BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diselenggarakan berdasarkan prosedur dengan mengharapkan adanya perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil observasi dan analisis serta refleksi dari kegiatan penelitian. Adapun hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak tiga siklus, di mana setiap siklus dilakukan sebanyak 3 kali tindakan dan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada Siswa Kelas V SDN 5 Suwawa

Diagram 1 Diagram Balok Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kondisi Awal

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. April sampai bulan Juni tahun pelajaran 2011/2012. SDN 5 Suwawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ketiga bulan Maret, dengan alokasi waktu dalam penelitian ini yaitu 3 x 35 menit (2 x

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

Deskripsi Siklus 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa penelitian tindakan kelas ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian tindakan kelas ini ditetapkan pokok bahasan suhu dan kalor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siklus II. Pada tindakan siklus II ternayata indikator penelitian telah tercapai,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan modifikasi raket sebagai upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menyajikan materi unit suhu dan kalor

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencoba menjawab tingkat pemahaman siswa dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Observasi Awal Siklus I Pertemuan I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan metode eksperimen. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. motivasi belajar IPA dalam 1 kali pertemuan antara lain :

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Magnet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 22 Palu

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas yang telah berlangsung dalam dua siklus diselenggarakan berdasarkan prosedur dengan mengharapkan adanya perubahan baik dari segi proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa hingga mencapai pada indikator kinerja sebagaimana telah ditetapkan sebelumnya. Setiap akhir tindakan siklus dilakukan observasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar siswa. Hasil dari observasi dan evaluasi akan menjadi data penelitian. Data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian direfleksi. Hasil inilah yang menjadi konsentrasi penulis dalam menguraikannya pada bab ini. Selengkapnya hasil penelitian dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Observasi Awal a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi awal pada kegiatan pembelajaran pada materi permainan bulutangkis, khususnya pada pembelajaran gerak dasar servis panjang forehand memperlihatkan kondisi yang kurang efektif. Yang paling utama terlihat adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru. Tampak bahwa kegiatan pembelajaran lebih banyak siswa belajar sendiri tanpa ada bantuan guru, terutama dalam memberikan demonstrasi atau yang memodelkan gerak dasar servis panjang forehand yang nantinya akan ditiru oleh siswa. Para siswa belajar gerak 34

2 dasar tersebut secara bebas tanpa mempertimbangkan apakah yang dilakukannya sudah benar atau tidak. b. Hasil Observasi Penampilan Gerak Dasar Servis Panjang Ferehand Adapun hasil pengamatan penempilan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas V SDN 1 Suwawa Tengah dapat diklasifikasi sebagai berikut: Terdapat 5 orang atau 29,4% tergolong klasifikasi baik, 5 orang atau 29,4% tergolong klasifikasi cukup, dan 7 orang lainnya atau 41,2% tergolong klasifikasi kurang, sedangkan daya serap klasikal sebesar 67 tergolong klasifikasi cukup. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel dan diagram pada halaman berikut. Tabel 2. Klasifikasi Akhir Hasil Observasi Awal Penampilan Gerak Dasar Servis Panjang Forehand Klasifikasi Jumlah Siswa Persentase Daya Serap Klasikal Sangat Baik - - Baik 5 29,4% Cukup 5 29,4% 67 Kurang 7 41,2% Sangat Kurang - - Jumlah 17 100% 70 60 50 40 30 20 10 0 Jlh. Siswa Persentase Daya Serap Klasikal Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

3 c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi baik berupa penampilan siswa dalam melakukan gerak dasar servis panjang forehand maupun berupa kegiatan pembelajaran, maka disimpulkan bahwa hal tersebut merupakan suatu persoalan yang perlu dicarikan solusinya. Oleh karena itu, peneliti menetapkan pendekatan pembelajaran modeling sebagai alternatif yang ditempuh untuk menanggulangi persoalan dimaksud. 2. Siklus I Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran. Ketika proses serta pada akhir pembelajaran, dilakukan observasi proses pembelajaran yang menyangkut kegiatan guru dan siswa, dan evaluasi atau observasi penampilan siswa dalam melakukan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis. a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan modeling dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis panganb forehand, maka untuk mengetahuinya, peneliti menggunakan lembar observasi proses pembelajaran yang akan diisi oleh pengamat sesuai dengan permintaan dalam format ataupun informasi yang diperoleh pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang didapat pada pelaksanaan siklus I dari 24 indikator pengamatan dapat dijelaksan bahwa ada 15 indikator atau 62,5% yang sudah terlaksana, sedangkan 9 indikator

4 lainnya atau sebesar 37,5% belum terlaksana. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel dan diagram berikut. Tabel 3. Klasifikasi Akhir Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Keterlaksanaan Jumlah Indikator Persentase Ya Tidak 15 9 62,5% 37,5% 70 60 50 40 30 20 10 Jumlah Indikator Persentase 0 Ya Tidak b. Hasil Observasi Penampilan Gerak Dasar Servis Panjang Ferehand Hasil observasi penampilan gerak dasar servis panjang ferehand dalam permainan bulutangkis pada siklus I dapat diklasifikasi sebagai berikut: pada klasifikasi sangat baik telah dicapai sebanyak 2 orang atau 12%, pada klaslifikasi baik sebanyak 10 orang atau 59%, dan 5 orang lainnya atau 29% pada klasifikasi cukup, sedangkan daya serap klasikal sebesar 79 termasuk klasifikasi baik.

