BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami"

Yandi Susanto
6 tahun lalu
Tontonan:

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami pasien sebelum maupun setelah masuk rumah sakit. Salah satu malnutrisi yang sering dijumpai adalah kurang energi dan protein. Dari hasil berbagai penelitian, ditemukan angka prevalensi malnutrisi di rumah sakit cukup tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indrawaty dkk (2006) pada salah satu rumah sakit di Padang, prevalensi kejadian malnutrisi cukup tinggi, yaitu 56,67% pasien gizi kurang, 40% gizi normal dan 3,33% gizi lebih. Pada penelitian Dwiyanti (2004) yang dilakukan di RSUP Sardjito memiliki angka prevalensi kejadian malnutrisi 46,7% berdasarkan asupan energi dan protein. Kemudian prevalensi malnutrisi ini meningkat pada penelitian Ambarwati (2008) di RSUP Sardjito Yogyakarta, terdapat 50,7% kejadian malnutrisi. Penentuan status gizi pasien rawat inap merupakan faktor penting untuk keseluruhan penatalaksanaan pengobatan pasien di rumah sakit. Penilaian biokimia dan antropometri sering digunakan sebagai cara penentuan status gizi untuk mengetahui kejadian malnutrisi. Penilaian biokimia berdasarkan pemeriksaan kadar serum albumin dapat menjadi indikator penentuan status gizi malnutrisi atau tidak pada pasien di rumah sakit (Kurdanti, 2004). Keadaan hipoalbuminemia dapat menyebabkan kelainan berupa komplikasi dari penyakit yang diderita sebelumnya sehingga berakibat pada

2 2 tingkat morbiditas dan mortalitas pasien (Hasan, 2008). Pada penelitian Kurdanti (2004) menyatakan bahwa hipoalbuminemia berhubungan dengan lama rawat inap pasien. Sedangkan menurut Arisman (2007) keadaan malnutrisi kurang energi protein dapat mengakibatkan turunnya sekresi asam lambung, gangguan fungsi pankreas, gangguan fungsi hati, fungsi GFR (Glomerular Filtrate Rate) dan RPF (Renal Plasma Flow) menurun, kelainan sistem hematologik, penurunan volume jantung akibat semikelaparan yang mengakibatkan kerja jantung menurun serta lamanya proses penyembuhan luka. Resiko yang ditimbulkan keadaan hipoalbuminemia tersebut memerlukan tindak lanjut nutrition support team. Tindakan pemberian dukungan nutrisi (nutrition support) harus sesuai aturan. Dukungan nutrisi yang diberikan dapat berupa baik oral/suplemen, enteral maupun parenteral yang dilakukan oleh kerjasama antara dokter, ahli gizi, perawat, apoteker, ahli biokimia (Mckee, 2006). Menurut penelitian Yanti (2005) tentang faktor yang berhubungan dengan perubahan kadar albumin pada pasien hipoalbuminemia, tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan energi dan protein terhadap perubahan kadar albumin, namun kadar albumin yang turun lebih banyak pada asupan energi dan protein tidak cukup (60%). Pada penelitian Dwiyanti (2004) menyatakan bahwa asupan energi dan protein yang tidak cukup memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami malnutrisi. Sedangkan penelitian Hurfiati (2006) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan asupan energi dan protein terhadap penggunaan dukungan nutrisi namun dukungan nutrisi berperan pada perubahan status gizi pasien berdasarkan SGA.

3 3 Bukti tentang efektivitas peranan dukungan nutrisi telah berkembang baik dalam dekade terakhir. Pada beberapa kondisi klinis, peranan dukungan nutrisi terhadap perlawanan efek negatif dari malnutrisi atau pada beberapa penyakit masih kurang jelas. Oleh karena itu penting untuk mengevaluasi efek dari dukungan nutrisi khusus dalam berbagai kondisi dan penyakit tertentu. Mengingat permasalahan dan perlunya dukungan nutrisi yang tepat untuk pasien dengan hipoalbuminemia seperti diuraikan di atas, maka penanganan asupan energi protein pasien dengan tambahan dukungan nutrisi hipoalbuminemia menjadi penting. Untuk itu dalam karya tulis ini, penulis mengambil judul Peranan Dukungan Nutrisi Terhadap Perubahan Status Albumin Pada Pasien Hipoalbuminemia Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu: a. Perbedaan kecukupan asupan energi dan protein pada pasien hipoalbuminemia yang mendapat dukungan nutrisi dengan yang tidak b. Perbedaan kecukupan energi dan protein terhadap perubahan status albumin pasien hipoalbuminemia yang mendapat dukungan nutrisi dengan yang tidak c. Perbedaan perubahan status albumin pasien hipoalbuminemia yang mendapat dukungan nutrisi dengan yang tidak mendapat dukungan nutrisi

4 4 d. Hubungan rute dukungan nutrisi dengan perubahan status albumin pada pasien hipoalbuminemia. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan dukungan nutrisi terhadap perubahan status albumin pada pasien hipoalbuminemia rawat inap. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui perbedaan kecukupan asupan energi dan protein pada pasien hipoalbuminemia yang mendapat dukungan nutrisi dengan yang tidak b. Mengetahui perbedaan kecukupan energi dan protein terhadap perubahan status albumin pasien hipoalbuminemia yang mendapat dukungan nutrisi dengan yang tidak c. Mengetahui perbedaan perubahan status albumin pasien hipoalbuminemia yang mendapat dukungan nutrisi dengan yang tidak mendapat dukungan nutrisi d. Mengetahui hubungan rute dukungan nutrisi dengan perubahan status albumin pada pasien hipoalbuminemia

5 5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui peranan dukungan nutrisi serta faktor resiko yang mempengaruhi perubahan status albumin pasien hipolabuminemia rawat inap. 2. Bagi institusi Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di rumah sakit terutama dalam pemberian dukungan nutrisi yang tepat dan cepatpada pasien rawat inap dengan status hipoalbuminemia. 3. Bagi Pasien Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang peranan dukungan nutrisi terhadap perubahan status albumin pada pasien hipoalbuminemia RSUP dr Sardjito Yogyakarta sehingga pasien dapat meningkatkan asupan energi dan protein untuk memperbaiki status gizinya. E. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan ini, yaitu: 1. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perubahan Kadar Albumin pada Pasien Hipoalbuminemia di RS. Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 oleh Ani Rima Yanti. Persamaan : meneliti variabel asupan energi protein, perubahan kadar albumin pada pasien hipoalbuminemia, jenis penelitian kohort prospektif

6 6 Perbedaan : tidak meneliti variabel dukungan nutrisi secara lengkap (oral, enteral, parenteral) 2. Peranan Dukungan Nutrisi Terhadap Lama Tunggu Operasi di RSUP. Dr Sardjito Yogyakarta pada tahun 2006 oleh Hurfiati. Persamaan : meneliti variabel dukungan nutrisi dengan kriteria inklusi pasien dengan status hipoalbuminemia Perbedaan : penelitian dilakukan pada bangsal bedah terhadap lama tunggu operasi, penilaian status gizi ditentukan berdasarkan SGA.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkiraan tindakan pembedahan di dunia adalah 234 juta tindakan setiap tahunnya bahkan melebihi jumlah kelahiran. Pada tahun 2002, bank dunia melaporkan bahwa dari