PERBEDAAN KEMAMPUAN MELAKUKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL ANTARA SISWA BOARDING DAN NON BOARDING KELA X MIA MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT INFERIORITAS SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGUTER SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Oleh : Hesti Karmila Wulandari NIM :

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang

Oleh: HESTI NUFRIDA A

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

B. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka mengumpulkan data penelitian, penulis mengambil tempat dan waktu penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang strategis bagi pendidikan karena jauh dari kebisingan dan

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN OUTBOND

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB III METODE PENELITIAN

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRAK. : Ice breaking, Motivasi diri siswa dalam mengikuti pelajaran. matematika

Agus Kuntoro NIM: Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dan analisis menggunakan statistik. subjek dari mana data dapat diperoleh. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi).

BAB III METODE PENELITIAN. situasi tertentu sebagaimana adanya secara sistematis, aktual, dan akurat.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEDEKATAN EMOSIONAL ORANGTUA DENGAN PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (campuran). Dimana ada dua jenis data yang nantinya digunakan dan diolah

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

MINAT BERWIRAUSAHA LULUSAN SMA/SMK/MA DITINJAU DARI PELUANG USAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA DI KELURAHAN MLESE KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PERKEMBANGAN BAKAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG MEDIA SOSIAL TERHADAP PEMAHAMAN ETIKA BERKOMUNIKASI DIMEDIA SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERBEDAAN KEMAMPUAN MELAKUKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL ANTARA SISWA BOARDING DAN NON BOARDING KELA X MIA MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Siti Nur Nashibah (11500054) Pembimbing : Lydia Ersta K Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah menegetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan salam melakukan hubungan Interpersonal antara siswa boarding dan non boarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa kelas X MIA MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 111 siswa.sampel diambil dengan Disproportionate Stratified Random Sampling sejumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik kuesioner untuk mengumpulkan data tentang variabel kemampuan melakukan hubungan interpersonal antara siswa boarding dan non boarding dandokumentasi untuk memperoleh data terkait nama, kelas, dan jumlah siswa kelas X MIA MAN 2 Surakarta. Teknik analisis data menggunakan t-test Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung yaitu sebesar 3,179 selanjutnya nilai t hitung dikonsultasikan dengan t tabel t-test dengan d.b = 30 dan taraf signifikansi 5% = 2,042 dan 1% = 2,750. Berarti t hitung > t tabel atau 2,040 < 3,179 > 2,750.Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada perbedaan kemampuan melakukan hubungan interpersonal antara siswa boarding dan non boarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 terbukti kebenarannya. Kata kunci: kemampuan melakukan hubungan interpersonal siswa boarding, non boarding 1

2 PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial. Hal tersebut mengandung arti bahwa sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan tersebut salah satunya adalah berkomunikasi. Berkomunikasi dengan baik memang tidak semudah yang kita bayangkan ketika sedang berbicara dengan lawan, kita harus mengetahui dengan siapa kita berkomunikasi. Menurut Dewa Ketut (2010: 2) didalam konteks pembangunan manusia seutuhnya keluarga, sekolah, dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat pendidikan yang akan menumbuhkan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religius. Hubungan sosial yang sangat diperlukan dalam kelompok sosial apapun. Di zaman yang modern ini model sekolah boarding menjadi pilihan orang tua dalam menempatkan pendidikan anak. Pada dasarnya sekolah Boarding sama dengan sekolah reguler, namun boarding lebih mengarah ke keagamaan dan diwajibkan tinggal di Asrama, sehingga di harapkan mereka yang yang sekolah di boarding maupun nonboarding mampu mnenjalin hubungan dengan orang lain secara baik. Pada dasarnya siswa SMA merupakan remaja yang sedang berkembang sehingga mempunyai sikap yang ingin menang sendiri. Remaja dalam hal ini ingin merasa bebas sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa ada yang mengganggu, remaja biasanya ingin melakukan hal-hal yang baru bagi kehidupannya. Sehingga banyak terjadi kenakalan remaja yang di pengaruhi karena rendahnya kompetensi hubungan interpersonal dan spiritual/ ilmu agama yang mereka miliki. Kurangnya kontrol diri pada individu juga mempengaruhi munculnya sikap acuh dan seenaknya sendiri dalam berperilaku seperti biacara kotor, membolos, berpacaran, dan masih banyak lainnya. Dalam masa remaja terdapat tugas pengembangan yang harus dipenuhi, antara lain memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih baik dan dewasa antar teman sebaya, kepada yang lebih dewasa/ lebih muda baik laki-laki maupun perempuan.