5 Tabel 4. Klasifikasi Akhir Hasil Observasi Penampilan Gerak Dasar Servis Panjang Forehand Siklus I Klasifikasi Jumlah Siswa Persentase Daya Serap Klasikal Sangat Baik 2 12% Baik 10 59% 79 Cukup 5 29% Kurang - - Sangat Kurang - - Jumlah 17 100% 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Jlh. Siswa Persentase Daya Serap Klasikal Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang c. Refleksi Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I tentang kegiatan pembelajaran dan kemampuan gerak dasar servis panjang forehand, maka dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran tersebut masih belum optimal dilaksanakan. Hal ini diketahui dari observasi (lampiran 6), hasilnya masih terdapat aspek yang termasuk pada kategori kurang, yakni: penggunaan formasiformasi kelompok belajar/latihan yang akan dilakukan selama pembelajaran gerak; pemberian kesempatan yang terbatas untuk melakukan gerakan secara berulang-ulang; proses tanya jawab atara guru dan siswa dalam meluruskan

6 kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan; kurangnya memberian kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan bila terdapat hal-hal yang belum dipahaminya; dan pada akhir pembelajaran, refleksi proses pembelajaran yang masih kurang dilakukan. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan pada pelaksanaan siklus berikutnya dengan mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran, baik menyangkut kegiatan guru ataupun kegiatan siswa. Meskipun hasil belajar ini mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan, namum belum memenuhi kriteria ketuntasan seperti yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian, perlu dilakukannya suatu tindakan lebih optimal yang dapat memungkinkan terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis panjang forehand sampai pada pencapaian kriteria keberhasilan, yakni dengan melaksanakan tindakan atau pembelajaran pada siklus II dengan tetap menerapkan pendekatan pembalajaran modeling. 3. Siklus II a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Sesuai hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Diketahui bahwa dari dua unsur kegiatan, yakni kegiatan guru yang keseluruhannya ada 24 indikator yang akan diamati telah terlaksana, artinya di dalam kegiatan pembelajaran seluruh kegiatan guru maupun siswa 100% dilaksanakan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini.

7 Tabel 5. Klasifikasi Akhir Hasil Oberservasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II Keterlaksanaan Jumlah Indikator Persentase Ya 15 62,5% Tidak 9 37,5% 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Ya Tidak Jumlah Indikator Persentase b. Hasil Observasi Penampilan Gerak Dasar Servis Panjang Ferehand Hasil Observasi Penampilan Gerak Dasar Servis Panjang Ferehand pada siklus II ini dan setelah dianalisis data yang diperoleh terjadi peningkatan yang signifikan pula sejalan dengan perkembangan pelaksanaan pembelajaran. Data tersebut dapat diklasifikasi sebagai berikut: sudah terdapat 2 orang atau 12% yang termasuk pada klasifikasi sangat baik, 13 orang atau 76% yang mencapai pada klasifikasi baik, dan 2 orang lainnya atau 12% berada pada klasifikasi cukup, sedangkan daya serap secara klasikal meningkat menjadi 81 termasuk pada klasifikasi baik. Selengkapnya dapat dilihat pada tampilan tabel dan diagram pada halaman berikut.

8 Tabel 6. Klasifikasi Akhir Hasil Observasi Penampilan Gerak Dasar Servis Panjang Forehand Siklus II Klasifikasi Jumlah Siswa Persentase Daya Serap Klasikal Sangat Baik 2 12% Baik 13 76% 81 Cukup 2 12% Kurang - - Sangat Kurang - - Jumlah 17 100% 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Jlh. Siswa Persentase Daya Serap Klasikal Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang c. Refleksi Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II tentang kegiatan pembelajaran menunjukkan kondisi yang optimal dalam pelaksanaannya, baik berupa kegiatan yang selalu dilakukan oleh guru maupun siswa. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7, di mana setiap aspek yang diamati, pelaksanaannya menunjukkan kondisi baik. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis panjang forehand hingga mencapai kriteria keberhasilan sesuai yang telah dirumuskan dalam indikator kinerja. Maka dengan demikian, tindakan pembelajara dihentikan atau diakhiri pada siklus ini, artinya tidak lagi dilanjutkan siklus berikutnya.

9 B. Pembahasan Merujuk pada deskripsi hasil penelitian pada setiap siklus di atas, maka diuraikan hasil pelaksanaan tindakan tiap siklusnya sebagai berikut. Tindakan pembelajaran melalui pendekatan modeling yang berlangsung pada siklus I belum menunjukkan kondisi seperti yang diharapkan, di mana pada setiap kegiatan dalam proses pembelajaran baik itu menyangkut kegiatan guru ataupun kegiatan siswa masih terdapat 9 indikator kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik. Adapun kesembilan indikator tersebut adalah sebagai berikut: (1) guru dalam melakukan apersepsi dan pemberian motivasi; (2) siswa dalam mengamati dengan teliti dan menganalisa demonstrasi guru atau siswa terampil tadi yang berperan sebagai model; (3) pemberian kesempatan yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar secara berulang-ulang; (4) guru mengamati/memantau aktivitas gerak siswa, jika terdapat pola gerakan salah akan dilakukan perbaikan (5) melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; (6) guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa; (7) guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan; (8) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan bila terdapat hal-hal yang belum dipahaminya; dan (9) pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung. Tindakan pada siklus I ini mempengaruhi perkembangan hasil belajar siswa dalam hal ini kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis. Meskipun hasil belajar siswa ini

10 telah mengalami peningkatan pada siklus I ini, namun belum mencapai target yang diharapkan sebagaimana ditetapkan dalam indikator kinerja. Sesuai data yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi menujukkan klasifikasi, yakni hanya 2 orang atau 12% pada klasifikasi sangat baik, kemudian 10 orang atau 59% pada klaslifikasi baik, dan 5 orang lainnya atau 29% pada klasifikasi cukup, sedangkan daya serap klasikal sebesar 79 termasuk klasifikasi baik. Klasifikasi di atas jika dihubungkan dengan klasifikasi akhir pada kegiatan observasi awal ditinjau dari segi ketercapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dijelaskan sebagai berikut: pada observasi awal terdapat 5 orang atau sebesar 29,4% dan pada siklus I meningkat menjadi 12 orang atau sebesar 71%; sedangkan daya serap klasikal meningkat dari 67 menjadi 79. Mengingat pembelajaran yang belum optimal pelaksanaannya sampai akhirnya hasil belajar siswa pun belum mencapai target, maka dilakukan refleksi dengan melihat data observasi. Berdasarkan data observasi tersebut, maka diputuskan untuk melakukan tindakan siklus selanjutnya dengan berbagai perbaikan atas kekurangan yang telah terhaji pada siklus sebelumnya. Akhirnya, pada pelaksanaan tindakan siklus II, proses pembelajaran terjadi perubahan yang sangat signifikan. Secara keseluruhan indikator kegiatan pembelajaran telah terlaksana. Kondisi yang demikian berimplikasi secara positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hasil tersebut terlihat bahwa sudah terdapat 2 orang atau 12% pada klasifikasi sangat baik, 13 orang atau sebesar 76% mencapai pada klasifikasi baik 2 orang lainnya atau sebesar 12% pada

11 klasifikasi cukup, sedangkan daya serap secara klasikal meningkat menjadi 81 termasuk pada klasifikasi baik. Klasifikasi di atas jika dihubungkan dengan klasifikasi akhir pada kegiatan observasi siklus I ditinjau dari segi ketercapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dijelaskan sebagai berikut: pada siklus I terdapat 12 orang atau sebesar 71%, maka pada siklus II menjadi 15 orang atau sebesar 88%; sedangkan daya serap klasikal meningkat dari 79 menjadi 81. Selanjutnya, capaian KKM pada siklus II dihubungkan dengan capaian KKM pada observasi awal terjadi peningkatan. Dari 5 orang atau 29,4% pada observasi awal meningkat menjadi 15 orang atau 88%. Artinya, ada penambahan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 orang atau sebesar 58,6%. Dengan demikian, hasil ketercapaian KKM dari observasi awal sampai siklus I dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut ini. Tabel 7. Perkembangan Ketercapaian KKM dari Observasi Awal sampai Siklus II Mencapai KKM Tidak Mencapai KKM Daya Tahap Serap Jlh. Siswa Persentase Jlh. Siswa Persentase Klasikal Observasi Awal 5 29,4% 12 71,6% 67 Siklus I 12 71% 5 29,4% 79 Siklus II 15 88% 2 12% 81

12 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Observasi Awal Siklus I Sikus II Jlh. Siswa tercapai KKM % tercapai KKM Jlh. Siswa tdk tercapai KKM % tdk tercapai KKM Daya Serap Klasikal Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka jelaslah bahwa dengan pendekatan modeling dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis. Adapun prosedur pembelajarannya adalah seperti yang telah diterapkan dalam pelaksanaan tindakan siklus akhir, yakni pada siklus II. Kegiatan pembelajaran ini kalau dilaksanakan secara optimal maka sangat mungkin dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran serta hasil belajar siswa. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi Jika menggunakan pendekatan modeling dalam proses pembelajaran, maka dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis akan meningkat dapat diterima. Kemudian, indikator kinerja yang berbunyi Jika kemampuan gerak dasar servis panjang forehand dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas V SDN 1 Suwawa Tengah telah meningkat dari 5 orang atau 29,4% menjadi 14 orang 82,4% ke atas, maka penelitian ini dinyatakan berhasil, terpenuhi.