Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Kajian Ekonomi Regional Banten

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

ii Triwulan I 2012

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Halaman ini sengaja dikosongkan.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Triwulan IV iii

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

4. Outlook Perekonomian

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 SEBESAR 3,88 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

ii Triwulan I 2013

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

Transkripsi:

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepulauan Riau tumbuh 8,54% (year-on-year), sedangkan di triwulan I-2010 sebesar 9,34% (angka revisi BPS). Kondisi ini dipengaruhi oleh berkurangnya pengeluaran masyarakat untuk barang-barang non-makanan, khususnya semen dan alas kaki. Sebaliknya, permintaan terhadap pakaian relatif meningkat memasuki musim liburan dan tahun ajaran baru sekolah. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Penggunaan Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau dan 5 Negara Mitra Dagang Utama (y-o-y) year on year 2009 2010 year over year TW II TW I* TW II** 2008 2009* KOMPONEN PENGGUNAAN Konsumsi Rumah Tangga 14.82% 29.66% 25.25% 19.03% 17.37% Konsumsi Lembaga Swasta 17.75% 4.62% 16.35% 13.41% 23.56% Konsumsi Pemerintah 11.69% 19.66% 15.40% 13.26% 13.95% Pembentukan Modal Tetap Bruto 11.07% 21.93% 21.92% 29.38% 15.14% Ekspor Barang dan Jasa 1.84% 3.44% 7.72% 6.18% 2.11% Impor Barang dan Jasa 3.57% 14.60% 20.47% 2.94% 7.59% SEKTOR EKONOMI Pertanian 0.11% 4.57% 4.76% 3.80% 1.50% Pertambangan & Penggalian 0.12% 1.80% 3.10% 2.71% 1.10% Industri Pengolahan 1.28% 9.98% 8.54% 4.56% 2.38% Listrik, Gas & Air Bersih 1.16% 6.93% 9.11% 7.94% 2.08% Bangunan 13.65% 12.12% 12.47% 34.26% 13.36% Perdagangan, Hotel & Restoran 1.53% 11.80% 11.14% 7.77% 3.84% Pengangkutan & Komunikasi 5.82% 7.04% 7.28% 14.44% 6.67% Keuangan, Persewaan & Jasa P'an 5.46% 5.25% 5.01% 9.71% 5.50% Jasa Jasa 9.12% 5.39% 5.73% 15.59% 8.44% PDRB (termasuk migas) 2.26% 9.29% 8.54% 6.65% 3.51% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Sumber : BPS Kepulauan Riau; MTI Singapore & BEA US Dept. of Commerce, HSBC Global Research (diolah) *) angka sementara Menurunnya tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2010 cukup terindikasi dari perkembangan beberapa indikator penuntun. Konsumsi semen selama triwulan berjalan kembali mengalami pertumbuhan negatif jumlah realisasi sebanyak 165.013 ton, atau turun 0,73% dibanding periode yang sama tahun 2009. Sementara pada triwulan I-2010 total realisasi pengadaan semen di Kepulauan Riau mencapai 194.755 ton, tumbuh 7,3% dibanding triwulan I-2009. Indikasi perlambatan juga terlihat dari turunnya pertumbuhan impor barang-barang konsumsi memasuki bulan April dan Mei 2010. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar kebutuhan masyarakat masih dipasok dari luar daerah dan luar negeri. Kegiatan investasi diproyeksi akan semakin tumbuh sebagaimana terkonfirmasi dari tren pertumbuhan impor barang-barang modal. Pangsa utama aktivitas investasi pada Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010 1

