BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ovarian Cysts: A Review

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1: Data Rekam Medik Paien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode Januari Desember 2011

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG

4 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

Ardina Miastuti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA The Functional Living Index-Emesis Scale (Skala FLIE) The Functional Living Index-Emesis Scale (Skala FLIE) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PENATALAKSANAAN KANKER OVARIUM EPITEL DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2002-DESEMBER 2006

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

KEGANASAN PADA UTERUS

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

TESIS REZA ADITYA DIGAMBIRO Pembimbing : Prof Dr. Gani W Tambunan, SpPA (K) Dr. H Delyuzar M.Ked(PA), SpPA (K)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

TERDAPAT PERBEDAAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA KANKER OVARIUM DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DAN BURUK. dr. I Gede Mega Putra, Sp.OG(K)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

KEAKURATAN POTONG BEKU, SITOLOGI IMPRINT INTRAOPERASI DAN GAMBARAN USG DALAM DIAGNOSIS KANKER OVARIUM DI RSUP. H. ADAM MALIK

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

HUBUNGAN INDEKS RESIKO KEGANASAN DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RSHAM TAHUN OLEH : HARTATI PANJAITAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU April 2014 HUBUNGAN TUMOR MARKER CA-125 DENGAN SIFAT DAN TIPE SEL TUMOR OVARIUM DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

TUMOR MARKER PADA KANKER GINEKOLOGI

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker ovarium berada pada urutan keempat dari seluruh kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

TESIS TERDAPAT PERBEDAAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA KANKER OVARIUM DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DAN BURUK

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Mengenai Penelitian Osteopontin Sebagai Penanda Ganas Tumor Ovarium Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TUMOR OVARIUM Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium berdasarkan konsistensinya bisa bersifat solid atau kistik. Tumor ovarium berdasarkan histopatologinya bisa bersifat jinak atau ganas. Sembilan puluh persen tumor ovarium adalah jinak, walaupun hal ini bervariasi dengan umur. Kebanyakan tumor ovarium jinak bersifat kistik. Tumor ovarium jinak yang mempunyai komponen padat adalah fibromata, thecomata, dermoid, Brenner tumor. 11 Tumor ovarium terbagi atas tiga kelompok berdasarkan struktur anatomi dari mana tumor itu berasal yaitu tumor epitel ovarium, tumor germ sel, tumor sex cord stromal. 1 Kanker ovarium ganas terdiri dari 90 95 % kanker epitel ovarium, dan selebihnya 5 10 % terdiri dari tumor germ sel dan tumor sex cord-stroma. 1 Gambar 2.1. Asal mula dari tiga tipe utama kanker ovarium. 1

90 95 % dari kanker ovarium ganas merupakan kanker epitel ovarium, dan selebihnya 5 10 % terdiri dari tumor germ sel dan tumor sex cord-stroma. 1 2.1.1 Kanker epitel ovarium Kanker epitel ovarium merupakan penyebab kematian lebih dari keseluruhan keganasan ginekologi di Amerika Serikat. 1 Di seluruh dunia 204.000 wanita terdiagnosa setiap tahun dan 125.000 wanita meninggal karena penyakit ini. 12 Dikarenakan tidak ada test penapisan yang efektif untuk kanker ovarium dan gejala klinis yang kabur pada stadium awal, sehingga tiga per empat pasien terdiagnosa sudah stadium lanjut. 1 Tipe tipe histologi kanker epitel ovarium berdasarkan klasifikasi histologi dari WHO adalah sebagai berikut: 1 Serous adenocarcinoma Mucinous tumors o Adenocarcinoma o Pseudomyxoma peritonei Endometrioid Tumors o Adenocarcinoma o Malignant mixed mullerian tumor Clear cell adenocarcinoma Transitional cell tumors o Malignant Brenner tumor o Transitional cell carcinoma Squamous cell carcinoma Mixed carcinoma Undifferentiated carcinoma Small cell carcinoma Banyak faktor bisa mempengaruhi resiko timbulnya kanker ovarium (tabel 2.1). 13 Pil kontrasepsi oral mempunyai efek proteksi yang terkuat. Analisis dari 12 uji klinis kasus kontrol yang terdiri dari 2197 pasien dengan kanker ovarium dibanding dengan 8893

