3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. JEMBATAN FLY OVER RAWABUAYA 4.2. ANALISIS STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

Gambar III.1 Pemodelan pier dan pierhead jembatan

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU JEMBATAN I GIRDER DAN U GIRDER AKIBAT PEMBEBANAN JEMBATAN (STUDI KASUS: FLYOVER PETERONGAN, JOMBANG JAWA TIMUR)

ABSTRAK. Kata kunci: CSiBridge, jembatan balok, balok pratekan menerus, redesain.

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR RAMOT DAVID SIALLAGAN

ANALISIS STRUKTUR BOX GIRDER JEMBATAN FLY OVER RAWA BUAYA SISI BARAT TERHADAP GEMPA

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

METODOLOGI PENELITIAN

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN

ANALISIS KEKUATAN GIRDER AKIBAT KEMIRINGAN MEMANJANG JEMBATAN. Suyadi 1)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

DESAIN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 80 METER BERDASARKAN RSNI T ABSTRAK

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ANALISIS GELAGAR PRESTRESS PADA PERENCANAAN JEMBATAN AKSES PULAU BALANG I MENGGUNAKAN SOFTWARE SAP 2000 v.14

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

BAB IV DESAIN STRUKTUR GUIDEWAY

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

ANALISIS DAN DESAIN BALOK TRANSFER BETON PRATEGANG PADA BANGUNAN 9 LANTAI TAHAN GEMPA. Dani Firmansyah NRP :

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG BENTANG 50 METER ABSTRAK

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

ANALISA PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG SEI PULAU RAJA TUGAS AKHIR

EVALUASI JEMBATAN BAILEY MOLINTOGUPO PASCA PENGGANTIAN GIRDER DAN LANTAI KENDARAAN

KONTROL PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI BELUMAI PADA JALAN AKSES NON TOL BANDARA KUALANAMU TUGAS AKHIR

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial

BAB III ANALISA PERMODELAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN LAYANG JOMBOR DENGAN TIPE PRESTRESS CONCRETE I GIRDER BENTANG SEDERHANA

BAB III METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN JEMBATAN KALI KEJI

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PERENCANAAN ALTERNATIF JEMBATAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE PELAKSANAAN BERTAHAP

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

Desain Review Pier Flyover Bridge di Jakarta Jalur Tn.Abang Kp.Melayu

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

LEMBAR PENILAIAN DOKUMEN TEKNIS ke 03 TOWER THAMRIN NINE DEVELOPMENT

SKRIPSI ANALISIS PUSHOVER PIER JEMBATAN DENGAN SISTEM KOLOM TUNGGAL DAN KOLOM MAJEMUK

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB III LANDASAN TEORI. gelagar u atau PCU girder. Pemilihan struktur PCU girder dikarenakan struktur ini

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

EVALUASI JALAN LAYANG NON TOL PAKET CASABLANCA KUNINGAN- JAKARTA. Alan Elang Filtrana, Ester Melina, Sri Tudjono *), Ilham Nurhuda *)

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa, lembah yang dalam, alur sungai

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN

BAB IV HASIL & ANALISA DATA LAUNCHING STAGE. 4.1 Data Fisik, Data Bahan & Perencanaan Dimensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

ANALISIS KETAHANAN STRUKTUR PIER DAN PIER HEAD P80 DAN P79 TERHADAP GEMPA PADA PEMBANGUNAN ON/OFF RAMP BARAT JLNT KAMPUNG MELAYU-TANAH ABANG

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

ANALISIS STRUKTUR P106-P107 (Sta ~ Sta ) JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SEKSI E2-A TERHADAP BEBAN GEMPA YESY RATNA SARI F

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

Transkripsi:

4) Layout Pier Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat (Pier P5, P6, P7, P8), 5) Layout Pot Bearing (Perletakan) Pada Pier Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat, 6) Layout Kabel Tendon (Koordinat) Pada Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat. Selain data teknis, digunakan pula peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun peraturan-peraturan tersebut, diantaranya: 1) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 2002 (SNI 03-2847-2002), 2) Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan 2004 (SNI T-12-2004), 3) Standar Pembebanan Untuk Jembatan 2005 (RSNI T-02-2005), 4) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung 2010 (RSNI 03-1726-2010), 5) Peta Zonasi Gempa Indonesia 2010. 3.3. BATASAN MASALAH Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian, dilakukan pembatasan terhadap masalahmasalah yang ada, diantaranya: 1) Struktur jembatan yang ditinjau adalah box girder dan pier (P6B dan P7B), 2) Menggunakan analisis struktur secara tiga dimensi pada program komputer, 3) Kombinasi beban ultimit yang digunakan meliputi: (a) Berat sendiri; (b) Beban mati tambahan; (c) Beban prategang; (d) Beban lajur D ; (e) Beban truk T ; (f) Gaya rem; (g) Beban angin; (h) Beban temperatur; (i) Beban gempa, 4) Analisis struktur terhadap kombinasi beban ultimit gempa menggunakan analisis gempa dinamis, 5) Gaya dalam yang digunakan sebagai kontrol meliputi: (a) Gaya aksial; (b) Gaya geser; (c) Momen 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahapan pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap permodelan komputer, tahap pembebanan pada permodelan komputer, dan kontrol gaya dalam. Diagram alir metode penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.4.1. Tahap Permodelan Komputer Jembatan fly over Rawabuaya dimodelkan dengan menggunakan program komputer CSi Bridge 15 berdasarkan input data teknis untuk mendapatkan model simulasi secara utuh dari jembatan fly over Rawabuaya ini. CSi Bridge 15 adalah program komputer yang dibuat khusus oleh Computer and Structure, Inc. untuk memodelkan jembatan. Sebelumnya Computer and Structure, Inc. ini membuat program komputer SAP2000 yang dibuat untuk memodelkan gedung, jembatan, maupun konstruksi lainnya. SAP2000 versi 14 merupakan versi terakhir sebelum versi 15 muncul, dimana permodelan komputer untuk gedung dan bangunan lain dipisah dengan jembatan. Sehingga untuk penelitian ini, digunakan CSi Bridge 15 sebagai program komputer untuk memodelkan jembatan fly over Rawabuaya. Untuk memodelkan jembatan fly over Rawabuaya pada program komputer CSi Bridge 15 ini dibutuhkan beberapa input parameter data teknis yang dibutuhkan. Namun perlu diperhatikan agar 32

satuan data teknis yang digunakan harus sesuai dengan satuan parameter yang akan di-input ke dalam program komputer. Dalam penelitian ini, satuan yang digunakan adalah KN, m, C. A. Bridge Layout Line Data Bridge layout line data merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 untuk menentukan layout secara keseluruhan dari jembatan fly over Rawabuaya. Pada input parameter ini, layout jembatan fly over Rawabuaya didefinisikan sebagai jembatan yang memiliki horizontal layout dan vertical layout yang lurus (straight) terhadap sumbu X, Y, dan Z (analisis tiga dimensi). Panjang keseluruhan dari jembatan fly over Rawabuaya ini adalah 132 m. Bridge layout line data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 5. B. Bridge Lane Data Bridge lane data merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 untuk menentukan banyaknya lajur pada jembatan. Jembatan fly over Rawabuaya ini sebenarnya memiliki dua lajur, yaitu lajur timur yang mengarah dari utara ke selatan, dan lajur barat yang mengarah dari selatan ke utara. Akan tetapi, karena penelitian ini terbatas pada sisi barat dari jembatan fly over Rawabuaya, maka parameter lajur yang di-input-kan hanya lajur barat atau sisi barat yang mengarah dari selatan ke utara dengan panjang 132 m dan lebar 9 m. Bridge lane data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 6. C. Material Properties Material properties merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 untuk menentukan material-material apa saja yang digunakan pada jembatan. Secara umum, jembatan fly over Rawabuaya ini menggunakan tiga jenis material, yaitu material untuk beton K-350, material untuk beton K-500, dan material untuk tendon. Untuk spesifikasi material beton K-350 dan K-500 mengacu pada SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Sedangkan untuk spesifikasi material tendon mengacu pada SNI T-12-2004 tentang Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan. Material properties dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 12. Spesifikasi beton Jenis Beton K-350 K-500 Berat per Unit Volume (kg/m 3 ) 25 25 Massa per Unit Volume (kg/m 3 ) 2,5493 2,5493 Modulus Elastisitas (MPa) 25332,084 30277,632 Rasio Poisson 0,2 0,2 Koefisien Thermal 1,170 x 10-5 1,170 x 10-5 Modulus Geser (MPa) 10555,035 12615,68 Kuat Tekan (MPa) 29,050 41,5 (Sumber: SNI 03-2847-2002) 33