triwulan I-2010 masih didominasi oleh investasi industri manufaktur. Berdasarkan jenis industrinya, investasi di sektor manufaktur sebagian besar dilakukan oleh industri galangan kapal (shipyard) baik untuk jasa pembuatan maupun perbaikan kapal, serta industri elektronik berupa peralatan radio, tv dan alat komunikasi lainnya. Sementara itu, investasi oleh industri mesin-mesin dan perlengkapannya juga mulai memperlihatkan peningkatan meskipun belum pulih sepenuhnya dibanding kondisi sebelum krisis. Indikator dini kredit investasi perbankan yang tumbuh posisitf selama triwulan II-2010 semakin memberi keyakinan adanya optimisme masyarakat untuk mulai berinvestasi. Jumlah kredit investasi yang telah disalurkan perbankan hingga bulan Juni 2010 tercatat sebesar Rp 2,57 triliun, meningkat 2,7% dibanding posisi bulan Juni 2009. Sebelumnya kredit investasi perbankan masih berada pada area pertumbuhan negatif. Asesmen Inflasi Secara umum, perkembangan inflasi di Kota Batam dan Tanjungpinang mulai menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Inflasi pada akhir triwulan II-2010 baik di Batam maupun di Tanjungpinang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,14% dan 4,84% () dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya. Kenaikan sejumlah komoditas volatile food dan penyesuaian tarif listrik dan air pada triwulan laporan menyebabkan angka inflasi tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan periode akhir triwulan lalu. Kebijakan pemerintah menaikkan tarif air PT. Adhya Tirta Batam rata-rata sebesar 17% ikut serta meningkatkan IHK pada bulan Juni 2010. Kelompok pengeluaran yang membantu menahan laju inflasi yakni transpor, komunikasi dan jasa keuangan khususnya komunikasi karena operator telepon seluler menurunkan tarifnya. Perkembangan Inflasi Batam Perkembangan Inflasi Tanjungpinang 2,5% 2,0% 1,5% 1,0% 0,5% 0,0% 0,5% 1,0% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 3,0% 2,5% 2,0% 1,5% 1,0% 0,5% 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% mtm mtm Sumber : BPS Prov. Kepri, diolah Sumber : BPS Prov. Kepri, diolah Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010 2

Secara tahunan, perkembangan inflasi di Kota Batam pada triwulan laporan menunjukkan arah peningkatan yakni dari 0,15% () pada akhir tahun 2009 menjadi 1,42% pada triwulan I-2010. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada 44 komoditi diantaranya cabe merah, tarif air minum, kangkung, cabe rawit, bayam dan tarif listrik. Sedangkan inflasi di Kota Tanjungpinang juga menunjukkan tren meningkat. Laju inflasi pada triwulan II-2010 sebesar 4,85% (), jauh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,92%. Tekanan inflasi disumbang oleh kelompok bahan makanan terutama berasal dari komoditas bumbu-bumbuan, beras dan ikan. Faktor penyebab masih didominasi oleh gangguan cuaca yang berdampak pada distribusi barang kebutuhan pokok dari daerah pemasok. Kenaikan IHK pada kelompok bahan makanan mencapai 11,3% () pada triwulan laporan dan 6,43% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Asesmen Perbankan Secara umum, kondisi perbankan Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil dan risiko kredit masih terkendali. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi 11,57% (), sedangkan pertumbuhan kredit kredit mengalami sedikit penurunan dibanding triwulan lalu menjadi 15,64% (). Peran intermediasi perbankan dinilai moderat meskipun mengalami sedikit penurunan rasio LDR menjadi 68,16%. Sementara itu, tingkat pertumbuhan kredit UMKM semakin ekspansif mencapai pertumbuhan sebesar 49,14% () dengan tingkat risiko kredit masih di bawah target indikatif 5%. Tabel 3.1. Indikator Perbankan di Kepulauan Riau 2009 2010 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II DPK 17.402.784 17.320.909 17.834.925 18.167.418 18.524.828 19.325.486 Pertumbuhan () 24,83% 18,83% 18,88% 6,91% 6,45% 11,57% Kredit 11.122.352 11.391.028 12.228.079 12.864.765 12.982.643 13.172.883 Pertumbuhan () 23,88% 16,80% 16,71% 14,69% 16,73% 15,64% Kredit UMKM 5.644.278 5.809.333 6.041.581 6.223.222 8.381.416 8.664.177 Pertumbuhan () 17,04% 9,83% 8,19% 9,05% 48,49% 49,14% LDR 63,91% 65,76% 68,56% 70,81% 70,08% 68,16% NPL 2,91% 2,72% 2,96% 2,62% 3,06% 2,89% Sumber: Bank Indonesia Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010 3

Penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan di Kepulauan Riau hingga triwulan II-2010 mengalami peningkatan. Secara tahunan, penghimpunan DPK hingga Juni 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan posisi triwulan I-2010 yaitu dari 6,45% menjadi sebesar 11,57% (). Berdasarkan komponen, sumber peningkatan DPK adalah giro dengan porsi 26,4%, yang naik ke 10,65% () dibandingkan triwulan sebelumnya (0,73%; ). Sementara menurut kepemilikan, perkembangan DPK baik pemerintah daerah, perusahaan swasta maupun perorangan mengalami peningkatan. Peningkatan DPK ini diperkirakan lebih dominan disebabkan oleh peningkatan giro pemerintah daerah di bank BUMN atas transaksi kurang bayar bagi hasil minyak dan gas di Kepulauan Riau. Asesmen Sistem Pembayaran Perkembangan aliran uang kartal di wilayah kerja KBI Batam pada triwulan II-2010 mengalami penurunan baik inflow sedangkan outflow mengalami kenaikan. Inflow di wilayah kerja KBI Batam turun sebesar 44,98% (qtq) menjadi Rp 57,59 milyar, sementara outflow di wilayah kerja KBI Batam mengalami kenaikan signifikan sebesar 98,56% (qtq) menjadi Rp 1.015,63 milyar. Kenaikan outflow diperkirakan akan terus terjadi menjelang hari raya Ramadhan. KBI Batam memiliki karateristik net ouflow di mana outflow lebih besar daripada inflow. Bank Indonesia senantiasa menjaga kualitas uang kartal yang layak edar dengan menerapkan clean money policy yaitu dengan melakukan pemusnahan atau pemberian tanda tidak berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang sudah tidak layak edar. Selama triwulan II-2010, KBI Batam telah melakukan pemusnahan uang kertas sebanyak 4,2 juta lembar atau Rp 44,7 Milyar. Berdasarkan denominasi yang paling banyak dimusnahkan adalah pecahan Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 20.000, dan Rp 10.000, masing-masing sebesar 39%, 20%, 18%, dan 15%. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Di Kepulauan Riau Perkembangan Pemusnahan Uang Kantor Bank Indonesia Batam 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II 80 70 60 50 40 30 20 10 Rp Miliar Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Inflow (Rp milyar) Outflow (Rp milyar) Net Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010 4

Asesmen Keuangan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) seluruh kabupaten dan kota di provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 ditargetkan sebesar Rp 6,86 triliun, turun 1,5% dibanding total APBD Kepulauan Riau tahun sebelumnya. Di sisi penerimaan, penurunan terbesar terjadi pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang turun 1,9% menjadi sekitar Rp 1,03 triliun, serta pengurangan alokasi Dana Perimbangan sebesar 0,4% menjadi sekitar Rp 4,07 triliun. Tabel Perkembangan Total APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 s.d. 2010 (dalam jutaan Rupiah) 2007 2008 % 2007-2008 2009 % 2008-2009 2010 % 2009-2010 PENDAPATAN 4,815,445 4,178,569-13.2% 5,336,421 27.7% 5,399,234 1.2% BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH 598,897 952,217 59.0% 1,050,396 10.3% 1,030,742-1.9% DANA PERIMBANGAN 3,969,281 2,903,001-26.9% 4,089,414 40.9% 4,073,660-0.4% LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 247,267 323,351 30.8% 196,611-39.2% 294,831 50.0% BELANJA 6,220,533 5,155,325-17.1% 6,973,402 35.3% 6,865,662-1.5% BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,687,938 1,959,360 16.1% 2,574,573 31.4% 2,740,179 6.4% - Belanja subsidi 35,044 79,218 126.1% 123,996 56.5% 73,490-40.7% - Belanja hibah 87,153 61,420-29.5% 157,308 156.1% 242,361 54.1% - Belanja bantuan sosial 240,368 194,997-18.9% 240,188 23.2% 233,971-2.6% BELANJA LANGSUNG 4,532,595 3,195,965-29.5% 4,398,829 37.6% 4,125,483-6.2% - Belanja pegawai 616,802 400,679-35.0% 607,547 51.6% 644,627 6.1% - Belanja barang dan jasa 1,477,486 1,330,753-9.9% 1,617,929 21.6% 1,597,660-1.3% - Belanja modal 2,438,307 1,464,533-39.9% 2,173,353 48.4% 1,883,195-13.4% SURPLUS/(DEFISIT) (1,405,088) (976,756) -30.5% (1,636,981) 67.6% (1,466,428) -10.4% Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), diolah Penurunan APBD 2010 terjadi pada seluruh anggaran pemerintah baik provinsi, kota, maupun kabupaten di Kepulauan Riau. APBD provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 diperkirakan turun Rp 16 miliar (0,87%), dari sebelumnya Rp 1,846 triliun menjadi Rp 1.830 triliun. Terjadinya penurunan tersebut disebabkan karena berkurangnya dana perimbangan dan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas untuk provinsi Kepri pada tahun 2010 mendatang. Realisasi penerimaan pemerintah provinsi (pemprov) Kepulauan Riau sampai dengan posisi akhir triwulan II-2010 diestimasi sebesar Rp 884,7 miliar atau mencapai 59% dari target penerimaan tahun 2010 sebesar Rp 1,489 triliun. Pencapaian ini lebih baik jika dibandingkan persentase penerimaan selama semester I-2009 yang terealisasi sebesar 44,3%. Penerimaan pajak daerah sebagai sumber pendapatan utama tercatat sebesar Rp 252,9 miliar, dengan tingkat realisasi 66,4% dari target penerimaan pajak tahun 2010. Penerimaan pajak daerah tersebut bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB). Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010 5