kontrol wanita menunjukkan odds ratio 0,66 0,7. 14 Durasi penggunaan pil kontrasepsi juga penting. Pada uji klinis kasus kontrol dari 441 wanita dengan kanker ovarium didapati manfaat pada pemakai pil kontrasepsi oral lebih dari 3 tahun (OR 0,6). 15 Uji klinis kohort dari 17032 wanita menunjukkan keuntungan yang signifikan dari pemakaian pil kontrasepsi oral selama 8 tahun atau lebih dibanding dengan pemakaian 4 tahun atau kurang. 16 Tabel 2.1. Faktor resiko timbulnya kanker ovarium. 13 Nullipara dan wanita tanpa anak mempunyai dua kali resiko mendapat kanker ovarium karena berhubungan dengan periode jangka lama ovulasi berulang. 17 Menarche awal dan menopause lambat meningkatkan resiko kanker ovarium. Sebaliknya, menyusukan bayi mempunyai efek proteksi, mungkin dikarenakan amenorrhoea yang lama. 18 Ligasi tuba dan histerektomi mengurangi resiko mendapat kanker ovarium. 19 Secara keseluruhan insiden kanker ovarium meningkat seiring dengan bertambahnya usia hingga pertengahan 70-an sebelum berkurang sedikit pada wanita berusia lebih dari 80 tahun. 20 Riwayat keluarga kanker ovarium pada kerabat derajat pertama yaitu ibu, anak perempuan atau kakak, mempunyai tiga kali resiko mendapat kanker ovarium. 1

Secara keseluruhan angka ketahanan hidup 5 tahun untuk semua stadium kanker epitel ovarium adalah 50 %, lebih rendah dari kanker uterus (80%) atau kanker servix (70%). 1 Stadium yang ditentukan dengan operasi adalah variabel yang paling penting (Tabel 2.2). 21 Tabel 2.2. Angka ketahanan hidup 5 tahun untuk setiap stadium FIGO pada kanker epitel ovarium (n=4911 pasien). 21 Stadium Ketahanan hidup 5 tahun (%) I 86 II 70 III 34 IV 19 Kesempatan yang paling baik untuk mengurangi progresifitas kanker ovarium adalah pada saat laparatomi pertama pada pasien. Tujuan penanganan bedah pada saat ini adalah untuk menentukan secara akurat tingkat keparahan penyakit dan untuk mengurangi volume residual tumor menjadi minimal. 5 Dokter bedah seharusnya mengkonfirmasi diagnosis, menentukan stadium sebaran penyakit dan kemudian melakukan operasi kuratif atau mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan ganas pada operasi primer (debulking operation) sehingga memungkinan suksesnya lanjutan kemoterapi atau radioterapi. 22 Efektifitas operasi debulking yang optimal memperpanjang interval bebas penyakit dan memperpanjang ketahanan hidup. 23 Operasi pengangkatan tumor yang agresif, yang diikuti dengan kemoterapi berbasis platinum, biasanya menyebabkan perbaikan secara klinis. Akan tetapi hingga 80 %

wanita akan terjadi kekambuhan yang akhirnya menyebabkan bertambah parahnya penyakit dan kematian. 1 Prognosis kanker epitel ovarium tergantung pada stadium kanker pada saat diagnosis, tipe histologi dan grading, volume tumor residu. 24 2.1.2 Tumor germ sel Tumor germ sel berasal dari element germinal dari ovarium dan terdiri dari sepertiga dari seluruh neoplasma ovarium. Sub tipe yang paling sering adalah mature cystic teratoma, juga sering disebut kista dermoid. 95 % dari tumor germ sel terdiri dari kista dermoid dan biasanya jinak secara klinis. Sebaliknya tumor ganas germ sel hanya merupakan 5 % dari kanker ovarium ganas di negara negara barat. 1 Klasifikasi tumor germ sel ovarium penting untuk menentukan prognosa dan untuk kemoterapi. Klasifikasi tumor germ sel adalah sebagai berikut: 24 Dysgerminoma Non dysgerminoma (kanker embrional) o Differensiasi embrional Mixed Mature Immature o Differensiasi extra embrional Choriocarcinoma Endodermal sinus tumour (yolk sac tumour) Extraembryonal carcinoma Tiga ciri khas yang membedakan tumor ganas germ sel dari kanker epitel ovarium. Pertama, tumor ganas germ sel sering timbul pada pasien usia muda, biasanya pada usia belasan atau awal duapuluhan. Kedua, kebanyakan terdiagnosa pada stadium I. Ketiga, prognosis yang bagus walaupun pasien berada pada stadium lanjut