Jenis Tendon Tabel 13. Spesifikasi tendon Uncoated 7-wire Super Strands (ASTM A-416 Grade 270) Berat per Unit Volume (kg/m 3 ) 76,9729 Massa per Unit Volume (kg/m 3 ) 7,849 Modulus Elastisitas (MPa) 1,950 x 10 8 Rasio Poisson 0,2 Koefisien Thermal 1,170 x 10-5 Modulus Geser (MPa) 81250 Tegangan Leleh Minimum (kpa) 1580000 Tegangan Tarik Minimum (kpa) 1860000 (Sumber: SNI T-12-2004) D. Frame Properties Frame properties merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 untuk menentukan dimensi penampang dari struktur jembatan. Pada jembatan fly over Rawabuaya ini, dimensi penampang yang ditentukan meliputi bent, pier dan pile cap. Bent ini hanya dimodelkan pada permodelan komputer sebagai tempat bearing berada pada pier P6B dan pier P7B dengan dimensi penampang lebar 2 m dan tinggi 1 m, serta panjang 4,5 m. Sedangkan untuk dimensi pier dan pile cap, karena dimensi penampangnya bervariasi, maka digunakan non prismatic section definition untuk pier P6B dan pier P7B sampai ke pile cap. Pier P6B memiliki tinggi 10,5 m; sedangkan pier P7B memiliki tinggi 11,5 m. Selain itu, pada frame properties ini juga didefinisikan material-material yang digunakan pada struktur. Untuk bent, pier, dan pile cap, digunakan material beton K-350 yang sebelumnya telah didefinisikan pada material properties. Frame properties dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 8. E. Deck Sections Deck sections merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam parameter superstructure atau konstruksi atas dari sebuah jembatan. Pada jembatan fly over Rawabuaya ini, digunakan jenis deck section berupa box girder dengan menggunakan standar AASHTO-PCI-ASBI dan material beton K-500 sepanjang layout line. Box girder ini memiliki tinggi (depth) bervariasi dengan tinggi terendah 1,5 m dan lebar (bridge lane) tetap, yaitu 9 m. Deck sections dari struktur box girder jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 9. F. Diaphragm Properties Diaphragm properties merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam parameter superstructure atau konstruksi atas dari sebuah jembatan. Pada struktur box girder jembatan fly over Rawabuaya ini, digunakan tiga macam jenis diafragma berbentuk solid concrete dengan tebal yang berbeda-beda, yaitu diafragma dengan tebal 0,45 m; 1 m; dan 2 m. Diaphragm properties dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 10. 34