3 Menurut Pearson (dalam Dian W & Sri F.M, 2012: 2) Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling tergantung satu sama lain menggunakan pola interaksi yang konsisten. Tentu saja hubungan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap satu dengan lainnya. Berdasar hasil pengamatan bahwa siswa kelas X MIA MAN 2 Surakarta banyak siswa nonboarding berperilaku seenaknya sendiri terhadap teman maupun guru, cara berbicara kurang sopan terlontar begitu saja tanpa ada rasa malu sekalipun itu dihadapan Bapak Ibu Guru. Tata krama yang sangat kurang dalam diri individu di pengaruhi pula lingkungan sekitar, tak heran jika mereka yang masuk non boarding lebih sulit di kontrol. Sedangkan mereka yang masuk Boarding kelihatan lebih bertata bicaranya dibanding non boarding karena sebelumnya sudah mempunyai bekal spiritual yang di ajarkan dalam sekolah berasrama. Siswa Boarding lebih mudah di kontrol daripada siswa nonboarding. Namun bukan berarti siswa non boarding tidak bisa menjalin hubungan interpersonal yang baik, tetapi antara siswa boarding dan nonboarding adanya perbedaan dalam melakukan Hubungan Interpersonal, terlihat ketika mereka sedang berbicara dengan teman maupun guru. Berdasarkan penjelasan di atas perlu diteliti tentang, Perbedaan Kemampuan Melakukan Hubunga Interpersonal antara Siswa Boarding dan Non Boarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta Pada Tahun Pelajaran 2014/2015. KAJIAN PUSTAKA dan TUJUAN Teori Menurut Deddy Mulyana (dalam Suranto: 2011: 3) mengatakan, komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun secara nonverbal. Menurut Arni Muhammad (dalam Suranto, 2011: 3) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses petukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang kurang seorang lainnya atau biasanya di

4 antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (komunikasi langsung). Pada komuikasi antarpribadi para komunikator membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar data psikologis. Contoh mengenai hubungan komunikasi antarpribadi meliputi sahabat dan dan kebanyakan suami istri. Dalam situasi ini, para komunikator memiliki banyak informasi mengenai keinginan, kebutuhan, dan nilai-nilai pribadi satu sama lain serta dapat mengembangkan gaya komunikasi yang cocok bagi kedua pihak. Komunikasi diyakini bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial. Maksudnya komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi.artinya komunikasi selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Keduanya memliki peran yang sangat penting dalam proses komunikasi. Ketika komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan kemampuan. Menurut Encyclopedia dari wikipedia yang dikutip oleh Khamdiyah, Boarding School adalah lembaga pendidikan di mana para tidak hanya belajar, tetapi mereka bertempat tinggal dan hidup dan menyatu di lembaga tersebut. Boarding School mengkombinasikan tempat tinggal para siswa di institusi sekolah yang jauh dari rumah dan keluarga mereka dengan diajarkan agama serta pembelajran beberapa mata pelajaran.menurut Fuad Ihsan (2005: 20) sekolah bukan sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan.pembangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tersediannya tenaga kerja yang memadai sebagai produk pendidikan.karena itu perlu dirancang dan dikelola dengan baik. Di dalam, pengelolaan pendidikan islam dengan sistem madrasah merupakan terobosan kultural atas cara pembelajaran individual melalui sistem sorongan dan wetonan. Pengelolaan gaya baru tersebut tampak jelas. Menurut islam tanggung jawab pendidikan islam merupakan tugas tiga institusi pokok pendidikan, yatu orang tua, sekolah, dan masyarakat. Proses pendidikan yang dilakukan oleh ketiga lingkungan ini dapat disimpulkan bahwa secara mental

5 spritual, dasar-dasar pendidikan diletakan oleh keluarga, dan secara akademikkonseptual dikembangkan oleh sekolah sehingga perkembangan anak didik semakin terarah. Istilah madrasah diartiakan sebagai sebuah nama dari lembaga pendidikan yang mengajarkan pengetahuan Islam. Madrasah mengandung arti tempat atau wahana anak mengenyam proses pembelajaran. Secara teknis, madrasah menggambarkan proses pembelajran yang formal tidak berbeda dengan sekolah.pesantren sebagai lembaga Pendidikan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidak perbedaan kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal antara siswa boarding dan nonboarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta tahun 2014/2015 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Surakarta.Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari pertengahan sampai februari awal 2015 Populasi, Sampel dan Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 80). Adapun populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA MAN 2 Surakarta 2014/2015, dengan jumlah siswa sebanyak 111 siswa boarding dan non-boarding. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang ditentukan dengan tehnik tertentu sehingga mempunyai sifat yang sama dengan populasi (Purwanto, 2008: 95). Dari pengertian tersebut sampel yang di ambil 32 responden, yang terdiri 16 responden siswa boarding dan 16 responden siswa non boarding. Menurut Sugiono (2009: 118) bahwa yang dimaksud sampling adalah tehnik pengampbilan sampel, sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknk disproportionate stratified random sampling.