dikarenakan tumor ini sensitif pada kemoterapi. Terapi primer pada wanita yang masih ingin hamil adalah pembedahan dengan tidak mengorbankan fertilitas. 1 2.1.3 Tumor sex cord - stromal Tumor sex cord stromal terdiri dari berbagai kelompok neoplasma yang jarang yang berasal dari matriks ovarium. Klasifikasi histologi tumor ovarium sex cord - stromal dari WHO adalah sebagai berikut: 1 Granulosa-stromal cell tumors o Granulosa cell tumor Adult type Juvenile type o Thecoma-fibroma group Thecoma Fibroma/fibrosarcoma Sclerosing stromal tumor Sertoli-stromal cell tumors o Sertoli cell tumor o Sertoli - Leydig cell tumor Sex cord tumor with annular tubules Steroid cell tumors o Stromal luteoma o Leydig cell tumor o Steroid cell tumor not otherwise specified Unclassified Gynandroblastoma Sel sel dalam matriks ovarium berpotensi memproduksi hormon, dan hampir 90 % dari tumor ovarium yang memproduksi hormon adalah tumor sex cord stromal. Akibatnya, pasien dengan jenis tumor ini mempunyai gejala dan tanda klinis dari kelebihan estrogen atau androgen. Reseksi dengan bedah merupakan terapi primer, dan tumor sex cord stromal secara umum terbatas pada satu ovarium pada saat diagnosis. Disamping itu, kebanyakan mempunyai pola tumbuh yang lambat dan

rendah potensi keganasan. Oleh karena sebab sebab di atas, hanya beberapa pasien memerlukan kemoterapi berbasis platinum. Walaupun penyakit kambuhan sering mempunyai respon yang lemah pada pengobatan, pasien dapat bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama karena lambatnya pertumbuhan tumor. Secara keseluruhan prognosis dari tumor sex cord stromal adalah baik terutama karena terdiagnosa pada diagnose awal dan pembedahan kuratif. Dikarenakan jarangnya tumor jenis ini, membatasi pemahaman perjalanan penyakit, terapi dan prognosis. 1 2.2 Stadium Kanker Ovarium Stadium kanker ovarium diklasifikasikan menurut International Federation of Gynecologist and Obstetricians (FIGO) 2000. 24 Stadium kanker ovarium ditentukan setelah pembedahan laparatomy surgical staging. 24 Tabel 2.3. Stadium kanker ovarium menurut International Federation of Gynecologist and Obstetricians (FIGO) 2000. 24 Stadium Keterangan I IA IB IC Tumor terbatas pada ovarium Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor pada cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum Tumor terbatas pada dua ovarium, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan kapsul, tidak ada sel tumor pada cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum Tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu faktor dari kapsul tumor yang pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan kapsul, ditemukan sel tumor ganas pada cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum

II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis IIA Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum IIB Tumor meluas ke jaringan organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum IIC Perluasan di pelvis (IIA atau IIB) dengan ditemukan sel tumor di cairan asites atau bilasan rongga peritoneum III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan atau metastasis ke kelenjar getah bening regional IIIA Metastasis mikroskopis di luar pelvis IIIB Metastasis makroskopis di luar pelvis dengan besarnya lesi metastasis yang kurang atau sama dengan 2 sentimeter IIIC Metastasis makroskopis di luar pelvis dengan besarnya lesi metastasis yang lebih dari 2 sentimeter dan atau metastasis ke kelenjar getah bening regional IV Metastasis jauh ( di luar rongga peritoneum ) 2.3 Cancer Antigen 125 (CA 125) Pada tahun 1981, Bast dan kawan - kawan pertama kali mendeskripsikan CA 125, suatu glikoprotein yang dikenal oleh antibodi monoklonal murine OC 125 sebagai penanda untuk keganasan epithelial. 25 CA 125 merupakan penanda tumor yang paling banyak digunakan untuk kanker ovarium. CA 125 merupakan antigen yang diekspresi oleh epitel coelomic dan amnion sewaktu perkembangan janin. CA 125 tidak diekspresi oleh epitel ovarium normal pada orang dewasa atau janin. Pada orang dewasa, CA 125 terdapat pada jaringan yang berasal dari coelomic and epitel mullerian. Selain pada kanker epitel ovarium primer, kadar CA 125 yang meningkat juga terdapat pada

keganasan lainnya seperti kanker pankreas, kanker payudara dan paru paru dan pada kasus kasus jinak seperti endometriosis, kehamilan ektopik, fibroids, arthritis dan penyakit ginjal. 26 Menurut Kenemans dan kawan kawan, batas kadar CA 125 ditentukan pada 35 U/ml dimana hanya 1% dari 888 wanita sehat mempunyai kadar yang melebihi angka ini. Jika batas yang digunakan pada 65 U/ml, hanya 0,2% dari 888 wanita sehat mempunyai kadar yang meningkat. 27 Pada laporan uji klinis lainnya pada tabel 4 menunjukkan 0 5% wanita sehat mempunyai kadar lebih jika memakai 35 U/ml sebagai batas normal dan 0 1,7% wanita sehat mempunyai kadar lebih jika memakai 65 U/ml (tabel 2.4). 27 Kadar CA 125 yang tinggi melebihi 65 U/ml bisa terjadi pada kehamilan trimester pertama dan sewaktu menstruasi. Pada saat mulainya menstruasi kadar CA 125 bisa meninggi secara tiba tiba menjadi kadar lebih dari 300 U/ml, kemungkinan disebabkan mudah masuknya CA 125 dari epitel endometrial ke dalam sirkulasi sewaktu menstruasi. Penjelasan lain mungkin menunjukkan bahwa mundurnya darah menstruasi ke rongga abdomen, menyebabkan reaksi inflamasi lokal dan meningkatnya CA 125. 27

Tabel 2.4. Kadar CA 125 pada wanita sehat. 27 (dikutip dari Kenemans dan kawan kawan) 27 Banyak uji klinis dilakukan dengan mengukur kadar CA 125 pada pasien dengan penyakit jinak. Persentase meningginya CA 125 melebihi 35 U/ml berkisar 2 hingga 42% dan yang melebihi 65 U/ml berkisar 1 hingga 16%, bergantung populasi yang diuji. Beberapa penyakit jinak ditemukan berhubungan dengan kadar CA 125, yang menyebabkan problem diagnosa banding. Pasien yang mempunyai gagal jantung kongestif, tuberkulosis, atau sirosis hepatis bisa mempunyai hasil yang positif, seperti juga pasien dengan penyakit ginekologi jinak seperti myoma uteri dan tumor ovarium jinak. Pasien dengan endometriosis atau kista endometriosis bisa mempunyai kadar CA 125 yang sangat tinggi (tabel 2.5) 27. Neoplasma ovarium jinak lainnya juga bisa mempunyai hasil positif pada 1/6 pasien (tabel 2.6). 27

Tabel 2.5. Kadar CA 125 pada endometriosis dan atau kista endometriotik. 27 (dikutip dari Kenemans dan kawan kawan) 27 Test serum CA 125 bisa positif pada berbagai jenis kasus malignan non ovarium. Karsinoma ginekologi yang lain seperti pada endometrium bisa positif pada beberapa kasus. Hal ini berlaku juga pada kanker non ginekologi seperti kolon dan pankreas bisa meningkatkan kadar serum CA 125 (Tabel 2.7). 27 Tumor berasal dari organ organ selain ovarium bisa meningkatkan kadar CA 125 jika sudah metastasis ke ovarium.