Sedangkan penyerapan belanja modal mengalami kenaikan yang sangat tajam seiring dengan dimulainya pelaksanaan pekerjaan yang telah dicanangkan sebelumnya pada APBD 2010. Selain dari aktivitas investasi rutin, anggaran modal banyak terserap pada proyek multiyears pembangunan ibukota provinsi di pulau Dompak. Efek positifnya, belanja barang dan jasa juga meningkat drastis untuk mendukung pelaksanaan proyek investasi tersebut. Pencapaian ini perlu diapresiasi yang mengindikasikan keseriusan pemerintah daerah dalam mempercepat pembangunan ekonomi di wilayahnya. Prospek Ekonomi dan Inflasi Perkembangan ekonomi yang terjadi di beberapa negara selama semester I-2010 masih menunjukkan tren positif. International Monetary Fund (IMF) semakin yakin bahwa arah recovery global berjalan sesuai perkiraan, meski disertai kenaikan resiko di sektor keuangan. Pada bulan Juli 2010, perekonomian dunia diproyeksi tumbuh 4,6%, lebih tinggi dari angka proyeksi di bulan April sebesar 4,2%. Di dalam negeri, pemerintah Indonesia masih memiliki keyakinan yang kuat terhadap asumsi makroekonomi yang ditetapkan, dengan tidak melakukan revisi terhadap target pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun 2010. Hal ini sejalan dengan proyeksi IMF yang menilai perekonomian Indonesia bergerak stabil sepanjang semester I-2010. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan masih berada pada kisaran 6%. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara di Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kepri dan Beberapa Negara pada Triwulan III-2010 Earlier Projections April 2010 Year over Year Latest Projections Difference from April 2010 Projections July 2010 2010 2011 2010 2011 2010 2011 World Output 4.2 4.3 4.6 4.3 0.4 0.0 United States 3.1 2.6 3.3 2.9 0.2 0.3 Euro Area 1.0 1.5 1.0 1.3 0.0 0.2 Japan 1.9 2.0 2.4 1.8 0.5 0.2 United Kingdom 1.3 2.5 1.2 2.1 0.1 0.4 China 10.0 9.9 10.5 9.6 0.5 0.3 India 8.8 8.4 9.4 8.4 0.6 0.0 Singapore 8.9 6.8 9.9 4.9 1.0 1.9 Hongkong 5.0 4.4 6.0 4.4 1.0 0.0 Middle East 4.5 4.8 4.5 4.9 0.0 0.1 Indonesia 6.0 6.2 6.0 6.2 0.0 0.0 Sumber : IMF Wprld Economic Outlook, July 2010 (Update) Sumber : IMF Wprld Economic Outlook, July 2010 (Update) Seluruh negara telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonominya di tahun 2010 menjadi jauh lebih atraktif. Termasuk pemerintah Indonesia yang merevisi angka proyeksi Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010 6

pertumbuhan ekonomi tahun 2010 dari 5,5% menjadi 5,8%. Keyakinan pemerintah dalam menghadapi kondisi perekonomian ke depan tergambar secara jelas dari asumsi makroekonomi yang ditetapkan. Laju pertumbuhan di triwulan III-2010 diproyeksi masih atraktif pada kisaran 8,3±1%, relatif melambat dibanding triwulan II yang diestimasi tumbuh 8,54% (year-on-year). Asesmen perlambatan berasal dari melemahnya kinerja ekspor menyusul permintaan global yang cenderung turun. Ekspor Kepulauan Riau diperkirakan tumbuh 6,1%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencatat kenaikan sebesar 7,72%. Pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang akan lebih ditopang oleh perbaikan konsumsi sehubungan dengan datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2010 7