JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK DAN RANTAI PERJALANAN PENJUAL PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN PENJUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA MAKASSAR MUH. NAIM DARMAWAN B.

Kata Kunci: Pasar Tradisional Kota Makassar, Waktu Keberangkatan, Waktu Kedatangan, Uji Kolmogorof- Smirnov two sample independen.

ABSTRAK. : Penjual di Pasar Tradisional Kota Makassar, Waktu Perjalanan,

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

MODA TRANSPORTASI MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA UNTUK MENUJU DAN DARI KAMPUS MENURUT AKTIVITAS ABSTRAK

JURNAL TUGAS AKHIR. Oleh : EVI JAYANTI D

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

TESIS MAGISTER. Oleh : YOSI ALWINDA

YUYUN SAKINA WALEURU D

KARAKTERISTIK PERJALANAN MAHASISWA DARI DAN MENUJU KAMPUS UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR DENGAN KEPEMILIKAN KENDARAAN DALAM RUMAH TANGGA DI TIGA KOTA

KARAKTERISTIK PERJALANAN SEPEDA MOTOR MENURUT USIA DAN JENIS KELAMIN DI TIGA KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTAR KOTA ANTARA MODA KERETA API DAN BUS (Studi Kasus : Rute Bandung Jakarta) TESIS MAGISTER

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN PENJUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA MAKASSAR

ANALISIS WAKTU PERJALANAN PENUMPANG UMUM RUTE MAKASSAR - PAREPARE

HUBUNGAN TUJUAN PERJALANAN DENGAN KEPEMILIKAN SEPEDA MOTOR DALAM RUMAH TANGGA DI TIGA KOTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

IDENTIFIKASI POTENSI PENUMPANG MODA PESAWAT TERBANG RUTE BANDAR LAMPUNG JOGJAKARTA DAN SOLO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

BAB VI. Berdasarkan analisis data pada bab IV melalui pendekatan Analytical Hierarchy

ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KAMPUS FAKULTAS TEKNIK GOWA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai karakteristik

ANALISIS TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN TARIKAN PENGUNJUNG PASAR TRADISIONAL MARICAYA DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PENGGUNAAN MODA PERJALANAN KOMUTER DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA Raudha Hakim 1, Ramli Rahim 2, Sumarni Hamid 3 dan Isran Ramli 4

ANALISA PERMINTAAN PARKIR DI STASIUN PONCOL DAN TAWANG SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

Transportasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) prasarana atau infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara dan pelabuhan laut; serta (2)

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

KAJIAN WAKTU TEMPUH PERGERAKAN PENUMPANG DAN BAGASI DI TERMINAL KEDATANGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN MAKASSAR

KAJIAN MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BARANG ANTARA KERETA API DAN TRUK ( Studi Kasus : Rute Pematang Siantar - Belawan ) TESIS MAGISTER

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGGUNA TRANS BANDUNG RAYA DENGAN KARAKTERISTIK PERJALANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PERJALANAN SEPEDA MOTOR DI TIGA KOTA

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia. Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses mengangkut dan mengalihkan dengan menggunakan alat pendukung untuk

ANALISA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN, NILAI WAKTU, DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN

PERMODELAN TARIKAN PERGERAKAN PASAR PA BAENGBAENG DI KOTA MAKASSAR

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERJALANAN DAN KEBUTUHAN PARKIR KENDARAAN PADA SATU TATAGUNA LAHAN CAMPURAN

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK PEMILIHAN MODA SEPEDA MOTOR KELOMPOK MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM RIAU (Studi Kasus : Fakultas Teknik)

PERILAKU PERJALANAN PENDUDUK DENGAN PILIHAN MODA TRANSPORTASI DI PERBATASAN KOTA

TINGKAT AKSESIBILITAS SEKOLAH MENENGAH ATAS TERKAIT PENERAPAN RAYONISASI SEKOLAH DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berpindah dari suatu tempat ketempat lainnya merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN FASILITAS PARKIR UNTUK MENDORONG MAHASISWA BERKENDARA BERSAMA KE KAMPUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR

PERENCANAAN FASILITAS PARKIR DI LUAR BADAN JALAN (OFF STREET PARKING) PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN DI KOTA YOGYAKARTA

Kata kunci: GO-JEK, angkutan umum, perlindungan hukum

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI KOTA JAMBI STUDI KASUS : RUTE ANGKOT LINE 4C JELUTUNG-PERUMNAS

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS PARKIR KAMPUS I UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO BERDASARKAN JUMLAH MAHASISWA

MODEL TARIKAN PENGUNJUNG PASAR TRADISIONAL YANG MENGGUNAKAN MODA SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS PENGUNJUNG PASAR TERONG)

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

Kota dianggap sebagai tempat tersedianya berbagai kebutuhan dan lapangan kerja

ANALISIS KARAKTERISTIK PELAKU PERJALANAN DAN KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM DAMRI (Studi Kasus : Banda Aceh Pelabuhan Ulee Lheue)

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM :

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI MELALUI PENYEDIAAN ASRAMA MAHASISWA STUDI KASUS UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN ATAS FAKTOR PENENTU TEMPAT BELANJA TERHADAP INDOMARET DAN ALFAMART. Rangkuman Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

BAB 4 TOLERANSI PENGUNJUNG DAN WISATAWAN TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN I.1

Peralihan Moda Transportasi Jasa Pengiriman Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN: )

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

3D HOLOGRAM PENGENALAN ALAT TRANSPORTASI

Transkripsi:

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK DAN RANTAI PERJALANAN PENJUAL PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR Oleh : ANDI DIAN PRATIWI AUGRIA D111 09 292 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN RANTAI PERJALANAN PENJUAL PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR M. isran Ramli 1, M. Pasra 2, A. Dian Pratiwi Augria 3 Abstrak: Proses pemenuhan kebutuhan (bekerja) menimbulkan pergerakan dari tempat asal ke lokasi tujuan kemudian kembali lagi ke lokasi asal. Rantai perjalanan menjadi salah satu faktor utama yang selalu dipertimbangkan setiap orang untuk melakukan perjalanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola rantai perjalanan paling dominan, menganalisis bentuk atau pola distribusi moda transportasi berdasarkan rantai perjalanan dominan dan menganalisis hubungan antara karakteristik dan moda transportasi yang digunakan oleh penjual pasar tradisional di Kota Makassar. Data - data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi - instansi terkait dan data primer yang didapat dari penyebaran kuisoner secara acak sebanyak 1115 sampel pemilik kios yang terdiri dari 234 sampel untuk Pasar Terong, 256 sampel untuk Pasar Daya, 259 sampel untuk Pasar Butung, 119 sampel untuk Pasar Pa baeng-baeng, 108 sampel untuk Pasar Maricayya dan 139 sampel untuk Pasar Pannampu. Untuk karyawan sebanyak 906 sampel yang terdiri dari 235 sampel untuk Pasar Terong, 224 sampel untuk Pasar Daya, 293 sampel untuk Pasar Butung, 76 sampel untuk Pasar Pa baeng-baeng, 33 sampel untuk Pasar Maricayya dan 45 sampel untuk Pasar Pannampu. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Chi - Square dengan menggunakan program SPSS 16.0. Terdapat 10 pola rantai perjalanan, tetapi pola yang paling dominan yaitu Rumah - Pasar - Rumah. Bentuk distribusi moda transportasi pemilik kios untuk pasar terong dan pasar daya paling dominan adalah sepeda motor, jalan kaki, dan mobil. Pasar butung paling dominan adalah sepeda motor, mobil, dan pete-pete. Pasar pabaeng-baeng, pasar maricayya, dan pasar pannampu paling dominan adalah sepeda motor dan jalan kaki. Bentuk distribusi moda transportasi karyawan untuk pasar terong, pasar butung, pasar pabaeng-baeng, pasar maricayya, dan pasar pannampu paling dominan adalah sepeda motor, jalan kaki, dan pete-pete. Pasar daya paling dominan adalah sepeda motor, jalan kaki, pete-pete, dan ojek. Analisis uji Chi Square menunjukkan untuk ke enam pasar karakteristik jarak dan waktu tempuh memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan moda. Sedangkan karakteristik jenis kelamin, usia, dan waktu berangkat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan moda. Kata Kunci : Pasar Tradisional, Rantai Perjalanan, Moda Perjalanan, Uji Chi - Square. Abstract: The process of meeting the needs (work) give the movement from the original location to the destination and then go back again to the original location. Chain route become one of the main factors that always are considered everyoneto do the traveling.there are some purposes of this research. We can know pattern of the most dominant way chain, analyze the distribution type or pattern of transportation by the dominant drive chain and analyze the relationship between characteristics and mode of transportation that used by sellers in traditional market in Makassar. The data is used in this research such secondary data that obtained from related institutions and primary data is obtained from randomly questioners of as many as 1115 samples of owner shops that consist of 234 samples for Terong Market, 256 samples fordaya Market, 259 samples for Butung Market, 119 samples for Pa'baeng-Baeng Market, 108 samples for Maricayya Market and 139 samples for Pannampu Market.The analytical method used was the Chi - Square exeriment by using SPSS16.0 program. There are 10 ways of chain pattern, but the most dominant pattern is Houses Market - Houses. The distribution form of modetransportation from the owner of shops in Terong Market and Daya market are motorcycle, car and walking. In Butung market, motorcycle, car, and public transportation are more dominant. Pabaeng-baengmarket, maricayya market, and pannampu market, motorcycle and on foot are more dominant. Distribution form of employees transportation mode interong market, Butung market, Pabaeng-baeng market, maricayya market, and pannampu market thatmore dominant are motorcycle, walking and public transportation. Motorcycle, walking and public transportationare more dominant in Daya market. Analysis of Chi Square experimentshows the significant impact for mode selection of distance and time leaving in six markets.however the characteristics of gender, age, and time of departure was not given a significant influence in the modeselection. Keywords: Traditional Market, Chain Route, Mode Route, Chi Square Test. 1 Lecturer Department of Civil Engineering Faculty of Engineering, UNHAS 1 Dosen Department of Civil Engineering Faculty of Engineering, UNHAS 2 Students of Civil Engineering Department, Faculty of Engineering Unhas

PENDAHULUAN Pergerakan masyarakat berawal dari suatu zona asal ke zona tujuan.seperti kita ketahui, pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang biasanya harus dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, keluarga maupun untuk liburan. Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kita mempunyai dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportasi atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda transportasi biasanya berjarak pendek (1-2 km), sedangkan pergerakan dengan moda transportasi berjarak sedang atau jauh. Jenis moda transportasi yang digunakan juga sangat beragam, seperti mobil pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, becak bermotor, pesawat terbang dan kapal laut. PASAR TRADISIONAL Pasar Tradisional adalah Pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan melalui proses jual beli barang dagangan dengan tawar menawar. RANTAI PERJALANAN Rantai perjalanan didefinisikan sebagai siklus antara keberangkatan dari dan kemudian kembali ke tempat tinggal, termasuk semua perjalanan dengan berbagai tujuan yang telah terjadi di antara keberangkatan dan kedatangan, misalnya pulang sekolah kerja penitipan bayi - rumah. Selain siklus ini, siklus keberangkatan dari tempat bekerja dan kedatangan kembali ke tempat bekerja (misalnya bekerja belanja - kerja) merupakan bagian dari rantai perjalanan (Belgian Public Planning Service Science Policy, 2003). MODA TRANSPORTASI DALAM RANTAI PERJALANAN Moda transportasi adalah sarana dimana orang dan barang melakukan mobilitas. Moda transportasi harus termasuk ke dalam salah satu dari tiga tipe dasar, tergantung pada dimana moda tersebut berjalan, yaitu darat (jalan, rel, dan saluran pipa), air (perkapalan), dan udara. Setiap moda ini ditandai oleh rangkaian karakteristik teknis, operasional, dan komersial. Analisis menunjukkan bahwa masing-masing moda memiliki karakteristik operasional, keuntungan, dan komersial. Namun, permintaan saat ini dipengaruhi oleh sistem transportasi terintegrasi yang memerlukan fleksibilitas maksimum. Akibatnya, kompetisi moda angkutan terjadi di berbagai tingkat dan memiliki berbagai dimensi. Moda angkutan dapat bersaing atau saling melengkapi satu sama lain dalam hal biaya, kecepatan, aksesibilitas, frekuensi, keselamatan, atau kenyamanan (Slack et al., 2000). METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 hingga 20 Oktober 2013. Lokasi penelitian dilakukan pada 4 lokasi antara lain : 1. Pasar Terong terletak di Jl. Gunung Bawakaraeng. 2. Pasar Daya terletak di Jl. Pasar Daya Baru. 3. Pasar Butung terletak di Jl. Butung. 4. Pasar Pabaeng-baeng terletak di Jl. Sultan Alauddin. 5. Pasar Maricayya terletak di Jl. Veteran Selatan. 6. Pasar Pannampu terleteak di Jl. Tinumbu. Data primer adalah data yang diperoleh langsung peneliti dari lokasi penelitian. Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara acak kepada sejumlah penjual pasar tradisional.format kuisioner telah disusun