Oleh karena itu fungsi test CA 125 kurang mempunyai nilai untuk diagnosa banding berbagai jenis keganasan. 27 Tabel 2.6. Kadar CA 125 pada neoplasma ovarium jinak. 27 (dikutip dari Kenemans dan kawan kawan) 27

Tabel 2.7. Kadar CA 125 pada keganasan non ovarium. 27 (dikutip dari Kenemans dan kawan kawan) 27 Kadar serum CA 125 pada kanker ovarium sebelum diterapi mencerminkan jumlah antigen yang berhubungan dengan tumor dalam sirkulasi dalam hubungannya dengan beratnya penyakit pada saat ditentukan stadium. 27 Tabel 2.8 menyimpulkan hubungan kadar CA 125 sebelum terapi dengan kanker ovarium sesuai dengan stadium menurut FIGO. Pada stadium I, hanya 41 % dari semua pasien mempunyai peningkatan kadar serum CA 125. Oleh karena itu pada lebih dari setengah jumlah pasien dengan keganasan terbatas pada satu atau dua ovarium (dengan atau tanpa sel malignan pada cairan asites atau cairan pencucian abdominal) kadar serum CA 125 berada dalam batas normal. 27 Kadar CA 125 yang meningkat didapati pada 50 % pasien dengan kanker ovarium stadium I dan > 90% wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut. 3 Dikarenakan keterbatasan ini, sensitivitas CA 125 dalam mendeteksi penyakit diperkirakan hanya 70-80% dengan spesifisitas 98,6% hingga 99,4% serta rendahnya nilai prediksi positif(positive prediktif value) sebesar 3%. 2

Tabel 2.8. Kadar CA 125 pada kanker ovarium sebelum terapi menurut stadium dari FIGO. 27 (dikutip dari Kenemans dan kawan kawan) 27 Ketika kadar CA 125 sebelum terapi dikelompokkan sesuai dengan tipe histologi, terbukti bahwa kebanyakan kanker epitel ovarium non musinosum mempunyai peningkatan kadar serum (tabel 2.9). Tumor musinosum mempunyai peningkatan kadar CA 125 hanya pada 58% kasus. Karsinoma ovarium bukan berasal dari lapisan epitel ovarium juga menyebabkan kadar CA 125 meningkat. 27

Tabel 2.9. Kadar CA 125 pada kanker ovarium sebelum terapi menurut tipe histologi. 27 (dikutip dari Kenemans dan kawan kawan) 27 Kadar serum CA 125 mempunyai nilai klinis untuk memonitor penyakit dan mendeteksi adanya kekambuhan. Karakteristik yang penting dari penanda tumor ini adalah kemampuannya mencerminkan sifat dari tumor ganas sewaktu terapi atau pada periode kontrol sesudah selesainya terapi. 27 2.4 Ultrasonografi Ultrasonografi sering dilakukan untuk mengevaluasi massa di pelvis dan ovarium. Kista simple (simple cyst) adalah salah satu massa pelvis yang paling sering. Gambaran klasik sonografi dari kista simple adalah batas yang rata dan regular, anechoic dan adanya peningkatan akustik posterior. (gambar 2.2) 1

Gambar 2.2. Simple cyst. 1 Pada umumnya, tumor ganas ovarium mempunyai gambaran multilokulasi, komponen padat atau echogenik dan mempunyai septa yang tebal dengan area nodular. 1 (gambar 2.3 1, gambar 2.4 29, gambar 2.5 30 )

Gambar 2.3. Massa kompleks ovarium. 1 Gambar 2.4. Gambaran multilokulasi dari cystadenocarcinoma mucinosum ovarium. Tampak komponen solid dan septa yang tebal dan irregular. 29

Gambar 2.5. Sonogram transvagina dari kanker ovarium menunjukkan kista multilokular dengan nodule solid. 30 Sonografi kurang membantu pada pasien dengan tumor ovarium ganas stadium lanjut. Sonogram pelvis mungkin sulit menginterpretasi uterus, adnexa dan struktur sekelilingnya jika ada massa besar di abdomen. Gambaran asites mudah terlihat pada ultrasonografi.(gambar 2.6) 1 Gambar 2.6. Asites mengelilingi ovarium yang membesar. 1