G. Parametric Variations Parametric variations merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam parameter superstructure atau konstruksi atas dari sebuah jembatan untuk memberikan sebuah variasi bentuk penampang konstruksi deck, yaitu box girder. Secara umum, konstruksi box girder jembatan fly over Rawabuaya terbagi menjadi tiga span. Span 1 memiliki jarak 41 m dari pier P8B ke pier P7B, span 2 memiliki jarak 50 m dari pier P7B ke pier P6B, dan span 3 memiliki jarak 41 m dari pier P6B ke pier P5B. Pada setiap span-nya, box girder jembatan fly over Rawabuaya memiliki variasi tinggi (depth) yang berbeda-beda. Pada pier P8B, struktur box girder memiliki tinggi 1,5 m; sedangkan pada pier P7B, struktur box girder memiliki tinggi 2,8 m. Struktur box girder di span 2 memiliki tinggi 1,6 m di tengahnya; sedangkan pada pier P6B struktur box girder memiliki tinggi 2,8 m; dan pada pier P5B, struktur box girder memiliki tinggi 1,5 m. Parametric variations dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 11. H. Bearing Data Bearing data merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam parameter substructure atau konstruksi bawah dari sebuah jembatan. Bearing pada jembatan fly over Rawabuaya ini berupa pot bearing yang menghubungkan antara konstruksi atas (box girder) dengan konstruksi bawah (pier). Terdapat empat jenis profil pot bearing pada jembatan fly over Rawabuaya ini dan dibedakan berdasarkan arah transfer gaya yang bekerja, diantaranya: (a) Free, transfer gaya searah memanjang jembatan dan tegak lurus terhadap arah memanjang jembatan; (b) Along free, transfer gaya searah memanjang jembatan; (c) Normal free, transfer gaya tegak lurus terhadap arah memanjang jembatan; (d) Fixed, transfer gaya secara terpusat. Bearing data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 12. I. Abutment Data Abutment data merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam parameter substructure atau konstruksi bawah dari sebuah jembatan. Abutment data ini memodelkan pier P5B dan pier P8B sebagai suatu konstruksi yang bersentuhan langsung dengan tanah, bukan sebagai pier utuh karena bagian jembatan fly over Rawabuaya yang dimodelkan terbatas pada konstruksi box girder sisi barat saja. Profil abutment yang digunakan hanya fixed, akan tetapi profil bearing yang bekerja ada dua, yaitu free dan normal free. Abutment data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 13. J. Bent Data Bent data merupakan input parameter yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam parameter substructure atau konstruksi bawah dari sebuah jembatan. Bent data ini dimodelkan untuk menempatkan bearing pada struktur pier agar profil bearing untuk dua profil di setiap pier-nya dapat terdefinisi. Cap beam length pada bent pier P6B dan bent pier P7B diperoleh dari titik tengah dari lebar box girder, yaitu 4,5 m dan number of columns yang di-input-kan sebanyak 1 buah. Untuk cap beam section pada masing-masing bent diperoleh dari input yang telah dilakukan pada frame properties sebelumnya. Karena struktur atas atau superstructure dari jembatan fly over Rawabuaya ini adalah continuous, maka bent type yang digunakan adalah single bearing line dengan girder support condition yaitu connect to girder bottom only. Bent data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 14. 35

Pada bridge bent column data, di-input-kan frame properties untuk pier P6B dan pier P7B pada masing-masing bent dengan distance 2,25 yang merupakan titik tengan dari cap beam length. Sedangkan untuk height, di-input-kan masing-masing tinggi dari setiap pier, pier P6B setinggi 10,5 m dan pier P7B setinggi 11,5 m. Untuk base support pada setiap pier menggunakan profil fixed. Bent column data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 15. 3.4.2. Tahap Pembebanan pada Permodelan Komputer Tahap pembebanan pada permodelan komputer dilakukan dengan menggunakan program komputer yang sama seperti pada tahap permodelan komputer, yaitu CSi Bridge 15. Tahap pembebanan pada permodelan komputer ini mengacu pada Standar Pembebanan Untuk Jembatan RSNI T-02-2005 dan beberapa tambahan peraturan pembebanan yang ada pada program komputer CSi Bridge 15 ini. A. Vehicle Load Data Vehicle load data merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam beban lalu lintas, yaitu beban truk T. Input parameter pembebanan untuk beban truk T pada jembatan fly over Rawabuaya ini mengikuti parameter yang telah disediakan oleh program komputer CSi Bridge, yaitu HL-93K. Vehicle load data untuk beban truk T dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 16. B. Load Patterns Load patterns merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15, dimana semua jenis beban yang bekerja pada jembatan fly over Rawabuaya ini didefinisikan dengan type yang telah disediakan oleh program komputer. Input parameter load patterns ini mengacu pada RSNI T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan, dimana input parameter untuk self weight multiplier hanya ada dua macam, yaitu 1 dan 0. Angka 1 di-inputkan jika jenis pembebanan mengikuti peraturan pada program komputer, sedangkan angka 0 di-inputkan jika jenis pembebanan mengikuti peraturan yang akan di-input oleh user. Jenis pembebanan yang menggunakan angka 1 hanya beban mati dan pengaruh prategang, sedangkan jenis pembebanan lainnya menggunakan angka 0. Load patterns dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 17. C. Response Spectrum Response spectrum merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 yang termasuk ke dalam beban gempa. Response spectrum ini merupakan sebuah fungsi turunan dari fungsi time histories dengan meng-input-kan parameter percepatan spektral 0,2 detik (S S ) dan percepatan spektral 1,0 detik (S 1 ) serta peak ground acceleration (PGA) berdasarkan RSNI 03-1726-2010 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung dan Peta Zonasi Gempa Indonesia 2010. Secara umum, jembatan fly over Rawabuaya ini berada di daerah Jakarta, sehingga input parameter untuk percepatan spektral 0,2 detik (S S ) bernilai 0,6 dan input parameter untuk percepatan spektral 1,0 detik (S 1 ) bernilai 0,25 dengan input parameter untuk peak ground acceleration (PGA) bernilai 0,67. Input parameter untuk site class, khususnya site coefficient F a dan F v mengacu pada Tabel 10 dan Tabel 11, dimana untuk site class tanah lunak (S E ) dengan nilai percepatan spektral diantara 36

0,2 detik (S S ) = 0,75 dan 0,2 detik (S S ) = 0,5 yaitu 1,5; dan site class tanah lunak (S E ) dengan nilai percepatan spektral diantara 1,0 detik (S 1 ) = 0,3 dan 1,0 detik (S 1 ) = 0,2 yaitu 3. Sedangkan site coefficient F PGA bernilai 0,9; sehingga dengan menggunakan rumus response spectrum pada Persamaan 50 dan Persamaan 51, diperoleh nilai S DS 0,9 dan nilai S D1 0,75. Grafik fungsi dari response spectrum yang diperoleh dengan menggunakan program komputer CSi Bridge 15 dapat dilihat pada Lampiran 18. D. Point Load Distribution Data Point load distribution data merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 dimana beban jembatan yang termasuk beban terpusat (point load) di-input-kan. Pada jembatan fly over Rawabuaya ini, beban jembatan yang termasuk ke dalam point load adalah tiang listrik yang merupakan beban mati tambahan (utilitas) sebesar 0,1 kn/m sepanjang 132 m dengan jarak 25 m setiap tiang listrik pada sisi kiri dan kanan dari jembatan fly over Rawabuaya. Point load distribution data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 19. E. Line Load Distribution Data Line load distribution data merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 dimana beban jembatan yang termasuk beban garis (line load) diinput-kan. Pada jembatan fly over Rawabuaya ini, beban jembatan yang termasuk ke dalam line load adalah beban angin dan beban mati (parapet). Dengan menggunakan rumus T EW pada Persamaan 46, diperoleh input line load untuk beban angin sebesar 1,008 kn/m sepanjang 132 m dan 3,6 kn/m untuk beban mati (parapet) sepanjang 132 m. Line load distribution data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 20. F. Area Load Distribution Data Area load distribution data merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 dimana beban jembatan yang termasuk beban area (area load) diinput-kan. Pada jembatan fly over Rawabuaya ini, beban jembatan yang termasuk ke dalam area load adalah beban lajur D, beban mati tambahan (aspal), dan gaya rem. Dengan menggunakan rumus Q TD pada Persamaan 44, diperoleh input area load untuk beban lajur D sebesar 5,93 kn/m 2, beban mati tambahan (aspal) sebesar 1,59 kn/m, dan gaya rem sebesar 1,488 kn. Area load distribution data dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 21. G. Temperature Gradient Data Temperature gradient data merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 dimana pada struktur jembatan fly over Rawabuaya ini terdapat perbedaan temperatur yang umumnya terjadi pada struktur box girder. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan temperatur pada bagian atas box girder (permukaan atas) dengan bagian dalam box girder yang terjadi akibat gesekan kendaraan dengan bagian atas box girder. Input parameter temperature gradient data ini menggunakan standar dari program komputer CSi Bridge 15 dengan load patterns yang telah didefinisikan sebelumnya (self multiplier 1). Temperature gradient data dari jembatan fly over Rawabuaya ini dapat dilihat pada Lampiran 22. 37

H. Prestress Tendons Prestress tendons merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 untuk mendefinisikan karakteristik kabel baja (tendon) yang digunakan pada jembatan, khususnya jembatan beton bertulang. Pada jembatan fly over Rawabuaya ini, digunakan tendon jenis uncoated stress-relieved seven wire strand dengan grade 270 ASTM A416 berdiameter 0,6 inci sebanyak 24 titik pada box girder sisi barat sepanjang 132 m yang dibentangkan secara continuous. Terdapat 95 titik koordinat pada setiap tendon untuk mendefinisikan layout tendon, baik secara vertikal maupun horisontal yang dapat dilihat pada Lampiran 23. Pembebanan pada prestress tendons mengacu pada tendon load pattern yang telah didefinisikan sebelumnya, yaitu pengaruh prategang dengan self weight multiplier 1 yang artinya pembebanan dilakukan oleh program komputer CSi Bridge 15. Selain itu, prestress tendons dimodelkan sebagai elemen (model as elements) yang artinya loss parameter (elastic, creep, shrinkage, dan relaxation losses) dilakukan melalui analisis komputer oleh program komputer CSi Bridge 15. Pada friction and anchorage losses, digunakan koefisien Wobble sebesar 6,562 10-4. Sehingga pada perhitungan tendon load, persentase desain yang digunakan pada tendon adalah 75%. Dengan menggunakan Persamaan 41, diperoleh tendon area sebesar 2,660 10-3 dan tendon load sebesar 3710,7 kn. Prestress tendons dari jembatan fly over Rawabuaya dapat dilihat pada Lampiran 24. I. Load Combinations Load combinations merupakan input parameter pembebanan jembatan yang ada di program komputer CSi Bridge 15 dimana semua load patterns yang telah di-input-kan ke dalam permodelan komputer dikombinasikan berdasarkan Standar Pembebanan Untuk Jembatan RSNI T-02-2005 untuk mendapatkan kombinasi beban terbesar yang bekerja pada jembatan fly over Rawabuaya. Kombinasi pembebanan yang digunakan adalah kombinasi pembebanan ultimit, artinya kombinasi pembebanan diambil ketika kondisi beban yang bekerja pada struktur mencapai nilai maksimum atau tertinggi. Hal ini diperoleh dari penggunaan nilai faktor yang lebih besar dari kondisi beban pada keadaan batas layan. Terdapat sembilan beban yang bekerja pada jembatan fly over Rawabuaya, diantaranya: (a) Berat sendiri; (b) Beban mati tambahan; (c) Beban prategang; (d) Beban lajur D ; (e) Beban truk T ; (f) Gaya rem; (g) Beban angin; (h) Beban temperatur; dan (i) Beban gempa. Sembilan beban yang bekerja pada jembatan fly over Rawabuaya ini menghasilkan 29 kombinasi pembebanan ultimit yang dapat dilihat pada Lampiran 25. Sedangkan untuk input parameter load combinations dari jembatan fly over Rawabuaya, dapat dilihat pada Lampiran 26. 3.4.3. Tahap Kontrol Gaya Dalam Tahap kontrol gaya dalam dilakukan untuk membandingkan nilai gaya dalam maksimum pada kombinasi beban ultimit yang diperoleh melalui analisis struktur permodelan komputer dengan nilai gaya dalam nominal pada struktur jembatan fly over Rawabuaya yang ada. Tata cara perhitungan kontrol gaya dalam ini mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 dan Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan SNI T-12-2004. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gaya dalam yang digunakan pada kontrol gaya dalam ini ada tiga. Yaitu gaya aksial, gaya geser, dan momen. 38

Struktur atas box girder dari jembatan fly over Rawabuaya menggunakan ketiga kontrol gaya dalam yang digunakan secara terpisah. Sedangkan untuk struktur bawah pier dari jembatan fly over Rawabuaya menggunakan dua kontrol gaya dalam, yaitu gaya geser dan kombinasi gaya aksial dan momen. Hal ini dilakukan karena arah gaya yang bekerja pada struktur bawah pier searah dengan arah gaya gravitasi, yaitu vertikal ke bawah. Berbeda dengan struktur atas box girder yang arah gayanya bekerja secara tegak lurus arah gravitasi. A. Kontrol Gaya Aksial pada Struktur Atas Box Girder Kontrol gaya aksial pada struktur atas box girder dari jembatan fly over Rawabuaya ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai gaya aksial maksimum pada kombinasi beban ultimit dengan nilai gaya aksial nominal. Nilai gaya aksial maksimum diperoleh melalui analisis struktur dari permodelan komputer pada kombinasi beban ultimit, artinya gaya-gaya yang bekerja pada kombinasi beban ultimit tersebut memiliki persentase 100%. Sedangkan nilai gaya aksial nominal diperoleh melalui perhitungan berdasarkan spesifikasi struktur yang ada dengan menggunakan Persamaan 26. B. Kontrol Gaya Geser pada Struktur Atas Box Girder Kontrol gaya geser pada struktur atas box girder dari jembatan fly over Rawabuaya ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai gaya geser maksimum pada kombinasi beban ultimit dengan nilai gaya geser nominal. Nilai gaya geser maksimum diperoleh melalui analisis struktur dari permodelan komputer pada kombinasi beban ultimit, artinya gaya-gaya yang bekerja pada kombinasi beban ultimit tersebut memliki persentase 100%. Sedangkan nilai gaya geser nominal diperoleh melalui perhitungan berdasarkan spesifikasi struktur yang ada dengan menggunakan Persamaan 22. Persamaan ini secara sederhana menjumlahkan nilai V s dan nilai V c yang dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 25 dan Persamaan 23. C. Kontrol Momen pada Struktur Atas Box Girder Kontrol momen pada struktur atas box girder dari jembatan fly over Rawabuaya ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai momen maksimum pada kombinasi beban ultimit dengan nilai momen nominal. Nilai momen maksimum diperoleh melalui analisis struktur dari permodelan komputer pada kombinasi beban ultimit, artinya gaya-gaya yang bekerja pada kombinasi beban ultimit tersebut memiliki persentase 100%. Sedangkan nilai momen nominal diperoleh melalui perhitungan berdasarkan spesifikasi struktur yang ada dengan menggunakan Persamaan 16. Persamaan ini menghitung momen nominal dari tulangan dan baja prategang yang dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan (9). D. Kontrol Gaya Geser pada Struktur Bawah Pier Kontrol gaya geser pada struktur bawah pier dari jembatan fly over Rawabuaya ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai gaya geser maksimum pada kombinasi beban ultimit dengan nilai gaya geser nominal. Nilai gaya geser maksimum diperoleh melalui analisis struktur dari permodelan komputer pada kombinasi beban ultimit, artinya gaya-gaya yang bekerja pada kombinasi beban ultimit tersebut memiliki persentase 100%. Sedangkan nilai gaya geser nominal diperoleh melalui perhitungan berdasarkan spesifikasi struktur yang ada dengan menggunakan Persamaan 22. Persamaan ini secara sederhana menjumlahkan nilai V s dan nilai V c yang dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 25 dan Persamaan 23. 39

E. Kontrol Kombinasi Gaya Aksial dan Momen pada Struktur Bawah Pier Kontrol kombinasi gaya aksial dan momen pada struktur bawah pier dari jembatan fly over Rawabuaya ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai kombinasi gaya aksial dan momen maksimum pada kombinasi beban ultimit dengan nilai kombinasi gaya aksial dan momen nominal. Nilai kombinasi gaya aksial dan momen maksimum diperoleh melalui analisis struktur dari permodelan komputer pada kombinasi beban ultimit, artinya gaya-gaya yang bekerja pada kombinasi beban ultimit tersebut memiliki peresentase 100%. Sedangkan nilai kombinasi gaya aksial dan momen nominal diperoleh melalui perhitungan berdasarkan spesifikasi struktur yang ada dengan menggunakan Persamaan 28. Persamaan ini menghitung nilai momen nominal yang dikombinasi kan dengan nilai gaya aksial nominal yang dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 26. 40