Regina Tutik Padmaningrum, UNY

dokumen-dokumen yang mirip
Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY. TITRASI ASIDIMETRI *) Oleh : Regina Tutik Padmaningrum**)

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

Larutan Penyangga XI MIA

wanibesak.wordpress.com 1

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Titrasi asam kuat-basa kuat

LOGO TEORI ASAM BASA

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

BAB 7. ASAM DAN BASA

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

-- INDRI KUSUMA DEWI, S.Farm.,M.Sc.,Apt--

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

LEMBARAN SOAL 11. Sat. Pendidikan

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

Teori Asam-Basa Arrhenius

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah

A. TEORI ASAM DAN BASA B. INDIKATOR ASAM BASA C. MENGHITUNG ph LARUTAN ASAM BASA D. TITRASI ASAM BASA

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

kimia TITRASI ASAM BASA

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

13. Gilbert, G. L., (1976), A Buffer solution and its action, J.Chem.Ed, 53, Wiger, G. R., de la Comp, U., (1978), Conjugate acid base

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

Disusun Oleh: Anastasia Latif ( XI IPA 1 ) Christine ( XI IPA 1 ) Josephine Putri ( XI IPA 2 ) Kelvin Ricky (XI IPA 2 ) Patty Regina (XI IPA 1 )

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

SOAL LARUTAN PENYANGGA MAN 2 KAB. BOGOR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

DERAJAT KEASAMAN (ph)

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Bab 7. Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam Basa. A. Reaksi dalam Larutan B. Titrasi Asam Basa

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

M 0,4 0,1 0,2 B 0,1 0,1 0,1 0,1 S 0,3-0,3 0,1 POH = -

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 7. Stoikiometri Larutan dan Titrasi Asam Basa. A. Reaksi dalam Larutan B. Titrasi Asam Basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Hasil dan Diskusi

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

Transkripsi:

TITRASI ASAM LEMAH DENGAN BASA KUAT Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, M.Si Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, asam lemah (analit atau titrat) berada dalam erlenmeyer 250 ml dan larutan basa kuat (titran) berada di dalam buret. Titik ekivalen dicapai bila jumlah titran yang ditambahkan ekivalen/ setara secara kimia dengan jumlah analit yang dititrasi (stoikiometris) (J. Bassett, 1978). Kurva titrasi merupakan kurva yang menyatakan hubungan antara ph larutan dengan volum titran (Day, Underwood, 1999). Titik ekivalen merupakan titik teoritis, tidak dapat ditentukan berdasar eksperimen tetapi dapat diperkirakan melalui pengamatan sifat fisik (perubahan warna, perubahan besar partikel, perubahan beda potensial) (John Kenkel, 2003). Titik akhir titrasi adalah saat titrasi diakhiri. Dalam titrasi asam basa, titik akhir titrasi dideteksi dengan indicator asam basa. Indikator asam: indicator yang berubah warna pada lingkungan bersifat asam (metal orange, metal merah, lakmus merah). Indikator basa: indicator yang berubah warna pada lingkungan bersifat basa (Phenolphthalein). Indikator universal: indicator yang dibuat dari campuran beberapa indicator asam basa sehingga mempunyai trayek ph lebar yaitu antara 2-14 skala ph (W. Haryadi, 1990) Tabel 1: Some common acid/base indicators Common name Transition range, ph Color change Methyl orange 3.2-4.4 Red-orange Methyl red 4.2-6.2 Red-yellow Bromothymol blue 6.0-7.6 Yellow-blue Phenol red 6.8-8.2 Yellow-red Phenolphthalein 8.0-9.8 Colorless-red Thymolphthalein 9.3-10.5 Cololess blue Kresol merah 1-2 Page 1

Larutan standard primer dibuat dari bahan baku primer (kemurnian tinggi stabil). Contoh: bahan baku primer untuk titrasi asam adalah Na 2 CO 3 Reaksi I: Na 2 CO 3 + HCl NaCl + NaHCO 3 (ph 8,3 indikator pp) Reaksi II: NaHCO 3 HCl NaCl + H 2 O + CO 2 (ph 3,8 indikator metil merah, jingga metil, hijau bromtimol) CONTOH SOAL 1. Indikator yg paling cocok untuk titrasi 0,1 M ammonia dengan 0,1 M HNO 3 adalah: (Kn NH 3 : 1,8.10-5 ) A. Kresol merah B. Metal merah C. PP D. Alizarin kuning E. Semua bias dipakai 2. Untuk menentukan kandungan KOH dalam 500 ml larutannya, sebanyak 10 ml larutan KOH tersebut diitrasi dengan HCl 0,115 M. Ternyata HCl yg dibtuhkan adalah 18,72 ml. maka jumlah mol KOH yang terdapat dalam 500 ml larutan KOH: A. 0,00215 mol C. 0,108 mol E. 0,125 mol B. 0,0043 mol D. 0,215 mol 3. Untuk titrasi H 3 PO 4 dengan larutan NaOH dipakai indikator fenolptalein (HPh). HPh tidak berwarna sedangkan Ph - berwarna merah. Bila terus menerus ditambahkan OH - maka indikator akan berbah warna: A. sebelum H 2 PO - 4 terbentuk - B. setelah H 3 PO 4 berubah menjadi H 2 PO 4-2- C. setelah H 2 PO 4 berubah menjadi HPO 4 D. setelah HPO 2-3- 4 berubah menjadi PO 4 E. setelah 3 mol NaOH ditambahkan ke dalam 1 mol H 3 PO 4 Problem 2: Titration of weak acids Page 2