Pemakaian ultrasonografi juga telah dipelajari untuk membedakan tumor ovarium ganas dan tumor ovarium jinak. Jacob dan kawan kawan memakai skor ultrasonografi dimana skor ditentukan dengan memberikan nilai satu dari setiap karakteristik yang dijumpai pada ultrasonografi seperti multilokulasi kista ovarium, komponen solid pada tumor ovarium, lesi bilateral, asites dan adanya bukti metastasis intra abdomen. 5 Jacob dan kawan kawan mendapati bahwa ultrasonografi dengan skor 2 memberikan sensitivitas 71 % dan spesifisitas 83%. 5 Akan tetapi penggunaan ultrasonografi masih terkendala pada interpretasi. Karakteristik keganasan pada ultrasonografi juga bisa didapati pada tumor ovarium jinak. 9 Uli J dan kawan-kawan mendapati bahwa tingginya angka false positif yaitu 27% terutama disebabkan adanya tumpang tindih gambaran ultrasonografi tumor jinak (seperti myoma geburt, kista endometriosis, serous dan mucinous cystadenoma) dengan tumor ovarium ganas. 10 Sassone dan kawan-kawan telah mengembangkan sistim skoring untuk membedakan tumor ovarium jinak dan tumor ovarium ganas dengan mencakup struktur dinding dalam, tebal dinding kapsul, adanya septa, tebal septa, dan echogenesitas. Setiap karakteristik diberikan skor antara 1 dan 5. Skor minimum adalah 4 dan skor maksimum adalah 15. Skor < 9 mengindikasikan resiko keganasan rendah. Skor 9 beresiko tinggi keganasan. Sistim skor tersebut mencapai maksimum sensitivitas 100%, spesifisitas 83% dan positive predictive value 37% dalam membedakan tumor ovarium jinak dan ganas. Ukuran ovarium > 5 cm pada ultrasonografi transvaginal mempunyai 2.5 kali resiko malignan dibanding dengan ovarium yang lebih kecil. Jika ovariumnya normal atau tidak terlihat, maka dianggap skor ultrasonografinya < 5. (gambar 2.7) 31

Gambar 2.7. Sistim skoring dari Sassone. 31

Sistem skoring yang sama dengan menggunakan ultrasonografi transvagina untuk menilai ovarium telah dikembangkan oleh Kurjak dan kawan-kawan. Sistim skoring ini bukan hanya menilai gambaran morfologi keganasan, tetapi juga mencakup perubahan fungsional yang berhubungan dengan keganasan dengan skoring untuk ada tidaknya neovaskularisasi dan aliran resisten menggunakan Doppler pulsasi dan warna. 9 Walaupun beberapa metode prediksi dari ultrasonografi telah dideskripsikan untuk membedakan tumor ovarium ganas dan tumor ovarium jinak, belum ada yang dipakai secara universal. 1 2.5 Indeks resiko keganasan (IRK) Jacob dan kawan - kawan pada tahun 1990, membuat indeks resiko keganasan (IRK) berdasarkan serum CA 125, status menopause, dan hasil ultrasonografi, dan merekomendasikan penggunaannya untuk membedakan tumor jinak atau ganas dari tumor ovarium. Dari hasil penelitian Jacob dan kawan - kawan, dengan menggunakan indeks resiko keganasan (IRK) dengan skor IRK = 200, sensitivitasnya adalah 85,4% dan spesifisitasnya adalah 96,9%. Hasil ini lebih akurat dibandingkan dengan penggunaan ultrasonografi dan serum CA 125 secara sendiri - sendiri. 5 Mereka juga menyarankan bahwa IRK bisa digunakan untuk merujuk pasien ke pusat onkologi untuk mendapat pengobatan yang lebih sesuai dan terapi pembedahan yang lebih efektif. 32 Pada tahun 1996, Tingulstad dan kawan - kawan juga membuat Indeks Resiko Keganasan yang dinamakan IRK 2. 34 Sedangkan yang dibuat oleh Jacob dan kawan -

