BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian


BAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. adalah pelayanan gizi, dalam standar profesi Gizi, dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pelayanan gizi yang bermutu terutama dalam menyediakan makanan

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DARI KUALITAS MAKANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam


BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada


BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber energi, pertumbuhan dan perkembangan, pengganti sel-sel yang rusak,

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

BAB V PEMBAHASAN. seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. Standar akreditasi rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan gizi. metabolisme manusia untuk pemulihan dan mengoreksi kelainan

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi suplemen secara teratur 2. Sementara itu, lebih dari setengah

reporsitory.unimus.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya mencapai pemulihan penderita. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu yang mencakup empat fungsi rumah sakit yaitu preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan konsumen atau klien. Salah satu kegiatan kuratif yang dilaksanakan rumah sakit adalah pelayanan gizi. (1) Pelayanan gizi di rumah sakit menduduki tempat yang sama penting dengan pelayanan pengobatan, medis dan yang lainnya. Pengelolaan penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan agar penderita yang dirawat memperoleh makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya dan dapat mempercepat penyembuhan penyakit serta memperpendek hari rawat inap. (2) Beberapa institusi yang menyelenggarakan makanan, rumah sakit merupakan institusi yang terpenting. Disamping sebagai salah satu komponen kegiatan dalam upaya penyembuhan penyakit, makanan yang disajikan di rumah sakit sering dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan yang diberikan dan makanan yang dilarang untuk orang sakit selama dirawat di rumah sakit akan dianggap sebagai patokan dalam pengaturan makanan sehari hari. Pandangan itu tumbuh karena makanan yang disajikan boleh atau dilarang berdasarkan anjuran dan di bawah pengawasan dokter, ahli gizi dan perawat rumah sakit. (2) Makanan bagi pasien di rumah sakit berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu mempercepat proses penyembuhan. Makanan yang 1

2 disajikan harus memenuhi kebutuhan baik kualitas maupun kuantitasnya. Hidangan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan terkonsumsi habis akan mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari perawatan. (3) Daya terima makanan merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengkonsumsi makanan yang disajikan. Daya terima makanan dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit dan sebagai tolak ukur dalam pencapaian dan pemenuhan standar pelayanan minimal. (4) Salah satu makanan yang disajikan di rumah sakit adalah makanan lunak. Makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi serta pasien dengan penyakit kesulitan mengunyah dan menelan. Makanan ini cukup mengandung zat zat gizi jika pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya. (5) Daya terima pasien makanan lunak merupakan banyaknya makanan lunak yang dikonsumsi pasien, yang dapat dilihat dari sisa makanan yang tidak dimakan oleh pasien (6). Makanan lunak diberikan kepada pasien yang secara fisik dan psikis tidak dapat mengkonsumsi makanan biasa. Kelemahan dari makanan lunak adalah kadar air yang tinggi sehingga volumenya besar dan bumbu yang digunakan tidak boleh merangsang. Hal ini seringkali membuat makanan menjadi hambar sehingga dapat mempengaruhi daya terima pasien yang pada akhirnya terdapat sisa makanan di piring. (7) Rendahnya daya terima makanan pasien yang ditunjukkan dengan tingginya sisa makanan merupakan masalah yang serius untuk segera ditangani karena makanan yang disajikan di rumah sakit telah memperhitungkan jumlah dan mutu menurut kebutuhan pasien. Oleh karena itu, seluruh makanan yang disajikan harus

3 dihabiskan hanya oleh pasien demi tercapainya keberhasilan penyelenggaraan makanan di rumah sakit. (8) Akibat yang ditimbulkan dari rendahnya daya terima makanan pasien ini, antara lain banyaknya biaya yang terbuang serta mengakibatkan kurangnya asupan makan pasien sehingga terjadi kekurangan intake gizi esensial yang dapat menurunkan status gizi selama dirawat di rumah sakit. Terjadinya malnutrisi selama perawatan di rumah sakit merugikan karena meningkatnya biaya tambahan untuk pengobatan pasien dan masalah efisiensi anggaran makan pasien di rumah sakit. (8) Malnutrisi merupakan masalah gizi pada pasien rawat inap di rumah sakit. Adanya sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan oleh pasien mengakibatkan kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi sehingga menimbulkan malnutrisi di rumah sakit. (9) Hasil berbagai penelitian, ditemukan angka prevalensi malnutrisi di rumah sakit cukup tinggi, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Prevalensi malnutrisi di rumah sakit Belanda 40%, Swedia 17%-47%, Denmark 28% dan Amerika 40%. (10) Hasil penelitian pada beberapa rumah sakit di Sothampton Inggris menggunakan MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) yaitu prevalensi risiko gizi buruk berkisar 19-60% pada pasien rawat inap dan 30% pada pasien rawat jalan. (11) Hasil penelitian di tiga rumah sakit rujukan di Indonesia yaitu RS Sanglah Bali, RS Dr. Sardjito Yogyakarta dan RS M. Djamil Padang mengatakan bahwa 62,9% dari total sampel kasus memiliki asupan energi di bawah 80%. (12) Masalah kurang gizi di rumah sakit dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu koordinasi yang kurang antar tim kesehatan, seperti monitoring dan pencatatan berat badan dan tinggi badan yang dilaksanakan, kegagalan petugas dalam mengamati asupan makanan merupakan penyebab menurunnya keadaan gizi. Hal ini bisa juga disebabkan oleh pemberian makanan yang kurang serta belum ada pedoman