Construct the titration curve by calculating a few characteristic points and select indicator for the titration of 50.00 cm 3 of 1.000 M of acetic acid (CH 3 COOH, Ka = 1,8 x 10-5 ) with 0.1000 M of sodium hydroxide; you may consult Table 1. 17. Larutan p-nitrofenol yang konsentrasinya 1,00x10-3 M dititrasi dengan larutan NaOH yang konsentrasinya 1,00x10-3 M. Bila nilai Ka dari p-nitrofenol adalah 7,08x10-8 pada 25 0 C, berapa ph pada titik ekivalen? A. 8,92 B. 8,62 C. 7,15 D. 5,10 E. 10,20 Soal 2: a. Buat kurva titrasi dengan menghitung ph pada beberapa titik karakteristik (awal, sebelum titik ekivalen, pada saat ekivalen, dan setelah ekivalen) dan pilih indikator yang sesuai pada titrasi 50 ml 0,1 M CH 3 COOH (Ka = 1,8x10-5 ) dengan 0,1 M NaOH. Tabel 1. Perubahan ph pada beberapa indikator asam-basa No. Nama indikator Perubahan ph Perubahan Warna 1. Metil orange 3,2 4,4 Red - orange 2, Metil red 4,2 6,2 Red yellow 3. Bromotimol blue 6,0 7,6 Yellow blue 4. Fenol merah 6,8 8,2 Yellow red 5 fenolphtalein 8,0 9,8 Colorless red 6. thymolphtalein 9,3 10,5 Colorless - blue Sumber: David Harvey, (2000). Jawaban soal 2: a. Kurva kalibrasi dibuat dengan cara menghitung ph pada awal titrasi, pada penambahan 10 ml titran, pada titik ekivalen, dan setelah titik ekivalen sebagai berikut: 1). Pada awal titrasi, sebelum ditambahkan titran, dalam sistem larutan hanya terdapat 50 ml larutan asam lemah CH 3 COOH 0,1M sehingga ph sistem dihitung berdasarkan kesetimbangan berikut: Page 3

CH 3 COOH CH 3 COO - + H + K a = [CH 3 COO - ][H + ] / [CH 3 COOH] = [H + ] 2 /[CH 3 COOH] [H + ] 2 = K a [CH 3 COOH] [H + ] = ( K a [CH 3 COOH] ) ½ = [ (1,8x10-5 ) (0,1) ] ½ = 1,34x10-3 M sehingga ph = - log 1,34x10-3 = 2,87 2). Setelah dilakukan penambahan titran sebanyak 10 ml NaOH 0,1 M maka terjadi reaksi sebagai berikut: CH 3 COOH(aq) + NaOH(aq) CH 3 COONa(aq) + H 2 O(aq) Mula-mula 5 mmol 1 mmol Bereaksi 1 mmol 1 mmol 1 mmol Sisa 4 mmol 0 1 mmol Dalam 60 ml larutan terdapat sisa CH 3 COOH sebanyak 4 mmol dan 1 mmol CH 3 COONa [CH 3 COOH] = 4 mmol/60 ml = 0,0667 M [CH 3 COONa] = 1 mmol/60 ml = 0,01667 M K a = [CH 3 COO - ] [H + ] / [CH 3 COOH] [H + ] = K a [CH 3 COOH] /[CH 3 COO - ] [H + ] = (1,8x10-5 ) (0,0667)/ 0,01667 = 7,20x10-5 M sehingga ph = - log 7,20x10-5 = 4,14 3). Bila ke dalam titrat telah ditambahkan 50 ml larutan NaOH 0,1 M maka semua CH 3 COOH bereaksi dengan NaOH membentuk CH 3 COONa sehingga ph larutan ditentukan oleh hidrolisis gran natriumasetat. CH 3 COOH(aq) + NaOH(aq) CH 3 COONa(aq) + H 2 O(aq) Mula-mula 5 mmol 5 mmol Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol Sisa 0 0 5 mmol Dalam 100 ml larutan terdapat hasil reaksi CH 3 COONa sebanyak 5 mmol Page 4

CH 3 COO - (aq) + H 2 O CH 3 COOH + OH - [CH 3 COO - ] = 5 mmol/100 ml = 0,05 M K a = [CH 3 COO - ] [OH - ] / [CH 3 COO - ] = K w /K a [OH - ] = [CH 3 COOH] [OH - ] 2 /[CH 3 COO - ] = [OH - ] 2 / 0,05 = (1x10-14 )(1,8x10-5 ) = 5,56x10-10 M [OH - ] = [ (0,05)(5,56x10-10 )] ½ = 5,27x10-6 M sehingga poh = - log (5,27x10-6 ) = 5,28 dan ph = 14-5,28 = 8,72 4). Bila ke dalam titrat telah ditambahkan 51 ml larutan NaOH 0,1 M maka semua CH 3 COOH bereaksi dengan NaOH membentuk CH 3 COONa dan terdapat sisa larutan NaOH sebanyak 1 ml sehingga ph larutan ditentukan oleh larutan basa kuat CH 3 COOH(aq) + NaOH(aq) CH 3 COONa(aq) + H 2 O(aq) Mula-mula 5 mmol 5,1 mmol Bereaksi 5 mmol 5 mmol 5 mmol Sisa 0 0,1 5 mmol Dalam 101 ml larutan terdapat hasil reaksi CH 3 COONa sebanyak 5 mmol dan sisa NaOH 0,1 mmol sehingga [OH - ] = 0,1 mmol/101 ml = 1,1x10-2 M dan poh = - log (1,1x10-2 ) = 2 ph = 14-2 = 12 c. Titik ekivalen terjadi pada ph = 14-5,28 = 8,72 sehingga indikator yang sebaiknya digunakan adalah fenol merah atau fenolptalin. Problem 3: Titration of weak diprotic acids Ascorbic acid (Vitamin C, C 6 H 8 O 6 ) is a weak acid and undergoes the following dissociation steps: C 6 H 8 O 6 C 6 H 7 O 6 - + H + K a1 = 6.8 x 10-5 C 6 H 7 O 6 - C 6 H 6 O 6 - + H + K a2 = 2.7 x 10-12 Page 5

Hence, ascorbic acid can be titrated with sodium hydroxide according to the first acid dissociation constant. 50.00 cm 3 of 0.1000 M ascorbic acid are titrated with 0.2000 M of sodium hydroxide. In the following calculations you can ignore the second dissociation step. (i). The initial ph of solution is : a. 7.000 b. 2.85 c.4.17 d. 1.00 (ii). The volume of titrant reguired for the equivalence point is: a. 50.00 cm 3 b. 35.00 cm 3 c. 25.00 cm 3 d. 20.00 cm 3 (iii). The ph of the solution after the addition of 12.5 cm 3 of titrant is equal to: a. 4.17 b. 2.58 c. 7.00 d. 4.58 (iv). The ph at the equivalence point is: a. 7.00 b. 8.50 c. 8.43 d. 8.58 (v). The indicator, which must be chosen for the titration is: the appropriate indicator for the titration is (refer to Table 1): a. bromothymol blue b. phenol red c. phenolphthalein d. thymolphthalein Soal 3: Asam askorbat (vitamin C, C 6 H 8 O 6 ) adalah asam lemah dan terdisosiasi mengikuti tahapan berikut: C 6 H 8 O 6 C 6 H 7 O 6 - + H + Ka1 = 6,8 x 10-5 C 6 H 7 O 6 - C 6 H6O 6 2- + H + Ka2 = 2,7 x 10-12 Asam askorbat dapat dititrasi dengan NaOH menurutberdasar K a1. Bila 50 cm 3 0,1M asam askorbat dititrasi dengan 0,2 M NaOH. Dalam perhitungan berikut dapat diabaikan tahap disosiasi kedua. Hitung: (i) ph awal a. 7.000 b. 2.85 c.4.17 d. 1.00 (ii) volume titran untuk mencapai titik ekivalen a. 50.00 cm 3 b. 35.00 cm 3 c. 25.00 cm 3 d. 20.00 cm 3 (iii) ph larutan setelah penambahan 12,5 cm 3 Page 6

a. 4.17 b. 2.58 c. 7.00 d. 4.58 (iv) ph pada titik ekivalen a. 7.00 b. 8.50 c. 8.43 d. 8.58 (v) Pilih indikator yang tepat a. bromothymol blue b. phenol red c. phenolphthalein d. thymolphthalein Jawaban soal 3: (i) ph awal: b. 2.85 (ii) volume titran untuk mencapai titik ekivalen: c. 25.00 cm 3 (iii) ph larutan setelah penambahan 12,5 cm 3 : a. 4.17 (iv) ph pada titik ekivalen: b. 8.50 (v) Indikator yang tepat: c. phenolphthalein Daftar Pustaka David Harvey, (2000).Modern Analytical Chemistry. Toronto: John Wiley & Sons Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga J. Bassett. (1978). Vogel s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis. Great Britain : Longman Group. John Kenkel, (2003). Analytical Chemistry for Technicians. Washington, Lewis Publishers Rubinson, Judith F & Rubinson, Kenneth A, (1998). Contemporary in Analytical Chemistry. Toronto: John Wiley & Sons W. Haryadi, (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia Page 7