kawan dinamakan IRK 1. Pada tahun 1999, Tingulstad dan kawan - kawan memodifikasinya menjadi IRK 3. 35 Adapun perbedaan di antara ketiga indeks adalah terletak pada perbedaan skor dari hasil ultrasonografi dan skor status menopausal sementara itu karakteristik ultrasonografi yang digunakan adalah sama serta rumus yang digunakan adalah sama. Tabel 2.10 menunjukkan perbedaan antara ketiga IRK. Tabel 2.10. Perbedaan antara ketiga IRK. M Status Menopause U Skor Ultrasonografi IRK 1 M = 1 jika belum menopause M = 3 jika sudah menopause U = 0 jika (-) karakteristik U = 1 jika ada 1karakteristik U = 3 jika 2 karakteristik IRK 2 M = 1 jika belum menopause M = 4 jika sudah menopause U = 1 jika 1 karakteristik U = 4 jika 2 karakteristik IRK 3 M = 1 jika belum menopause M = 3 jika sudah menopause U = 1 jika 1 karakteristik U = 3 jika 2 karakteristik Keterangan: IRK 1 menurut Jacob dkk,1990; IRK 2 (menurut Tingulstad dkk, 1996); IRK 3 ( menurut Tingulstad dkk, 1999) Perbedaan sensitivitas, spesifisitas dan positive predictive value diantara ketiga IRK bisa terlihat pada tabel 2.11. Tabel 2.11. Sensitivitas, spesifisitas dan positive predictive value pada IRK 1, IRK 2, IRK3. Sensitivitas Spesifisitas Positive Predictive Value IRK 1 5 85,4 % 96,9 % 92,3 % IRK 2 34 80 % 92 % 83 % IRK 3 35 71 % 92 % 69 % Manjunath dan kawan kawan telah meneliti mengenai ketiga IRK tersebut dan menyatakan bahwa IRK lebih akurat dibandingkan dengan status menopause, kadar

serum Ca 125 dan karakteristik ultrasonografi dalam menapiskan keganasan. Tidak ada perbedaan bermakna dari ketiga IRK dalam mengidentifikasi keganasan. 36 Sistim skoring dengan menggunakan Doppler berwarna memerlukan teknologi yang mahal yang tidak tersedia pada kebanyakan tempat. IRK merupakan sistim skoring yang sederhana dan komponen ultrasonografinya mencakup karakteristik yang mudah terlihat dengan menggunakan ultrasonografi transabdominal. 9 Indeks resiko keganasan (IRK-1) menurut Jacob dan kawan - kawan dihitung dengan menggunakan rumus : 5 IRK-1 = U X M X Serum CA 125 Keterangan 5 : IRK-1 = Indeks resiko keganasan menurut Jacob dan kawan - kawan U = hasil ultrasonografi dimana karakteristik ultrasonografi yang dijumpai: - multilokulasi kista ovarium - komponen solid pada tumor ovarium - Lesi bilateral - Asites - Adanya bukti metastasis intra abdomen Nilai U = 0, jika tidak dijumpai karakteristik ultrasonografi di atas. Nilai U = 1, jika dijumpai salah satu karakteristik ultrasonografi di atas Nilai U = 3, jika dijumpai dua hingga lima karakteristik ultrasonografi di atas M = status menopause Nilai M = 1 jika belum menopause Nilai M = 3 jika sudah menopause Serum CA 125 = kadar serum penanda tumor CA 125 dalam U/ml

RCOG (Royal College of Obstetricians and Gynaecologists) menggunakan Indeks Resiko Keganasan (IRK) sebagai cara yang efektif triase wanita untuk dikelompokkan menjadi resiko keganasan rendah, sedang, atau tinggi. Tabel 2.12 menunjukkan contoh protokol triase wanita dengan menggunakan Indeks Resiko Keganasan. 33 Tabel 2.12. Suatu contoh protokol triase wanita dengan menggunakan Indeks Resiko Keganasan (IRK), validasi data IRK oleh Prys Davies dan kawan - kawan. 33