4 penatalaksanaan asuhan gizi. Pasien yang rentan terhadap kejadian kurang gizi salah satu diantaranya adalah pasien yang berada di dalam ruang perawatan penyakit dalam. (13) Konsumsi dan daya terima makanan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi daya terima makanan adalah keadaan psikologis dan fisik (umur dan jenis kelamin). (2) Faktor eksternal meliputi penampilan makanan, rasa makanan, menu makanan, penyajian makanan dan pelayanan penyaji makanan. (14) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarma H tentang daya terima makanan pasien berdasarkan kelas perawatan di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center menggunakan skala Comstock (pengukuran sisa makanan dengan cara menaksir secara visual) sebagian besar responden memiliki persentase daya terima sebesar<25%. (15) Sementara itu, penelitian di Rumah Sakit UmumPusat Dr.Hasan Sadikin Bandung oleh Munawar tahun 2011 menyatakan persentase daya terima makanan lunak pasien kelas 3 dengan metode food weighing sehari sebesar 68,8%. (6) Hasil penelitian Rijadi, Cristoper Bagus tahun 2012 di RSPAD Gatot Soebroto menyatakan bahwa daya terima makanan lunak yang kurang yaitu 58,% dan daya terima makanan lunak yang baik yaitu 41,5%. (16) Hasil penelitian Sepriani, Y pada tahun 2004 dalam penelitiannya tentang faktor yang mempengaruhi daya terima pasien terhadap makanan diit jantung III di Irna C Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang, diperoleh sisa makanan pasien sebanyak 80 % untuk makanan pokok, 53,3% untuk protein hewani, 26,7% untuk protein nabati dan 53,3% untuk sayuran. (17) Hasil penelitian Aziz, Andrive tahun 2012 di RSUD Arosuka Kabupaten Solok menyatakan bahwa daya terima baik yaitu 53,3% pada pasien yang mendapatkan makanan lunak. (18)

5 Pasien rawat inap penyakit dalam RSUD Pasaman Barat menduduki urutan pertama dibandingkan tiga ruang rawatan lainnya dalam jumlah besaran pasien yang dirawat. Rata rata jumlah pasien rawat inap penyakit dalam perhari pada tahun 2015 adalah 40 pasien. Berdasarkan pengamatan awal di ruangan rawat inap penyakit dalam RSUD Pasaman Barat, didapatkan 25,71% dari 35 pasien yang dirawat dan mendapatkan makanan lunak mempunyai status gizi kurang. Hasil ini diperoleh dari penimbangan berat badan pasien dan pengukuran tinggi badan pasien dengan penggunaan indeks massa tubuh (IMT). Berdasarkan survey pendahuluan, rata rata daya terima makanan lunak pasien rawat inap penyakit dalam yaitu 40%. Angka ini masih jauh dari kategori baik, dimana standar minimal daya terima pasien yaitu 80%. (1) Berdasarkan data yang dimiliki Instalasi Gizi RSUD Pasaman Barat belum pernah dilakukan pemantauan maupun evaluasi apa penyebab dari permasalahan tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Faktor yang Berhubungan dengan Daya Terima Makanan Lunak Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Pasaman Barat Tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskanlah masalah penelitian yaitu faktor faktor apa yang berhubungan dengan daya terima makanan lunak pasien rawat inap penyakit dalam RSUD Pasaman Barat tahun 2016.

6 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan daya terima makanan lunak pasien rawat inap penyakit dalam RSUD Pasaman Barat tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi daya terima pasien terhadap makanan lunak, penilaian pasien terhadap penampilan, rasa, menu, penyajian dan pelayanan penyaji makanan. 2. Diketahuinya hubungan antara penampilan makanan dengan daya terima makanan lunak. 3. Diketahuinya hubungan antara rasa makanan dengan daya terima makanan lunak. 4. Diketahuinya hubungan antara menu makanan dengan daya terima makanan lunak. 5. Diketahuinya hubungan antara penyajian makanan dengan daya terima makanan lunak. 6. Diketahuinya hubungan antara pelayanan penyaji makanan dengan daya terima makanan lunak. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan ilmiah khususnya meneliti dalam bidang penyelenggaraan makanan rumah sakit. 2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat Dapat memberikan informasi dan menjadi bahan untuk mengambil kebijakan dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit agar pelayanan gizi dapat menjadi

7 lebih baik serta menjadi masukan bagi instalasi gizi dalam penyelenggaraan makanan bagi pasien rawat inap sehingga kegiatan tersebut berhasil dan berdaya guna. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah kekayaan khazanah ilmu dan menjadi bahan rujukan serta bahan masukan bagi para akademisi dan dunia pendidikan di masa yang akan datang khususnya tentang pelayanan gizi rumah sakit serta dapat memberikan informasi bagi peneliti lain untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan daya terima makanan lunak, dilakukan di ruangan rawat inap penyakit dalam RSUD Pasaman Barat tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap penyakit dalam yang mendapat makanan lunak. Pengumpulan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner dan penimbangan sisa makanan pasien sedangkan data sekunder berdasarkan data laporan tahunan instalasi gizi RSUD Pasaman Barat.

8