sedemikian rupa sehingga mudah untuk dipahami dan dijawab. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari badan/instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian yang dilakuakan. Pengambilan dan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mendatangi instansi yang terkait dengan data-data yang diperlukan. Data-data tersebut adalah data kios dan denah pasar dari PD Pasar. Salah satu cara menentukan besaran sampel yang memenuhi hitungan itu adalah yang dirumuskan oleh Slovin (Sevilla et. al., 1960), sebagai berikut: ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. 1. Chi-kuadrat Digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa vaktor atau mngevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau tidak. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pemilik Kios 1.1. Jenis kelamin dimana n : jumlah sampel N : jumlah populasi e : batas toleransi kesalahan (error tolerance) Tabel 1. Jumlah populasi dan sampel pemilik kios dan karyawan pasar tradisional di Kota Makassar : Pasar Tradisional Pemilik Kios Karyawan Populasi Sampel Populasi Sampel Terong 562 234 571 235 Daya 646 256 574 224 Butung 734 259 1096 293 Pabaengbaeng 172 119 94 76 Maricayya 144 108 35 33 Pannampu 246 139 51 45 Total 2504 1115 2421 906 Dalam menganalisis dalam beberapa tahapan uji statistik harus dilakukan agar hasil analisis yang dihasilkan dinyatakan absah, yaitu : 1. Jenis Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang di gunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat Gambar 1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pemilik kios didominasi oleh laki-laki dan paling banyak pada pasar daya sebanyak 138 orang. 1.2. Usia Gambar 2. Karakteristik Berdasarkan Usia Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pemilik kios didominasi oleh usia antara 30-40 tahun dan paling banyak pada Pasar Daya sebanyak 128 orang.

Tabel 2. Pola Rantai Perjalanan : No. Pola rantai perjalanan PASAR terong daya butung pabaengbaeng maricayya pannampu 1 rumah - pasar - rumah 216 250 245 103 107 139 2 Tempat lain - pasar - rumah 3 0 5 16 1 0 3 rumah - pasar - tempat lain 2 1 5 0 0 0 4 rumah - pasar - Tempat makan 3 4 0 0 0 0 5 rumah - pasar - rumah kerabat 4 0 2 0 0 0 6 rumah kerabat - pasar - rumah 3 0 0 0 0 0 7 Tempat makan - pasar - rumah 1 0 1 0 0 0 8 Tempat lain - pasar - tempat lain 0 1 1 0 0 0 9 r.kerabat - pasar - r.kerabat 1 0 0 0 0 0 10 t4 lain - pasar - r.kerabat 1 0 0 0 0 0 Total 234 256 259 119 108 139 Pada tabel 2 menunjukkan pola rantai perjalanan paling dominan adalah rumah pasar rumah dengan jumlah pemilik kios pada pasar Terong sebanyak 216 orang, pasar Daya 250 orang, pasar Butung sebanyak 245 orang, pasar Pa baeng-baeng sebanyak 103 orang, pasar Maricayya sebanyak 107 orang dan pasar Pannampu sebanyak 139 orang. Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa sepeda motor moda yang paling dominan dan paling banyak pada Pasar Terong sebanyak 185 orang. 1.4. Jarak 1.3. Moda transportasi Gambar 4. Karakteristik Berdasarkan Jarak Gambar 3. Karakteristik Berdasarkan Moda Transportasi Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa jarak paling dominan antara 1000-5000 m dan paling banyak pada Pasar Daya sebanyak 127 orang.

1.5. Waktu Perjalanan 2. Karyawan 2.1. Jenis kelamin Gambar 7. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 5. Karakteristik Berdasarkan Waktu Perjalanan Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa waktu perjalanan dominan antara 16-20 menit dan paling banyak pada Pasar Terong sebanyak 64 orang. Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa karyawan didominasi oleh wanita dan paling banyak pada Pasar Butung sebanyak 205 orang. 2.2. Usia 1.6. Waktu Keberangkatan Gambar 8. Karakteristik Berdasarkan Usia Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa karyawan didominasi oleh usia 21-25 tahun dan paling banyak pada Pasar Terong sebanyak 108 orang. Gambar 6. Karakteristik Berdasarkan Waktu Keberangkatan Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa waktu keberangkatan dominan antara 08.00-09.00 dan paling banyak pada Pasar Butung sebanyak 172 orang.

Tabel 3. Pola rantai perjalanan : No. Pola rantai perjalanan PASAR terong daya butung pabaengbaeng maricayya pannampu 1 rumah - pasar - rumah 209 213 266 76 33 45 2 rumah - pasar - tempat lain 14 0 11 0 0 0 3 Tempat lain - pasar - tempat lain 0 8 7 0 0 0 4 rumah - pasar - rumah kerabat 6 1 1 0 0 0 5 rumah - pasar - Tempat makan 1 0 7 0 0 0 6 r.kerabat - pasar - r.kerabat 4 0 0 0 0 0 7 t4 lain - pasar - t4 makan 0 1 0 0 0 0 8 t4 lain - pasar - r.kerabat 0 1 0 0 0 0 9 Tempat makan - pasar - rumah 0 0 1 0 0 0 10 Tempat lain - pasar - rumah 1 0 0 0 0 0 Total 235 224 293 76 33 45 Berdasarkan Tabel 3 diatas karyawan pasar tradisional Kota Makassar menunjukkan pola rantai perjalanan yang paling dominan adalah rumah pasar rumah dengan jumlah karyawan kios pada pasar Terong sebanyak 209 orang, pasar Daya 213 orang, pasar Butung sebanyak 266 orang, pasar Pa baeng-baeng sebanyak 76 orang, pasar Maricayya sebanyak 33 orang dan pasar Pannampu sebanyak 45 orang. Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa sepeda motor adalah moda transportasi yang paling dominan dan paling banyak pada Pasar Butung sebanyak 167 orang. 2.4. Jarak 2.3. Moda transportasi Gambar 10. Karakteristik Berdasarkan Jarak Pada Gambar 10 menunjukkan bahwa jarak paling dominan antara 1000-5000 m dan paling banyak pada Pasar Butung sebanyak 116 orang. Gambar 9. Karakteristik Berdasarkan Moda Transportasi

2.5. Waktu perjalanan Gambar 11. Karakteristik Berdasarkan Waktu Perjalanan Pada Gambar 11 menunjukkan bahwa waktu perjalanan paling dominan antara 11-15 menit dan paling banyak pada Pasar Daya sebanyak 75 orang. 2.6. Waktu Keberangkatan seluruhnya (N) atau grand total yang terletak pada sudut kanan tabel kontingensi. Berdasarkan perhitungan nilai ekspektasi yang memenuhi untuk dilakukan uji chi-square terdapat dalam tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Nilai Ekspektasi Yang Memenuhi Syarat Uji Chi - Square Untuk Pemilik Kios : Pasar Tradisional Jala n kaki sepe da Beca k Moda Becak motor Oje k Mi kro let Mo tor Mo bil Terong Daya Butung Pabaengbaeng Maricayya Pannampu Untuk melihat secara visual moda yang memenuhi syarat untuk tiap pasar digambarkan pada Gambar 4.13 berikut ini : Gambar 12. Karakteristik Berdasarkan Waktu Keberangkatan Pada Gambar 12 menunjukkan bahwa waktu keberangkatan dominan antara 07.00-08.00 dan paling banyak pada Pasar Daya sebanyak 163 orang. Nilai Ekspektasi Nilai ekspektasi adalah nilai yang kita harapkan terjadi sesuai dengan hipotesis penelitian. Nilai ekspektasi dapat dihitung dengan perkalian antara nilai marginal kolom dan baris yang bersangkutan dibagi dengan jumlah Pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.13 memperlihatkan moda yang paling dominan untuk pemilik kios adalah sepeda motor, jalan kaki, mobil dan pete-pete.

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Nilai Ekspektasi Yang Memenuhi Syarat Uji Chi - Square Untuk Karyawan : Pasar Tradisional Jala n kaki sep eda Be cak Becak motor Moda Oje k Mikr olet Mo tor Mo bil Terong Daya Butung Pabaengbaeng Maricayya Pannampu Untuk melihat secara visual moda yang memenuhi syarat untuk tiap pasar digambarkan pada Gambar 4.14 berikut ini : Pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.14 memperlihatkan moda yang memenuhi untuk karyawan adalah sepeda motor, jalan kaki, pete-pete, dan ojek. Uji Chi - Square Pada pengujian ini, aturan keputusan adalah : 1. Jika jika nilai Chi Square (X 2 ) hitung Chi Square tabel dan nilai signifikan (pvalue) > 0,05 maka (H 0 ) diterima. 2. Jika Jika jika nilai Chi Square (X 2 ) hitung Chi Square tabel dan nilai signifikan (p-value) < 0,05 maka Ho ditolak. Berikut ini disajikan hasil uji Chi Square hubungan antara pemilihan moda dengan jenis kelamin, usia dan jarak untuk pemilik kios pada tabel 4.7 : Tabel 4.7. Hasil uji hubungan : Karakteristik Pasar Jenis Waktu Waktu Tradisional Usia Jarak kelamin berangkat tempuh Terong Daya Butung Pabaengbaeng Maricayya Pannampu Pada tabel 4.7 terlihat bahwa keenam pasar tradisional menunjukkan hubungan untuk karakteristik waktu berangkat dan waktu tempuh mempengaruhi pemilihan moda oleh pemilik kios. Pasar Terong dominan menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh antara 500 1000 m dan waktu tempuh antara 16 30 menit. Pasar Daya dan Butung dominan menggunakan sepeda motor dan mobil dengan jarak tempuh antara 1000 5000 dan waktu tempuh antara 16 30 menit. Pasar Pa baengbaeng dominan menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh antara 1000-5000 m dan waktu tempuh antara 5 15 menit. Pasar Maricayya dominan menggunakan sepeda motor dan jalan kaki dengan jarak tempuh <200 m dan waktu tempuh antara 5 15 menit. Pasar Pannampu dominan jalan kaki dengan jarak tempuh <200 m dan waktu tempuh antara 5 15 menit. Berikut ini disajikan hasil uji Chi Square hubungan antara pemilihan moda dengan jenis kelamin, usia dan jarak untuk karyawan pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9. Hasil uji hubungan : Karakteristik Pasar Jenis Waktu Waktu Tradisional Usia Jarak kelamin berangkat tempuh Terong Daya Butung Pabaengbaeng Maricayya Pannampu Pada tabel 4.9 terlihat bahwa hubungan untuk karakteristik waktu berangkat dan waktu tempuh mempengaruhi pemilihan moda oleh karyawan. Pasar Terong dominan menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh antara 200-500 m dan waktu tempuh antara 5 15 menit. Pasar Daya dominan menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh antara 500 1000 m dan waktu tempuh antara 5-15 menit. Pasar Butung dominan menggunakan sepeda motor dan mobil dengan jarak tempuh antara 1000 5000 dan waktu tempuh antara 5-15 menit. Pasar Pa baeng-baeng dominan menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh antara 200-500 m dan waktu tempuh antara 5 15 menit. Pasar Maricayya dominan menggunakan sepeda motor dan jalan kaki dengan jarak tempuh <200 m. Pasar Pannampu dominan jalan kaki dengan waktu tempuh antara 5 15 menit. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Karakteristik penjual pasar tradisional di Kota Makassar sebagai berikut : Pemilik Kios : a. Pemilik kios didominasi oleh lakilaki. b. Usia paling dominan antara 30-40 tahun. c. Pola rantai perjalanan paling dominan adalah pola rumah pasar rumah Karyawan : a. Karyawan didominasi oleh wanita. b. Usia karyawan paling dominan antara 21 25 tahun. c. Pola rantai perjalanan paling dominan adalah pola rumah pasar rumah 2) a. Bentuk distribusi moda transportasi pemilik kios untuk pasar terong dan pasar daya paling dominan adalah sepeda motor, jalan kaki, dan mobil. Pasar butung paling dominan adalah sepeda motor, mobil, dan pete-pete. Pasar pabaeng-baeng, pasar maricayya, dan pasar pannampu paling dominan adalah sepeda motor dan jalan kaki. b. Bentuk distribusi moda transportasi karyawan untuk pasar terong, pasar butung, pasar pabaeng-baeng, pasar maricayya, dan pasar pannampu paling dominan adalah sepeda motor, jalan kaki, dan pete-pete. Pasar daya paling dominan adalah sepeda motor, jalan kaki, pete-pete, dan ojek. 3) Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukkan untuk ke enam pasar karakteristik jarak dan waktu tempuh memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan moda. Sedangkan karakteristik jenis kelamin, usia, dan waktu berangkat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan moda. Saran : 1. Diperlukan penganalisaan dengan metode analisis yang berbeda agar dapat menjelaskan lebih menyeluruh terhadap objek penelitian. 2. Diperlukan kerja sama yang baik antara Peneliti dan Responden agar memperoleh data yang baik. 3. Diharapkan kekurangan pada penelitian ini dapat menjadi perbaikan pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA Active Society Institute (AcSI). 2009. Laporan Penelitian Studi Etnografi dan Observasi Pasar-Pasar Lokal di Tengah Pertumbuhan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kota Makassar. Makassar Amirin, Tatang M. 2011. Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel rumus Slovin. From Tatangmanguny.wordpress.com. di akses 20 November 2013 Tamin, O.Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi II. Penerbit ITB. Bandung. Wahyuddin, A., Ramli, M.I., Pasra, M., 2013, Analisa Karakteristik Tarikan Pergerakan Pengunjung Pasar terong di Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin. Makassar. Lestarini, Wiji. 2007. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja. Tesis. Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang. Republik Indonesia. 2009. Peraturan daerah Kota Makassar Nomor 15 Tentang Perlindungan, pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan pasar Modern Di Kota Makassar. Ramdhanni M. Riza. 2010. Eksplorasi Pola Rantai Perjalanan Pengguna Angkutan Publik Di Kota Bandung. Prosiding Simposium XIII Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi. Universitas Katolik Soegija Pranata. Semarang. Sarwono, Jonathan., Budiono, Herlina. 2012. Statistik Terapan Aplikasi Untuk Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi Menggunakan SPSS, Amos dan Excel. Penerbit PT. Alex Media Komputindo. Jakarta. Sunyoto, Danang. 2012. Statistika Induktif Untuk Penelitian Ekonomi Dan Bisnis. PT Buku Seru. Yogyakarta.