6 Variabel dan Metode Penelitian Variabel ada dua macam yaitu, Variabel bebas (X) dan Variabel Terikat dimana variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah sistem sekolah (Boarding dan Nonboarding), sedangkan variabel terikat (Y) adalah variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan melakukan hubungan interpersenol. Metode pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Menurut Husein Umar ( 2003: 49) angket merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden Menggunakan angket untuk mengungkapkan dan mengumpulkan data tentang kemampaun melakukan Hubungan Interpersonal. Untuk mengukur valid tidaknya item angket dapat dilakukan dengan rumus Product Moment, sedangkan untuk menguji reliabilitas butir soal menggunakan rumus Product Moment Angka Kasar kemudian dimasukan dalam rumus Spearman-Brown. Hasil Uji Coba Instrumen dan Teknik Analisis Data Hasil uji coba angket Hubungan Interpersonal, terdiri dari 31 item pernyataan, semuanya valid. Hasil uji reliabilitas variabel Hubungan Interpersonal diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,964 lebih besar dari 0,60 maka dinyatakan reliabel. Setelah data-data terkumpul dalam menganalisis data ini digunakan rumus Product Moment angka kasar HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil analisis angket Komunikasi Interpersonal Siswa Boarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta, diperoleh nilai tertinggi 136 dan nilai terendah 109, dengan nilai Mean = 125,19 Median =126,00, Modus = 126, dan Standart Devisian = 6,645. Sedangkan hasil analisis angket Komunikasi Interpersonal Non Boarding kelas X MIAMAN 2 Surakarta, diperoleh nilai tertinggi 124 dan nilai

7 terendah 50. Sedangkan nilai Mean = 109,50, Median = 116,50, Modus = 119, Standart Deviasi = 18,587. Pengujian Hipotesis Berdasarkan dari hasil analisi data tentang perbedaan kemampuan melakukan hubungan interpersonal antara sisiwa boarding dan non boarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta, dianalisis dengan statistic t-test diperoleh nilai t hitung yaitu 3,179 selanjutnya nilai t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel pada d.b = N-2 (32-2) 30 dengan taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 2,042 dan 2,750. Tdan diperoleh hasil analisis 2,042< 3,179> 2,750. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Ada Perbedaan Kemampuan dalam Melakukan Hubungan Interpersonal antara Siswa Boarding dan Non Boarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 terbukti kebenarannya. Pembahasan Hasil Analisis Data Hasil penelitian analisis data menunjukan bahwa ada perbedaan siswa boarding dan siswa non-boarding dalam melakukan hubungan Interpersonal. Perbedaan komunikasi interpersonal ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 3,179 > nilai t tabel (2,042 dan 2,750). Perbedaan yang terjadi pada siswa boarding dan non boarding dalam melakukan komunikasi interpersonal, dikarenakan siswa yang boarding dalam kesehariannya selalu menerapkan peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam asrama. Di samping itu bagi siswa boarding senantiasa bersama dengan guru pengasuh yang memberikan pengajaran guna membantu proses pengembangan. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitianini dimungkinkan akan berbeda jika penelitian dilakukan dengan sampel, waktu dan tempat yang berbeda KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan siswa boarding dan siswa non boarding dalam melakukan hubungan interpersonal pada siswa kelas

8 X MIA MAN 2 Surakarta tahun 2014/2015, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan, hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung sebesar 3,179 dengan p-value 0,003 dan 0,005. Nilai t hitung 3,179 tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada d.b = N 2 (32-2) = 30, dengan taraf signifikan 5% = 2,042 dan taraf signifikan 1% = 2,750, yang menunjukkan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel, atas dasar taraf signifikansi 5% maupun 1%. atau (2,042 < 3,179 > 2,750). Dengan demikian hipotesis yang diajukan yaitu: Ada perbedaan kemampuan melakukan hubungan interpersonal anatara siswa boarding dan siswa nonboarding kelas X MIA MAN 2 Surakarta 2014/2015, terbukti kebenarannya. Saran Kepada Guruhendaknya selalu memberikan contoh kepada siswa-siswinya terutama dalam hal melakukan komunikasi interpersonal yang baik, mengingat guru adalah suri toladan bagi siswa-siswinya serta memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswi yang di anggap masih kurang baik dalam hal Komunkasi Interpersonal.Kepada Sepihak sekolah senantiasa memberikan masukan-masukan ataupun pengarahan-pengarahan bagi guru dan para murid secara jelas terutama dalam hal komunikasi interpersonal.kepada Siswa hendaknya mampu mencontoh dan memperhatikan teguran dari guru serta menerima masukan-masukan maupun saran-sarannya, agar komunikasi interpersonalnya dapat terjalin lebih baik

9 DAFTAR PUSTAKA Dewa Ketut Sukardi. 2010. Pengantar Pelakasanaan Program Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Dian dan Fatmawati. 2012. Hubungan Intrpersonal. Jakarta: Salemba Husada Fuad Ihsan. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Husein Umar. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Khamdiyah. 2013. Sistem Boarding School dalam Pendidikan Berkarakter Siswa Kelas VII MTS Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. Purwanto. 2008 Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu