar sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder hasil survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BPS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010

REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010 REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010 oleh YURISTA WULANSARI NIM. M 0108073 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Modal Sendiri dan Pendapatan Margin terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan III. METODA PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Datadata tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai dari masingmasing variabel yang akan diuji pada penelitian ini.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 31 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah

Lebih terperinci

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust I GUSTI AYU MADE SRINADI Jurusan Matematika Universitas Udayana, srinadiigustiayumade@yahoo.co.id Abstrak. Metode kuadrat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul yaitu data dari Dana Perimbangan dan Belanja Modal Provinsi Jawa Timur,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2012 di Jakarta terhadap Laporan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur untuk periode tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Cara memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan

Lebih terperinci

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Uji Statistik Deskriptif Statistika deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI ROBUST ESTIMASI-S MENGGUNAKAN PEMBOBOT WELSCH DAN TUKEY BISQUARE

ANALISIS REGRESI ROBUST ESTIMASI-S MENGGUNAKAN PEMBOBOT WELSCH DAN TUKEY BISQUARE 48 Jurnal Matematika Vol 6 No 1 Tahun 2017 ANALISIS REGRESI ROBUST ESTIMASI-S MENGGUNAKAN PEMBOBOT WELSCH DAN TUKEY BISQUARE S-ESTIMATION OF ROBUST REGRESSION ANALYSIS USES WELSCH AND TUKEY BISQUARE WEIGHTING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat. Waktu penelitian mulai dari November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu mempengaruhi Loan to Deposit Ratio

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu mempengaruhi Loan to Deposit Ratio BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu mempengaruhi Loan to Deposit Ratio

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penilitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. B. Jenis Data Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Robust Least Trimmed Square Dengan Metode Scale

Perbandingan Metode Robust Least Trimmed Square Dengan Metode Scale Perbandingan Metode Robust Least Trimmed Square Dengan Metode Scale Dalam Mengestimasi Parameter Regresi Linear Berganda Untuk Data Yang Mengandung Pencilan Musafirah 1, Raupong 2, Nasrah Sirajang 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham contoh sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas operasional, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham kerangka pikir yang diajukan sbb. laba akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan terhadap ekonomi Indonesia dalam waktu 1996-2013, oleh karena

Lebih terperinci

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif,yaitu penelitian yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan metode estimasi-s. Kemudian akan ditunjukkan model regresi robust menggunakan metode estimasi-s untuk memprediksi Indeks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN Nurul Gusriani 1), Firdaniza 2), Novi Octavianti 3) 1,2,3) Departemen Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung- Sumedang Km. 21

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Dimana produktivitas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 22 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error Ria Kumala Dewi dan Wiwiek Setya Winahju Statistika, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing study) yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian ini yaitu nilai tukar rupiah atas dollar Amerika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN E-Jurnal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 45-52 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN NI PUTU NIA IRFAGUTAMI 1, I GUSTI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Obyek Penelitian Sampel pada penelitian yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode

Lebih terperinci